Anda di halaman 1dari 33

Nilai Normal TTV

Nadi
Bayi : 120-130 x/mnt
Anak : 80-90 x/mnt
Dewasa : 70-80 x/mnt
Lansia : 60-70 x/mnt

Catatan :
Takikardia (Nadi di atas normal) : Lebih dari 100 x/mnt
Bradikardia (Nadi dibawah normal) : Kurang dari 60x/mnt

Tekanan Darah
Bayi : 70-90/50 mmHg
Anak : 80-100/60 mmHg
Remaja : 90-110/66 mmHg
Dewasa muda : 110-125/60-70 mmHg
Dewasa tua : 130-150/80-90 mmHg

Catatan :
Hipotensi : Kurang dari 90/60 mmHg
Normal : 90-120/60-80 mmHg
Pre Hipertensi : 120-140/80-90 mmHg
Hipertensi Stadium 1 : 140-160/90-100 mmHg
Hipertensi Stadium 2 : Lebih dari 160/100 mmHg

Suhu Tubuh
Normal : 36,6oC - 37,2 oC
Sub Febris : 37 oC - 38 oC
Febris : 38 oC - 40 oC
Hiperpireksis : 40 oC - 42 oC
Hipotermi : Kurang dari 36 oC
Hipertermi : Lebih dari 40 oC

Catatan :
Oral : 0,2 oC – 0,5 oC lebih rendah dari suhu rektal
Axilla : 0,5 oC lebih rendah dari suhu oral

Pernapasan / Respirasi
Bayi : 30-40 x/mnt
Anak : 20-30 x/mnt
Dewasa : 16-20 x/mnt
Lansia : 14-16 x/mnt

Catatan :
Dispnea : Pernapasan yang sulit
Tadipnea : Pernapasan lebih dari normal ( lebih dari 20 x/menit)
Bradipnea : Pernapasan kurang dari normal ( kurang dari 20 x/menit)
Apnea : Pernapasan terhenti
Ipnea : Pernapasan normal
Interpretasi Hasil Pemeriksaan Urine

Terdapat beberapa macam pemeriksaan urin, yaitu urinalisis, tes kehamilan, tes
narkoba, biakan kuman, kepekaan obat, dsb. Urinalisis atau tes urin rutin digunakan
untuk mengetahui fungsi ginjal dan mengetahui adanya infeksi pada ginjal atau
saluran kemih. Tes ini terdiri dari dua macam, yaitu : tes makroskopik dan tes
mikroskopik.

Tes makroskopik dilakukan dengan cara visual. Pada tes ini biasanya menggunakan
reagen strip yang dicelupkan sebentar ke dalam urine lalu mengamati perubahan
warna yang terjadi pada strip dan membandingkannya dengan grafik warna standar.
Tes ini bertujuan mengetahui pH, berat jenis (BJ), glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, darah, keton, nitrit dan lekosit esterase.

Tes mikroskopik dilakukan dengan memutar (centrifuge) urin lalu mengamati


endapan urin di bawah mikroskop. Tes ini bertujuan untuk mengetahui : (1) unsur-
unsur organik (sel-sel : eritrosit, lekosit, epitel), silinder, silindroid, benang lendir; (2)
unusur anorganik (kristal, garam amorf); (3) elemen lain (bakteri, sel jamur, parasit
Trichomonas sp., spermatozoa).

Warna Urin
Warna Urin dipengaruhi oleh konsentrasi, adanya obat, senyawa eksogen dan
endogen serta pH.

 Warna Merah coklat ; menunjukan urin mengandung hemoglobin, myoglobin,


pugmen empedu, darah dan pewarna. Dapat juga karena pemakaian
klorpromazin, haloperidol, rifampisin, fenition, ibuprofen. Warna merah coklat
dapat berarti urin bersifat asam (karena metronidazol) atau alkali (karena
laksatif, metildopa).
 Warna Kuning merah (pink) menunjukkan adanya sayuran, bit, fenazopiridin
atau katartik fenolftalein, ibuprofen, fenitoin dan klorokuin.
 Warna biru kehijauan menunjukkan pasien mengkonsumsi bit, adanya bakteri
Pseudomonas, pigmen empedu dan amitriptilin.
 Warna hitam menunjukkan adanya alkaptouria
 Warna gelap menunjukkan adanya porfiria, malignant melanoma (sangat
jarang ditemukan)
 Urin yang berbusa mengandung protein atau asam empedu
 Kuning kecoklatan menunjukkan primakuin, sulfametoksazol, bilirubin, urobilin

pH
Ini adalah derajat keasaman air seni. pH urine pada orang normal adalah 4,8 – 7,4.
pH di bawah 7,0 disebut asam (acid) dan pH di atas 7,0 dinamakan basa (alkali).
Beberapa keadaan dapat menyebabkan pH urine menjadi basa , misalnya : diet
vegetarian, setelah makan, muntah hebat, infeksi saluran kencing oleh bakteri
Proteus atau Pseudomonas, urine yang disimpan lama, terapi obat-obatan tertentu,
atau gangguan proses pengasaman pada bagian tubulus ginjal. Sebaliknya, pH
urine bisa menjadi rendah atau asam dapat dijumpai pada : diabetes, demam pada
anak, asidosis sistemik, terapi obat-obatan tertentu.

Berat Jenis
Berat jenis (BJ) atau specific gravity (SG) dipengaruhi oleh tingkat keenceran air
seni. Pada orang normal, berat jenis urine adalah 1,015 – 1,025. Seberapa banyak
Anda minum atau berkemih akan mempengaruhi BJ urine; semakin banyak
berkemih, akan semakin rendah BJ, demikian sebaliknya. Adanya protein atau
glukosa dalam urine akan meningkatkan BJ urine. Jika ada protein dalam urine,
maka setiap 1% proteinuria BJ bertambah 0,003. Jika ada glukosa dalam urine,
maka setiap 1% glukosuria BJ bertambah 0,004.

Glukosa
Biasanya tidak ada glukosa dalam air seni. Adanya glukosa dalam urine (disebut
glukosuria) harus diwaspadai adanya gangguan atau penyakit. Jika glukosuria
bersama hiperglikemia (=peningkatan kadar gula dalam darah), maka kemungkinan
adalah : diabetes mellitus (DM), sindrom Cushing, penyakit pankreas, kelainan
susunan syaraf pusat, gangguan metabolisme berat (misalnya pada kebakaran
hebat, penyakit hati lanjut, sepsis, dsb), atau oleh karena obat-obatan kortikosteroid,
thiazide, obat kontrasepsi oral).
Jika glukosuria tanpa hiperglikemia dapat dijumpai pada : kelainan fungsi tubulus
ginjal, kehamilan, gula selain glukosa dalam urine atau makan buah-buahan sangat
banyak.

Protein
Biasanya tidak ada protein yang terdeteksi pada urinalisis. Adanya protein dalam
urine disebut proteinuria. Proteinuria menunjukkan kerusakan pada ginjal, adanya
darah dalam air kencing atau infeksi kuman. Beberapa keadaan yang dapat
menyebabkan proteinuria adalah : penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena
diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma,
keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract
infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani,
urine yang pekat atau stress karena emosi

Bilirubin dan Urobilinogen


Bilirubin adalah produk perombakan hemoglobin (zat warna merah darah) oleh sel-
sel retikuloendotel yang tersebar di seluruh tubuh. Bilirubin semula bersifat tidak
larut air, kemudian oleh hati dikonjugasi sehingga larut air. Selanjutnya, bakteri-
bakteri dalam usus akan mengubah bilirubin menjadi urobilinogen. Karena proses
oksidasi, urobilinogen berubah menjadi urobilin, suatu zat yang memberikan warna
yang khas pada urine. Dalam keadaan normal bilirubin tidak ada dalam urine.
Adanya bilirubin dalam urine (bilirubinuria) menggambarkan kerusakan sel hati
(misalnya hepatitis) atau sumbatan saluran empedu.
Peningkatan urobilinogen dalam urine menggambarkan adanya kerusakan sel hati
(misalnya hepatitis) atau peningkatan perombakan hemoglobin. Sedangkan pada
sumbatan saluran empedu, urobilin tidak dijumpai dalam urine.

Darah
Dalam keadaan normal, tidak ada darah atau hemoglobin dalam air seni. Adanya
darah dalam urine (hemoglobinuria) dapat menunjukkan adanya trauma atau
perdarahan pada ginjal atau saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.
Nitrit
Dalam urine orang normal terdapat nitrat sebagai hasil metabolism protein. Jika
terdapat infeksi saluran kemih (urinary tract infection) oleh kuman dari spesies
Enterobacter, Citrobacter, Escherichia, Proteus dan Klebsiela yang mengandung
enzim reduktase, maka nitrat akan diubah menjadi nitrit.

Keton
Keton merupakan sampah hasil metabolisme lemak. Jika persediaan glukosa
menurun, maka untuk mencukupi suplai energi, cadangan lemak yang ada
dimetabolisme. Peningkatan metabolisme lemak ini menyebabkan penumpukan
keton (asam betahidroksi butirat, asam aseto asetat dan aseton) dalam urine atau
dinamakan ketonuria. Ketonuria dapat dijumpai pada penderita diabetes mellitus
atau pada orang yang kelaparan.

Lekosit Esterase
Lekosit esterase adalah enzim yang dikeluarkan oleh sel lekosit netrofil. Dalam
keadaan normal tidak ditemukan lekosit esterase. Adanya lekosit esterase dalam air
seni menunjukkan infeksi saluran kemih (urinary tract infection).

Sedimen / Endapan
Pemeriksaan sedimen urine dilakukan secara mikroskopik untuk mengetahui adanya
: (1) material organik, yaitu sel-sel (eritrosit, lekosit, epitel), silinder (cast) dan bentuk
lain : silindroid, benang lender; (2) material anorganik, yaitu garam amorf dan kristal;
(3) elemen lain, seperti bakteri, parasit Trichomonas sp., jamur (misal Candida), atau
spermatozoa.

Eritrosit. Dalam keadaan normal, terdapat 0 – 2 sel eritrosit dalam urine. Jumlah
eritrosit yang meningkat menggambarkan adanya trauma atau perdarahan pada
ginjal dan saluran kemih, infeksi, tumor, batu ginjal.

Lekosit. Dalam keadaan normal, jumlah lekosit dalam urine adalah 0 – 4 sel.
Peningkatan jumlah lekosit menunjukkan adanya peradangan, infeksi atau tumor.
Epitel. Ini adalah sel yang menyusun permukaan dinding bagian dalam ginjal dan
saluran kemih. Sel-sel epitel hampir selalu ada dalam urine, apalagi yang berasal
dari kandung kemih (vesica urinary), urethra dan vagina.

Silinder (cast). Ini adalah mukoprotein yang dinamakan protein Tam Horsfal yang
terbentuk di tubulus ginjal. Terdapat beberapa jenis silinder, yaitu : silinder hialin,
silinder granuler, silinder eritrosit, silinder lekosit, silinder epitel dan silinder lilin (wax
cast). Silinder hialin menunjukkan kepada iritasi atau kelainan yang ringan.
Sedangkan silinder-silinder yang lainnya menunjukkan kelainan atau kerusakan
yang lebih berat pada tubulus ginjal.

Kristal. Dalam keadaan fisiologik / normal, garam-garam yang dikeluarkan bersama


urine (misal oksalat, asam urat, fosfat, cystin) akan terkristalisasi (mengeras) dan
sering tidak dianggap sesuatu yang berarti. Pembentukan kristal atau garam amorf
dipengaruhi oleh jenis makanan, banyaknya makanan, kecepatan metabolisme dan
konsentrasi urine (tergantung banyak-sedikitnya minum).
Yang perlu diwaspadai jika kristal-kristal tersebut ternyata berpotensi terhadap
pembentukan batu ginjal. Batu terbentuk jika konsentrasi garam-garam tersebut
melampaui keseimbangan kelarutan. Butir-butir mengendap dalam saluran urine,
mengeras dan terbentuk batu.

Silindroid. Ini adalah material yang menyerupai silinder. Tidak memiliki arti yang
banyak, mungkin sekali berrati adanya radang yang ringan.

Benang lendir (mucus filaments). Ini didapat pada iritasi permukaan selaput lendir
saluran kemih.

Spermatozoa, bisa ditemukan dalam urin pria atau wanita dan tidak memiliki arti
klinik.

Bakteri. Bakteri yang dijumpai bersama lekosit yang meningkat menunjukkan


adanya infeksi dan dapat diperiksa lebih lanjut dengan pewarnaan Gram atau
dengan biakan (kultur) urin untuk identifikasi. Tetapi jika ada bakteri namun sedimen
“bersih”, kemungkinan itu merupakan cemaran (kontaminasi) saja.
Sel jamur menunjukkan infeksi oleh jamur (misalnya Candida) atau mungkin hanya
cemaran saja.

Trichomonas sp. Ini adalah parasit yang bila dijumpai dalam urin dapat
menunjukkan infeksi pada saluran kemih pada laki-laki maupun perempuan.

Dibawah ini adalah beberapa macam fungsi tes urin berdasarkan metode tes urin :

1. Tes Urin Strip (Cepat)

Tes urin strip adalah salah satu jenis tes urin yang dilakukan dengan cepat. Strip khusus yang
digunakan dalam tes akan dicelupkan ke dalam sampel urin selama beberapa detik. Hasil warna
indikator yang berbeda akan bisa dilihat dari perubahan. Semua jenis tes ini bisa dilakukan dengan
mudah dan pengambilan sampel urin juga harus dilakukan dengan benar. Tes urin ini bisa dilakukan
di rumah, rumah sakit, klinik, dan laboratorium.

Fungsi tes urin cepat adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui salah satu kondisi yang menggambarkan penyakit pada bagian bawah perut.

b. Untuk mengetahui kondisi atau penyakit yang menyerang pada bagian punggung.

c. Untuk mengetahui kondisi penyakit pada saluran kemih.

d. Melihat kondisi kesehatan urin jika mengandung darah.

e. Untuk mengetahui kadar gula dalam urin (khusus untuk penderita diabetes)

Penilaian Tes urin Cepat

Ada beberapa penilaian yang didapatkan dari tes urin cepat. Semua penilain yang dilakukan
seharusnya menunjukkan nilai negative (jadi jika dalam tes ada nilai positif maka bisa menjadi
indikasi penyakit tertentu). Berikut ini beberapa jenis standar penilaian dalam tes urin cepat.

Penilaian Nilai Rujukan :

Nilai pH 5-7

Gula negatif

Nitrit negatif

Keton negatif

Bilirubin negatif

Urobilinogen negatif

Sel darah putih negatif

Sel darah merah negatif

Arti Nilai Positif dalam Pengujian


Dari pengujian cepat ini maka bisa didapatkan beberapa hasil penilaian yang sesuai dengan nilai
yang ditunjukkan. Berikut ini adalah beberapa indikasi penyakit yang bisa dilihat dari nilai positif atau
temuan dalam tes urin :

Penyakit batu kemih – Jika dalam pengujian menunjukkan hasil kurang dari 5 atau lebih dari 7.
Nilai dibawah 5 berarti ada infeksi yang terjadi pada bagian saluran kemih dan membutuhkan
perawatan yang lebih khusus.

Peradangan ginjal – Jika tingkat protein yang ditemukan dalam tes urin cepat terlalu tinggi
(positif).

Diabates – Jika hasil tes menunjukkan adanya keton yang berarti urin mengandung gula.

Infeksi bakteri dalam darah – Jika hasil tes menunjukkan adanya sel darah putih dan nitrit.

Sponsors Link

2. Tes Analisis Urin

Tes analisis urin yang diperlukan biasanya untuk menunjukkan kondisi kesehatan tubuh secara
menyeluruh. Tes ini diperlukan oleh orang yang baru saja masuk ke rumah sakit atau untuk
keperluan menjelang operasi.

Penilaian dalam analisis tes urin meliputi:

Mengetahui tingkat warna, konsentrasi urin dan nilai yang lebih jelas pada urin

Mengetahui berbagai zat kimia dalam urin

Mengetahui kemungkinan bakteri dan sel yang terdapat pada urin

Fungsi Analisis Urin

Analisis urin diperlukan untuk mengetahui kelainan atau indikasi jenis penyakit tertentu yang muncul
pada tubuh. Hampir semua orang yang masuk ke rumah sakit atau memerlukan perawatan khusus
biasanya akan diminta untuk melakukan tes urin. Berikut adalah fungsi tes urin ini :
Untuk mengetahui beberapa kemungkinan infeksi yang terjadi pada bagian sistem kemih

Untuk mengetahui kondisi pendarahan dalam sistem kemih

Untuk menetapkan kondisi penyakit ginjal dan hati

Tes ini juga bisa dilakukan untuk mengetahui kadar gula dalam urin

Penilaian Analisis Urin

Tes urin diperlukan untuk mengetahui beberapa kondisi tubuh yang digambarkan dari keadaan urin.
Selain itu, tes ini juga diperlukan untuk mengetahui zat yang ada pada urin. Berikut ini adalah
beberapa penilaian untuk tes urin.

Objek Penilain Fungsi Nilai Rujukan :

Bakteri Untuk mengetahui bakteri pada saluran kemih Negatif

Kreatinin untuk mengetahui fungsi ginjal Negatif

Kristal Untuk mengetahui tingkat zat tinggi dalam urin Negatif

Sel epitel untuk mengetahui kondisi sistem kemih dan uretra

Apa Indikasi Penilaian Analisis Urin

Jika dalam prosedur tes ini didapatkan beberapa nilai rujukan positif, maka kemungkinan ada
beberapa kondisi dalam tubuh seperti:

Kristal menunjukkan adanya tingkat kolesterol tinggi dalam tubuh.

Kreatinin menunjukkan ada masalah pada ginjal seperti peradangan,infeksi dan gangguan lain.

Bakteri menunjukkan adanya masalah infeksi bakteri pada saluran kemih yang bisa terjadi pada
kantung kemih, uretra maupun ginjal.
3. Tes Kultur Urin

sponsored links

Tes kultur urin digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kuman dalam urin. Tes ini dilakukan
dilaboratorium oleh pekerja analisis. Sampel urin yang diambil akan dimasukkan ke dalam sebuah
tempat khusus kemudian akan disimpan pada mesin inkubator selama 24 hingga 48 jam sesuai
keperluan. Jika budidaya kuman yang dimasukkan dalam tempat sampel bisa berkembang maka urin
menunjukkan kondisi yang kurang baik. Pengujian ini diperlukan untuk mengetahui adanya bakteri
atau jamur yang tinggal dalam urin.

Fungsi Tes Kultur Jaringan Urin

Biasanya seseorang yang terindikasi menderita infeksi pada saluran kemih akan menjalani pengujian
urin ini. Jika ada bakteri atau kuman yang ditemukan dalam urin maka bisa menunjukkan adanya
infeksi pada saluran kemih. Dengan cara ini maka perawatan bisa dilakukan dengan jenis antibiotik
khusus yang memang bisa membunuh bakteri atau kuman yang tinggal dalam saluran kemih.

4. Pengujian Tes Urin Selama 24 Jam

Jenis tes ini dilakukan dengan mengambil sampel urin selama 24 jam. Semua urin yang dikeluarkan
selama 24 jam akan dilakukan untuk mengetahui indikasi penyakit tertentu. Metode untuk
melakukan tes ini adalah dengan mengambil urin mulai dari bangun tidur hingga menjelang tidur.
Pengujian ini akan dilakukan di laboratorium sehingga seseorang yang memerlukan pengujian
biasanya diminta untuk tinggal di rumah sakit atau klinik untuk mengumpulkan sampel urin.

Fungsi Pengujian Urin

Fungsi dari pengujian urin yang diambil selama 24 jam diperlukan untuk mengetahui atau menilai
beberapa kondisi seperti kadar protein, zat yang dikeluarkan selama proses metabolisme, hormon
dan garam.

Kondisi Penilaian Tes Urin 24 Jam


Hasil dari pengujian ini akan menunjukkan bahwa ada beberapa indikasi penyakit tertentu pada
orang yang sedang di tes. Nilai negatif menjadi prioritas utama dalam tes. Berikut ini adalah
beberapa macam indikasi penyakit yang muncul dari hasil tes ;

Jika kandungan kreatinin terlalu sedikit dalam urin maka menunjukkan bahwa fungsi ginjal
mengalami gangguan atau indikasi peradangan pada ginjal.

Jika protein dalam urin terlalu tinggi maka bisa menjadi indikasi penyakit seperti radang ginjal,
diabetes, penyakit gagal ginjal, kanker ginjal dan gagal jantung.

Jika hormon yang terdapat pada urin terlalu tinggi maka bisa dikaitkan dengan gangguan sistem
hormon dalam tubuh.

5. Tes Kehamilan

Tes urin untuk mengetahui kehamilan atau deteksi kehamilan menjadi tes yang paling banyak
diketahui secara umum oleh semua orang. Tes ini dilakukan setelah seorang wanita tidak
mendapatkan menstruasi setelah melewati periode jadwal seperti yang sudah diamati. Beberapa
orang mengatakan bahwa tes ini bisa menunjukkan hasil positif namun tidak berhasil dalam
pengujian lain. Jadi tes ini sering menyebabkan kerancuan. Tes urin dilakukan saat pagi hari yaitu
ketika urin pertama kali dikeluarkan dari tubuh setelah bangun tidur.

Fungsi tes urin untuk mengetahui kehamilan ini, dilakukan karena ada kandungan hormon hCG
(human chorionic gonadotropin) yang ada dalam darah dan didapatkan karena wanita mulai
memproduksi plasenta ketika hamil. Jadi jika hasil tes menunjukkan nilai positif maka kemungkinan
besar memang hamil. Biasanya tes penguatan dilakukan untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya.

6. Tes Urin untuk Narkoba dan Dopping

Tes urin juga sering diperlukan untuk mengetahui kandungan alkohol dan jenis narkoba dalam urin.
Tes ini menjadi metode yang paling mudah untuk dilakukan dalam mengetahui zat atau bahan
terlarang dalam urin. Hasil tes yang digunakan untuk mengetahui kandungan ganja dalam tubuh bisa
didapatkan setelah satu minggu dari pengujian. Sementara beberapa jenis obat-obatan lain yang
lebih tajam seperti heroin, kokain, ekstasi bisa muncul selama beberapa hari saja. Tes strip juga
dilakukan untuk mengetahui kadar alkohol dalam tubuh. Atlit atau profesional dalam bidang
olahraga biasanya memerlukan tes ini untuk mengetahui kandungan zat khusus atau obat pemicu
kekuatan seperti obat yang mengandung zat dopping.
URIN rutin

Urin bersih diperlukan untuk pemeriksaan urinalisa rutin. Untuk pemeriksaan urinalisa rutin
diperlukan:

Urin bersih, biasanya urin pertama pagi hari karena urin pertama cenderung konsentrasinya
lebih tinggi, jumlah lebih banyak, dan memiliki pH lebih rendah. Jumlah minimal 10mL
Tidak ada cara pengambilan khusus, klien dapat melakukannya sendiri, dengan menampung
urin pada wadah yang disediakan, kecuali klien yang lemah, mungkin memerlukan bantuan.
Spesimen harus bebas dari feses Diperlukan urin segar (pengambilan kurang dari 1 jam), bila
tidak dapat diperiksa dengan segera, urin harus dimasukan dalam lemari es. Bila urin berada
dalam suhu ruangan untuk periode waktu lama maka kristal urin dan sel darah merah akan
lisis/hancur serta berubah menjadi alkalin.

Pengambilan Spesimen
1) Wadah Spesimen
2) Wadah spesimen urine harus bersih dan kering.
3) Dapat terbuat dari plastik atau botol gelas.
4) Mulut wadah lebar dan dapat ditutup rapat.
5) Wadah berwarna terang.

URIN TENGAH (midstream urin specimen)

Urin tengah merupakan cara pengambilan spesiman untuk pemeriksaan kultur urin yaitu
untuk mengetahui mikroorganisme yang menyebabkan infeksi saluran kemih. Sekalipun ada
kemungkinan kontaminasi dari bakteri di permukaan kulit, namun pengambilan dengan
menggunakan kateter lebih berisiko menyebabkan infeksi.Perlu mekanisme khusus agar
spesimen yang didapat tidak terkontaminasi

persiapkan peralatan
a. sabun,
b. lap basah,dan handuk Di gunakan untuk membersihkan,membilas,dan mengeringkan
perineum
c. larutan anti sep
d. air steril
e. wadah spesimen steril
f. sarung tangan steril dan non steril
g. pispot
h. label spesimen yang lengkap
i. Membilas larutan antiseptic
Pengambilan dilakukan dengan cara:

bersihkan area urinarius dengan sabun dan air atau dengan tisue khusus lalu keringkan
biarkan urin yang keluar pertama dimaksudkan untuk mendorong dan mengeluarkan bakteri
yang ada didistal, beberapa waktu kemudian tampung urin yang ditengah. Hati-hati
memegang wadah penampung agar wadah tersebut tidak menyentuh permukaan perineum.
Jumlah yang diperlukan 3ml-60ml.

a. pria
 pegang penis dengan satu tangan dan bersihkan ujung penis dengan gerakan memutar dari
arah tengah keluar dan menggunakan swab antiseptik
 bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan kapas
 setelah klien mulai mengeluarkan aliran urin buang urin pertama, pada bagian tengah baru
ditampung. letakan wadah pengumpul dibawah aliran urin dan kumpulkan 30 – 60 ml

b. wanita
 buka labia dengan ibu jari dan jari telunjuk dari tangan yang tidak dominan
 bersihkan daerah tersebut dengan kapas ,dari bagian depan ke belakang
 bersihkan daerah tersebut dengan air steril dan keringkan dengan kapas
 dengan tetap memisahkan labia, klien harus mulai mengeluarkan urin , dan setelah aliran
keluar, bagian tengah urine, letakan wadah spesimen dibawah aliran urin dan kumpulkan 3ml
– 60 ml
 tutup wadah spesimen dengan aman dan kuat. mempertahankan sterilitas bagian dalam
wadah
 bersihkan urin yang mengenai bagian luar wadah,dan letakan dikantung plastikan specimen
Mencegah transfer mikroorganisme dengan orang lain.
 lepaskan sarung tangan dan cuci tangan mencegah transfer mikroorganisme dengan orang
lain
 kirim spesimen ke labort dalam 15 menit atau masukan dalam lemari es bakteri dapat
berkembang biak dalam urin
 Catat tanggal dan waktu pengambilan spesimen dalam catatan keperawatan
mendokumentasikan implementasi yang diprogramkan dokter

URIN TAMPUNG (timed urin specimen/waktu tertentu)

Beberapa pemeriksaan urin memerlukan seluruh produksi urin yang dikeluarkan dalam
jangka waktu tertentu, rentangnya berkisar 1-2 jam – 24 jam. Urin tampung ini biasanya
disimpan di lemari pendingin atau diberi preservatif (zat aktif tertentu) yang mencegah
pertumbuhan bakteri atau mencegah perubahan/kerusakan struktur urin.

Adapun tujuan pemeriksaan yang menggunakan urin tampung adalah:


 mengkaji kemampuan ginjal mengkonsentrasikan dan mendilusi urin
 menentukan penyakit gangguan metabolisme glukosa, fungsi ginjal
 menentukan kadar sesuatu dalam urin (misal: albumin, kreatinin)

Hal yang perlu dilakukan :


 Periode pengumpulan jenis ini dimulai setelah klien berkemih
 beri wadah yang telah disiapkan oleh pihak laboratorium
 setiap kali berkemih ,urin dikumpul dalam sebuah wadah yang bersih lalu segera masukan
dalam wadah yang lebih besar
 setiap spesimen harus bebas dari feses atau tisu toilet
 wadah pengumpul urin perlu dimasukan dalam lemari ES
SPESIMEN URINE KATETER

Urin steril dapat diperoleh dengan mengambil urin melalui area kateter yang khusus
disiapkan untuk pengambilan urin dengan jarum suntik.Klem kateter selama kurang lebih 30
menit jika tidak diperoleh urin waktu pengambilan. Untuk kultur urin diperlukan 3 mL, dan
30 mL untuk urinalisa rutin. Untuk kultur urin, hati-hati dalam pengambilan agar tidak
terkontaminasi.

Bahan Pengawet
a) Formalin 27%.
b) Ethylene Diamine Tetra Acetat (EDTA).

Identitas Spesimen.

diberi nomor dan kode, sedangkan identitas lengkap dapat dilihat pada buku registrasi yang
berisikan nomor, tanggal, nama responden, umur, jenis kelamin, jenis pemeriksaan.

Pengiriman Spesimen
1) Setelah spesimen urine terkumpul masing-masing dalam wadah/botol kecil, kemudian
dimasukan dalam wadah/tempat yang lebih besar dengan diberi es sebagai pengawet
sementara (cool box).
2) Wadah spesimen kecil diatur sedemikian rupa sehingga tidak mudah terbalik atau tumpah.
3) Pengiriman harus secepat mungkin sampai ke laboratorium (tidak lebih dari 3 hari).

HB (HEMOGLOBIN)

Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas untuk
mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah ditentukan oleh kadar
Hemoglobin.
Nilai normal Hb :
Wanita 12-16 gr/dL
Pria 14-18 gr/dL
Anak 10-16 gr/dL
Bayi baru lahir 12-24gr/dL

Penurunan Hb terjadi pada penderita: anemia penyakit ginjal, dan pemberian cairan intra-
vena (misalnya infus) yang berlebihan. Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan
tertentu seperti antibiotika, aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat
antiradang).

Peningkatan Hb terjadi pada pasien dehidrasi, penyakit paru obstruktif menahun (COPD),
gagal jantung kongestif, dan luka bakar. Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa
(salah satu jenis obat darah tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit

TROMBOSIT (PLATELET)

Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses menghentikan
perdarahan dengan membentuk gumpalan.

Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi perdarahan dan
hambatan perm- bekuan darah. Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-
400.ooo/Mel darah. Biasanya dikaitkan dengan penyakit demam berdarah.

HEMATOKRIT (HMT)

Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah, dan Iain-Iain) dengan
jumlah cairan darah. Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental.
Hal ini terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh darah
sementara jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi lebih kental.Diagnosa DBD (Demam
Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT > 20 %.

Nilai normal HMT :

Anak 33 -38%
Pria dewasa 40 – 48 %
Wanita dewasa 37 – 43 %

Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut (kehilangan
darah secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia, gagalginjal kronik,
mainutrisi, kekurangan vitamin B dan C, kehamilan, ulkuspeptikum (penyakit tukak
lambung).

Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat,eklampsia (komplikasi pada kehamilan),
efek pembedahan, dan luka bakar, dan Iain-Iain.

LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)

Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik yang berfungsi
untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem
kekebalan tubuh.
Nilai normal :

Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3


Bayi/anak 9000 – 12.000/mm3
Dewasa 4000-10.000/mm3

Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses infeksi atau
radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis (radang selaput otak),
apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat
disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin, prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama
ampicilin, eritromycin, kanamycin, streptomycin, dan Iain-Iain.

Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi tertentu terutama
virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan obat-obatan,
terutama asetaminofen (parasetamol),kemoterapi kanker, antidiabetika oral, antibiotika
(penicillin, cephalosporin, kloramfenikol), sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang
disebabkan oleh bakter).
Hitung Jenis Leukosit (Diferential Count)

Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam darah berdasarkan
proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.

Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan proses penyakit
dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang dihitung ada 5 yaitu neutrofil,
eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x
besarnya eritrosit (se! darah merah), dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah
maupun di luar pembuluh darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka
dibanding leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.

Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, radang, kerusakan jaringan,
apendiksitis akut (radang usus buntu), dan Iain-Iain.

Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia defisiensi besi, dan
Iain-Iain.
EOSINOFIL

Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi dan infeksi (terutama
parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh jumlah leukosit. Nilai normal
dalam tubuh: 1 – 4%

Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit, kankertulang, otak, testis,
dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada kejadian shock, stres, dan luka bakar.

BASOFIL

Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari seluruh jumlah leukosit,
dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti asma, alergi kulit, dan lain-lain.Nilai
normal dalam tubuh: o -1%
Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase penyembuhan
infeksi.

Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi), dan kehamilan

LIMPOSIT

Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan pembentukan antibodi. Nilai
normal: 20 – 35% dari seluruh leukosit.

Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi kronik, dan
Iain-Iain.

Penurunan limposit terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dan Iain-Iain.

MONOSIT

Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran 2x lebih besar dari
eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan diproduksi di jaringan limpatik.
Nilai normal dalam tubuh: 2 – 8% dari jumlah seluruh leukosit.

Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing), kanker, dan Iain-
Iain.

Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.

ERITROSIT

Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros berarti merah dan
kytos yang berarti selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah yang paling banyak dan berfungsi
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Sel darah merah aktif selama 120 hari sebelum
akhirnya dihancurkan. Pada orang yang tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen
rendah maka cenderung memiliki sel darah merah lebih banyak.

Nilai normal eritrosit :

Pria 4,6 – 6,2 jt/mm3


Wanita 4,2 – 5,4 jt/mm3

MASA PERDARAHAN

Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit, dilakukan dengan adanya
indikasi (tanda-tanda) riwayat mudahnya perdarahan dalam keiuarga.

Nilai normal :

dengan Metode Ivy 3-7 menit


dengan Metode Duke 1-3 menit
Waktu perdarahan memanjang terjadi pada penderita trombositopeni (rendahnya kadar
trombosit hingga 50.000 mg/dl), ketidaknormalan fungsi trombosit, ketidaknormalan
pembuluh darah, penyakit hati tingkat berat, anemia aplastik, kekurangan faktor pembekuan
darah, dan leukemia. Selain itu perpanjangan waktu perdarahan juga dapat disebabkan oleh
obat misalnya salisilat (obat kulit untuk anti jamur), obat antikoagulan warfarin (anti
penggumpalan darah), dextran, dan Iain-Iain.

Masa Pembekuan

Merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama diperlukan waktu untuk proses
pembekuan darah. Hal ini untuk memonitor penggunaan antikoagulan oral (obat-obatan anti
pembekuan darah). Jika masa pembekuan >2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi
perdarahan.Normalnya darah membeku dalam 4 – 8 menit (Metode Lee White).

Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan jantung), emboli
pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K, digitalis (obat jantung),
diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika ada pembengkakan).

Perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan faktor
pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
LAJU ENDAP DARAH (LED)

LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan menggambarkan
komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel darah merah) dan plasma. LED
dapat digunakan sebagai sarana pemantauan keberhasilan terapi, perjalanan penyakit,
terutama pada penyakit kronis seperti Arthritis Rheumatoid (rematik), dan TBC.

Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh), trauma,
kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka bakar.Penurunan LED
terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel sabit, kekurangan faktor pembekuan, dan
angina pektoris (serangan jantung).Selain itu penurunan LED juga dapat disebabkan oleh
penggunaan obat seperti aspirin, kortison, quinine, etambutol.
G6PD (GLUKOSA 6 PHOSFAT DEHIDROGENASE)

Merupakan pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk melihat kerentanan
seseorang terhadap anemia hemolitika. Kekurangan G6PD merupakan kelainan genetik
terkait gen X yang dibawa kromosom wanita. Nilai normal dalam darah yaitu G6PD negatif

Penurunan G6PD terdapat pada anemia hemolitik, infeksi bakteri, infeksi virus, diabetes
asidosis.
Peningkatan G6PD dapat juga terjadi karena obat-obatan seperti aspirin, asam askorbat
(vitamin C) vitamin K, asetanilid.

BMP (BONE MARROW PUNCTION)

Pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan aktivitas hemopoetiknya
(pembentukan sel darah). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan pada penderita yang dicurigai
menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E (myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara leukosit berinti dengan
eritrosit berinti yaitu 3 :1 atau 4 :1

HEMOSIDERIN/FERITIN

Hemosiderin adalah cadangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobin. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ada tidaknya kekurangan zat besi
dalam tubuh yang mengarah ke risiko menderita anemia.

PEMERIKSAAN ALKOHOL DALAM PLASMA

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya intoksikasi alkohol (keracunan alkohol) dan dilakukan
untuk kepentingan medis dan hukum. Peningkatan alkohol darah melebihi 100 mg/dl
tergolong dalam intoksikasi alkohol sedang berat dan dapat terjadi pada peminum alkohol
kronis, sirosis hati, malnutrisi, kekurangan asam folat, pankreatitis akut (radang pankreas),
gastritis (radang lambung), dan hipo-glikemia (rendahnya kadar gula dalam darah).

PEMERIKSAAN TOLERANSI LAKTOSA

Laktosa adalah gula sakarida yang banyak ditemukan dalam produk susu dan olahannya.
Laktosa oleh enzim usus akan diubah menjadi glukosa dan galaktosa. Penumpukan laktosa
dalam usus dapat terjadi karena kekurangan enzim laktase, sehingga menimbulkan diare,
kejang abdomen (kejang perut), dan flatus (kentut) terus-menerus, hal ini disebut intoleransi
laktosa. dalam jumlah besar kemudian diperiksa kadar gula darah . Apabila nilai glukosa
darah sewaktu >20 mg/dl dari nilai gula darah puasa berarti laktosa diubah menjadi glukosa
atau toleransi laktosa, dan apabila glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar gula darah puasa,
berarti terjadi intoleransi glukosa. Sebaiknya menghindari konsumsi produk susu. Hal ini
dapat diatasi dengan sedikit demi sedikit membiasakan konsumsi produk susu.

Nilai normal :

dalam plasma < 0,5 mg/dl


dalam urin 12-40 mg/dl

LDH (LAKTAT DEHIDROGENASE)

Merupakan salah satu enzim yang melepas hidrogen, dan tersebar luas pada jaringan terutama
ginjal, rangka, hati, dan otot jantung.

Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat sampai
puncaknya 24-48 jam setelah infark miokard (serangan jantung) dan tetap normal 1-3
minggu kemudian. Nilai normal: 80 – 240 U/L

SGoT (Serum Glutamik Oksoloasetik


Transaminase)

Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan
jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya kerusakan pada
jaringan jantung dan hati.
Nilai normal :

Pria s.d.37 U/L


Wanita s.d. 31 U/L

Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan cara memberi
minum laktosa
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis, infark
paru, dan Iain-lain.

Peningkatan SGOT 3-5X normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal jantung
kongestif, tumor hati, dan Iain-lain.

Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sei-sel hati, infark miokard (serangan jantung),
pankreatitis akut (radang pankreas), dan Iain-lain.

SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh
terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma atau kerusakan
hati.

Nilai normal :

Pria sampai dengan 42 U/L


Wanita sampai dengan 32 U/L

Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.


Peningkatan 3 – 10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark
miokard (serangan jantung).
Peningkatan 1 – 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.

ASAM URAT

Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari asam nukleat
pada DNA dan RNA).Purin terdapat dalam makanan antara lain: daging, jeroan, kacang-
kacangan, ragi, melinjo dan hasil olahannya. Pergantian purin dalam tubuh berlangsung terus-
menerus dan menghasilkan banyak asam urat walaupun tidak ada input makanan yang
mengandung asam urat.

Asam urat sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal. Asupan purin normal
melalui makanan akan menghasilkan 0,5 -1 gr/hari. Peningkatan asam urat dalam serum dan
urin bergantung pada fungsi ginjal, metabolisme purin, serta asupan dari makanan. Asam urat
dalam urin akan membentuk kristal/batu dalam saluran kencing. Beberapa individu dengan
kadar asam urat >8mg/dl sudah ada keluhan dan memerlukan pengobatan.

Nilai normal :

Pria 3,4 – 8,5 mg/dl (darah)


Wanita 2,8 – 7,3 mg/dl (darah)
Anak 2,5 – 5,5 mg/dl (darah)
Lansia 3,5 – 8,5 mg/dl (darah)
Dewasa 250 – 750 mg/24 jam (urin)

Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran kanker, diabetes
mellitus berat, gagal ginjal, gagal jantung kongestif, keracunan timah hitam, malnutrisi,
latihan yang berat. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya asetaminofen,
vitamin C,aspirin jangka panjang,diuretik.

Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka bakar, kehamilan, dan
Iain-Iain. Obat-obat yang dapat menurunkan asam urat adalah allopurinol, probenesid, dan
Iain-Iain.
Kreatinin

Merupakan produk akhir metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat (protein) diproduksi
dalam hati. Ditemukan dalam otot rangka dan darah, dibuang melalui urin. Peningkatan
dalam serum tidak dipengaruhi oleh asupan makanan dan cairan.

Nilai normal dalam darah :

Pria 0,6 – 1,3 mg/dl


Wanita 0,5 – 0,9 mg/dl
Anak 0,4 -1,2 mg/dl
Bayi 0,7 -1,7 mg/dl
Bayi baru lahir 0,8 -1,4 mg/dl

Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal dan
penyusutan massa otot rangka. Hal ini dapat terjadi pada penderita gagal ginjal, kanker,
konsumsi daging sapi tinggi, serangan jantung. Obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar
kreatinin nyaitu vitamin C, antibiotik golongan sefalosporin,aminoglikosid, dan Iain-Iain.

BUN (BLOOD UREA NITROGEN)

BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein, dibuat oleh hati. Pada orang normal,
ureum dikeluarkan melalui urin.

Nilai normal :

Dewasa 5-25 mg/dl


Anak 5-20 mg/dl
Bayi 5-15 mg/dl

Rasio nitrogen urea dan kreatinin = 12 :1 – 20 :1

Pemeriksaan Trigliserida
Merupakan senyawa asam lemak yang diproduksi dari karbohidrat dan disimpan dalam
bentuk lemak hewani. Trigliserida ini merupakan penyebab utama penyakit penyumbatan
arteri dibanding kolesterol.

Nilai normal :

Bayi 5-4o mg/dl


Anak 10-135 mg/dl
Dewasa muda s/dl50 mg/dl
Tua (>50 tahun) s/d 190 mg/dl

Penurunan kadartrigliserid serum dapatterjadi karena malnutrisi protein, kongenital (kelainan


sejak lahir). Obat-obatan yang dapat menurunkan trigliserida yaitu asam askorbat (vitamin
C), metformin (obata anti diabetik oral).

Peningkatan kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit darah tinggi), sumbatan
pembuluh darah otak,diabetes mellitus tak terkontrol, diet tinggi karbohidrat, kehamilan. Dari
golongan obat, yang dapat meningkatkan trigliserida yakni pil KB terutama estrogen.

HDL (High Density Lipoprotein)

Merupakan salah satu dari 3 komponen lipoprotein (kombinasi protein dan lemak),
mengandung kadar protein tinggi, sedikit trigliserida dan fosfolipid, mempunyai sifat umum
protein dan terdapat dalam plasma darah. HDL sering disebut juga lemak baik, yang dapat
membantu mengurangi penimbunan plak pada pembuluh darah.

Nilai normal :

Pria >55 mg/dl


Wanita>65 mg/dl

Nilai yang berisiko terhadap Penyakit Jantung Koroner (PJK) yaitu

Risiko tinggi <35 mg/dl


Risiko sedang35 – 45 mg/dl
Risiko rendah >6o mg/dl

Peningkatan lipoprotein dapat dipengaruhi oleh obat aspirin, kontrasepsi, sulfonamide.

LDL (Low Density Lipoprotein)

Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung sedikit trigliserida, fosfolipid sedang,


protein sedang, dan kolesterol tinggi. LDL mempunyai peran utama sebagai pencetus
terjadinya penyakit sumbatan pembuluh darah yang mengarah ke serangan jantung, stroke,
dan Iain-Iain.

Nilai normal : <150 mg/dl

risiko ringgi terjadi jantung koroner >16o mg/dl


risiko sedang terjadi jantung koroner130 -159 mg/dl
risiko rendah terjadi jantung koroner <130 mg/dl

VLDL (Very Low Density Lipoprotein)

Merupakan lipoprotein plasma yang mengandung trigliserida, tinggi,fosfolipid,dan kolesterol


sedang, serta protein rendah. Tergolong lipoprotein yang punya andil besar dalam
menyebabkan penyakit jantung koroner.

Albumin

Albumin adalah protein yang larut air, membentuk lebih dari 50% protein plasma, ditemukan
hampir di setiap jaringan tubuh. Albumin diproduksi di hati, dan berfungsi untuk
mempertahankan tekanan koloid osmotik darah sehingga tekanan cairan vaskular (cairan di
dalam pembuluh darah) dapat dipertahankan.

Nilai normal :

Dewasa 3,8 – 5,1 gr/dl


Anak 4,0 – 5,8 gr/dl
Bayi 4,4 – 5,4 gr/dl
Bayi baru lahir2,9 – 5,4 gr/dl

Penurunan albumin mengakibatkan keluarnya cairan vascular (cairan pembuluh darah)


menuju jaringan sehingga terjadi oedema (bengkak). Penurunan albumin bisa juga
disebabkan oleh :

Berkurangnya sintesis (produksi) karena malnutrisi, radang menahun, sindrom malabsorpsi,


1.
penyakit hati menahun, kelainan genetik.
Peningkatan ekskresi (pengeluaran), karena luka bakar luas, penyakit usus, nefrotik
2.
sindrom (penyakit ginjal).

NATRIUM (Na)

Natrium adaiah salah satu mineral yang banyak terdapat pada cairan elektrolit ekstraseluler
(di luar sel), mempunyai efek menahan air, berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam
tubuh, mengaktifkan enzim, sebagai konduksi impuls saraf.

Nilai normal dalam serum :

Dewasa135-145 mEq/L
Anak 135-145 mEq/L
Bayi 134-150 mEq/L

Nilai normal dalam urin :

40 – 220 mEq/L/24 jam


Penurunan Na terjadi pada diare, muntah, cedera jaringan, bilas lambung, diet rendah garam,
gagal ginjal, luka bakar, penggunaan obat diuretik (obat untuk darah tinggi yang fungsinya
mengeluarkan air dalam tubuh).

Peningkatan Na terjadi pada pasien diare, gangguan jantung krohis, dehidrasi, asupan Na dari
makanan tinggi,gagal hepatik (kegagalan fungsi hati), dan penggunaan obat antibiotika, obat
batuk, obat golongan laksansia (obat pencahar).

Sumber garam Na yaitu: garam dapur, produk awetan (cornedbeef, ikan kaleng, terasi, dan
Iain-Iain.), keju,/.buah ceri, saus tomat, acar, dan Iain-Iain.

KALIUM (K)

Kalium merupakan elektrolit tubuh yang terdapat pada cairan vaskuler (pembuluh darah),
90% dikeluankan melalui urin, rata-rata 40 mEq/L atau 25 -120 mEq/24 jam wa laupun
masukan kalium rendah.

Nilai normal :

Dewasa3,5 – 5,0 mEq/L


Anak 3,6 – 5,8 mEq/L
Bayi 3,6 – 5,8 mEq/L

Peningkatan kalium (hiperkalemia) terjadi jika terdapat gangguan ginjal, penggunaan obat
terutama golongan sefalosporin, histamine, epinefrin, dan Iain-Iain.

Penurunan kalium (hipokalemia) terjadi jika masukan kalium dari makanan rendah,
pengeluaran lewat urin meningkat, diare, muntah, dehidrasi, luka pembedahan.

Makanan yang mengandung kalium yaitu buah-buahan, sari buah, kacang-kacangan, dan
Iain-Iain.

KLORIDA (Cl)

Merupakan elektrolit bermuatan negatif, banyak terdapat pada cairan ekstraseluler (di luar
sel), tidak berada dalam serum, berperan penting dalam keseimbangan cairan tubuh,
keseimbangan asam-basa dalam tubuh. Klorida sebagian besar terikat dengan natrium
membentuk NaCI (natrium klorida).

Nilai normal :

Dewasa 95-105 mEq/L


Anak 98-110 mEq/L
Bayi 95 -110 mEq/L
Bayi baru lahir94-112 mEq/L

Penurunan klorida dapat terjadi pada penderita muntah, bilas lambung, diare, diet rendah
garam, infeksi akut, luka bakar, terlalu banyak keringat, gagal jantung kronis, penggunaan
obatThiazid, diuretik, dan Iain-lain.
Peningkatan klorida terjadi pada penderita dehidrasi,cedera kepala, peningkatan natrium,
gangguan ginjal,penggunaan obat kortison, asetazolamid, dan Iain-Iain.

KALSIUM (Ca)

Merupakan elektrolit dalam serum, berperan dalam keseimbangan elektrolit, pencegahan


tetani, dan dapat dimanfaatkan untuk mendeteksi gangguan hormon tiroid dan paratiroid.

Nilai normal :

9-11 mg/dl (di serum) ; <150 mg/24 jam (di urin & diet rendah Ca) ; 200 – 300
Dewasa
mg/24 jam (di urin & diet tinggi Ca)
Anak 9 -11,5 mg/dl
Bayi 10 -12 mg/dl
Bayi baru
7,4 -14 mg/dl.
lahir

Penurunan kalsium dapat terjadi pada kondisi malabsorpsi saluran cerna, kekurangan asupan
kalsium dan vitamin D, gagal ginjal kronis, infeksi yang luas, luka bakar, radang pankreas,
diare, pecandu alkohol, kehamilan. Selain itu penurunan kalsium juga dapat dipicu oleh
penggunaan obat pencahar, obat maag, insulin, dan Iain-Iain.

Peningkatan kalsium terjadi karena adanya keganasan (kanker) pada tulang, paru, payudara,
kandung kemih, dan ginjal. Selain itu, kelebihan vitamin D, adanya batu ginjal, olah raga
berlebihan, dan Iain-Iain, juga dapat memacu peningkatan kadar kalsium dalam tubuh.

PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH

Pemeriksaan terhadap kadar gula dalam darah vena pada saat pasien puasa 12 jam sebelum
pemeriksaan (gula darah puasal nuchter) atau 2 jam setelah makan (gula darah post prandial).

Nilai normal gula darah puasa :

Dewasa 70 -110 mg/dl


Anak 60-100 mg/dl
Bayi baru lahir30-80 mg/dl

Tes Widal

Merupakan pemeriksaan untuk membantu menegakkan diagnosa thypus.Tes ini


menggunakan antigen Salmonella jenis O (somat/k) dan H {flagel) untuk menentukan tinggi
rendahnya titer antibodi. Titer antibodi pada penderita thypus akan meningkat pada minggu
ke II. Kemudian titer antibodi O akan menurun setelah beberapa bulan, dan titer antibodi H
akan menetap sampai beberapa tahun.

Jika titer antibodi 0 meningkat segera setelah adanya demam, menunjukkan adanya infeksi
Salmonella strain O dan demikian pula untuk strain H.

PEMERIKSAAN TORCH
Pemeriksaan untuk identifikasi adanya virus Toksoplasma Rubella, Cytomegalovirus (CMV)
dan herpes simplek pada ibu dan bayi baru lahir, melalui sampel darah ibu. Pemeriksaan ini
perlu dilakukan jika ada riwayat sebelumnya atau dugaan infeksi kongen/tal (bawaan) pada
bayi baru lahir yang ditandai dengan hasil pemeriksaan imunoglobulin G pada janin lebih
tinggi dibanding pada ibu.

Toksoplasma gondii merupakan parasit yang hidup dalam usus hewan piaraan rumah
terutama anjing dan kucing. Selain itu, diduga parasit ini juga terdapat pada tikus, merpati,
ayam, sapi, kambing, dan kerbau, sehingga mudah menular pada manusia. Jika parasit ini
menginfeksi ibu hamil, maka dapat menyebabkan infeksi pada
Nilai normal pemeriksaan TORCH pada lgG ibu hamil dan janin adalah negatif.

POSTAT SPESIFIK ANTIGEN (PSA)

PSA adalah glikoprotein dari jaringan prostat yang meningkat jika terjadi hipertropi
(pembesaran) dan meningkat lebih tinggi lagi pada penderita kanker prostat.

Pemeriksaan PSA pada pasien kanker prostat ini berfungsi untuk memonitor perkembangan
sel kanker. Pemeriksaan ini lebih sensitif daripada fosfatase prostat, namun pemeriksaan
kombinasi keduanya akan lebih akurat.

Nilai rujukan :

Tidak ada kelainan prostat0-4 ng/ml


Pembesaran prostat jinak 4 -19 ng/ml
Kanker prostat 10-20 ng/ml

PEMERIKSAAN REDUKSI

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya glukosa dalam urin dengan menggunakan reagen
Benedict, Fehling, dan Iain-lain. Hasil dinyatakan dengan :

Negatif jika warna tetap (tidak ada glukosa)


Positif 1 (+) jika warna hijau kekuningan dan keruh (terdapat 0,5 -1% glukosa)
Positif 2 (++) jika warna kuning keruh (terdapat 1 -1,5% glukosa)
Positif 3 (+++) jika warna jingga seperti lumpur keruh (terdapat 2 – 3,5% glukosa)
Positif 4 (++++)jika warna merah keruh (terdapat > 3,5% glukosa)

Janin dan kecacatan fisik setelah lahir, dengan gejala retinitis, hydrocephalus, microcephalus,
dan Iain-Iain.Reduksi (+) dalam unn menunjukkan adanya hiperglikemia (tingginya kadar
gula dalam darah) di atas 170mg%, karena nilai ambang batas ginjal untuk absorpsi glukosa
adalah 170 mg%. Jika hasii pemeriksaan reduksi (+) disertai hiperglikemia maka
menandakan adanya penyakit Diabetes Mellitus.

ANALISA SPERMA

Merupakan pemeriksaan dengan bahan sperma untuk melihat jumlah, volume cairan,
persentase sperma matang,pergerakan, dan Iain-Iain. Pemeriksaan ini berguna untuk
menentukan penyebab kemandulan pada pria.
Nilai normal pada pria dewasa :

Jumlah 50-150 juta/ml


Volume 1,5-5,0 ml
Bentuk 75 % matang
Mobilitas60 % bergerak aktif

Penyimpangan dari niTai” normaf cff atas, Dfasanya terjadi pada pasien vasektomi,
kemandulan, pengobatan kanker, dan pengobatan yang mengandung estrogen (hormon
wanita).
A. Intake Cairan

Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan per hari.

Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500

ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga

kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses

metabolisme.

Tabel. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan

No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan

1 3 hari 3 250-300

2 1 tahun 9,5 1150-1300

3 2 tahun 11,8 1350-1500

4 6 tahun 20 1800-2000

5 10 tahun 28,7 2000-2500

6 14 tahun 45 2200-2700

7 18 tahun 54 2200-2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus

dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi

intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan

yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi

bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan

segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh gastrointestinal.

B. Output Cairan

Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per hari.

Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :


a. Urine

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius merupakan

proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500

ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat

kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat

meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan

keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi. Pada orang

dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per

hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.

c. Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari

anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang

dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d. Feses

Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui

mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Hal – hal yang perlu di perhatikan:

Rata-rata cairan per hari

1. Air minum : 1500-2500 ml

2. Air dari makanan :750 ml

3. Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :200 ml

Rata- rata haluaran cairan per hari

1) Urin : 1400 -1500 ml


2) Iwl

a) Paru : 350 -400 ml

b) Kulit : 350 – 400 ml

3) Keringat : 100 ml

4. Feses : 100 -200 ml

Iwl

5. dewasa : 15 cc/kg BB/hari

6. anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari

7. jika ada kena

C. Memonitor/mengukur Intake Dan Output

a. Definisi

Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh (intake) dan

mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (out put).

b. Tujuan

a) Menentukan status keseimbangan cairan tubuh klien

b) Menentukan tingkat dehidrasi klien

c. Prosedur

a) Menentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, terdiri dari air minum, air

dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme), cairan intra vena.

b) Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri dari urine, keringat, feses,

muntah, insensible water loss (IWL).

c) Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : INTAKE – OUTPUT

d) Mendokumentasikan

Perhitungan Intake & Output

Total TBW = 60% / BB (45%-75% / BB)


Cairan Tubuh dibagi :

1. Cairan Intraselular = 2/3 TBW (40%)

2. Cairan Ekstraseluler =

a) Cairan Intravasculer (plasma) = 5 %

b) Cairan Interstitial = 15 %

c) Cairan Transceluler = 1-3 %

Perbandingan CIS dengan CES

1. Dewasa = 2:1

2. Anak-Anak = 3:2

3. Bayi = 1:1

Jumlah Cairan Tubuh :

1. Dewasa = 45%-75% / BB

Pria = 60 %

Wanita = 55 %

2. Anak & Bayi = 75 %

Konsentrasi cairan elektrolit dihitung dengan

Rumus : M.Eq/L = Mg % x 10 x 1

Anda mungkin juga menyukai