Anda di halaman 1dari 41

HERNIA HIATUS

ESOPHAGUS

Ridwan Muttaqin
20060310005
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Insidensi hernia hiatal meningkat sesuai
pertambahan usia. Diperkirakan 60% dari
individu yang berusia 50 tahun atau lebih
mengalami hernia hiatal.
• Resiko hernia paraesophagus untuk
menjadi inkarserata atau perforasi
adalah sekitar 5 %. Komplikasi ini bisa
berpotensi menyebabkan kematian

• Kebanyakan kasus hernia hiatus


esophagus asimptomatik.
b. Batasan Masalah
Adanya kasus hernia hiatal esophagus
memerlukan pengetahuan yang lebih
mendalam dan mendetail mengenai kasus ini
sehingga diagnosis dapat ditegakkan secara
etiologi sejak dini

dan dapat memberikan terapi yang cepat dan


tepat sehingga terhindar dari komplikasi
berat yang bisa berupa kematian.
c.Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan referat dengan judul
kejang pada anak ini adalah untuk
mengetahui dan memahami tentang
definisi, epidemiologi, etiologi, jenis
hernia hiatus esophagus, manifestasi
klinis, diagnosis, penatalaksanaan,
komplikasi serta prognosis dari kasus
hernia hiatus esophagus
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi
Diafragma : terdapat 3 lubang utama
1. Hiatus aorticus
2. Hiatus esophagus
3. Foramen vena cava
Esophagus
Oesophagus merupakan sebuah
tabung yang dapat kolaps panjangnya
sekitar 25 cm yang menghubungkan
pharyng dan gaster.

Pada ujung bawah esophagus terdapat


lapisan sirkuler otot polos yang
berperan secara fisiologis sebagai
sebuah sphincter gastroesophageal.
Gaster
definisi
Hernia hiatus esophagus adalah suatu
keadaan defek pada diafragma yang
mengakibatkan isi dalam kavum
abdomen masuk ke dalam kavum
thorak yang pada umumnya adalah
gaster yang masuk melalui hiatus
esophagus.
Epidemiologi
Insidensi hernia hiatal meningkat sesuai
pertambahan usia. Diperkirakan 60% dari
individu yang berusia 50 tahun atau lebih
mengalami hernia hiatal

Menurut Dr. Denis burkitt, prevalensi


tertinggi hernia hiatus terjadi di Negara
dengan ekonomi maju seperti di Amerika
utara dan Eropa bagian barat.
Hernia hiatal lebih sering terjadi
pada wanita dibanding laki laki karena
adanya kenaikan tekanan intra
abdomen selama kehamilan
Etiologi
Pada anak anak biasanya karena cacat
bawaan

Pada orang dewasa


1. traumatik
2. usia
3. peningkatan tek. intraabdominal
Manifestasi Klinis
Gejala sliding hernia :
gejala esofagitis refluk, yaitu
regurgitasi asam, rasa terbakar, nyeri
dada, mual dan muntah disertai nyeri
epigastrium

. Dalam keadaan lanjut bisa terjadi


perdarahan dan obstruksi esophagus
Pada hernia para esophagus sering
tanpa gejala klinis.

Manifestasi klinik hernia paraesophagus


sering timbul akibat komplikasi barupa
volvulus lambung, obstruksi esophagus,
tukak lambung, strangulasi, gangguan
penapasan dan perdarahan.
Diagnosis
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Kalau gejala tidak ada dan diagnosis
ditemukan secara kebetulan, maka
hernia ini dibiarkan tanpa diberi
pengobatan karena jarang menjadi
progresif.
Jika mulai timbul gejala biasanya hal
tersebut disebabkan karena refluk
asam lambung. Hal tersebut bisa
diatasi dengan :
1. Perubahan gaya hidup
2. Menetralkan atau menghambat
sekresi asam lambung
• Antasida
• Antagonis reseptor H2
ranitidin, cimetidin, famotidine, dan
nizatidine
• Proton Pump Inhibitor
omeprazole, lanzoprazol, rabeprazole, dan
esomeprazole
Terapi pembedahan

Bila terapi konservatif gagal atau


terjadi komplikasi.
1. Nissen fundoplikasi
2. Belsey fundoplikasi
3. Hill gastropexi
Komplikasi
• Striktur esophagus
• Barrett’s esophagus
• Perlengketan organ abdominal
• Ulkus peptic
• Gastric volvulus
• Komplikasi pernapasan
Prognosis
Kebanyakan individu dengan hernia hiatal sliding
dapat mengatasi gejala dengan menggunakan
antasida atau obat obatan yang dapat mengurangi
sekresi asam lambung dan dengan merubah gaya
hidup

Kebanyakan individu yang telah di operasi


mendapati mereka sembuh dari gejala tersebut.
Walaupun begitu, setelah operasi, beberapa gejala
dari hernia hiatal esophagus seperti nyeri dada,
mungkin masih timbul pada beberapa individu dan
pada sejumlah kecil individual dapat terjadi
rekurensi.
Strangulasi jarang terjadi dan hanya
timbul pada hernia paraesophagus.
Individu dengan hernia paraesophagus
mungkin bisa berkembang menjadi
strangulasi dan gastric volvulus. Dan
apabila mengarah ke perforasi, resiko
kematian menjadi tinggi.
BAB III
Kesimpulan
1. Hernia hiatus esophagus hernia karena
defek pada diafragma sehingga
mengakibatkan isi dalam kavum abdomen
masuk ke dalam kavum thorak yang pada
umumnya adalah gaster yang masuk melalui
hiatus esophagus
2. Insidensi hernia hiatal meningkat sesuai
pertambahan usia. Diperkirakan 60% dari
individu yang berusia 50 tahun atau lebih
mengalami hernia hiatal
3.Terbagi menjadi sliding hernia dan
rolling hernia
4.Pada orang dewasa hernia hiatus
esophagus bisa terjadi karena
traumatik,pertambahan usia,
esofagitis kronik, peningkatan tekanan
intraabdomen asites.
Pada anak-anak hernia hiatus
esophagus biasanya merupakan
kelainan herediter.
5. Gejala utama dari sliding hernia
biasanya merupakan gejala esofagitis
refluk, yaitu regurgitasi asam dan rasa
terbakar atau nyeri dada. Sedangkan
pada hernia para esophagus sering
tanpa gejala klinis.
6. Diagnosis hernia hiatus esophagus bisa
dilakukan berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang
7. Terapi bisa dilakukan terapi
konservatif dengan mengubah gaya
hidup dan dengan medikamantosa.
Bila sudah terjadi komplikasi lebih
lanjut, tindakan pembedahan perlu
dipikirkan.
dAftAR pusTAka
• Agency for Healthcare Research and
Quality. “Comparative Effectiveness of
Management Strategies for
Gastroesophageal Reflux Disease -
Executive Summary”. AHRQ pub. no. 06-
EHC003-1. December 2005
• Denis P.Burkitt, 1981. “Hiatus hernia : is it
preventable? ”. The American Journal of
Clinical Nutrition. Vol.34. Page 428-431.
• DeVault KR, Castell DO. “Updated
guidelines for the diagnosis and treatment
of gastroesophageal reflux disease”. Am J
Gastroenterol. Jan 2005;100(1):190-200.
• Donald L. Paulson et al, 1991. “Esophageal
Hiatal Diaphragmatic Hernia and its
Complications”. Thoracic Surgery Section,
Baylor University Medical Center and
Southwestern Medical School of the
University of Texas, Dallas, Texas.
• http://emedicine.medscape.com/article/17
8393-overview#showall diakses 19 Juni
2011.
• http://en.wikipedia.org/wiki/Hiatus_hernia
diakses pada tanggal 19 Juni 2011.
• http://www.healthhype.com/hiatal-hernia-
symptoms-diagnosis-and complications.html
di akses pada tanggal 19 Juni 2011.
• http://www.mdguidelines.com/hernia-
hiatal/prognosis diakses pada 19 Juni 2011.
• Minjarez, RC; Jobe BA. "Surgical therapy
for gastroesophageal reflux disease". GI
Motility online. doi:10.1038/gimo56
(inactive 2008-06-21).
• Sihvo EI, Salo JA, Rasanen JV, Rantanen TK.
“Fatal complications of adult paraesophageal
hernia: a population-based study”. J Thorac
Cardiovasc Surg. Feb 2009;137(2):419-424.
• Snell, Richard S. 2006. “Anatomi klinik untuk
mahasiswa kedokteran”. Ed-6, hal.218-220. EGC.
Jakarta
• Wim de Jong, R.Sjamsuhidajat, 2005. “Buku ajar
ilmu bedah”. Ed-2. Hal 523 Jakarta. EGC.
• Yang YX, Lewis JD, Epstein S, Metz DC.
Long-term proton pump inhibitor therapy
and risk of hip fracture. JAMA. Dec 27
2006;296(24):2947-53.
• Zapata Josue, Lieberman Gillian, 2010.
Hiatal Hernia and complication of gastric
volvulus. Radiology core clerkship.
teRIma kAsiH

Anda mungkin juga menyukai