Wakil Menteri Hukum dan HAM Prof Edward OS Hiariej menegaskan, mengacu pada
Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, menjelaskan
dalam UU tersebut, ada kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan warga negara ketika
masa wabah, salah satunya mengikuti vaksinasi, "Ketika kita mengatakan vaksinasi ini
kewajiban maka secara mekanisme jika ada warga negara tidak mau divaksin bisa kena
sanksi pidana. Bisa denda, bisa penjara, bisa juga kedua-duanya," tuturnya.
Namun Berdasarkan survey yang dilakukan oleh LITBANG KOMPAS pada periode
(27/12/20) sampai (9/1/21) sebanyak 31% responden mengaku tak percaya vaksin COVID-19
aman bagi kesehatan, bahkan 1% di antaranya sangat tidak percaya pada keamanan vaksin,
dan 23% mengaku tidak tau atas keamanan vaksin COVID-19. Temuan ini di lakukan
terhadap 2000 responden di 34 provinsi di Indonesia. (LITBANG KOMPAS, 2021)
Alasan penolakan vaksin COVID-19 paling umum adalah terkait dengan keamanan vaksin
(30%); keraguan terhadap efektifitas vaksin (22%); ketidakpercayaan terhadap vaksin (13%);
kekhawatiran adanya efek samping seperti demam dan nyeri (12%); dan alasan keagamaan
(8%) mengenai vaksin haram dan tidak sesuai dengan kaidah agama turut berkontribusi
dalam hal ini (Survey Penerimaan Vaksin COVID-19, 2020). Maka penting untuk
mengedukasi dan sosialisasi kepada masyarakat perihal serba serbi vaksin Covid-19,
sehingga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin yang akan membantu
keberhasilan program pemerintah dalam menanggulangi pandemi Covid-19.