Definisi Bilirubin :
Bilirubin ( sebelumnya disebut sebagai hematoidin ) adalah produk rincian kuning normal
hemekatabolisme. Heme ditemukan dalam hemoglobin, komponen utama dari sel darah
merah . Bilirubin diekskresikan dalam empedu dan urin , dan peningkatan kadar dapat
mengindikasikan penyakit tertentu.Hal ini bertanggung jawab untuk warna kuning memar ,
warna kuning air seni (melalui produk pemecahan direduksi, urobilin ), warna coklat dari
kotoran (melalui konversi kepada stercobilin ), dan perubahan warna kuning pada penyakit
kuning .
Pada bayi baru lahir, bilirubin tinggi adalah normal karena stres lahir. Bilirubin normal pada bayi
yang baru lahir akan berada di bawah 5 mg / dL, namun banyak bayi yang baru lahir memiliki
beberapa jenis penyakit kuning dan bilirubin di atas 5 mg / dL.
toksisitas obat
penyakit hati seperti hepatitis
Penyakit Gilbert, penyakit genetik yang mempengaruhi beberapa keluarga
Sirosis, jaringan parut pada hati
striktur bilier, bagian dari saluran empedu terlalu sempit sehingga alirannya terhambat
kanker kandung empedu atau pankreas
batu empedu
Penyebab lain bilirubin tinggi mungkin karena masalah dalam darah bukan masalah di hati. Sel-
sel darah rusak terlalu cepat dapat disebabkan oleh:
Anemia hemolitik. Hal ini terjadi ketika terlalu banyak sel darah sedang dihancurkan dari
penyakit autoimun, cacat genetik, keracunan obat, atau infeksi, dan hati tidak dapat
memetabolisme jumlah bilirubin dalam tubuh
Reaksi transfusi. Hal ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang darah yang diberikan
kepada Anda melalui transfuse
Bilirubin adalah senyawa pigmen berwarna kuning yang merupakan produk katabolisme
enzimatik biliverdin reduktase (wikipedia).
Urobilin adalah pigmen alami dalam urine yang menghasilkan warna kuning. Ketika urine
kental, urobilin dapat membenuk warna orange kemerahan yang intensitasnya bervariasi dengan
drajat oksidasi (kamus kesehatan).
Bilirubin adalah produk perombakan hemoglobin oleh sel-sel retikuloendotel yang tersebar
diseluruh tubuh. Bilirubin bersifat tidak larut air, kemudiandikonjugasi oleh hati sehingga dapat
larut air. Bilirubin akan dirubah oleh bakteri dalam usus halus menjadi urobilinogen. Karena
proses oksidasi urobilinogen akan berubah menjadi urobilin, yaitu zat yang memberi warna khas
pada urine (kiana, 2013).
Pada kondisi normal, urine tidak mengandung bilirubin. Adanya bilirubin dalam urine dalam
urine mengidentifikasikan adanya kerusakan sel hati atau adanya sumbatan pada saluran
empedu.peningkatan urobilin dalam urine menggambarkan adanya kerusakan sel hati
atauperombakan hemoglobin yang meningkat. Sedangkan ketika terjadi endapan pada saluran
empedu, urobilin tidak dijumpai dalam urine (kiana, 2013).
Nilai Rujukan
Empedu, yang sebagian besar dibentuk dari bilirubin terkonjugasi mencapai area duodenum, tempat
bakteri usus mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Sejumlah besar urobilinogen berkurang di
faeses, sejumlah besar kembali ke hati melalui aliran darah; di sini urobilinogen diproses ulang
menjadi empedu, dan kira-kira sejumlah 1% diekskresikan oleh ginjal ke dalam urin.
Ekskresi urobilinogen ke dalam urine kira-kira 1-4 mg/24jam. Ekskresi mencapai kadar puncak
antara jam 14.00 – 16.00, oleh karena itu dianjurkan pengambilan sampel dilakukan pada jam-jam
tersebut.
Urin 24 jam : 0.5 – 4.0 unit Erlich/24jam, atau 0,09 – 4,23 µmol/24 jam (satuan SI)
Masalah Klinis
Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar menurun atau terdapat
kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinal yang melebehi batas kemampuan hepar untuk
melakukan rekskresi.
Urobilinogen meninggi dijumpai pada : destruksi hemoglobin berlebihan (ikterik hemolitika atau
anemia hemolitik oleh sebab apapun), kerusakan parenkim hepar (toksik hepar, hepatitis infeksiosa,
sirosis hepar, keganasan hepar), penyakit jantung dengan bendungan kronik, obstruksi usus,
mononukleosis infeksiosa, anemia sel sabit.
Hasil positif juga dapat diperoleh setelah olahraga atau minum atau dapat disebabkan oleh
kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen.
Urobilinogen urine menurun dijumpai pada ikterik obstruktif, kanker pankreas, penyakit hati yang
parah (jumlah empedu yang dihasilkan hanya sedikit), penyakit inflamasi yang parah, kolelitiasis,
diare yang berat.
Albumin adalah salah satu jenis protein yang paling berlimpah dalam darah. Protein albumin
dihasilkan oleh hati beredar ke aliran darah untuk membantu tubuh menjaga keseimbangan
cairan. Oleh sebab itu jumlah protein darah ini harus selalu dalam keadaan seimbang untuk
menunjang fungsi normal dalam tubuh. Mari kita ketahui berapa kadar albumin normal dan
prosedur pemeriksaannya.
Nilai normal albumin serum dalam darah adalah 3,4-5,4 g / dL. Sedangkan kisaran normal
albumin urin adalah sekitar 0 – 8 mg / dl.
GLUKOSA
Di Indonesia, glukosa urin biasanya diuji secara semikuantitatif dengan uji reduktor (Benedict).
Warna Hasil
Biru Negatif
Hijau Sangat sedikit
Hijau kekuningan +1
Kuning kehijauan +2
Coklat +3
Merah bata +4
Glukosa urin positif tidak selalu berarti diabetes melitus, walaupun memang penyakit ini yang paling sering memberi
hasil positif pada uji glukosa urin. Makna lain yang mungkin:
Urobilinogen
Nilai normal: 0.1-1 Ehrlich U/dL (dipstik), atau positif s/d pengenceran 1/20 (Wallace-Diamond)
Urobilinogen klasik diperiksa dengan uji pengenceran Wallace-Diamond. Cara ini sudah banyak digantikan oleh uji
Tidak ada urobilinogen sama sekali dalam urin bermakna ada obstruksi komplit pada saluran empedu (kolelitiasis
atau karsinoma pankreas). Dari faktor farmakologis: kloramfenikol dan vitamin C menyebabkan urobilinogen urin
berkurang.
Bilirubin