Oleh:
Er vina Hanif Anugra Akbar
131411133021
ANATOMI DAN FISIOLOGI ESOFAGUS
Pada kedua ujung esofagus terdapat Dinding esofagus seper ti juga bagian
otot sfingter. lain saluran gastrointestinal, terdiri
Otot krikofaringeus membentuk atas empat lapisan:
sfingter esofagus bagian atas dan 1. mukosa,
terdiri atas serabut -serabut otot 2. submukosa,
rangka. Bagian esofagus ini secara 3. Muskularis
normal berada dalam keadaan tonik
atau kontraksi kecuali pada waktu 4. serosa (lapisan luar).
menelan.
Sfingter esofagus bagian bawah ,
walaupun secara anatomis tidak
nyata, ber tindak sebagai sfingter
dan berperan sebagai sawar
terhadap refluks isi lambung ke
dalam esofagus. Dalam keadaan
normal sfingter ini menutup, kecuali
bila makanan masuk ke dalam
lambung atau waktu ber tahak atau
muntah.
Persarafan utama esofagus dipasok oleh serabut-serabut
simpatis dan parasimpatis dari sistem saraf otonom. Serabut
parasimpatis dibawa oleh nervus vagus, yang dianggap
sebagai saraf motorik esofagus. Fungsi serabut simpatis
masih kurang diketahui.
Selain persarafan ekstrinsik tersebut, terdapat jala-jala
serabut saraf intramural intrinsik di antara lapisan otot
sirkular dan longitudinal (pleksus Auerbach atau mienterikus),
dan tampaknya berperan dalam pengaturan peristaltic
esofagus normal. Jala-jala saraf intrinsik kedua (pleksus
Meissner) terdapat di sub-mukosa saluran gastrointestinal,
tetapi agak tersebar dalam esofagus.
Stimulasi sistem simpatis dan parasimpatis dapat mengaktifkan
atau menghambat fungsi gastrointestinal. Ujung saraf bebas dan
perivaskular juga ditemukan dalam submukosa esofagus dan
ganglia mienterikus. Ujung saraf ini dianggap berperan sebagai
mekanoreseptor, termosmo, dan kemoreseptor dalam esophagus.
Mekanoreseptor menerima rangsangan mekanis seperti
sentuhan, dan kemoreseptor menerima rangsangan kimia dalam
esofagus. Reseptor termo -osmo dapat dipengaruhi oleh suhu
tubuh, bau, dan perubahan tekanan osmotic .
Distribusi darah ke esofagus mengikuti pola seg -mental.
Bagian atas disuplai oleh cabang -cabang arteria tiroidea
inferior dan subklavia. Bagian tengah disuplai oleh cabang -
cabang segmental aorta dan arteria bronkiales, sedangkan
bagian subdiafragmatika disuplai oleh arteria gastrika
sinistra dan frenika inferior.
Aliran darah vena juga mengikuti pola segmental. Vena
esofagus daerah leher mengalirkan darah ke vena azigos dan
hemiazigos, dan di bawah diafragma vena esofagus masuk ke
dalam vena gastrika sinistra.
KANKER ESOFAGUS
Kanker esofagus adalah suatu keganasan yang terjadi pada
esofagus. Kanker esofagus pertama kali dideskripsikan pada
abad ke-19 dan pada tahun 1913 reseksi pertama sukses
dilakukan oleh Frank Torek. Pada tahun 1930 -an. Oshawa di
jepang dan Marshall di Amerika Serikat berhasil melakukan
pembedahan pertama dengan metode transtoraks esofagotomi
dengan rekonstruksi (Fishicella, 2009).
Kanker esophagus adalah salah satu tumor dengan tingkat
keganasan tinggi, prognosisnya buruk, walaupun sudah
dilakukan diagnosis dini dan penatalaksanaan. Kanker
esophagus juga merupakan salah satu kanker dengan tingkat
kesembuhan terendah, dengan 5 year sur vival rata-rata 10%,
sur vival rates ini terburuk setelah kanker hepatobilier dan
kanker pankreas.
ETIOLOGI
Kanker esofagus
adenokarsinoma
MANIFESTASI KLINIS
Adenokarsinoma
Adenokarsinoma esofagus sering terjadi pada bagian tengah
dan bagian bawah esofagus. Peningkatan abnormal mukosa
esofageal sering dihubungkan dengan refluks gastroesofageal
kronik. Metaplasia pada statifikasi normal epitellium
skuamosa bagian distal akan terjadi dan menghasilkan
epitellium glandular yang berisi sel -sel goblet yang disebut
epitel Barret. Perubahan genetik pada epitellium
meningkatkan kondisi displasia dan secara progresif
membentuk adenokarsinoma pada esofagus (Papinent, 2009) .
Akalasia adalah suatu
gangguan motorik primer
esofagus yang ditandai oleh
kegagalan sfingter esofagus
bagian bawah yang hipertonik
untuk berelaksasi pada waktu
menelan makanan dan
hilangnya peristalsis esofagus.
Kelainan ini menyebabkan
obstruksi fungsional dari batas
esofagus dan lambung
(Fisichella, 2009).
ETIOLOGI
Disfagia
Merupakan keluhan utama dari penderita Akasia. Disfagia dapat terjadi
setelah tiba-tiba setelah menelan atau bila ada gangguan emosi
Regurgitas
Berhubungan dengan posisi klien (seper ti saat berbaring) dan sering
terjadi pada malam hari karena adanya akumulasi makanan pada
esofagus yang melebar sehingga dapat menimbulkan pneumonia aspirasi
dan abses paru
Penurunan berat badan
Disebabkan karena klien takut makan akibat adanya odifagia (nyeri
menelan)
Nyeri dada
Sifat nyeri dengan lokasi susternal dan biasanya dirasakan apabila
meminum air dingin. Hal ini merupakan akibat komplikasi retensi
makanan dalam bentuk batuk dan pneumonia aspirasi
PROGNOSIS
Disfagia orofaring
Disfagia
Disfagia esofagus
MANIFESTASI KLINIS