Anda di halaman 1dari 21

IKTERUS

DEFINISI
 Ikterus (jaundice) berasal dari kata Perancis
‘jaune’  kuning
 Ikterus  perubahan warna kulit, sklera mata atau
jaringan lainnya (membran mukosa) yang menjadi
kuning karena pewarnaan oleh bilirubin yang
meningkat kadarnya dalam sirkulasi darah
 Kadar bilirubin serum normal adalah bilirubin
direk : 0-0.3 mg/dL, dan total bilirubin: 0.3-1.9
mg/dL
Liver Bile GI tract
Methabolism of (hepatocytes)

bilirubin Unconjugated bilirubin Bacterial process


+
Glucuronic acid

Reticuloendothelial cells Conjugated


(macrophages, monocytes, etc) Conjugated bilirubin bilirubin
(soluble in water)
Breakdown of Unconjugated bilirubin
erythrocytes
Reabsorbed Urobilinogen
Hemoglobine
Plasma
Within feces
Hemo Globine Unconjugated bilirubin
+
Albumines
Iron Co Biliverdin Amino acids (albumin-bilirubin complexes,
soluble in blood) Kidney

Unconjugated bilirubin
(soluble in fat)
Klasifikasi
Ikterus Prahepatik
7

 Ikterus  peningkatan pembentukan bilirubin


Misal:
 Hemolisis (anemia hemolitik, toksin)

 Eritropoesis yg tidak adekuat (anemia megaloblastik)

 Transfusi masif (eritrosit yg ditransfusi memiliki masa hidup

singkat)
 Pada kondisi ini bilirubin tidak terkonjugasi (reaksi tidak
langsung) dalam plasma akan meningkat
Ikterus Intrahepatik
8

 Ikterus  terjadi defek spesifik pada:


a) Ambilan bilirubin di sel hati
Misal: Sindrom Gilbert Meulengracht
b) Konjugasi
Misal: Ikterus neonatorum, sindrom Crigler-Najjar
c) Sekresi bilirubin di kanalikuli biliaris
Misal: Sindrom Dubin Johnson, Sindrom Rotor
Ikterus Intrahepatik
9

 Kelainan pada defek a dan b


 terjadi peningkatan pada bilirubin plasma yg tidak
terkonjugasi.
 Kelainan pada defek c
 bilirubin yang meningkat adalah bilirubin terkonjugasi
Ikterus Intrahepatik
10

 Kelainan defek a, b dan c


 Dapat dipengaruhi pada penyakit dan gangguan hati
Misalnya:
- hepatitis virus

- Alkoholis

- efek samping obat (ex: isoniasid, fenitoin, halotan)

- kongesti hati (ex. Gagal jantung kanan)

- sepsis (endotoksin)

- keracunan (ex. Jamur Amanita phalloides)


Ikterus Pascahepatik
11

 Ikterus  duktus biliaris ektrahepatik tersumbat,


Penyebab:
 Batu empedu

 Tumor (Ca caput pankreas)

 Kolangitis

 Pankreatitis

 Pada kondisi ini bilirubin terkonjugasi yg terutama


meningkat
CIRI KLINIS HEMOLITIK HEPATOSELULER OBSTRUKTIF

Warna kulit Kuning pucat Jingga-kuning muda Kuning-hijau muda


sampai tua sampai tua
Warna kemih Normal (dpt gelap Gelap (bilirubin Gelap (biirubin
krn urobilin) terkonyugasi) terkonyugasi)
Warna feses Normal atau gelap Pucat (sterkobilin Warna sprt dempul
krn sterkobilin menurun)
Pruritus Tdk ada Tdk menetap Biasanya menetap

Bilirubin serum, Meningkat Meningkat Meningkat


indirek atau tak
terkonyugasi

Bilirubin serum, Normal Meningkat Meningkat


direk atau
terkonyugasi

Bilirubin kemih Tdk ada Meningkat Meningkat

Urobilinogen kemih Meningkat Sedikit meningkat Menurun


Diagnosa
Anamnesa
14

 Riwayat timbulnya  Pekerjaan,


ikterus,  Adanya kontak dengan
 Warna urin dan feses, pasien ikterus lain,
 Rasa gatal,  Alkoholisme,
 Keluhan saluran cerna,  Riwayat transfusi, obat-
nyeri perut, obatan, suntikan atau
 Nafsu makan berkurang, tindakan pembedahan.
Pemeriksaan fisik
15

 Palpasi perabaan hati,  Anemi dan limpa yang


kandung empedu, limpa, membesar dapat dijumpai
 Mencari tanda-tanda stigmata pada pasien dengan anemia
sirosis hepatis, seperti spider hemolitik.
naevi, Eritema palmaris,  Kandung empedu yang
Bekas garukan di kulit karena membesar menunjukkan
pruritus, Tanda-tanda asites. adanya sumbatan pada
saluran empedu bagian distal
yang lebih sering disebabkan
oleh tumor
Pemeriksaan Lab
16

 Tes laboratorium harus dilakukan pada semua pasien jaundice


termasuk serum bilirubin direk dan indirek, alkali fosfatase,
transaminase, amilase, dan hitung sel darah lengkap.
 Pemeriksaan faal hati dapat menentukan apakah ikterus yang timbul
disebabkan oleh gangguan pada sel-sel hati atau disebabkan adanya
hambatan pada saluran empedu.
Keadaan Bilirubin Urobilinogen Bilirubin Urobilinogen
serum Urine Urine Feses
Normal Direk: 0,1-0,4 0-4 mg/24 jam Tidak ada 40-280 mg/24
mg/dl jam
Indirek: 0,2-0,7
mg/dl
Anemia ↑ bilirubin ↑ Tidak ada ↑
hemolitik indirek
Hepatitis ↑ bilirubin ↓ jika terdapat Ada jika ↓
direk & indirek mikro- terdapat mikro-
obstruksi obstruksi
Ikterus ↑ bilirubin Tidak ada Ada Jumlah renik
obstruktif direk hingga tidak
ada
Pemeriksaan Penunjang
18

 USG
Keuntungan  dapat menilai kelainan organ yang berdekatan dengan
sistem hepatobilier antara lain pankreas dan ginjal. Aman dan tidak
invasif merupakan keuntungan lain dari sonografi.
 Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan foto polos abdomen kurang memberi manfaat karena
sebagian besar batu empedu radiolusen.
Kolesistografi tidak dapat digunakan pada pasien ikterus karena zat
kontras tidak diekskresikan oleh sel hati yang sakit.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan endoskopi
Banyak manfaat diagnostiknya saat ini adalah pemeriksaan ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangio Pancre atography). Dengan bantuan
endoskopi melalui muara papila Vater kontras dimasukkan kedalam
saluran empedu dan saluran pankreas. Keuntungan lain pada pemeriksaan
ini ialah sekaligus dapat menilai apakah ada kelainan pada muara papila
Vater, tumor misalnya atau adanya penyempitan. Keterbatasan yang
mungkin timbul pada pemeriksaan ini ialah bila muara papila tidak dapat
dimasuki kanul.
 Computed Tomography (CT)
dapat memperlihatkan serial irisan-irisan hati. Adanya kelainan hati dapat
diperlihatkan lokasinya dengan tepat.

19
Pemeriksaan Pennunjang
20

 Pemeriksaan Percutaneus Transhepatic Cholangiography (PTC)


Adanya sumbatan di saluran empedu bagian distal, gambaran saluran
proksimalnya dapat divisualisasikan dengan pemeriksaan Percutaneus
Transhepatic Cholangiography (PTC). Pemeriksaan ini dilakukan dengan
penyuntikan kontras melalui jarum yang ditusukkan ke arah hilus hati dan sisi
kanan pasien. Kontras disuntikkan bila ujung jarum sudah diyakini berada di
dalam saluran empedu.
 Biopsi
Untuk diagnosis kelainan primer dari hati dan kepastian adanya keganasan
dilakukan biopsi jarum untuk pemeriksaan histopatologi. Biopsi jarum tidak
dianjurkan bila ada tanda-tanda obstruksi saluran empedu karena dapat
menimbulkan penyulit kebocoran saluran empedu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai