Anda di halaman 1dari 64

Sistem Endokrin

Agus Arief Wijaya


Sistem Endokrin

“ Endokrinologi 
ilmu yang mempelajari
kelenjar endokrin dan hormon2
yang dihasilkannya.

William’s Textbook of Endocrinology


STRUKTUR DAN FUNGSI HORMON :

INTEGRASI FUNGSI TUBUH PADA MANUSIA DIJALANKAN


SECARA TERKOORDINIR DAN INTEGRATIF OLEH :
- SISTEM SYARAF
- SISTEM IMUN
- SISTEM ENDOKRIN

SISTEM ENDOKRIN :
JARINGAN YANG MENSEKRESI HORMON  MASUK KE DALAM
SISTEM SIRKULASI  DISEBARKAN KESELURUH TUBUH 
MENGATUR FUNGSI JARINGAN TUBUH DAN MEMPERTAHANKAN
HOMEOSTASIS

JARINGAN EKSOKRIN :
MENSEKREKSI PRODUKNYA KEDALAM SUATU SALURAN
(DUKTUS)  DISEKRESIKAN KELUAR TUBUH ATAU KEDALAM
SALURAN INTESTINAL

3
Hormon  sinyal kimia disekresikan ke dlm aliran darah yg bekerja pd
jaringan yg jauh
Sistem Endokrin mengontrol arus informasi antar berbagai sel & jaringan.
Sistem endokrin melepaskan hormon ke dlm sirkulasi menyampaikan
informasi ke reseptor dari sel target.
Mekanisme regulasinya berupa sintesis, pelepasan, transport,
metabolisme & penghantaran ke dalam sel target, serta ekspresi dan
aktifitas reseptor hormon itu sendiri & downstream signaling.
Sistem Endokrin berhubungan dengan sistem utama lain seperti :
komunikasi antar sel, sistem syaraf & sistem imun.
Efeknya berupa perkembangan, pertumbuhan & metabolisme.
Hormon dpt bekerja dgn cara bersirkulasi melalui aliran darah ke sel
target atau dapat bertindak lokal dengan berikatan pada reseptor yang
diekspresikan sel didekat tempat hormon dilepaskan.
MEKANISME KERJA HORMON :

KERJA ENDOKRIN :
HORMON DIALIRKAN
KEDALAM DARAH 
MENUJU SEL TARGET YANG
JAUH.

KERJA PARAKRIN :
HORMON BEKERJA LOKAL
PADA SEL TARGET
DIDEKAT SUMBER
PRODUKSINYA.

KERJA AUTOKRIN :
BEKERJA PADA SEL YANG
SAMA (YANG MEMPRO-
DUKSINYA)

5
Sistem Endokrin

Kelenjar endokrin  kelenjar buntu  memproduksi dan


melepaskan hormon kedalam darah melalui difusi :
1. Murni sbg kelenjar endokrin :
1. hipofisis
2. tiroid
3. paratiroid
4. adrenal
5. pineal
6. thymus
2. Disamping memproduksi hormon, juga memproduksi zat2 lain :
1. pankreas
2. gonads
Hormon juga dapat dihasilkan oleh se
3. hypothalamus syaraf atau sel2 yang bukan merupak
bagian dari kelenjar endokrin.
ORGAN ENDOKRIN
Otak
1. Anterior pituitary gland :
 Corticotropin (ACTH),
 Thyroid-stimulating hormone (TSH),
 Luteinizing hormone (LH),
 Follicle-stimulating hormone (FSH),
 Growth hormone (GH),
 Prolactin (PRL)
2. Posterior pituitary gland,
 Antidiuretic hormone (ADH)
 Oxytocin
3. Hypothalamus
 Releasing & inhibitory factors anterior pituitary
hormones
4. Pineal gland
 Melatonin
Perifer
1. Thyroid gland
 Thyroid hormones
 Calcitonin
2. Parathyroid gland
 Parathyroid hormone [PTH]
3. Adrenal gland
 Corticosteroids
 Epinephrine
4. Ovaries and testis
 Sex steroids
5. Pancreas
 Insulin, glucagon and somatostatin.
Organ non kelenjar

 Kidney
- Renin (converts angiotensinogen to angiotensin I)
- Erythropoietin
 Adipose tissue
- Leptin  mediator of body weight
- Resistin  sensitivity to insulin
 Heart  natriuretic peptides.

Beberapa molekul berperan dlm metabolisme  fatty


acids, bile acids.
Hypothalamic Releasing & Inhibiting Hormones
Sistem endokrin terdiri dari kelenjar-kelenjar yang menyekresi hormon yang membantu memelihara dan mengatur
fungsi-fungsi vital seperti :

 Respons terhadap stres dan cedera


 Pertumbuhan dan perkembangan
 Reproduksi
 Homeostasis ion
 Metabolisme energi
 Respon kekebalan tubuh
Hormon

A. Struktur kimiawi dari hormon :


1. Merupakan sinyal2 kimiawi yang disekresi oleh sel2 endokrin
atau neuron tertentu kedalam cairan ekstraseluler, dan memberi
efek metabolik pada kadar yang sangat rendah.
2. Berfungsi mengatur berbagai fungsi tubuh :
a. Proses tumbuh kembang
b. metabolisme
c. Regulasi lingkungan internal :
 Suhu tubuh
 Keseimbangan cairan
 Keseimbangan ion
d. Reproduksi
Hormon

3. Kebanyakan hormon
berasal dari asam amino
(peptida)

4. Hormon2 gonad dan


korteks adrenal 
hormon steroid, ber-asal
dari kolesterol.

Marieb; Fig. 3.19


Komposisi Hormon
Komposisi Kimia Hormon

 Hormon terdiri dari molekul biologis utama

 Hormon dapat berupa protein (glikoprotein),


peptida/derivat peptida, analog asam amino atau lipid.

• Hormon polipeptida adalah produk translasi langsung


dari mRNA spesifik, pecahan dari protein prekursor
yang lebih besar dan modifikasi peptida.
• Katekolamin dan hormon tiroid adalah derivat asam
amino
• Hormon steroid, asam lemak, vitamin D berasal dari
derivat kolesterol
• Retinoid merupakan derivat dari karotenid pada diet
• Eicosanoids adalah derivat dari fatty acids.
Peptida dan Hormon Steroid
Peptida/Protein Steroid

Prekursor Asam-asam amino Kolesterol

Tempat sintesis Retikulum endoplasmik Retikulum edoplasmik halus


kasar

Simpanan Ya (vesikel) Tidak (produksi berdasar


kebutuhan)
Protein Pembawa Tidak ada/ larut dlm darah Ada, terikat protein
pembawa
Lokasi reseptor Membran sel target Intrasitoplasma dan dibawa
kenukleus
Penyampaian Sinyal Via mesenger kedua Lewat transkripsi gen yg
baru

Kinetika Kerja fast acting Slow acting

Contoh ACTH, LH, Insulin Estrogen, Testosteron


Hormon

B. Mekanisme kerja hormon :

1. Efek hormon pada target sel :

a. menghasilkan perubahan2 permeabilitas membran atau


potensial membran.
b. merangsang sintesis protein atau molekul2 regulasi
c. aktifasi atau deaktifasi enzim
d. merangsang aktifitas sekresi
e. merangsang mitosis sel

Sejenis hormon dapat memiliki efek


yang berbeda pada berbagai jaringan
Hormon steroid
a. Larut dalam lemak

b. Tersebar didalam sel

1. Berikatan dgn
reseptor intra- seluler
2. Bermigrasi menuju
inti
3. Mengaktifasi sekuens
DNA
Spesifisitas sel target
1. Sel harus mempunyai reseptor spesifik di membran
atau intraseluler.

2. Respons sel target tergantung dari 3 faktor :


a. Kadar hormon didalam darah
b. Jumlah reseptor pada sel target
c. Afinitas reseptor terhadap hormon

3. Sel target dapat mengalami perubahan sensitiitasnya


terhadap hormon melalui perubahan jumlah
reseptornya.
Waktu paruh,Onset, dan lama kerja
hormon
1. Konsentrasi hormon didalam darah menggambarkan

a. kecepatan pelepasan atau sekresinya


b. kecepatan inaktivasi dan ekskresinya dari tubuh

is b eing
uch ed
How m d or remov
n act i vate b l o od ?
i th e
from
How much is being
secreted into the blood?
Waktu paruh,Onset, dan lama
kerja hormon

2. Waktu paruh dari hormon :


 Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk
menurunkan kadar hormon separuhnya.
 Menggambarkan lamanya hormon
tetap aktif didalam tubuh
 Terpendek pada hormon2 yg larut
dalam air

http://www.bbc.co.uk/films/oneminutemovies/clock.gif
Waktu paruh,Onset, dan lama kerja hormon
3. Respons organ target dan lamanya respons bervariasi diantara
masing2 hormon :

a. up-regulation
1. Membentuk lebih banyak reseptor
a. Bila konsentrasi ligand menurun, sel target akan
menambah lebih banyak reseptor kedalam membran
sel dalam usaha menjaga responsnya dlm batas
normal

b. down-regulation
1. Pajanan yang lama terhadap konsentrasi hormon yang
tinggi akan mendesensitisasi sel2 target, sehingga
responsnya akan berkurang.
2. Hilangnya reseptor atau menurunnya afinitas reseptor
Interaksi antar hormon pada
1. Permissiveness
sel-sel target
Satu hormon tertentu tidak dapat memberikan efek yang
penuh tanpa adanya hormon lain.

Cortisol harus
berada dalam
kadar yang
cukup agar
glukagon dan
katekolamin
bekerja efektif.
Interaksi antar hormon pada sel-sel target

2. Sinergisme, terjadi bila > satu hormon memberikan efek yang sama
terhadap sel target, sehingga terjadi penguatan efek tersebut.
a. Glukagon dan epinefrin akan merangsang hati melepaskan
glukosa kedalam aliran darah

3. Antagonisme, terjadi bila satu hormon


bekerja berlawanan dengan hormon lain
a. Insulin menurunkan kadar glukosa
darah sedangkan glukagon mening-
katkan kadarnya.
Kendali Pelepasan Hormon

1. Sintesis dan pelepasan hormon


teru-tama diatur melalui
mekanisme negative feedback.
2. Perangsangan kelenjar
endokrin dapat terjadi secara :
a. humoral
1. ditentukan oleh kadar ion
dan zat2 nutrisi didalam
darah
2. sistem kendali endokrin
yg paling sederhana

Marieb; Fig. 16.5a


Regulation of anterior pituitary hormone secretion
Kendali Pelepasan
Hormon

1. Sintesis dan pelepasan


hormon terutama diatur
melalui mekanisme negative
feedback.
2. Perangsangan kelenjar
endokrin dapat pula terjadi
melalui :
 sinyal syaraf (neural
signal)

Marieb; Fig. 16.5b


Kendali Pelepasan
Hormon

1. Sintesis dan pelepasan


hormon terutama diatur
melalui mekanisme
negative feedback.

2. Perangsangan kelenjar
endokrin dapat pula
terjadi secara :
c. hormonal

Marieb; Fig. 16.5c


Hipofisis disebut sebagai master gland

Kelenjar2 endokrin dibawahnya disebut target gland

Fenomena Endokrinologi :

1. Hiperfungsi / hiperplasi master gland  hiperfungsi


target gland

2. Hipofungsi / hipoplasi master gland  hipofungsi


target gland

3. Hiperfungsi target gland  hipofungsi master gland

4. Hipofungsi target gland  hiperfungsi master gland


29
SEKRESI HORMON2 HIPOTALAMUS, HIPOFISIS DAN JARINGAN
TARGET DIBAWAH KONTROL KETAT MELALUI MEKANISME
FEEDBACK DAN FEED-FORWARD

30
Mekanisme Feedback
Marieb; Fig. 16.5
Pituitary Gland (hipofisis)

1. Berhubungan dgn
hypothalamus
melalui infundibulum.

2. Terdiri dari 2 lobus

a. Anterior :
Adenohipofisis

b. Posterior
Neurohipofisis
2 neurohormon disintesis oleh hipotalamus dan disekresi oleh
hipofisis posterior :
a.oxytocin, bekerja pada otot polos uterus dan payudara 
kontraksi uterus pd waktu persalinan dan pengeluaran ASI pd
masa menyusui.
b.antidiuretic hormone (ADH or vasopressin) bekerja pada tubuli
ginjal merangsang peningkatan reabsorpsi air

http://arbl.cvmbs.colostate.edu/hbooks/pat
hphys/endocrine/hypopit/adh_vs_osm.gif
Ada 6 hormon adenohipofisis (hipofisis anterior) dan 1
prohormon :

a. thyroid-stimulating hormone (TSH)


b. adrenocorticotropic hormone (ACTH) Tropic,
or trophic,
c. follicle-stimulating hormone (FSH) hormones
d. luteinizing hormone (LH)
e. growth hormone (GH)
f. prolactin (PRL) Hormon2 yang
mengatur sekresi
kelenjar endokrin
Sintesis Hormon Peptida lainnya
(target gland)
1. preprohormone – ribosomes
2. prohormone – ER
3. prohormone and proteolytic
enzymes – Golgi
MEKANISME MOLEKULER DALAM REGULASI
PELEPASAN HORMON

1. Sintesis Hormon
Terjadi karena perubahan dalam sintesis proteinnya sendiri,
akibat peningkatan transkripsi gen yang mengkode hormon ini,
atau melalui konversi prekursor hormon

2. Pelepasan Hormon
Hormon dapat berakumulasi dalam kelenjar sampai munculnya
sinyal yang menstimulasi pelepasannya ke dalam aliran darah.
Mekanisme ini menyebabkan pelepasan cepat sejumlah besar
hormon . Contohnya : sekresi insulin

3. Sintesis fungsional dan kapasitas sekretoris organ penghasil


hormon
Peningkatan atau penurunan jumlah dan ukuran sel endokrin
yang menghasilkan hormon dapat terjadi karena efek hormon
tropik atau growth factor pada organ endokrin
TRANSPORT HORMON DALAM SIRKULASI

 Sekresi hormon melalui aliran darah menuju target organ


yang biasanya letaknya jauh dari asal hormon dilepaskan.

 Efisiensi transpor tergantung pada beberapa faktor seperti


apakah hormon tersebut bebas atau terikat dengan protein
transpor di dalam darah, metabolisme hormon dan
kecepatan bersihan hormon dari sirkulasi

 Sebagian besar hormon peptida bersirkulasi pada kadar yg


kecil & tdk terikat dgn protein transpor shg secara bebas
berinteraksi dgn reseptor permukaan sel kecuali GH, yg
terikat dgn protein yaitu melalui hormon binding GH spt
IGF-I, IGF II, vasopresin dan oxytocin
 Steroid yang bersirkulasi, hormon tiroid dan vit D
berikatan dengan protein plasma melalui ikatan non
kovalen.

 Protein plasma utama adalah :

1. Corticosteroid binding globulin (CBG)  kortisol dan


progesteron,

2. Sex hormon binding globulin (SHBG)  testosteron


dan estradiol

3. Thyroxine binding globulin (TBG)

4. Vitamin D binding protein


Protein Pembawa Hormon
Protein Pembawa Hormon yang dibawa Kadar dalam serum

Globulin yg mengikat Kortisol, aldosteron Menurun kadarnya pada


kortikosteroid (CBG) sirosis, sindrom nefrotik,
dan hipotiroidisme

Globulin yg mengikat Estrogen, testosteron Meningkat kadarnya oleh


hormon seks (SHBG) estrogen, OCP, dan hormon
tiroid eksogen

Globulin yg mengikat Tiroksin, triiodotironin Meningkat kadarnya oleh


Hormon tiroksin (TBG) estogen, kehamilan dan
OCP

Albumin serum Transporter steroid Menurun pada sirosis,


nonspesifik, tiroksin dan sindrom nefrotik, malnutrisi
triiodotironin protein
 Hormon bebas yang tidak berikatan dengan protein
plasma dapat berikatan dengan reseptor, menyebabkan
feedback inhibisi pelepasan hormon, dibersihkan dari
sirkulasi dan berhubungan dengan keadaan klinis pada
kelebihan dan defisiensi hormon.

 Umumnya protein tanspor mengikat sebagian besar


hormon terlarut dalam sirkulasi sehingga hormon bebas
porsinya sedikit.

 Kapasitas pengikatan protein plasma menjaga kadar


hormon dalam plasma. Sehingga penurunan protein
tarnsport menyebabkan peningkatan hormon bebas
yang aktif.

 Rendah atau tingginya protein transport hormon tidak


menunjukkan suatu abnormalitas tetapi mempengaruhi
interpretasi dari hasil lab.
 Protein transport juga berperan dalam memfasilitasi
penghantaran hormon melalui jaringan target.

 Hormon bebas dapat secara komplit dipecah pada


bagian proksimal jaringan yang dilewati aliran darah.

 Sebaliknya jika hormon berikatan dengan protein


transport, hanya hormon bebas yang yang akan dipecah
sedangkan hormon sisanya akan dibawa ke tempat lain

 Perbedaan transport hormon menjelaskan mengapa


delesi vit D binding protein plasma mempengaruhi kerja
vit D
Transport Hormon Melewati Membran

 Hormon peptida bekerja pada reseptor permukaan


sel sehingga tidak perlu melewati membran untuk
menyampaikan sinyalnya.

 Kompleks hormon-reseptor masuk melalui proses


endositosis dan degradasi.

 Sebagian lagi hormon bekerja pada reseptor inti sel


dimana sebagian besar ligan reseptor bersifat
hidrofobik dan dapat berdifusi melalui lipid bilayer.

 Tetapi hormon seperti steroid kadang diambil sel dlm


bentuk kompleks dengan protein pengikat plasma.
Transport Hormon Melewati Membran

 Influks dan efluks berbagai hormon bervariasi pada


berbagai jenis sel melalui mekanisme impor dan
ekspor aktif.

 Perbedaan spesifik transport dalam sel target


merupakan salah satu regulator konsentrasi dan aksi
hormon

 Hormon tiroid adalah contoh mekanisme transport


aktif import dan eksport. Derivat asam amino ini
ditransport baik dengan asam amino dan
traonsporter anion organik.
Metabolisme dan Eliminasi Hormon

 Sekali dilepaskan, hormon akan mengalami


modifikasi metabolik.

 Proses ini berupa degradasi hormon, inaktivasi


prekursor hormon, pembatasan ekspose jaringan
oleh hormon aktif.

 Modifikasi metabolik dapat juga berupa perubahan


prekursor hormon inaktif menjadi aktif atau membuat
produk hormon yang lebih aktif
RESEPTOR HORMON
 Reseptor hormon adalah protein dengan fungsi ganda
yaitu u/ mengenali hormon & transduksi informasi dlm sel.

 Hormon bekerja sebagai allosteric efektor yang


mengubah konformasi reseptor dan konformasi ini
mengubah transmisi (transduksi) yang akan
mempengaruhi fungsi seluler.

 Beberapa hormon (Insulin, GH, PRL,Leptin, Katekolamin)


mengikat reseptor permukaan, sedangkan yang lain
(steroid, tiroid) mengikat reseptor intrasel dalam nukleus.

 Beberapa hormon (estrogen, progestins) mengikat


reseptor multipel baik didalam maupun dipermukaan sel
Reseptor Permukaan Sel
 Reseptor permukaan sel terdiri dari ligand recognation domain
yang berada dibagian luar permukaan membran sel, membrane-
spanning domain yang melintasi membran sel dan ligand-
regulated cytoplasmic effector domain.

 Pengaturan ini menyebabkan sel dapat merasakan perubahan


yang terjadi ekstraseluler dan menyampaikannya ke intraseluler.

 Reseptor permukaan sel dapat dibagi 4 tipe :


1. Seven-transmembrane domain receptors (G Protein Receptor-
GPR)
 Memediasi aksi catecholamines, prostaglandins, ACTH,
glucagon, PTH, TSH, LH
 Terdiri dari surface-exposed amino terminal domain diikuti oleh
seven transmembrane domains yang melintasi lipid bilayer
dan cytoplasmic hydrophilic carboxyl terminal domain.
 Reseptor ini berpasangan dengan guanyl nucleotide
binding (G proteins)

 Ikatan ligan dengan resptor G protein aktif yang akan


mengaktifkan efektor seperti adenyl cyclase dan
phospholipase C yang kemudian akan menginisiasi
produksi second messengers dengan hasil akhir berupa
organisasi sel, aktifitas enzimatik dan transkripsi.

 Ligand juga menyebabkan pengikatan arrestins yang


membatasi sinyal, meningkatkan interaksi G protein
kinase yang memicu alternate second-messenger events
yang memberikan efek berbeda
2. Receptors with intrinsic ligand-regulated enzymatic
activities

 Memediasi aksi growth factors, atrial natriuretic peptide


(ANP), dan transforming growth factor (TGF)
 Terdiri dari amino terminal surface exposed ligand-
binding domain, single membrane-spanning domain,
dan carboxyl terminal catalytic domain.
 GH receptors termasuk insulin dan epidermal growth
factor (EGF) mempunyai aktivitas tyrosine kinase.
 Ikatan ligand meyebabkan terjadinya dimerization,
aktivasi tyrosine kinase, dan autophosphorylation.
 Kejadian ini menyebabkan faktor tambahan yang
mengaktifkan kaskade second-messenger seperti
mitogen-activated protein (MAP) kinase phosphorylation
pathway dan aktivasi PI3-kinase-protein kinase B/Akt
 Reseptor ANP mempunyai intrinsik ligand yang
meregulasi aktivitas guanylyl cyclase yang
menimbulkan second-messenger guanosine 3',5'-cyclic
monophosphate (cGMP).

 TGF-receptor berbentuk heterodimers pada ligand


binding dan mempunyai aktivitas ligand-dependent
serine-threonine kinase

3. Cytokine receptors
 Protein yang mengikat molekul sinyal seperti TNF
 Memediasi aksi hormon GH dan leptin.
 Seperti reseptor GH, kelas ini terdiri dari surface-
exposed amino terminal domain yang mengikat
ligand, single membrane-spanning domain, dan
carboxyl terminal effector domain.
 Reseptor Sitokin tidak mempunyai aktivitas enzimatik
intrinsik.

 Reseptor yg sudah berikatan ligand tirosine kinase


sitoplasma seperti janus kinase (JAKs) yang memediasi
sinyal seperti aktivasi faktor transkripsi seperti signal
transducers and activators of transcription (STATs) dan
berkomunikasi dengan kaskade kinase lain

4. Ligand-regulated transporters
 Dapat mengikat ligands seperti acetylcholine dan berespon
pembukaan kanal untuk arus ion, dalam hal ini berperan
sebgai second messenger

 Contoh : type C (clearance) ANP receptor dan for low-density


lipoprotein (LDL), mannose 6-phosphate, and transferrin.
Reseptor Nukleus
 Reseptor nukleus memediasi aksi hormon steroid, vit D,
retinoid, fatty acid, bile acid, eicosanoid dan xenobiotics

 Reseptor nukleus dapat diaktivasi oleh second messenger


signaling pathway.

 Jalur aktivasi ligand dependent menunjukkan hubungan


antara reseptor membran dengan reseptor nukleus dan
mekanisme dimana lingkungan seluler dapat memodulasi
fungsi reseptor nukleus.

 Jalur aktivasi yang ligand independent diperlukan dalam


fungsi neurotransmiter seperti dopamin dalam
neurobehaviour dalam patogenesis inflamasi dan hormone-
dependent cancers.
Pengikatan Hormon

 Hormon biasanya terikat reseptornya dengan afinitas


tinggi dan merangsang terjadinya efek biologik.

 Afinitas hormon dengan reseptornya berhubungan


dengan rasio kecepatan disosiasi kompleks hormon-
reseptor dan kecepatan asosiasi hormon dengan
respetor unligand
Efek Hormon pada Pengaktifan Reseptor

 Dahulu dinyatakan bahwa reseptor akan inaktif pada


kondisi tidak ada hormon (skenario pergantian “on-off”)

 Sekarang didapatkan bahwa reseptor akan inaktif pada


kondisi ketiadaan ligand, seperti bicarakan pada reseptor
nukleus

 Contohnya : Reseptor permukaan melanocortin (MCRs)


distimulasi oleh agonis natural dan diinhibisi oleh
antagonis natural dengan efek yang berlawanan
TERIMA KASIH
Hormon – Hormon Adrenal
Peran Hormon Glucocorticoids
Peran Hormon Kortisol
Peran Hormon Adrenalin
Peran Hormon Paratiroid
Peran Hormon Vasopresin
Peran Hormon Tiroid
Peran Hormon Tiroid
AKSI HORMON DAN NEUROTRANSMITER
Subklas Ligan reseptor Inti

Anda mungkin juga menyukai