PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Percobaan
Percobaan ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi anion (Cl -, Br-, I-, Fe(CN)63-,
CNS-, NO2-) menggunakan reagen spesifik.
1.2 Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan ini adalah mengidentifikasi anion (Cl -, Br-, Fe(CN)63-, CNS-, NO2-)
menggunakan reagen spesifik. Merode yang digunakan dalam perobaan ini adalah analisis
kualtatif, dimana pada percobaan ini akan dilakukan identifikas anin beradasarkan tingkat
kelarutannya dala pelarut. Percobaan ini diawali dengan mempersiapkan larutan uji yang
mengandung anion-anion tertentu yaitu Cl -, Br-, I-, Fe(CN)63-, CNS-, NO2-. Larutan
dimasukkan kedalam tabung reaksi, lalu ditambahkan larutan yang berperan sebagai reagen
spesidik terhadap anion. Hasil yang diperoleh adalah terbentuknya endapan dan terjadinya
perubahan warna pada larutan. Reaksi-reaksi yang terjadi pada percobaan ini adalah
sebagai berikut:
BAB II
METODELOGI
2.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah bunsen, gelas beker, kaki tiga,
penangas uap air, penjepit tabung, pipet tetes, rak tabung reaksi dan tabung reaksi.
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah ammonium klorida (NH 4Cl),
asam sulfat (H2SO4), besi (III) klorida (FeCl3), kalium bromide (KBr), kalium ferisianida
(K3Fe(CN)6), kalium ferosianida (K4Fe(CN)6), kalium iodide (KI), kalium nitrit (KNO2),
kalium tiosianat (KSCN), merkurium (II) klorida (HgCl2), natrium tiosulfat (Na2S2O3),
natrium klorida (NaCl), perak nitrat (AgNO3) dan tembaga (II) sulfat (CuSO4).
2.2 Prosedur Kerja
2.2.1 Reaksi Terhadap Ion Klorida (Cl-)
Tabung reaksi sebanyak satu buah disiapkan. Larutan natrium klorida (NaCl)
disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi secara kualitatif.
Larutan natrium klorida (NaCl) dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes, lalu
ditambahkan larutan asam sulfat (H2SO4) encer sebanyak 10 tetes. Perubahan yang terjadi
diamati.
2.2.2Reaksi Terhadap Ion Bromida (Br-)
Tabung reaksi sebanyak dua buah disiapkan dan diberi label A dan B. Larutan
kalium bromide (KBr) disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
secara kualitatif. Larutan kalium bromide (KBr) dimasukan ke dalam tabung reaksi A
sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan larutan asam sulfat (H 2SO4) encer sebanyak 10 tetes
pada temperature biasa dan dipanaskan. Larutan kalium bromide (KBr) dimasukan ke
dalam tabung reaksi B sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO 3)
sebanyak 10 tetes.
2.2.3 Reaksi Terhadap Ion Iodida (I-)
Tabung reaksi sebanyak tiga buah disiapkan dan diberi label A, B dan C. Larutan
kalium iodide (KI) disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
secara kualitatif. Larutan kalium iodide (KI) dimasukan ke dalam tabung reaksi A
sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO 3) sebanyak 10 tetes.
Larutan kalium iodide (KI) dimasukan ke dalam tabung reaksi B sebanyak 10 tetes, lalu
ditambahkan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO 4) dan natrium tiosulfat (Na2S2O3) sebanyak
10 tetes. Larutan kalium iodide (KI) dimasukan ke dalam tabung reaksi s ebanyak 10 tetes,
lalu ditambahkan larutan merkurium (II) klorida (HgCl 2) sebanyak 10 tetes, kemudiann
ditambahkan secara berlebihan. Perubahan yang terjadi diamati.
2.2.4 Reaksi Terhadap Ion Ferosianida (Fe(CN)62-)
Tabung reaksi sebanyak dua buah disiapkan dan diberi label A dan B. Larutan
kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing
tabung reaksi secara kualitatif. Larutan kalium ferosianida (K 4Fe(CN)6) dimasukan ke
dalam tabung reaksi A sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO 3)
sebanyak 10 tetes. Larutan kalium ferosianida (K 4Fe(CN)6) dimasukan ke dalam tabung
reaksi B sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan larutan asam sulfat (H 2SO4) encer sebanyak
10 tetes. Perubahan yang terjadi diamati.
2.2.5 Reaksi Terhadap Ion Ferisianida (Fe(CN)6-)
Tabung reaksi sebanyak empat buah disiapkan dan diberi label A, B, C dan D. Larutan
kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi secara kualitatif. Larutan kalium ferisianida (K 3Fe(CN)6) dimasukan ke dalam
tabung reaksi B sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan larutan asam sulfat (H 2SO4) encer
sebanyak 10 tetes. Perubahan yang terjadi diamati. Larutan kalium ferisianida (K 3Fe(CN)6)
dimasukkan ke dalam tabung reaksi B sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan larutan larutan
perak nitrat (AgNO3) sebanyak 10 tetes. Perubahan yang terjadi diamati. Larutan kalium
ferisianida (K3Fe(CN)6) dimasukkan ke dalam tabung reaksi C sebanyak 10 tetes, lalu
ditambahkan larutan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO 4) sebanyak 10 tetes. Larutan kalium
ferisianida (K3Fe(CN)6) dimasukkan ke dalam tabung reaksi D sebanyak 10 tetes, lalu
ditambahkan larutan larutan besi besi (III) klorida (FeCl 3) sebanyak 10 tetes. Perubahan
yang terjadi diamati.
2.2.6 Reaksi Terhadap Ion Tiosiant (SCN-)
Tabung reaksi sebanyak tiga buah disiapkan dan diberi label A, B dan C. Larutan
kalium tiosianat (KSCN) disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung
reaksi secara kualitatif. Larut kalium tiosianat (KSCN) dimasukan ke dalam tabung reaksi
A sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan larutan asam sulfat (H 2SO4) encer sebanyak 10
tetes. Larutan kalium tiosianat (KSCN) dimasukkan ke dalam tabung reaksi B sebanyak
10 tetes, lalu ditambahkan larutan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO 4) sebanyak 10 tetes.
Larutan kalium tiosianat (KSCN) dimasukkan ke dalam tabung reaksi C sebanyak 10 tetes,
lalu ditambahkan larutan larutan besi besi (III) klorida (FeCl 3) sebanyak 10 tetes.
Perubahan yang terjadi diamati.
2.2.7 Reaksi Terhadap Ion Nitrit (NO2-)
Tabung reaksi sebanyak satu buah disiapkan. Larutan kalium nitrit (KNO 2) disiapkan
dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi secara kualitatif. Larutan kalium
nitrit (KNO2) dimasukan ke dalam tabung reaksi A sebanyak 10 tetes, lalu ditambahkan
larutan asam sulfat (H2SO4) encer sebanyak 10 tetes.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ion merupakan sekumpulan atom yang memiliki muatan terdiri atas muatan positif dan
muatan negatif. Ion yang memiliki muatan positif dikenal juga dengan nama kation dan ion
bermuatan negatif dikenal dengan nama anion (Douglas, 2005). Kation merupakan ion-ion yang
memiliki muatan positif pada atomnya, contohnya NH+, K+, Ca+, Mg2+, Cu2+, Mn2+, Mo2+,
H+ dan Zn2+ (Asmana et al, 2017). Kation memiliki sifat umum cenderung asam yang dapat
berperan sebagai donor proton atau akseptor elektron. Tingkat keasaman kation bersifat asam
lemah dan kuat yang dapat mengikat ion-ion dengan muatan negatif atau anion dengan sifat basa
(Priyadi et al, 2014).
Anion merupakan ion-ion yang memiliki muatan negatif pada atom pusatnya atau biasa
seringkali dikenal dengan partikel yang bermuatan negatif (Javidy et al, 2015). Anion
diklasifikasikan menjadi 2 kelas yaitu kelas A dan kelas B berdasarkan reaksi yang terjadi dan
reagen yang digunakan. Kelas A dibagi menjadi 2 subkelas, dimana subkelas (i) akan
melepaskan gas-gas ketika direaksikan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer
sedangkan subkelas (ii) akan melepaskan gas-gas ketika direaksikan dengan asam sulfat pekat.
Kelas B dibagi juga menjadi dua subkelas, dimana subkelas (i) akan terjadi pengendapan saat
direaksikan dan subkelas (ii) akan terjadi reaksi oksidasi dan reduksi di dalam larutan (Svehla,
1979).
Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan menggunakan reagen
spesifik yang dapat diidentifikasikan melalui perubahan warna dan terbentuknya endapan pada
larutan dengan ciri perubahan sesuai dengan sifat kation (Asmah et al, 2020). Analisis anion
penting dilakukan untuk tujuan analisis kualitatif sistematik (Svehla, 1979). Anion yang
digunakan dalam percobaan ini adalah Cl-, Br-, I-, Fe(CN)63-, CNS-, NO2-.
———————————————————————————————————————
Tabung reaksi sebanyak satu buah disiapkan. Larutan natrium klorida (NaCl) disiapkan dan
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi secara kualitatif. Larutan natrium klorida
(NaCl) dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes. Larutan natrium klorida (NaCl)
berwarna bening atau tak berwarna.
Gambar 1. Anion Cl- sebelum direaksi dengan reagen H2SO4
Larutan natrium klorida (NaCl) ditambahkan larutan atau reagen asam sulfat (H2SO4) encer
sebanyak 10 tetes. Tidak terjadi perubahan pada larutan, larutan tetap berwarna bening atau tak
berwarna. Hasil dari reaksi antara natrium klorida (NaCl) dengan reagen asam sulfat (H2SO4)
adalah sebagai berikut:
2NaCl(aq) + H2SO4(aq) —> Na2SO4(aq) + 2HCl(aq)
Menurut Svehla (1979) larutan yang mengandung anion klorida Cl - ketika direaksikan dengan
reagen asam sulfat (H2SO4) akan mengalami penguraian didalam larutan dan terjadinya
pelepasan gas hidrogen klorida (HCl). Hasil reaksi antara natrium klorida (NaCl) dengan asam
sulfat (H2SO4) apabila penguraian terjadi sempurna dapat di identifikasi melalui aroma atau bau
yang dihasilkan dan terbentuk asap putih (Shvela, 1979).
——————————————————————————————————————
Larutan kalium iodide (KI) dimasukan ke dalam tabung reaksi B sebanyak 10 tetes. Larutan
kalium iodida (KI) berwarna bening atau tidak berwarna.
Larutan dan endapan yang dihasilkan berwarna coklat dan akan berubah warna menjadi
berwarna yang mendekati warna putih ketika larutan ditambahkan reagen natrium tiosulfat
(Na2S2O3) (Svehla, 1979). Hasil yang diperoleh dari percobaan sama dengan yang dinyatakan
oleh literatur.
Larutan kalium iodide (KI) dimasukan ke dalam tabung reaksi sebanyak 10 tetes. Larutan kalium
iodida (KI) berwarna bening atau tak berwarna.
—————————————————————————————————————————————————————————————————————
Tabung reaksi sebanyak dua buah disiapkan dan diberi label A dan B. Larutan kalium
ferosianida (K4Fe(CN)6) disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi
secara kualitatif. Larutan kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) dimasukan ke dalam tabung reaksi A
sebanyak 10 tetes. Larutan kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) berwarna kuning sebagai warna
awalnya.
Larutan kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) ditambahkan reagen asam sulfat (H2SO4) encer
sebanyak 10 tetes, kemudian dipanaskan. Larutan mengalami perubahan warna menjadi
berwarna biru. Hasil dari reaksi antara kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) dengan asam sulfat
(H2SO4) sebagai berikut:
Menurut Svehla (1979) larutan yang mengandung ion Fe(CN)62- ketika bereaksi dengan reagen
asam sulfat (H2SO4) akan menghasilkan perubahan warna pada larutan menjadi berwarna biru
prusia berupa. Hasil yang diperoleh dari percobaan sama dengan yang
dinyatakan oleh literatur.
Gambar 12. Anion Fe(CN)62- sesudah ditambahkan dengan reagen H2SO4
———————————————————————————————————————————————————————————————————
———
Larutan kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) dimasukan ke dalam tabung reaksi B sebanyak 10 tetes.
Larutan kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) berwarna kuning bening sebagai warna larutan awal.
Larutan kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) ditambahkan reagen perak nitrat (AgNO 3) sebanyak 10
tetes. Larutan mengalami perubahan warna menjadi berwarna putih dan terbentuk endapan
berwarna putih. Hasil dari reaksi antara kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) dengan reagen perak
nitrat (AgNO3) sebagai berikut:
K4Fe(CN)6(aq) + AgNO3(aq) —>
Menurut Svehla (1979) larutan yang mengandung ion Fe(CN) 62- ketika direaksikan dengan
reagen perak nitrat (AgNO3) akan mengalami perubahan pada larutan yaitu terbentuknya
endapan berwarna putih berupa senyawa perak heksasianoferat (II). Hasil yang diperoleh dari
percobaan sama dengan yang dinyatakan oleh literatur.
———————————————————————————————————————
——
Tabung reaksi sebanyak empat buah disiapkan dan diberi label A, B, C dan D. Larutan kalium
ferisianida (K3Fe(CN)6) disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi secara
kualitatif. Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) dimasukan ke dalam tabung reaksi A
sebanyak 10 tetes. Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) berwarna kuning sebagai warna awal.
Gambar 15. Anion Fe(CN)63- sebelum ditambahkan dengan reagen H2SO4
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) lalu ditambahkan larutan asam sulfat (H 2SO4) encer
sebanyak 10 tetes. Larutan tidak mengalami perubahan, dimana warna larutan tetap berwarna
kuning dan endapan tidak terbentuk. Hasil dari reaksi antara kalium ferisianida (K3Fe(CN)6)
dengan reagen asam sulfat (H2SO4) sebagai berikut:
Menurut …….
———————————————————————————————————————————————————————————————————
——
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) dimasukkan ke dalam tabung reaksi B sebanyak 10 tetes.
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6- ) berwarna kuning sebagai warna
awal.
Gambar 16. Anion Fe(CN)63- sebelum ditambahkan dengan reagen AgNO3
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) lalu ditambahkan larutan perak nitrat (AgNO3) sebanyak
10 tetes. Larutan mengalami perubahan warna menjadi berwarna oren dan terbentuk endapan
berwarna oren. Hasil dari reaksi antara kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) dengan reagen perak
nitrat (AgNO3)sebagai berikut:
Menurut Svehla (1979) larutan yang mengandung ion Fe(CN) 63- ketika direaksikan dengan
reagen yang mengandung ion perak (Ag+) akan menghasilkan suatu endapan yang berwarna
merah-jingga berupa endapan perak heksasianoferat (II). Hasil yang diperoleh dari percobaan
hampir sama dengan yang dinyatakan oleh literatur, namun sedikit berbeda hanya pada
pernyataan praktikkan dalam mengidentifikasi warna pada endapan.
———————————————————————————————————————
———
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) dimasukkan ke dalam tabung reaksi C sebanyak 10 tetes,
lalu ditambahkan larutan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4) sebanyak 10 tetes.
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) lalu ditambahkan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO4)
sebanyak 10 tetes. Larutan mengalami perubahan warna menjadi berwarna coklat dan tidak
terbentuk endapan. Hasil dari reaksi antara kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) dengan reagen
tembaga (II) sulfat (CuSO4) sebagai berikut:
Menurut Svehla (1979) larutan yang mengandung ion Fe(CN) 63- direaksikan dengan reagen yang
mengandung ion tembaga (Cu2+) akan menghasilkan endapan berwarna hijau berupa tembaga (II)
heksasianoferat. Hasil yang diperoleh dari percobaan berbeda dengan yang dinyatakan oleh
literatur. Hasil ini kemungkinan besar berbeda karena disebabkan oleh
……….
Gambar 17. Anion Fe(CN)63- sesudah ditambahkan dengan reagen CuSO4
———————————————————————————————————————
—
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) dimasukkan ke dalam tabung reaksi D sebanyak 10 tetes.
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) berwarna kuning sebagai warna awal.
Larutan kalium ferisianida (K3Fe(CN)6) lalu ditambahkan larutan besi (III) klorida (FeCl3)
sebanyak 10 tetes. Larutan mengalami perubahan warna menjadi berwarna coklat tua dan tidak
terbentuk endapan. Hasil dari reaksi antara kalium ferosianida (K4Fe(CN)6) dengan reagen besi
(III) klorida (FeCl3) sebagai berikut:
Menurut ……..
Gambar 18. Anion Fe(CN)63- sesudah ditambahkan dengan reagen FeCl3
———————————————————————————————————————
———
Tabung reaksi sebanyak tiga buah disiapkan dan diberi label A, B dan C. Larutan kalium
tiosianat (KSCN) disiapkan dan dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi secara
kualitatif. Larut kalium tiosianat (KSCN) dimasukan ke dalam tabung reaksi A sebanyak 10
tetes. Larutan kalium tiosianat (KSCN) berwarna bening atau tak
berwarna sebagai warna larutan awal.
Gambar 20. Anion SCN- sebelum ditambahkan dengan reagen H2SO4 encer
Larutan kalium tiosianat (KSCN) lalu ditambahkan larutan asam sulfat (H2SO4) encer sebanyak
10 tetes. Larutan tidak mengalami perubahan warna dan tidak terbentuk endapan. Hasil dari
reaksi antara kalium tiosianat (KSCN) dengan reagen asam sulfat (H2SO4) encer sebagai berikut:
KSCN(aq) + H2SO4(aq) —>
Menurut ………..
Gambar 21. Anion SCN- setelah ditambahkan dengan reagen H2SO4 encer
———————————————————————————————————————
——
Larutan kalium tiosianat (KSCN) dimasukkan ke dalam tabung reaksi B sebanyak 10 tetes.
Larutan kalium tiosianat (KSCN) berwarna bening atau tak berwarna sebagai warna larutan
awal.
Gambar 22. Anion SCN- sebelum ditambahkan dengan reagen FeCl3
Larutan kalium tiosianat (KSCN) lalu ditambahkan larutan larutan tembaga (II) sulfat (CuSO 4)
sebanyak 10 tetes. Larutan mengalami perubahan warna dari berwarna bening menjadi berwarna
hijau. Hasil dari reaksi antara kalium tiosinat (KSCN) dengan reagen tembaga (II) sulfat (CuSO 4)
adalah sebagai berikut:
Menurut Svehla (1979) larutan yang mengandung ion SCN- ketika direaksikan dengan reagen
tembaga (II) sulfat (CuSO4) akan mengalami perubahan pada larutan dengan warna awal setelah
penambahan adalah berwarna hijau. Larutan yang berwarna hijau ini tidak lama kemudian
terbentuk endapan berupa tembaga (II) tiosianat Cu(SCN)2 yang berwarna hitam. Hasil yang
diperoleh dari percobaan sama dengan yang dinyatakan oleh literatur yaitu larutan berubah
warna menjadi berwarna hijau, namun tidak terdapat endapan berwarna hitam.
——-
Larutan kalium tiosianat (KSCN) dimasukkan ke dalam tabung reaksi C sebanyak 10 tetes.
Larutan kalium tiosianat (KSCN) berwarna bening atau tak berwarna sebagai warna larutan
awal.
Larutan kalium tiosianat (KSCN) lalu ditambahkan larutan besi (III) klorida (FeCl3) sebanyak 10
tetes. Larutan mengalami perubahan warna dari berwarna bening atau tak berwarna menjadi
berwarna merah darah. Hasil dari reaksi yang terjadi antara kalium tiosianat (KSCN) dengan
reagen besi (III) klorida (FeCl 3) adalah sebaagai berikut:
Menurut …….
—-
Tabung reaksi sebanyak satu buah disiapkan. Larutan kalium nitrit (KNO 2) disiapkan dan
dimasukkan ke dalam masing-masing tabung reaksi secara kualitatif. Larutan kalium nitrit
(KNO2) dimasukan ke dalam tabung reaksi A sebanyak 10 tetes. Larutan kalium nitrit (KNO2)
berwarna bening atau tak berwarna sebagai warna awal.
Larutan kalium nitrit (KNO2) lalu ditambahkan larutan asam sulfat (H 2SO4) encer sebanyak 10
tetes. Larutan tidak mengalami perubahan warna dan tidak terbentuk endapan. Hasil dari reaksi
antara kalium nitrit (KNO2) dengan reagen asam sulfat (H2SO4) sebagai berikut:
Menurut
Gambar 26 Anion NO2- sebelum ditambahkan dengan reagen H2SO4 encer
BAB IV
SIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan bahwa anion Cl-
bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4) tidak mengalami perubahan pada larutan. Anion Br- bereaksi
dengan perak nitrat (AgNO3) tidak mengalami perubahan pada larutan. Anion I- bereaksi dengan perak
nitrat (AgNO3) menghasilkan perubahan warna pada larutan menjadi putih kekuningan dan terbentuk
endapan berwarna kuning, tembaga (II) sulfat (CuSO 4) + natrium tiosinat (Na2S2O3) terbentuk endapan
berwarna putih, merkurium (II) klorida (HgCl 2) terbentuk endapan berwarna merah. Anion Fe(CN)62-
bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4) mengalami perubahan warna menjadi biru prusia dan perak nitrat
(AgNO3)) terbentuk endapan berwarna putih. Anion Fe(CN)63- bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4) encer
tidak mengalami perubahan, perak nitrat (AgNO 3) warna larutan menjadi oren dan terbentuk endapan
oren, tembaga (II) sulfat (CuSO4) perubahan warna larutan menjadi coklat, besi (II) klorida (FeCl 3)
perubahan warna larutan menjadi hitam.Anion CNS- bereaksi dengan asam sulfat (H 2SO4)) encer tidak
mengalami perubahan, tembaga (II) sulfat (CuSO 4) perubahan menjadi berwarna hijau, besi (III) klorida
(FeCl3) perubahan menjadi berwarna merah darah. Anion NO2- bereaksi dengan asam sulfat (H2SO4)
encer tidak mengalami perubahan pada larutan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmah, N., Amri, Y., dan Fajri, R., 2020, Penentuan Kadar Kation Dan Anion Pada Air Injeksi Di Wtip
(Water Treatment Injection Plant) Pt. Pertamina Ep Asset 1 Rantau Field, Quimica: Jurnal Kimia Sains
Dan Terapan, 2(1): 1-4.
Asmana, M.S., Abdullah, S.H., Dan Putra, G. M. D., 2017, Analisis Keseragaman Aspek Fertigasi Pada
Desain Sistem Hidroponik Dengan Perlakuan Kemiringan Talang, Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian Dan
Biosistem, 5(1): 303-315.
Javidy, B., Hatamlou, A., dan Mirjalili, S., 2015, Ions Motion Algorithm for Solving Optimization Problems,
Applied Soft Computing, 32: 72-79.
Priyadi, S., Darmadji, P., Santoso, U., dan Hastuti, P., 2014, Distribusi Plumbum, Cadmium Pada Biji
Kedelai, Dan Deprotonasi Gugus Fungsional Karboksil Asam Sitrat Dalam Khelasi, Agritech, 34(4): 407-
414.
Svehla, G. Vogel, 1979, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro, PT. Kalman Media
Pustaka: Jakarta.
Aulia, S. N. U., Mulyani, R. H., dan Prajitno, D. H. (2019). Elektrodeposisi Komposit Hidroksiapatit-
Kitosan dari Bahan Lokal pada Baja Tahan Karat SS 304, Jurnal Kartika Kimia, 2(2), 67-73