Anda di halaman 1dari 21

PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN

ATAS

Richard Togi L. Tobing

PROGRAM
PROGRAM PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DOKTER
DOKTER SPESIALIS
SPESIALIS II
ILMU
ILMU PENYAKIT
PENYAKIT DALAM
DALAM FK
FK UNSRI/RSMH
UNSRI/RSMH
PALEMBANG
PALEMBANG
2021
2021
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Perdarahan
Gastrointestinal
Ligamentum
Treitz

Perdarahan Perdarahan
SCBA SCBB

Samar
Hematemesis Melena Hematokezia
(Occult)
PERBEDAAN PERDARAHAN
SCBA DAN SCBB

SCBA SCBB
Manifesstasi klinis Hematemesis Hematoschezia
dan/melena
Aspirasi NGT Berdarah Jernih
Rasio Meningkat >35 <35
(BUN/kreatinin)
Auskultasi usus Hiperaktif Normal
PERDARAHAN SALURAN
CERNA ATAS
• Hematemesis : muntah darah berwarna coklat kehitaman
(perdarahan proksimal dari ligamen Tretiz)

• Melena : buang air besar berwarna hitam (menandakan adanya


darah > 100 ml/melena) perdarahan berasal darI proximal ligamen
Treitz atau maksimal sampai colon ascenden

• Pseudomelena : akibat konsumsi besi, bismuth, licorice, blueberry


dan charcoal/karbon
• Insiden  48-160/100.000 penduduk

• Mortalitas  6-14%
Perdarahan
PerdarahanSaluran
Saluran Cerna
Cernabagian
bagianatas
atas(SCBA)
(SCBA)

• Perdarahan saluran makanan proksimal dari ligamentum treitz

• Untuk kepentingan klinik dibagi 2 : VARISES ESOFAGUS dan


NON VARISES

• Manifestasi ???
– Lama
– Kecepatan
– Volume darah
– Terus menerus atau tidak
Varises Esofagus (Endoskopi)
Gastritis erosif (Endoskopi)
Perdarahan
SCBA

Perdarahan
Ruptur
Non Varises
Varises Esofagus
Esofagus

Sirosis
- Ulkus peptikum
Hepatis
- Gastritis erosif
- Esofagitis
- Keganasan
KRITERIA
KRITERIA DIAGNOSTIK
DIAGNOSTIK

• Kemungkinan pasien datang dengan :


– Anemia defisiensi besi akibat perdarahan tersembunyi yang
terus menerus
– Hematemesis dan atau melena disertai atau tanpa anemia,
dengan atau tanpa gangguan hemodinamik (derajat
hipovolemi menentukan tingkat kegawatan)

ETIOLOGI :
– Pecah varises
– Gastritis erosif
– Tukak peptic
– Gatropati kongestif
– Keganasan
– Hematemesis (30% perdarahan ulkus peptikum)
– Melena (20% perdarahan ulkus peptikum)
– Hematemesis melena (50% perdarahan ulkus
peptikum)
– Hematoskezia (5% perdarahan ulkus peptikum)
Langkah pengelolaan perdarahan saluran cerna

•Pemeriksaan awal (tekankan pada evaluasi status hemodinamik)


•Resusitasi (stabilakn hemodinamik)
•Lanjutkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
•Identifikasi asal (bagian atas atau bawah)
•Menegakan diagnosis pasti
•Terapi hentikan perdarahab cegah perdarahan ulang
HATI-HATI KEADAAN PERDARAHAN AKUT >20% volume
intravaskular :
•Hipotensi (<90/60 mmhg) atau MAP <70
•Nadi > 100 x/m
•Tekanan diastolik ortostatik turun > 10 mmhg atau sitolik turun 20
mmhg
•Akral dingin
•Kesadaran menurun
•Anuria atau oliguria
• Kecurigaan perdarahan akut jumlah besar selain ditandai
kondisi hemodinamik tidak stabil, jika
– Hematemesis
– Hematokezia
– Darah segar pada aspirasi pipa NGT dan dengan lavase
tidak segera jernih
– Hipotensi persisten
– Dalam 24 jam menghabiskan transfusi darah melebih 800-
1000 ml
YANG PERLU DITEKANKAN

• Sejak kapan
• Perkiraan darah keluar
• Riwayat perdarahan dalam keluarga
• Ada tidaknya perdarahan tubuh di bagian lain
• Penggunaan obat NSAID dan antikoagulan
• Kebiasaan minum alcohol
• Mencari penyebab kemungkinan adanya penyakit hati
kronik, demam berdarah, demam tifoid, GGK, DM,
hipertensi
• Riwayat transfusi sebelumnya

PERDARAHAN SCBA dengan manifestasi hematokezia


dimungkinkan bila perdarahan cepat dan banyak melebihi
1000 cc dan disertai kondisi hemodinamik yang tak stabil
YANG HARUS DILAKUKAN

• Pasang NGT, kecuali pada perdarahan kronik dengn


hemodinamik stabil atau yang sudah jelas perdarahan
SCBB
• Perdarahan SCBA yang keluar cairan seperti kopi atau
cairan darah segar
• Bila sejak awal tidak ditemukan darah pada cairan
aspirasi, dianjurkan NGT tetap terpasang 12-24 jam
TERAPI

• Stabilisasi hemodinamik
– Jaga patensi jalan napas
– Suplementasi oksigen
– Akses IV line 2 jalur
– Pemeriksaan Lab
– Pertimbangkan transfusi darah, pada kasus varises
s.d Hb 10, pada kasus non varises s.d. Hb 12, bila
perdarahan berat  WB
– Sementara menunggu darah berikan cairan
pengganti plasma (cairan fisiologis)
– Pertimbangkan FFP atau trombosit apabila INR >1,5
– Pertimbangkan ICU
SKOR GLASGOW BLATCHFORD

• Skot 0 : risiko minimal akan membutuhkan intervensi seperti transfusi, endoskopi atau pembedahan, dapat dipulangkan dini atau rawat jalan
• Skor 1-5 : memiliki risiko yang meningkat membutuhkan intervensi
• Skor ≥ 6 : memiliki risiko > 50% akan membutuhkan intervensi
TERAPI

• NON VARISES
– PPI dalam bentuk bolus maupun drip, jika tidak ada dapat
diberikan antagonist H2 reseptor (bolus omeprazole 80 mg iv
lajut per infus 8 mg/kgBB/jam selama 72 jam)
– Sitopreteksor (sukralfat 3-4x1 gram atau teprenone 3x1 tab atau
rebamipide 3x100 mg)
• VARISES
– Somatostatin bolus 250 ug+drip 250 mcg/jam iv atau okreotide
(sandostatin 0,1 mg/2 jam)  diberikan sampai perdarahan
berhenti atau bila mampu diteruskan 3 hari setelah ligase
varises esofagus
– Propanolol dimulai 2x10 mg dapat ditingkatkan hingga tekanan
diastolic turun 20 mmhg atau denyut nadi turun 20%
– Metoklorpramid 3x10 mg per hari
– Pada pasien dengan pecah varises/penyakit hati kronik/sirosis
dapat ditambahkan laktulosa 4x1 sendok makan, AB
ciprofloksacin 2x500 mg atau sefalosporin generasi III
KOMPLIKASI

• Komplikasi
– Syok hipovolemik
– Anemia berat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai