Anda di halaman 1dari 10

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No.

bidang
TEKNIK

PEMODELAN COUPLING CAPACITOR dan WAVE TRAP


PADA SISTEM KOMUNIKASI JALA-JALA LISTRIK TEGANGAN TINGGI

BUDI HERDIANA
Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Komputer Indonesia

Berkembangnya jaringan gardu induk guna memenuhi kebutuhan masyarakat


sebagai konsumen diperlukan fasilitas sistem komunikasi via jala-jala listrik
yang disebut power line carrier (PLC) sebagai penunjang pelaksanan operasion-
al sistem tenaga listrik terutama dalam proses pengiriman data informasi
disamping untuk keperluan utama yaitu distribusi tenaga listrik. Alokasi frekuen-
si sistem komunikasi ini diantara frekuensi 50 Hz - 500 kHz. Alasan utama alo-
kasi frekuensi ini digunakan karena tidak banyak digunakan sehingga diharap-
kan tidak akan mengganggu dan terganggu oleh sistem komunikasi lainnya
sebab media transmisinya khusus memanfaatkan saluran tegangan tinggi.
Salah satu peralatan utama pada sistem komunikasi PLC ini adalah wave trap
dan coupling capasitor dengan beberapa fungsi dan sifat kerja yaitu wave trap
memiliki harga impedansi rendah terhadap frekuensi jala-jala serta memiliki
impedansi besar untuk frekuensi pembawa informasi. Sedangkan coupling ca-
pasitor memiliki harga impedansi besar terhadap frekuensi jala-jala serta mem-
iliki impedansi kecil ketika berada pada alokasi frekuensi pembawa informasi.
Karena itu perhitungan-perhitungan nilai reaktansi induktf dan kapasitif ter-
hadap frekuensi kerja pada peralatan wave trap dan coupling capasitor memba-
wa pengaruh besar terhadap nilai impedansi dan kinerja system komunikasi
PLC ini. Kemudian pengaruh peralatan ini dapat menghasilkan koordinasi yang
optimal dalam pengamatan pusat-pusat beban (GI) dan pusat-pusat pembang-
kit.

Keywords : Wave Trap, Coupling Capasitor, Power Line Carrier, Gardu Induk,
Frekuensi

PENDAHULUAN pengaturan beban ini fungsinya untuk


mengamati dan mengendalikan setiap peru-
bahan-perubahan yang terjadi pada gardu
Kebutuhan manusia akan tenaga listrik dari
induk dalam sistem kelistrikan, seperti lalu
waktu ke waktu terus mengalami perkem-
lintas arus listrik antar gardu induk dan
bangan secara pesat. Sehingga pengem-
pembangkit, pengukuran tegangan, frek-
bangan dan perluasan sistem tenaga listrik
uensi dan daya serta gangguan-gangguan
tersebut sangat diperlukan adanya suatu
yang sering terjadi. Proses pengendalian ini
pengaturan beban sistem tenaga listrik
dapat lakukan secara langsung antara
atau Load Dispatching Centre. Sistem
pusat pengatur beban dengan operator gar-

H a l a ma n 75
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1 Budi Herdiana

du induk dan pengaturan secara otomatis bangkit yang bentuk konfigurasi jaringannya
untuk jarak jauh misalnya proses telemeter- ditunjukan seperti gambar 1 berikut ini [2].
ing, telesinyal, teleproteksi dan telekoman-
do [2].
PLTU

GI.1

Adanya perkembangan pemakaian tenaga


listrik, maka dengan sendirinya beban f1 f2

pemakaian menjadi bertambah sehingga PLTA GI.4

dibutuhkan infrastruktur mesin pembangkit GI.2 GI.3


lebih dari satu buah. Tetapi selanjutnya
dengan mengoperasikan lebih dari satu me-
sin pembangkit dapat menimbulkan masa- f3
lah-masalah terutama dalam koordinasi f4
GI.6
GI.7
yang maksimal dari mesin-mesin pembang- GI.5

kit sendiri. Sehingga untuk melaksanakan f5


tugas-tugas koordinasi tersebut dibutuhkan
sarana sistem telekomunikasi pada setiap Gambar 1. Jaringan Komunikasi pada Pem-
gardu induk dan pembangkit. Adapun sara- bangkit Tenaga Listrik
na telekomunikasi yang digunakan salah
satunya sistem komunikasi menggunakan 1. Metoda Pengkopelan
media jala-jala listrik yang sering disebut
sistem power line carrier (PLC). Pemanfaa- Teknik pengkopelan digunakan untuk
tan jenis komunikasi ini memanfaatkan proses pentransmisian sinyal informasi me-
saluran transmisi tenaga listrik 3 fasa se- lalui jala-jala listrik melalui kawat fasa
bagai medium perambatan sinyal pembawa dengan bantuan peralatan kopling sebagai
informasi yang dikirimkan. penghubung antara tegangan tinggi dengan
tegangan rendah dari sistem PLC serta di
Analisa rangkaian wave trap dan coupling sisi lain digunakan untuk memblok frekuen-
capasitor menjadi hal yang penting disini si jala-jala listrik 50 Hz. Agar sinyal pemba-
karena kedua rangkaian ini merupakan wa yang ditransmisikan dari kedua terminal
komponen-komponen utama system PLC PLC tidak masuk ke peralatan gardu induk,
yang digunakan untuk menyesuaikan maka harus dipasang wave trap yang
perangkat komunikasi pada kedua sisi dilengkapi kondensator penala yang dihub-
pengirim dan penerima antar gardu induk ungkan secara paralel dengan lilitan (coil).
dan pembangkit dengan saluran transmisi Teknik pengkopelan yang umum digunakan
tegangan tinggi sehingga proses kontrol dan dalam sistem PLC terdiri dari 4 macam, yai-
koordinasi dintaranya dapat terwujud. tu kopling fasa ke bumi, kopling 2 kawat
fasa, kopling fasa ke fasa, opling 3 fasa.

a. Kopling Fasa ke Bumi


SISTEM POWER LINE CARRIER
Bentuk pengkopelan ini umumnya banyak
Sistem komunikasi ini disediakan oleh dipakai pada tegangan 70 kV ke bawah.
pihak PLN bertujuan untuk pengiriman Sinyal pembawa informasi ditransmisikan
sinyal data informasi dari suatu gardu induk melalui satu fasa S yang dikopel, sedangkan
ke gardu induk lainnya. Bentuk kebutuhan bagian bumi (ground) digunakan sebagai
komunikasinya dapat berupa pengiriman saluran kembali (return path) dari arus yang
data, telekontrol atau teleproteksi. Sehingga ada. Dua kawat lainnya yaitu R dan T tidak
secara keseluruhan akan membentuk jarin- dipergunakan, sehingga hal ini menjadi nilai
gan komunikasi antar gardu induk dan pem- kelemahan teknik pengkopelan ini yaitu

H a l a m a n 76
Budi Herdiana Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1

Wave Trap

saat terjadi kerusakan atau gangguan pada R


kawat S yang dipakai, maka secara otomatis

Stasion A
mengakibatkan terganggunya komunikasi
Ke Stasion B
S

yang sedang berlangsung dan distribusi


Wave Trap

T
tenaga listrik pada kawat tersebut akan ter-
CC CC
putus. Tetapi peristiwa terputusnya aliran
daya dan tegangan tinggi ini akan dia- Arrester

mankan oleh relai-relai proteksi. Berikut ini


gambaran konfigurasi jenis
pengkopelannya: LMU

R Protective
Wave Trap device

T
Ke Terminal PLC

Coupling Capasitor

Arrester
Gambar 3. Kopling 2 Kawat Fasa
Line Matching Unit

c. Kopling Fasa ke Fasa


Teknik pengkopelan ini dipakai untuk salu-
Ke Terminal PLC
Protective device
ran transmisi yang lebih panjang dan untuk
tegangan saluran tegangan tinggi. Kemudi-
Gambar 2. Kopling Fasa ke Bumi an energi sinyal pembawa informasi
disalurkan melalui 2 kawat fasa dengan
b. Kopling 2 Kawat Fasa baik karena kerugian energi pada kopling
fasa ke fasa ini sangat kecil dibandingkan
Teknik pengkopelan ini mempergunakan 2 dengan 2 teknik pengkopelan sebelumnya.
kawat tegangan tinggi dengan tujuan untuk Wave Trap

memperbaiki keberlangsungan transmisi R

sinyal informasi tanpa terganggu oleh pu-


Stasion A

Ke Stasion B
S

tusnya kawat yang dipergunakannya, yaitu


Wave Trap

apabila salah satu kawat tersebut yang diko- CC CC

pel mengalami gangguan, maka satu kawat


lainnya dapat dipergunakan untuk proses
transmisi sinyal informasi. Pemilihan kawat
Arrester

LMU

fasa yang dipakai biasanya fasa R dan T.


LMU
R

Gambaran konfigurasi jenis pengkopelan ini


Protective
device Protective
device

ditunjukan pada gambar 3 berikut ini:


Ke Terminal PLC

Gambar 4. Kopling Fasa ke Fasa

H a l a ma n 77
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1 Budi Herdiana

d. Kopling 3 Fasa kemungkinan untuk terjadi kegagalan.

Penggunaan metoda 3 fasa ini dapat Kabel listrik juga merupakan sistem terbuka
menghasilkan suatu tingkat redaman san- (open network) dimana sinyal bisa keluar
gat kecil sehingga banyak dipakai pada karena secara tidak langsung jaringan kabel
saluran panjang yang biasanya terdapat listrik merupakan suatu antena sehingga
pada sistem tegangan ekstra tinggi 500 kV. dapat menimbulkan Electo Magnetic
Dalam hal ini perangkat pemancar dan pen- Interference (EMI) yang dapat mengganggu
erima dari suatu sistem PLC dihubungkan sistem komunikasi dimana sinyal dan noise
ke tiga kawat fasa yang berfungsi sebagai dari luar bisa masuk dan sistemnya mudah
sirkit balik atau saluran kembali. Keandalan terganggu[4].
dari metoda kopling 3 fasa ini terlihat
dengan baik jika terjadi gangguan pada sis- PLC sebagai teknologi yang memanfaatkan
tem saluran tenaga. Perbandingan yang saluran listrik untuk menumpangkan sinyal
ada, maka tingkat keandalan metoda ini suara dan data, tentunya dihadapkan pada
lebih baik dari ke 3 teknik kopling sebe- kendala-kendala yang cukup rumit. Hal ini
lumnya. disebabkan berbagai kenyataan bahwa PLC
Wave Trap
mengambil tempat secara langsung pada
Wave Trap
R jaringan kabel jala-jala dimana kebanyakan
dari peralatan listrik dioperasikan, akibatnya
Stasion A

Ke Stasion B
S

level noise pada jaringan akan menjadi


Wave Trap

CC CC CC tinggi. Level noise bergantung pada


PD PD PD sejumlah keadaan, seperti alam dan
sumber-sumber buatan dari radiasi
elektromagnetik, struktur fisik dan
LMU LMU LMU

IMT IMT
IMT
parameter jaringan. Beberapa kendala
aplikasi yang terkait dengan jaringan listrik
IT
R
adalah noise, distorsi, disturbansi dan
R
atenuasi, tentunya keadaan ini akan
mempengaruhi kualitas dari pengiriman
IT

sinyal informasi sehingga diperlukan suatu


solusi pemecahannya yaitu melalui metode
Ke Terminal PLC

Gambar 5. Kopling 3 Fasa modulasi [4].

3. Kapasitor Kopling
2. Kendala Aplikasi PLC
Kedudukan kapasitor kopling dalam sistem
komunikasi PLC adalah sebagai alat
Mengalirnya listrik dalam suatu penghantar
penghubung antara terminal pemancar
dapat menyebabkan terjadi jatuh tegangan
dengan konduktor kawat fasa bertegangan
(Voltage Drop) pada penghantar tersebut,
tinggi dimana sebagai alat penghubungan-
sehingga menyebabkan ketidakstabilan
ya, dipakai sebuah peralatan penyesuai im-
tegangan atau selalu berfluktuasi [1] selain
pedansi dan drain coil. Sifat dari kopling
itu tingkah laku fisik dari jaringan berubah
kapasitor ini berimpedansi rendah terhadap
setiap adanya peralatan yang di on/off.
frekuensi tinggi dan berimpedansi tinggi
Kondisi ini jauh berbeda dengan jalur
terhadap frekuensi rendah, sehingga
telekomunikasi yang dapat kita katakan
kopling kapasitor ini difungsikan untuk mel-
memiliki kestabilan yang kontinyu, sehingga
oloskan frekuensi tinggi yang dihasilkan
lalu lintas suara dan data memiliki sedikit
oleh terminal PLC dan meredam frekuensi

H a l a m a n 78
Budi Herdiana Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1

jala-jala 50 Hz. Tetapi penentuan besar jaringan tenaga listrik yang diambil. Hal ini
kecilnya kopling kapasitor berdasarkan sesuai dengan standar NEMA (National

Tabel 1. Standar Electrical Manucfaturers Publication SG-11

Tegangan Jarak sisi Tegangan


Kapasitas (uF) : 10%
Jaringan tegangan denyut

dan sisi diijinkan


( KV ) Min Max
tegangan ( KV )
46 0,015 33,5 250
69 0.0032 0.01 45 350
115 0.002 0,006 76 550
138 0,0016 0,005 88 650
106 0,0013 0,0043 103 750
230 0,001 0,0030 145 1050
287,5 0,0008 0,00250 177 1300
345 0,00064 0,002 . .

Electrical Manufacturers Assiciation dapat dilihat dari hubungan secara matema-


Standar Publication ) SG-11[4]. tis berikut ini,
Kemudian cara kerja dari kopling kapasitor X L L 2fL
ini ditentukan berdasarkan tahanan kapasi- (1.2)
tor yang dinyatakan oleh hubungan ma-
tematis sebagai berikut: Pemasangan Wave Trap (WT) dihubungkan
secara seri antara gardu induk dan terminal
1 1
Xc PLC dengan saluran transmisi bertegangan
C 2fC tinggi (SUTT). Untuk keperluan ini, ukuran
.(1.1)
Perhitungan nilai tahanan kapasitor dapat wave trap yang umumnya dipergunakan dan
mempengaruhi besar kecilnya kapasitor dan dipasang pada jaringan tenaga listrik adalah
frekuensi yang melalui coupling capasitor 3. sebesar 200A, 400A, 600A, 800A, 2000A,
dan 3500A.
4. Wave Trap L

Tugas utamanya merupakan kebalikan dari


fungsi kerja kapasitor kopling yaitu mem- A
blok frekuensi pembawa informasi yang
akan dipancarkan maupun yang diterima Ke Gardu Induk Ke SUTT
dalam sistem PLC. Sifat dari wave trap ini
kecenderungan berimpedansi rendah untuk TU
meloloskan frekuensi rendah jala-jala 50 Hz
Gambar 6. Rangkaian Wave Trap
yang mengandung energi listrik. Hal ini

H a l a ma n 79
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1 Budi Herdiana

kHz s.d 80 kHz dengan 2 kali modulasi yaitu


Keterangan: di alokasi frekuensi 20 kHz dan 100 kHz.
L : Kumparan utama (L) berfungsi sebagai Kemudian sinyal informasi suara 300 s.d
penyalur arus listrik dari pembangkit ke gar- 3700 Hz dimodulasi oleh frekuensi 20 kHz
du induk. Arrester (A) berfungsi untuk akan menghasilkan 20300 Hz s.d 23700 Hz
mengamankan komponen kumparan utama yaitu untuk daerah frekuensi atas (Upper
dan rangkaian penala pada wave trap dari sideband), sedang pada daerah frekuensi
tegangan berlebih yang mungkin terjadi ka- bawahnya diredam. Sedangkan proses
rena adanya gangguan dalam saluran trans- modulasi untuk daerah frekuensi lainnya
misinya. Tuning Unit (TU) berfungsi untuk dengan frekuensi pembawa 76 kHz dengan
menyediakan harga impedansi berdasarkan sinyal informasi yang sama menghasilkan
kebutuhan dari wave trap, artinya perangkat frekuensi 76300 Hz s.d 79700 Hz yaitu dae-
ini dapat mempengaruhi lebar sempitnya rah frekuensi bawah (Lower Sideband), se-
bandwidth frekuensi kerja sistem PLC. dangkan pada bagian atasnya diredam dan
begitu seterusnya jika menggunakan alokasi
5. Terminal Komunikasi PLC frekuensi pembawa yang lainnya juga.

Terminal PLC terdiri dari perangkat radio Alokasi frekuensi pembawa informasi yang
pemancar dan penerima yang dilengkapi akan ditransmisikan melalui saluran udara
penguat daya pancar. Rata-rata daya pancar tegangan tinggi (SUTT) adalah frekuensi 184
radio PLC ini antara 10 Watt sampai 40 kHz sedangkan frekuensi pilot berkerja di
Watt dengan catu daya DC berkisar antara frekuensi 16 kHz. Di Indonesia sendiri
48 Volt, 24 Volt dan 12 Volt. Tetapi khusus rentang frekuensi yang dimanfaatkan untuk
untuk saluran tegangan tinggi yang panjang komunikasi PLC ini umumnya diantara 50
dan melalui lebih dari satu buah gardu in- kHz s.d 500 kHz karena rentang frekuensi
duk, maka diperlukan daya pancar sebesar ini belum digunakan untuk keperluan yang
16 Watt. lain.

a. Teknik Modulasi b. Karakter SUTT

Teknik modulasi yang digunakan pada Pada saluran tegangan listrik, arus dan te-
komunikasi jenis ini adalah amplitude mod- gangan saluran akan menimbulkan medan
ulasi Single Sideband (SSB). Alokasi pita elektromagnetik pada konduktor kawat
frekuensi kerjanya ditunjukan seperti gam- fasa, dan energi listrik maupun energi dari
bar berikut ini: gelombang pembawa informasi akan
ditransmisikan melalui medan elektromag-
Sinyal Pembawa
100.000 Hz
netik tersebut. Akibatnya sifat saluran akan
berubah sesuai dengan besarnya gelom-
bang pembawa, sedangkan untuk redaman
Sinyal Pembawa
20.000 Hz saluran yang merupakan ukuran kualitas
Medium Frekuensi Frekuensi Tinggi
saluran ditentukan oleh besarnya energi
f (Hz)
yang terjadi pada saluran tersebut yaitu se-
123700
120300
20300

23700

76300

79700
300

16300

19700
7300

bagai fungsi daya yang hilang pada tahanan


dan impedansi karakteristiknya. Sehingga
Gambar 7. Alokasi Frekuensi Kerja PLC [2] nilai induktansi saluran kawat fasa ini dapat
di tentukan berdasarkan data-data yang
Gambar 7 menyatakan bahwa kita diperoleh sebagai berikut [2]:
melakukan proses pengiriman sinyal infor- Diketahui:
masi dengan memakai frekuensi kerja 76 Saluran 3 fasa 50 Hz, 150 kV

H a l a m a n 80
Budi Herdiana Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1

Konduktor ACSR penampang 152 mm2 c. Data Hasil Pengamatan dan Analisis
Luas alumminium 300.000 cmil, lilitan Perhitungan
27/7
Radius efektif 0,7010 m Tabel 2. Struktur Kabel Coaxial Frekuensi
Kapasitas hantar 490 A Tinggi untuk PLC
Karakteristik ketiga kawat fasa 5,33 m

Sehingga harga induktansi dapat ditentukan


dari persamaan [4]:

Jarak ekivalen ( D) 3 5,33 x 5,33 x 10,66


= 6,715 meter
Sedangkan radius rata-rata geometris
(GMR) diperoleh sebesar:
1

r r xe 4

0,7010 x 0,7788
= = 0,738
Nilai induktansi dapat diperoleh dari persa- Tabel 3. Peralatan SSB PLC Terpasang
maan:

7 D
L 2 x 10 ln 1
r x e 4

D
7
= 2 x 10 x ln
r
0,702
7
Henry/ m
0,738
= 2 x 10 x ln
0,702
Henry/ m
0,738
= 0,4711 x log
= 0,710 mH/meter

Jadi induktansi di sepanjang saluran yaitu


sebesar 0,710 m H/meter. 6. Analisa Perhitungan Wave Trap dan Cou-
pling Capasitor

a. Wave Trap

Peralatan ini dipasang seri dengan saluran


tegangan tinggi dengan tujuan untuk mem-
blok agar frekuensi pembawa informasi tid-
ak masuk ke dalan saluran tegangan tinggi

H a l a ma n 81
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1 Budi Herdiana

yang membawa energi listrik sehingga dibu- X L 2fL


tuhkan impedansi wave trap yang dapat
meloloskan frekuensi rendah (listrik) antara X L 2(3,14) x(500.103 ) x(0.814.103 )
50 Hz 60 Hz. Karena itu diperlukan nilai X L 2555,96
resonansi maksimum dari frekuensi kerjan-
ya, maka harga kapasitor perlu dihitung. Pada frekuensi kerja 225 kHz diperoleh :
Asumsikan jika dipasang terminal PLC oleh X L 2fL
PLN dengan frekuensi kerja sebagai berikut:
Transmiter : 96 100 kHz X L 2(3,14) x(225.103 ) x(0.814.103 )
Receiver : 96 104 kHz X L 1150,182
Induktansi WT : 0,2 mH
Pada frekuensi kerja 50 kHz diperoleh :
maka nilai kondensator untuk frekuensi
kerja 100 kHz dapat dicari dari persamaan, X L 2fL
C
1 X L 2(3,14) x(50.103 ) x(0.814.103 )
4 f 2 x L
2
X L 225,596
1
C
4 x (3,14) x (100.103 ) 2 x (0,2.103 )
2

C 12,6 nF Pada frekuensi kerja 50 Hz diperoleh :


Jadi komponen kondensator yang diper-
lukan yaitu 12,6 nF + (1,2nF + 3,5nF). X L 2fL
Kemudian arus pada penghantar (arus nor- X L 2(3,14) x(50) x(0.814.103 )
mal) In dari saluran tegangan tinggi dinya-
takan sebagi hubungan, X L 0,255596
VA
I n ( A) 2.6.2. Coupling Capasitor (CC)
(V )
Analisis perhitungan berdasarkan data Analisis perhitungan Coupling Capasitor di-
lapangan menunjukan sebagai berikut: peroleh data sebagai berikut :
Induktansi wave trap : 0,814 mH CC : 15500 pF
Daya yang diijinkan : 300 mVA Tegangan(V) : 161 Volt
Tegangan energi listrik : 150 kV Type : TECH 161
Frekuensi carrier PLC : 500kHz, 225 kHz, Seri : 9218732
50 kHz, 50 Hz. Frekuensi Pembawa : 50 kHz, 225 kHz,
500kHz.
Analisa perhitungan: Perhitungan untuk harga Xc pada setiap
VA 300mVA frekuensi pembawanya:
I n ( A) 2000A
(V ) 150kV Pada frekuensi kerja 50 kHz diperoleh:
Perhitungan Wave trap diukur dari per-
1 1
bandingan impedansi untuk masing-masing Xc
frekuensi pembawa, diantaranya: 2fC 2 (50) x (15500.1012 )
X c 20645,16
Pada frekuensi kerja 500kHz diperoleh:
Pada frekuensi kerja 225 kHz diperoleh :

H a l a m a n 82
Budi Herdiana Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1

1 1 2. Coupling capasitor memiliki fungsi se-


Xc baliknya dari wave trap yaitu berimped-
2fC 2 (225.103 ) x (15500.1012 ) ansi tinggi untuk frekuensi rendah dan
X c 45,65 berimpedansi rendah untuk frekuensi
tinggi.
Pada frekuensi 500 kHz :
1 1
Xc
2fC 2 (500.10 ) x (15500.1012 )
3 DAFTAR PUSTAKA
X c 20,54 Haefely. 1990. Line Trap For High Frecuen-
cy Carrier Transmision Over High Volt-
Harga rata-rata impedansi Xc dari frekuensi age Line, New Jersey., Prentice Hall.
pembawa PLC adalah:
PLN, P2B, Pusat Pengatur Beban Sistem
Tenaga Listrik Se Jawa , Buku Statis-
205,46 45,65 20,54
90,55 tik Tahunan 1984 / 1985.
3
Kemudian untuk frekuensi 50 Hz, harga Paul, Albert. 1967. Electric Instrumentation
impedansi Xc bernilai besar sehingga secara Fundamental, New York.
nyata bahwa fungsi CC ini kebalikan dari
fungsi wave trap yaitu memblok frekuensi Arismunandar. 1982 Teknik Tenaga
rendah 50 Hz dan CC ini bekerja sebagai Listrik, Jilid II Saluran Transmisi, Ja-
Filter HPF. karta., PT. Pradnya Paramita.

KESIMPULAN

Sistem PLC adalah sistem komunikasi via


jala-jala listrik tegangan tinggi yang di-
manfaatkan untuk menjalankan koordinasi
informasi antara pembangkit ke pusat-pusat
atau gardu induk yang mana salah satu
peralatan utamanya adalah wave trap dan
coupling capasitor. Kedua sifat peralatan ini
mempunyai sifat-sifat antara lain:

1. Wave trap kecenderungan memiliki im-


pedansi rendah terhadap frekuensi 50
Hz dan berimpedansi tinggi pada frek-
uensi tinggi sehingga wave trap ini ber-
fungsi sebagai filter lolos tinggi dan men-
transmisikan frekuensi tinggi.

H a l a ma n 83
Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.14 No. 1 Budi Herdiana

H a l a m a n 84

Anda mungkin juga menyukai