AYAMAN POLOS
Anyaman dasar dalam disain struktur anyaman terbagi dalam tiga jenis, yaitu:
1. Anyaman polos
Anyaman polos biasa dikenal juga sebagai anyaman flatt, taffeta, dan anyaman
plain.
Dalam industri wol, kainnya disebut kain laken
Dalam industri linen, kainnya disebut kain linen
Dalam inddustri sutera kainnya disebut kain taffeta
Dalm industri kapas, kainnya disebut kain blacu, kain mori, kain combric, kain
kanvas dll
Tetal lusi dan tetal pakan pada anyaman polos mempunyai perpencaran
(range) yang lebih besar daripada dalam anyaman yang lain ( 10 hl/"-200 hl/"
). Demikianpun perpencaran berat kain adalah lebih besar daripada dalam
anyaman lain (0,25 oz/yds2 --- 52 oz/yds2). Anyaman polos lebih sesuai /
mampu untuk diberi rupa (appereance) yang lain dengan jalan mengadakan
ubahan – ubahan desain, baik struktural desain maupun surface desain
dibandingkan dengan anyaman lainnya.
Pada umumnya kain dengan anyaman polos penutupan kainnya (fabric
cover) berkisar pada 25% - 75% Anyaman polos dapat dipakai untuk kain
yang jarang dan tipis (open construction or sheer texture) dengan hasil yang
memuaskan daripada menggunakan anyaman yang lain. Banyak gun yang
digunakan minimum 2 gun, tetapi untuk tetal lusi yang tinggi digunakan 4 gun
atau lebih. Anyaman polos banyak dipakai untuk kain dengan konstruksi
medium dengan fabric cover 51% - 75%. Penutupan lusi dan pakan berkisar
31% - 50%. Jenis kain ini misalnya: kain yang diprint (print cloth) sheetings
dll. Anyaman polos untuk kain padat ( close construction ) , biasanya
menggunakan benang pakan yang lebih besar daripada benang lusi.
V. DATA PERCOBAAN
VI. PERHITUNGAN
1. MENGKERET
𝐱̄ 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐮𝐬𝐢−𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐢𝐧
a. Mengkeret lusi = 𝐱̄ 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒖𝒔𝒊
𝑥 100 %
𝟐𝟏,𝟎𝟑−𝟐𝟎
= 𝟐𝟏,𝟎𝟑
𝑥 100 %
= 4,89%
𝐱̄ 𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐥𝐮𝐬𝐢−𝐩𝐚𝐧𝐣𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐚𝐢𝐧
b. Mengkeret pakan = 𝐱̄ 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒍𝒖𝒔𝒊
𝑥 100 %
20,77−20
= 20,77
𝑥 100 %
= 3,70 %
2. NOMOR BENANG
a. Nomor benang lusi
∑ 𝒑𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝟐𝟎 𝒍𝒖𝒔𝒊 (𝒎)
Nm = 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒕 𝟐𝟎 𝒍𝒖𝒔𝒊 (𝒈𝒓𝒂𝒎)
4,207
= 0,091
= 46,23
Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 46,23
= 27,27
𝟏𝟎𝟎𝟎
Tex =
𝐍𝐦
1000
= 46,23
= 21,63 Tex
𝟗𝟎𝟎𝟎
Td = 𝐍𝐦
9000
=
46,23
= 194,67 denier
= 44,19
Ne1 = 0,59 x Nm
= 0,59 x 44,19
= 26,07
1000
Tex = Nm
1000
= 44,19
= 22,62
9000
Td = Nm
9000
= 44,19
= 203,66
3. BERAT KAIN/ M2
a. cara penimbangan
= 120,75 g
b. Cara perhitungan
LUSI
81
= 2,54
= 31,88 helai/cm
= 68,95 x 1,05
= 72,39 gram
PAKAN
𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛
Tetal pakan (helai/cm) = 2,54
64
=
2,54
= 25,19 helai/cm
𝑡𝑒𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 (ℎ𝑒𝑙𝑎𝑖/𝑐𝑚) 𝑥 𝑝𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑖𝑛 𝑥 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑘𝑎𝑖𝑛 100
Berat lusi = x( )
𝑁𝑚 𝑥 100 100 − 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑘𝑒𝑟𝑒𝑡 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛
25,19 𝑥 100𝑐𝑚 𝑥 100𝑐𝑚 100
= 44,19 𝑥 100
x (100 −3,70)
= 57,00 x 1,03
= 58,71 gram
𝟏𝟑𝟏,𝟏 − 𝟏𝟐𝟎,𝟕𝟓
= 𝟏𝟐𝟎,𝟕𝟓
x 100% = 7,89 %
= 81 helai/inchi
1
dw = 28
√𝑁𝑒1
1
= 28
√27,27
= 0,006
1
df = 28
√𝑁𝑒1
1
= 28
√26,07
= 0,007
Cw = nw x dw
= 81 x 0,006
= 0,486
Cf = nf x dn
= 64 x 0,007
= 0,448
Setelah dilakukan berbagai pengujian terhadap kain uji, hasil yang didapatkan
ialah kain mempunyai anyaman polos dengan ciri-ciri lusi naik satu kemudian
pakan yang naik satu. Setelah ditiras panjang benang pakan dan lusi dari contoh
kain tersebut ternyata lebih panjang dari kain uji dikarenakan efek dari anyaman
kain tersebut yang dinamakan mengkeret. Dilihat dari data hasil pengamatan
tetal lusi lebih besar dibandingkan dengan tetal pakan begitu pula dengan
pertambahan panjang benang lusi lebih tinggi dibandingkan dengan
pertambahan panjang benang pakan setelah di tiras. Mengkeret dari lusi lebi
tingggi dibandingkan dengan mengkeret pakan kemudian berat kain per meter
persegi dengan cara penimbangan dengan cara perhitungan terdapat perbedaan
hasil dimana berat kain per meter persegi dengan cara penimbangan lebih ringan
dibandingkan dengan cara perhitungan dengan selisih mencapai 7,89%.
Hal tepenting dalam pengujian ini adalah harus memperhatikan dengan baik
bagian mana yang merupakan lusi dan bagian mana yang merupakan pakan
juga keringat yang menempel pada kain uji saat pengujian berlangsung karena
akan sangat mempengaruhi berat dari kain uji tersebut. Kemudian dalam
menghitung tetal lusi dengan menggunakan loupe atau kaca pembesar harus
dengan teliti dan dilakukan lebih dari satu kali agar mendapatkan hasil rata-rata
dan apabila mempunyai gangguan dengan penglihatan dapat dilakukan dengan
menyiapkan kain uji dengan ukuran 1x1 inchi kemudian ditiras, maka dapatlah
tetal lusi dan pakannya namun haus diperhatikan pula mana bagian lusi dan
pakan.
P10
P9
P8
P7
P6
P5
P4
P3
P2
P1
L1 L2 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 L10
DAFTAR PUSTAKA
Destianny,annisa. Fabric technologist: anyaman polos
http://fabrictechnologist.blogspot.co.id/2016/02/anyaman-polos.html
Rohmah, siti & giarto.Bahan ajar Praktikum Desain Tekstil. 2013. Bandung