Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM DESAIN TEKSTIL

ANYAMAN SATIN

NAMA : Muhammad Ihsan Damhury

NPM : 15020019

GROUP : 2K1

DOSEN : Dra. Ae Kusna

ASISTEN : 1. A. I. Makki, S.ST., MT.

2. Desti M., S.ST.

KIMIA TEKSTIL

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL

BANDUNG

2016
I. Maksud dan Tujuan
Maksud dari percobaan ini adalah untuk menentukan besar
dekomposisi pada kain contoh uji.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan besar
dekomposisi kain meliputi mengkeret, nomor benang, gramasi, selisih,
dan pola pada kain.
II. Teori Dasar
Pengertian dan karakteristik anyaman satin menurut
ajp03(http://www.ajp03.com/2015/01/mengetahui-tentang-jenis-
anyaman-pada.html) sebagai berikut:

Nama lain biasanya disebut sateen, istilah umum untuk kain


katun dengan anyaman satin 5 gun atau 8 gun disebut satin pakan.
Satinet istilah yang dipakai untuk kain imitasi sutera misalnya dari
bahan katun yang dimerser. Satin istilah yang umum dipakai pada
kain-kain satin yang dibuat dari sutera filamen atau benang sintetis
filamen. Satinettes, dibuat dari benang lusi kapas dan benang
pakan wol. Satijn de chine, dibuat dari benang sutera alam dengan
tetal sedang, belakangan dibuat juga dari benang rayon.
Ciri-ciri dan karakteristik anyaman satin
1. adalah anyaman dasar ketiga
2. dalam 1 raport anyaman, banyak benang lusi = banyak
pakan
3. hanya menonjolkan salah satu efek baik itu lusi atau pakan
pada permukaan kain

1
4. pada anyaman satin dengan efek lusi disebut satin lusi
dengan jumlah tetal lusi > dari pada tetal pakan. Dan
berlaku sebaliknya untuk satin pakan
5. suatu garis tidak begitu tampak menonjol seperti pada
anyaman keper
6. anyaman satin dapat digolongkan dalan 2 golongan yaitu
satin teratur (paling sedikit 5 gun) dan satin tak teratur
(paling sedikit 4 gun)
7. anyaman sating kurang baik untuk kain dengan kontruksi
terbuka dan jarang
8. untuk kain padat anyaman satin lebih sesuai daripada keper
9. kombinasi faktor-faktor kontruksi kain lebih sedikit
digunakan dalam anyaman satin daripada dalam anyaman
keper
10. setiap benang lusi dalam satu raport hanya mempunyai satu
titik silang
Anyaman turunan dari satin menurut
ajp03(http://www.ajp03.com/2015/01/mengetahui-tentang-jenis-
anyaman-pada.html) sebagai berikut:
1. Turunan anyaman satin langsung.
a. Satin diperkuat.
b. Perpanjangan/perluasan titik silang.
c. Anyaman satin dengan 2 angka loncat atau lebih.
d. Pertukaran tempat titik-titik silang.
2. Turunan anyaman satin tidak langsung.
a. Anyaman rip miring
b. Satin-natte (twill hopsack)
c. Satin Kepper

Pengertian tetal benang menurut handuk-qu(http://handuk-


qu.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-tetal-
benang.html#.V_nu6OWLRkg) sebagai berikut:

2
1. Tetal lusi adalah jumlah helai benang lusi setiap panjang
ukuran tertentu diukur kearah lebar kain.
2. Tetal pakan adalah jumlah helai benang pakan setiap ukuran
tertentu diukur kearah panjang kain.
Untuk satuan ukuran biasanya dalam satuan Inch, namun ada
juga yang memakai satuan centimeter.
Tetal Maksimum / TM = 28√Ne
dimana Ne adalah nomor benang
contoh:
Jumlah benang lusi pada 1 inch handuk yang menggunakan
benang Cotton 10s adalah sbb :
TM = 28 √10 = 88.5438.

Pengertian anyaman satin menurut fitline


(https://fitinline.com/article/read/jenis-jenis-anyaman-pada-kain-
tekstil/) sebagai berikut:

Istilah satin berasal dari nama sebuah tempat di Tiongkok yang


disebut “Tsething”. Dalam dunia tekstil satin dapat digunakan
untuk mendeskripsikan bahan kain yang dibuat dari benang
filamen sutera atau sintetis.

1. Anyaman satin hanya menonjolkan salah satu efek pada


permukaan kain, yaitu efek lusi atau efek pakan. Anyaman
satin dengan efek lusi dikenal dengan nama satin lusi,
sedangkan anyaman satin dengan efek pakan biasa disebut
sebagai satin pakan.
2. Anyaman satin dapat digunakan pada semua jenis kain dengan
kontruksi padat, tetapi kurang sesuai jika digunakan untuk kain
dengan kontruksi terbuka atau jarang.
3. Titik-titik silang pada anyaman satin letaknya tersebar dan
tidak bersinggungan satu sama lain.

3
III. Alat dan Bahan
Alat yang dipakai pada percobaan ini adalah :
1. Lup
2. Jarum layar
3. Contoh uji kain
4. Timbangan
5. Penggaris
IV. Cara Kerja
1. Tentukan arah lusi dan pakan daari kain dengan cara berikut:
- Arah lusi sejajar dengan pinggiran kain
- Pada kain biasanya masih dapat dilihat bekas dari sisir yang
lurus
- Arah sisir adalah lusi
- Benang gintir adalah benang lusi
- Untuk kain grey benang lusi selalu dikanji
- Tetal lusi lebih tinggi daripada pakan
2. Tentukan perwakilan dari lusi dan pakan
3. Tentukan pada kain lusi & pakan pertama, begitu juga pada pola.
4. Dengan bantuan kaca pembesar dan jarum amati lusi dan pakan.
5. Lakukan langkah 4 pada benang pakan.

4
6. Apabila efek anyaman sudah berlubang maka berarti satu rapot
anyaman telah dicapai dan dari kertas pola kita dapat menentukan
bagaimana rapot anyaman kain tersebut.
V. Data Percobaan
Berat kain contoh uji (20 x 20)cm = 3,79 gr
Berat 20 helai lusi = 31 mg
Berat 20 helai pakan = 80 mg

Tetal (hl/inch) Panjang (cm)


No
Lusi Pakan Lusi Pakan

1 126 60 20 20
2 122 62 20 20,1
3 120 60 20 20,1
4 121 63 20 20,1
5 120 61 20,1 20
6 20 20
7 20,2 20
8 20,1 19,9
9 20 20
10 20 20
11 19,9 20
12 20 20
13 20,1 19,9
14 20 20,1
15 20 20
16 20 20
17 20 20
18 20 20
19 20 20,1
20 20,1 20,1
Σ 609 306 400,5 400,4
χ 121,8 61,2 20,025 20,02

5
1. Mengkeret
x panjang lusi – panjang kain
ML = × 100 %
x panjang lusi
20,025 – 20
= × 100 %
20,025
= 0,1248%
x panjang pakan – panjang kain
MP = ×100 %
x panjang pakan
20,02 – 20
= ×100 %
20,02
= 0,0999%
2. Nomor Benang
a. Lusi
Σ panjang ( m )
Nm =
berat ( g )
4,005
=
0,031
= 129,19 m/g
b. Pakan
Σ panjang ( m )
Nm =
berat ( g )
4,004
=
0,08
= 50,05 m/g
3. Gramasi
a. Cara penimbangan

Berat kain = Berat CU x ( 10020 cm×


cm× 20 cm )
100 cm

= Berat CU x 25
= 3,79 x 25
= 94,75 gr
b. Cara perhitungan

Berat lusi =
Tetal lusi ( cmhl ) × pjg kain×lbr kain × 100−
100
M
Nm

6
121,8 100
× 100 ×100 ×
= 2,54 100−0,1248 %
129,19 ×100
480075,4
=
12919
= 37,16 gr
Berat pakan =

Tetal lusi ( cmhl ) × pjg kain ×lbr kain× 100−


100
M
Nm
61,2 100
×100 ×100 ×
= 2,54 100−0,0999 %
50,05× 100
241116,8
=
5005
= 48,1752 gr
Berat kain = lusi + pakan
= 37,16 + 48,1752
= 85,3352 gr
Bb – Bk
4. Selisih = ×100 %
Bb
94,75 – 85,3352
= × 100 %
94,75
= 9,936%

10 X X X X X X X X SATIN

9 X X X X X X X X 5V3

P 8 X X X X X X X X

A 7 X X X X X X X X

K 6 X X X X X X X X

A 5 X X X X X X X X

7
N 4 X X X X X X X X

3 X X X X X X X X

2 X X X X X X X X

1 X X X X X X X X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

L U S I

Kain

VI. Diskusi
Pada percobaan ini didapat selisih yang lumayan besar yaitu
9,936%, hasil ini dihasilkan dari perbandingan antara cara
penimbangan dengan cara perhitungan pada cara penimbangan berat
kain sebesar 94,75 gr sedangkan pada cara perhitungan dari hasil
penjumlahan antara berat pakan dan lusi didapat hasil sebesar 85,1752
gr. Selisih yang besar bisa dikarenakan hasil perhitungan pada nomor
benang yang terlalu besar atau tetal lusi dan pakan yang terlalu kecil,
karena perhitungan awal sangat mempengaruhi terhadap hasil akhir
perhitungan. percobaan ini memiliki banyak sekali kekurangan maka
dari itu ini dilakukan hanya untuk memperkirakan besar mengkeret,
nomor benang, gramasi, dan selisih pada kain. Bentuk anyaman
mempengaruhi terhadap jenis anyaman, jika benang lusi dominan

8
maka disebut satin lusi tetapi ketika benang pakan dominan disebut
satin pakan.
VII. Kesimpulan
Jadi pada percobaan ini didapat hasil sebagai berikut:
1. Besar mengkeret lusi dan pakan yaitu 0,1248% dan 0,0999%
2. Besar nomor benang lusi dan pakan yaitu 129,19 m/g dan 50,05
m/g
3. Besar gramasi kain dengan cara penimbangan sebesar 94,75 gr
sedangkan dengan cara perhitungan sebesar 85,3352 gr
4. Besar selisih kain yaitu 9,936%
5. Jenis satin ini adalah satin 5 v 3 yang didefinisikan seperti berikut:

10 X X X X X X X X SATIN

9 X X X X X X X X 5V3

P 8 X X X X X X X X

A 7 X X X X X X X X

K 6 X X X X X X X X

A 5 X X X X X X X X

N 4 X X X X X X X X

3 X X X X X X X X

2 X X X X X X X X

1 X X X X X X X X

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

L U S I

VIII. Daftar Pustaka

9
http://www.ajp03.com/2015/01/mengetahui-tentang-jenis-anyaman-
pada.html diunduh tanggal 15 Oktober 2016
https://fitinline.com/article/read/jenis-jenis-anyaman-pada-kain-tekstil/
diunduh tanggal 15 Oktober 2016
http://handuk-qu.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-tetal-
benang.html#.V_nu6OWLRkg diunduh tanggal 15 Oktober 2016
http://teddypram.blogspot.co.id/2010_04_01_archive.html diunduh
tanggal 15 Oktober 2016
Jumaeri, Bk.Teks, dkk., Desain Tekstil, Institut Teknologi Tekstil,
Bandung, 1974.

10

Anda mungkin juga menyukai