Dewi Ekowati
Pendahuluan
▪ Emulsi : sistem heterogen terdiri dari 2
cairan yang tidak bercampur, yang satu
terdispersi didalam yang lain dalam
bentuk tetes-tetes kecil yang mempunyai
diameter pada umumnya > 0,1 um.
▪ Secara termodinamika emulsi tidak stabil,
karena energi antar permukaan yang
sangat tinggi.
▪ Emulsi tersebut akan menuju sistem yang
stabil bila energi antar muka paling
rendah.
▪ Emulsi distabilkan dengan bahan
pengemulsi (emulgator)
Teori
Terbentuknya
Emulsi :
▪ Dua zat cair yg tidak tercampurkan
bila digojok salah satu cairan akan
terbagi mjd tetes kecil dlm cairan yg
lain → didiamkan memisah
▪ Pemisahan : kohesif > adesif
▪ Kekuatan kohesif disebabkan
tegangan antar muka pd batas
antara 2 cairan tsb
▪ Dg penggojokan tegangan antar
muka menurun → tercampur
▪ Penurunan teg. Permukaan sec.
permanen → emulsi stabil
Pembentukan
Emulsi
Hidrokoloid
Jenis
Emulgator :
Zat padat yang terdispersi
1. Surfaktan
▪ Surfaktan adalah suatu zat yang mempunyai
gugusan hidrofil dan gugusan lipofil sekaligus
dalam molekulnya.
▪ Zat ini akan berada dipermukaan cairan atau
antarmuka 2 cairan dengan cara teradsorpsi.
Gugus hidrofil akan berada pada bagian air
sedangkan gugus lipofil akan berada pada
bagian minyak.
Mekanisme
Emulgator
Surfaktan
▪ Menurunkan tegangan
antarmuka di antara dua
fase yang tak bercampur
(air-minyak) : Surfaktan →
membentuk lapisan film
monomolekuler
a. Surfaktan anionic : inkompatibel dg substansi
kationik. Ex : Na lauril sulfat.
b. Surfaktan kationik : inkompatibel dg semua
substansi anionik, terutama garam2 amonium
kuarterner. Ex : Cetrimid
Surfaktan dapat c. Surfaktan amfoterik: bersifat anionik maupun
dikelompokkan kationik tergantung dr lingkungannya. Ex :
menjadi 4 : Lecithin
d. Surfaktan non-ionik : tidak terion dlm air &
dpt bercampur dg anionik maupun kationik.
Ex : Propilenglikol, Tween.
▪ Emulgator ini dpt menstabilkan emulsi dg cara
membentuk lapisan yg kaku, bersifat viskoelastis pd
permukaan minyak-air.
▪ Zat ini bersifat larut dlm air (mjd koloid dg adanya
air) akan membentuk emulsi tipe m/a.
▪ Prinsip mekanisme penstabilan emulsi oleh emulgator
ini: pembentukan lapisan kaku viskoelastis pd
2. Hidrokoloid permukaan minyak, penaikan viskositas lingk
pembentukan agregat dg cara adsorpsi makromolekul
yg sama pd permukaan partikel dg hubungan
jembatan hidrokarbon.
▪ Contoh : CMC, gelatin, gom arab, tragacant.
Mekanisme
Emulgator
Hidrokoloid
▪ Membentuk lapisan
pelindung di sekitar globul
terdispersi dengna
membentuk lapisan film
antarmuka → mencegah
koalesensi fase terdispersi :
Polimer
3. Zat
padat ▪ Zat ini harus mempunyai ukuran partikel yang
jauh lebih kecil dari pada ukuran partikel fase
yang dispers yang mempunyai sifat pembasahan pada
permukaan dua cairan agar dapat berfungsi
terdispersi sebagai emulgator.
▪ Contoh: magnesium hidroksida, allumium
hidroksida.
TIPE EMULSI
Phase A
Phase B
A B C D
▪ Creaming
▪ Coalescence
▪ Flocculation
▪ Creacking atau
breaking
▪ Phase Inversion
Ketidak
Stabilan
Emulsi :
▪ Creaming : Selama
penyimpanan, adanya
perbedaan densitas antara
minyak dan air, terdapat
kecenderungan fase
minyak untuk
terkonsentrasi di atas
sistem emulsi
▪ Reversible
Ketidak
Stabilan
Emulsi :
▪ Coalescence : yaitu
merupakan proses ketika
dua atau lebih droplet
bergabung dan
membentuk droplet yang
lebih besar
▪ irreversible
Ketidak
Stabilan
Emulsi :
▪ Flocculation : diartikan
sebagai proses dimana dua
atau lebih droplet saling
menempel tanpa
kehilangan identitas →
tidak membentuk tetesan
minyak baru yang lebih
besar
Ketidak
Stabilan
Emulsi :
▪ Creacking atau Breaking :
peristiwa coalescence dan
flocculation secara bersama –
sama.
▪ Peristiwa ini mungkin
disebabkan :
▪ ketidaktepatan pemilihan
emulgator
▪ emulgator mengalami
dekomposisi
▪ temperature penyimpanan
tidak sesuai.
▪ Irreversible
Ketidak
Stabilan
Emulsi :
▪ Phase Inversion :
pembalikan fase emulsi
yang semula O/W menjadi
W/O atau sebaliknya.
▪ Irreversible
▪ Penyebab peristiwa :
▪ suhu
▪ komposisi bahan
penyusun emulsi.
▪ fase disperse terlalu
banyak → > 74%
Metode gom kering atau
Metode kontinental
Metoda
Pembuatan Metode gom basah atau
Metode inggris
Emulsi
Metode HLB (Hydrophyle
Lipophyle Balance)
Metode gom
kering /Metode
kontinental
▪ Metode gom kering, suatu
metode kontinental dengan
penggunaan khusus untuk
emulsi dengan gom kering.
▪ Metode ini dibuat dengan 4
bagian minyak, 2 bagian air dan
1 bagian gom,
▪ Metode ini dikenal sebagai
metode 4:2:1
▪ Metode ini cocok u pembuatan emulsi
dg mucilago atau gom yg dilarutkan
sbg emulgator.
Metode gom ▪ Cara : mucilago dibuat dg sedikit air &
basah atau minyak ditambahkan sedikit demi
sedikit dg diaduk cepat.
Metode ▪ Bila emulsi terlalu kental + air u
memungkinkan diaduk, bila semua
Inggris minyak sudah masuk, tambahkan air
ad vol yg dikehendaki.
▪ Guna alasan ekonomis, perlu dicari
emulgator yg penggunaannya
sedikit mungkin utk mendapatkan
Metode HLB emulsi yg stabil
Aktivitas HLB
Antibusa 1 sampai 3
Pengemulsi (a/m) 3 sampai 6
Zat pembasah 7 sampai 9
Pengemulsi (m/a) 8 sampai 18
Pelarut 15 sampai 20
detergen 13 sampai 15
HLB
(Hydrophyle
Lipophyle
Balance)