Anda di halaman 1dari 19

KEPANITRAAN KLINIK ILMU ANESTESI

PERIODE 11 Juni – 21 Juli 2018


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA

REFERAT
PANKREATITIS DI ICU

Oleh :
Herman John Fernandes Ndiken
1161050207

Dokter Pembimbing :
dr. Langgeng, SpAn
PENDAHULUAN
Pankreatitis merupakan salah satu penyakit yang paling sering dari GI tract

PANKREATITIS

AKUT KRONIK

RINGAN BERAT
DEFENISI
PANKREATITIS

AKUT INFLAMASI PANKREAS DENGAN ONSET TIBA-TIBA, DURASI < 6 BULAN

AKUT >1 EPISODE PANKREATITIS AKUT SAMPAI KRONIK, DURASI > 6 BULAN
BERULANG

Bagian dari RS yang


mandiri

Staf dan perlengkapan Untuk terapi pasien dengan


khusus ICU potensial mengancam nyawa
EPIDEMIOLOGI
5-80 TIAP 100.000 POPULASI
GLOBAL PRIA > WANITA
RAS AFRIKA-AMERIKA > KAUKASIA
ETIOLOGI
BATU EMPEDU
(40-70%)
PANKREATITIS
ALKOHOL AKUT
(25-35%)
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

Nyeri pada epigastrium / kuadran kiri atas

PANKREATITIS
Kadar serum amilase dan/ lipase > 3x
Note : 2 atau 3 kriteris sudah dapat
ditegakkan

Pemeriksaan CECT
PROGNOSIS

SKOR GLASGOW

Parameter yang
ditemukan dalam 48 jam
pertama setelah onset
penyakit = 1
PROGNOSIS

SKOR RANSON

Parameter yang

ditemukan = 1
PROGNOSIS

THE BEDSIDE INDEX

Parameter yang
ditemukan dalam 24
jam pertama = 1
PROGNOSIS
Balthazar score
+
CT Severity Index

Skor > 5 =
Mortalitas
Perawatan lama
Nekrosektomi
PENANGANAN

Penilaian awal dan stratifikasi resiko :

Menilai status hemodinamik

Penilaian resiko

Pasien dengan gagal organICU


PENANGANAN
• Manajemen awal :
• Hidrasi agresif  250-500 mL larutan kristaloid per jam (Hidrasi agresif  12-24 jam
pertama)
• Pada pasien dengan kekurangan cairan berat dan bermanifestasi hipotensi dan takikardi
BOLUS
• Larutan ringer laktat lebih dipilih dibandingkan kristaloid isotonic untuk penggantian cairan.
• Kebutuhan cairan sebaiknya dinilai ulang dalam 6 jam pertama dan untuk 24-48 jam
berikutnya
• ERCP pada Pankreatitis Akut :
• Pada pankreatitis akut bersamaan dengan kolangitis akut sebaiknya menjalani ERCP dalam
24 jam.
• ERCP tidak dibutuhkan sebagian besar pasien pankreatitis batu empedu yang tidak
terbukti obstruksi bilier secara klinik maupun laboratorium.
• Pada kasus tanpa kolangitis akut dan atau jaundice, MRCP atau endoskopik ultrasound
(EUS) lebih baik dibandingkan dengan ERCP
• Pancreatic duct stents dan NSAID suppositoria pasca prosedur digunakan untuk mencegah
pankreatitis berat post-ERCP pada pasien dengan resiko tinggi.
• Pengguanaan antibiotik pada pankreatitis akut :
• Antibiotik sebaiknya diberikan hanya untuk infeksi di luar pancreas, seperti kolangitis, infeksi karena
penggunaan kateter, bakterimia, infeksi saluran kemih, pneumonia.
• Penggunaan antibiotik profilaksis secara rutin pada pankreatitis akut berat tidak direkomendasikan.
• Penggunaan antibiotik pada nekrosis steril untuk mencegah timbulnya nekrosis terinfeksi tidak
dianjurkan.
• Nekrosis terinfeksi harus dipertimbangkan terjadi pada pasien dengan nekrosis pancreas atau
ekstra pankreas yang memburuk atau gagal membaik setelah 7-10 hari perawatan di RS.
• Pada pasien dengan nekrosis terinfeksi, antibiotic yang diketahui dapat melewati nekrosis pancreas,
misalnya carbapenems, quinolones, dan metronidazole
• Pemberian rutin anti-fungal bersama dengan antibiotic profilaksis atau terapi antibiotic tidak
direkomendasikan.

• Nutrisi pada pasien dengan pankreatitis akut
• Pada pankreatitis akut ringan, pemberian makan secara enteral dapat dimulai secepatnya apabila
tidak terjadi mual dan muntah, dan nyeri perut telah hilang.
• Pada pankreatitis akut, pemberian makan dengan diet padat serta rendah lemak tampaknya aman
sama seperti pemberian diet cair.
• Pada pankreatitis akut berat pemberian makan secara enteral sangat direkmendasikan untuk
mencegah komplikasi infeksi. Nutrisi parenteral sebaiknya dihindari, kecuali rute enteral tidak
tersedia, tidak ditoleranasi, atau tidak mencukupi kebutuhan kalori.
• Pemberian makanan enteral dan nasoyeyunal tampaknya setara dalam efikasi dan keamanan.
KESIMPULAN

Pankreatitis akut merupakan inflamasi pancreas dengan onset tiba-tiba dan durasi kurang dari 6 bulan.

Etiologi tersering adalah batu empedu dan konsumsi alkohol berlebih. Sampai saat ini patofisiologinya

masih belum jelas, factor ekstraseluler dan intraseluler dipercaya dapat berpengaruh. Beberapa kriteria

dapat digunakan untuk menentukan prognosis diantaranya the beside index. Rekomendasi terapi

menurut ACG tahun 2013 antara lain penilaian awal, antibiotic, ERCP, nutrisi hingga tindakan

pembedahan jika diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai