Anda di halaman 1dari 26

DR.Dr. Tb. Rachmat Sentika SpA.

MARS,
Dokter Umum (82), Spesialis Anak(90), MARS UI(97)
Lemhanas (99), S3 Ilmu PemerinthanAKK UNPAD(2007)
Tempat, Tanggal Lahir : Sukabumi 9 Februari 1956
DOKTER SPESIALIS ANAK,IDAI BANTEN, AMP ,FK UNPAD 03760007/BR
TIM AHLI SATGAS CORVID PROPINSI BANTEN KOTA TANGERANG SELATAN Dan
Sekretaris Nasional Komisi Penanggulangan Zoonosis 2012 sd 2016
ANGGOTA UKK TKPS PP.IDAI SURVEIOR AKREDITASI FKTP KEMENKES,
TIM 1000 HPK, DOKTER ANAK RS PREMIER BINTARO,RS MAYAPADA JAKARTA SELATAN
DEWAS RSPN HASAN SADIKIN, ANGGOTA IKA UNPAD, KEPALA BUMI PERKEMAHAN CIBUBUR 2006 SD
2011,KWARTIR NASIONAL PRAMUKA 5 periode,knpi JABAR 1988 SD 1992,KETUAPPM DAN KNPI, DOSEN STIK
KEBIJAKAN KEPOLISIAN DAN KEKERASAN PADA ANAK DAN PEREMPUAN 2010 SD SEKARANG
• Deputi Koordinasi Peningkatan kesehatan Kemenko PMK 2014-2016;
• Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) 2014-2016
• Staf Ahli Menko Kesra Bidang MDG’s Kemenko Kesra 2012-2014
• Tim ahli KPAI 2007 -2012
• Asisten Deputi Kebijakan ,Hak Anak Kemen PPPA 2000 -2002
• Deputi Kesejahteraan dan perlindungan Anak Kemen PPPA 2002-2006
• Anggota DPR 1992 – 1997 & 1997 – 1999,
• Dokter Anak di RSU Tangerang 1990 – 1992
• Pendidikan Dr Spesialis Anak FK Unpad /RSHS 1986 sd 1990
• Kepala Puskesmas Pagaden, Subang 1981 – 1985, PPDS 1986 – 1990

HP 0811831838 Pengalaman Organisasi:


rsentika@yahoo.com •Satuan Tugas Perlindungan Anak,PP.IDAI 2008-SEKARANG
Jl.Mandar 7 ,DC7no7 sek 3a Bintaro •Ketua Bidang Kependudukan dan KIA/KB, PB IDI 2009 – 2014,
Jaya,Tangerang Selatan Banten 15225 •Ketua Bidang Advokasi PKBI 2008 – 2014.
PENANGGULANGAN STUNTING DI RUMAH SAKIT
FUNGSI, DIAGNOSA, TATA KELOLA DAN KLAIM BERDASARKAN INA CBGS

IMPLEMENTASI :
KMK 514/2016 PNPK DI FKTP; PMK 64/2016 TARIF INA CBGS
DAN PMK 29/2019 TENTANG TATALAKSANA GANGGUAN GIZI

DR.Dr.TB.RACHMAT SENTIKA Sp.A.,MARS


STAF AHLI HIPPG/DOKTER SPESIALIS ANAK/PEMERHATI BPJS KES.
SEMINAR ONLINE ; SABTU 7 NOVEMBER 2020,
PERSI DAN HIPPG,DITJEN YANKES KEMKES
OUTLINE

▪ Stunting: masalah dan tata kelola penanggulangannya


▪ Peran RS sebagai sistem rujukan, Diagnosa ,Tata Kelola dan Klaim
menurut INA-CBGs
▪ Tata Laksana Gangguan Gizi Berdasarkan PMK 29 tahun 2019
▪ Harapan dan Rencana Tindak lanjut

1. Penemuan kasus dilakukan di Posyandu di


Pendek akibat asupan gizi yang meja 5 oleh Petugas Puskesmas
kurang dan penyakit infeksi yang 2. Kasus Gangguan gizi dirujuk ke UKP di
berulang ulang dalam waktu 2 Puskesmas, Yang TERLATIH, Ringan dan
tahun. (Kronis) sedang yang Sedang dan Berat dg Red Flag
Di rujuk ke RSUD
Stunting: Masalah dan Tatakelola Penanggulangannya
■ STUNTING : Perawakan pendek dan sangat pendek yang disebabkan oleh gangguan
tumbuh kembang anak yang kronis > dari 2 tahun , akibat asupan gizi yang kurang dan
penyakit infeksi kronik dan berulang ulang.
■ STUNTING : Dalam buku KIA KURVA PERTUMBUHAN WHO 2006, ada dalam kurva
TB/Umur berada dibawah – 3.SD (Sangat pendek) : antara -2 SD sd – 3SD (Pendek)
■ Prevalensi nya 30,7% (RISKESDAS 2018) dan 27,6% (SSGBI) dan ada angka yang biasa
digunakan PUSKESMAS DAN RS ePPGBM yaitu :
■ Stunting disepakati sebagai Ukuran Kualitas Hidup Sehat baik dalam MDGS/SDGs dan
RPJMN 2019 SD 2024
■ SASARAN NYA MENURUNKAN MENJADI 14 % DITAHUN 2024
Pesan Presiden INDONESIA merupakan salah satu negara
dengan masalah gizi stunting dan anemia

1N D0 N ES1A
MA JU

STUNTING HARUS TURUN


MENJADI 14% DI TAHUN 2024
DIPERKIRAKAN TIDAK AKAN TERCAPAI Sumber:
• Riskesdas 2013 dan 2018
KARENA COVID19 • SSGBI 2019
Penurunan Stunting
Penurunan AKI/AKB

Penguatan 1
Pelayanan
Kesehatan dan 2
Pengendalian
Penyakit Pengembangan
4 Industri Kesehatan
3

Penguatan Sistem Jaminan


Kesehatan Nasional
PERUBAHAN DI ERA JKN
Dr Spesialis Komitmen
Metode Pembayaran /dr Sub Spesialis Disiplin kerja
di Era JKN dr Spesialis KT → Indikator
kinerja

Sistem Rujukan Inovatif


FKRTL Efisien MANDIRI
PKM/Klinik KOMPETENSI FKTP
Produktif

12 %
Angka rujukan
faskes primer
(BPJS, Januari 2018)

196 diagnosis
Kepmenkes No514/2015
• Hanya menerima rujukan kecuali
kasus emergensi
PERUBAHAN SISTEM
PENEMUAN KASUS STUNTING DI • Perubahan beban pada layanan PELAYANAN KESEHATAN
PUSKESMAS,DIBERI tertentu
PKMK/ONS, DIRUJUK KE RSU • JARANG KASUS GANGGUAN GIZI
DIRUJUK
Isu Utama Pasal 3 ayat 3
DI LAPANGAN MASIH TERJADI Permenkes nomor 29 tahun 2019:
PERBEDAAN PEMAHAMAN ATAS:
• DETEKSI DINI GEJALA
• Risiko Gagal Tumbuh
• DIAGNOSIS - KODING YANG • Gizi Kurang atau Gizi Buruk
DIGUNAKAN
• PENATALAKSANAAN PENYAKIT - ALUR • Bayi sangat Prematur
KLINIS • BBL Sangat Rendah
• PRASYARAT PEMBERIAN RUJUKAN
• AKUNTABILITAS WEWENANG KLINIS • Alergi Protein Susu Sapi
• PENGORGANISASIAN DI LAPANGAN
• Kelainan Metabolisme Bawaan
DI PUSKESMAS SESUAI KMK 514/2015
PEDOMAN NASIONAL PANDUAN KLINIS JUKNIS MENGATUR :
DARI 144 DIAGNOSA KEWENANGAN FKTP • MENINGKATKAN PENCEGAHAN
NO 79 ADALAH DIAGNOSA GANGGUAN GIZI • KESAMAAN PEMAHAMAN NAKES
• PENGENDALIAN SISTEM RUJUKAN
Gangguan ringan dan sedang di Puskesmas
Gangguan sedang dan berat di RSUD
KENDALI MUTU KENDALI BIAYA
TINGGI / PANJANG BADAN (TB/U)
TEMUAN DI LAPANGAN NO 1
(sentika,69Puskesmas, Plotting:
2017sd2019) Median

Interpretasi:
Normal
Penggunaan Buku KIA sebagai alat
pemantau Tumbuh Kembang Anak belum
Optimal dan pengetahuan cara mengunakan
tidak dipahami secara utuh sehingga, Kurva
Grafik Tumbuh kembang yang terdiri 30 jenis
Kurva yang seharusnya digunakan oleh
1. Ada dua grafik merah untuk Perempuan,Biru Untuk
Tenaga Kesehatan di meja 5 Posyandu dan
Laki2
di FKTP nyaris kosong.
2. Ada 5 jenis , BB/Umur; TB/Umur; BB/TB ; Lingkar
Kepala ; Body Mas Index
DOKTER SPESIALIS ANAK DI RSUD 3. Ada 3 , 0-6 bulan ; 6 bln sd 2 tahun ; dan 2 thn sd 5
PERLU MELAKUKAN ADVOKASI tahun
Jadi ada 2 X 5 X 3 ada 30 jenis dan dicetak bolak balik
Early Life Nutrition Roadshow
sehingga ada 15 lembar,
TEMUAN LAPANGAN
NO 2

DOKTER SPESIALIS ANAK DI RSUD


DAN DINKES KAB/KOTA
PERLU MELAKUKAN ADVOKASI

Petugas Puskesmas belum melibatkan Dr UKP dalam 1. Tatalaksana Penangulangan Gizi Buruk ,kurang dan Stunting sesuai
Tatalaksanan Gizi Buruk sesuai Pedoman dengan Pedoman 10 langkah tidak paham.PMK 29/2019 TATALAKSANA
Penanggulangan Gizi Buruk buku Jingga. Hal ini karena GANGGUAN GIZI AKIBAT PENYAKIT , BELUM DISOSIALISASIKAN LUAS
masih UKM ,Petugas sering berganti dan buku dibawa
2. Persepsi Petugas Puskesmas umunya tau dengan Pemberian makanan
petugas lama , Pengetahuan dan Pengalaman yang
Tambahan Lokal dan Pemberian BISKUIT. Dan Hanya dilakukan oleh
berbeda beda. Buku Pedoman sudah terlalu lama, dan
Petugas GIZI di UKM, UKP Nyaris tidak terlibat, dan petugas UKP tidak
Pelatihan tidak dilakukan secara Periodik
paham
UPDATE REGULASI TERBARU BELUM SAMPAI SEPERTI 3. Prasarana , Olahan Pangan untuk Gizi Khusus (Per Ka.BPOM No 1
PMK 29/2019 TENTANG TATALAKSANAN GANGGUAN /2018JO 24/2019) tidak paham dan tidak ada di Puskesmas. Formula
GIZI 75,Formula 100 dan Formula 135 HANYA ADA DI BUKU PEDOMAN,
TIDAK TERSEDIA DI PUSKESMAS
TEMUAN DI LAPANGAN
NO 3

diagnosa Kasus Gizi Buruk /Gizi Kurang dan


Balita Pendek dan Sangat Pendek atau yang DOKTER SPESIALIS ANAK DI RSUD
Berisiko Kelebihan BB , Kelebihan BB, DAN DINKES KAB/KOTA
Obesitas didiagnosa di UKP dengan pedoman PERLU MELAKUKAN ADVOKASI
KMK 514/2015 Tentang Pedoman Nasional
Panduan Klinis (PNPK) Di FKTP No urut 79 1. Secara Umum % Balita di Sebuah Puskesmas 10% dari Penduduk
sebagai Malnutrition Disorder (ICD 10,KMK , dan Hampir selalu ditemukan Laporan Penimbangan dalam
514/2016 PNPK FKTP),Petugas UKM jarang Status Gizi, buruk dan Kurang, tidak ada laporan STUNTING
mengetahui KMK 514/2015 ini tentang Tinggi/Panjang Badan. Rata2 yang ditanyakan ada 24
orang disetiap Puskesmas yang ada (ePPGBM)
LAPORAN HANYA ADA DI UKM, DAN SAMPAI
2. Penangulangan Ganguan gizi tsb semuanya diberikan PMT
KE DINKES KAB/KOTA TIDAK SAMPAI KE
Pemulihan, jarang ada yang dirujuk, tidak dipantau secara ketat,
KEMKES tidak diserahkan ke UKP (Dokter Puskesmas yang bertugas di Poli
Klinik atau Poli KIA MTBS)
TEMUAN DI LAPANGAN
NO 4
1. Di beberapa Kabupaten/Kota ada persediaan PKMK Pangan
Khusus Untuk Medis Khusus/ONS Oral Nutrition Solusian belum
TIDAK TERSEDIA OLAHAN PANGAN UNTUK dipahami belum tersedia, Ada sangat terbatas
GIZI KHUSUS, F 75/F 100/F 135 UNTUK 2. Hal ini sering dikaitkan dengan Belum jelasnya Pedoman
PENANGULANGAN GIZI BURUK/KURANG Penangulangan GIZI BURUK/KURANG/STUNTING PADA BALITA
3. KHUSUS UNTUK BALITA PENDEK DAN SANGAT PENDEK,
PERSEPSINYA BAHWA ITU TIDAK BISA DIKOREKSI. VS BISA
DIKOREKSI KALAU MASIH ADA DALAM TAHAPAN 1000 HARI
PERTAMA KEHISUPAN (2 THN) DAN USIA BALITA.
4. KARENA ITU MARI KITA UKUR TINGGI BADAN BALITA BILA
DITEMUKAN TANDA 2 GAGAL TUMBUH SEGERA KOREKSI OLEH
UKP
5. SINERGITAS UKM DENGAN UKP TIDAK BERJALAN DENGAN BAIK
6. SDM PUSKESMAS TAMPAK TERMOBILISASI PADA PELAKSANAAN
UKP (DAMPAK KAPITASI JKN) SEHINGGA BERDAMPAK PADA
LEMAHNYA PELAKSANAAN UKM.
KASUS DI LAPANGAN Permenkes 64 tahun 2016 tentang
tarif INA CBGs
koding DIAGNOSTIK Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1
1. Akibat lemahnya Deteksi dini di FKTP
(Temuan 1-4), maka RS jarang menerima
rujukan dengan Gangguan Gizi dan jarang
yangmeng klaim dengan diagnosa sesuai
dengan Permenkes No 64/2015 tentang
ganguan gizi ringan , sedang dan berat ICD
kode INA CBGs no E.410; 411, 412

2. Hal ini menyebabkan Jarang FKRTL Yang


menyediakan Olahan Pangan Untuk Gizi
Khusus sesuai Ka.BPOM No 1/2018
1. KODE INA CBGs untuk Gangguan
Malnutrisi ada ringan E 410 ,Sedang E 411
dan berat E 412 Belum dipahami
DI PUSKESMAS SESUAI KMK 514/2015
2. Tidak ada Pedoman penyediaan Sarana
PEDOMAN NASIONAL PANDUAN KLINIS untuk Olahan Gizi Khusus sejumlah Kasus yang
DARI 144 DIAGNOSA KEWENANGAN FKTP NO diterima.
79 ADALAH DIAGNOSA GANGGUAN GIZI
CONTOH DIAGNOSA
DI LAPANGAN

Seolah-olah tidak ada kasus gizi buruk yang ditangani sampai rumah sakit. Padahal kasusnya di lapangan
banyak sekali (nomenklatur data yang tidak spesifik)
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
STUNTING MASUK DALAM
ALUR TATA KELOLA DIAGNOSA GANGGUAN GIZI
ADA RINGAN (E 410.1) SEDANG (E410.2)
PENANGGULANGAN DAN BERAT (E 410.3)
STUNTING IBU HAMIL
▪ KMK 514/2015 TENTANG PNPK DI
PUSKESMAS no 79/144 Diagnosa
▪ KMK 64/2016 INA CBGS
▪ Prematur/BBLR penyumbang
ANAK LAHIR NORMAL PREMATUR / BBLR Stunting 20%
▪ Tatalaksana intervensi dengan
PKMK
STATUS GIZI BAIK GAGAL TUMBUH Penyebab Medis yang akan menjadi menjadi
Stunting dan memerlukan PKMK
▪ Perlu DICEGAH mengalami ▪ Gagal tumbuh, Gizi kurang dan Gizi buruk 10,2-17,7%
GAGAL TUMBUH dan GIZI KURANG ▪ Tatalaksana : PKMK ONS di Puskesmas dan RSUD
▪ Prematur/BBLR berkontribusi 20%
MALNUTRISI
▪ Tatalaksana : PKMK Prematur/BBLR atau HMF di
▪ Perlu makan kaya RSUD
PROTEIN HEWANI, GIZI BURUK ▪ Alergi berkontribusi 13,8-27,8%
dimonitor berat sesuaikan ▪ Tatalaksana : PKMK EHF atau AA di RSUD
dengan umur dan ▪ Kelainan Metabolik berkontribusi 100% menjadi
tingginya stunting
STUNTING ▪ Tatalaksana : PKMK Metabolik di RSUD
▪ Protein hewani yang
diperlukan : telor, susu,
ikan, ayam, daging
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA

ANGARAN
PEMDA UNTUK
STUNTING
2020

Keterangan : Peta APBD untuk stunting Berdasarkan hasil review aksi 2 dalam web monitoring aksi.bangda.kemendagri.go.id
DAMPAK DAN PELAYANAN KESEHATAN SELAMA PANDEMI COVID-19

72% 13,1% 19,2% 37,8% 16,2%

Puskesmas tetap jumlah Puskesmas tetap cakupan Puskesmas tetap


memberikan Yankes kunjungan melaksanakan imunisasi di melaksanakan
seperti sebelum pasien tetap kegiatan Posyandu Puskesmas tetap kunjungan rumah
wabah COVID-19 seperti biasa terkendali PIS-PK
Sumber: Hasil sementara Kajian Cepat Peran Puskesmas
Dalam Penanganan Wabah COVID-19 di Indonesia, Juni 2020
Diperkirakan Akibat COVID19, Stunting 27,6% menjadi
– Balitbangkes
14% Tidak tercapai ?????
DETEKSI Peningkatan Kapasitas SDM dalam Penanganan COVID-19
• Vidcon Dinkes Provinsi & Kab/kota
• Pelatihan online Dinkes dan FKTP
PREVENSI RESPON • Seminar Online bagi FKTP
• PKS dengan PDKI untuk pendayagunaan
dokter keluarga di Puskesmas
Puskesmas telah melaksanakan perannya
dalam penanganan COVID-19 “Diperlukan optimalisasi pelaksanaan layanan kesehatan di masa adaptasi kebiasaan baru
dengan tetap memperhatikan penerapan kaidah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
Sumber Dirjen Kesmas Kemenkes serta physical distancing secara ketat pada pelayanan Puskesmas di dalam dan luar gedung”
Protokol Pelayanan Gizi Pada Masa Pandemi Covid 19

IBU HAMIL IBU MENYUSUI BALITA REMAJA PUTRI

1. Pemberian TTD minimal 1. Pemantauan Pertumbuhan


1. Inisiasi Menyusui Dini
90 tablet (program atau dan Perkembangan
2. Menyusui Eksklusif 1. Pemberian TTD
mandiri). Ibu hamil ODP, 2. PMT balita
3. Ibu ODP atau OTG dan 2. Pemeriksaan Status
PDP, dan terkonfirmasi 3. ASI sampai 2 tahun & MP-ASI
sedang menjalani isolasi Gizi
POSITIF pemberian TTD 4. Pemberian Vitamin A
DITUNDA dan mandiri di rumah, aman
5. Konseling/ Edukasi Gizi PMBA
konsultasikan ke dokter menyusui bayi
6. Tatalaksana Gizi
2. Pemeriksaan status gizi 4. Menyusui s/d 2 tahun
Buruk
3. PMT bumil KEK 5. Vitamin A masa nifas

EDUKASI DAN KONSELING GIZI MELALUI DARING DAN MEDIA LAINNYA


MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN DAN KEBIJAKAN DAERAH
bit.ly/PedomanGiziMasyarakat
Stunting adalah : gagal tumbuh anak balita akibat kekurangan gizi kronis
UKM melakukan Surveilens dan Penemuan Kasus Gangguan Gizi, Rujuk Ke
sehingga anak lebih pendek untuk usianya. (kekurangan gizi sejak bayi
dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan. Setelah lahir, tetapi
baru Nampak setelah anak berusia 2 tahun)
UKP untuk mendapat penanganan
Gangguan Gizi sesuai Tatalaksanan Gangguan Gizi memberi PANGAN KHUSUS MEDIS
KHUSUS (PMK 29/2019)

■ Stunting

TOLONG KAMI SEGERA KAMI HOME CARE


KUNJUNGAN RUMAH
MENJADI PENDEK,TAK MUNGKIN LULUS SD
INTERVENSI SPESIFIK GIZI BURUK DAN STUNTING PKM KARANGSARI

1. TENTUKAN UMUR KRONOLOGIS,UMUR


BIOLOGIS,
2. UP 04-1—19,HL 18-11-18,40 MG KOREKSI 4
MG, 36 MG
3. BERAT BADAN SESUAIKAN DENGAN UMUR,
UMUR TSB DIBERI APA
4. UMURNYA 22 BULAN ,BERAT 7,9 KG SAMA
DENGAN 8 BULAN BERIKAN PKMK
5. DIAGNOSA, GIZI BURUK,SANGAT PENDEK,
GANGGUAN NUTRISI NO 79, KMK 514/2016
6. PKMK 8 KG X 100 ML ATAU 800 ML
7. PKMK , PMK 29/2019 TT PENANGGULANGAN
GANGGUAN GIZI AKIBAT PENYAKIT

BAYI 9 BULAN, BB 6285 GRAM, TB 72 CM SANGAT PENDEK ANAK 22 BULAN, BB 7, 9 KG, TB 78 CM


BERAT LAHIR 2200 GRAM,GIZI BURUK, GIZI BURUK,SANGAT PENDEK,
,LK 44 CM NORMAL, DAN KP/TBC ANAK
BBLR, P3 ,IBU ASI NYA KURANG ORTU BURUH PABRIK ROTAN,
TERAPI, PENYULUHAN ASI, DAN TAK MAMPU MEMBELI PKMK
DIBERIKAN PKMK 3 X 150 CC = 625 CC BAGI 10 X PANGAN KHUSUS MEDIS KHUSUS
PANTAU SETIAP 2 MINGGUTARGET NAIK 20 GRM/HARI
STUNTING, Pendek ,akibat Asupan Gizi yang kurang, dan Infeksi yang berulang ulang,Pola makan
kurang Protein Hewani. TEMUKAN YANG Gizi Kurang/Buruk dan berikan PKMK

Istilah ”faltering growth" digunakan untuk menggambarkan pola


pertambahan berat badan yang lebih lambat daripada yang
diperkirakan untuk usia dan jenis kelamin pada bayi dan anak
prasekolah yang sering dikaitkan akibat asupan gizi yang kurang
memadai
Perkembangan Otak Anak Perkembangan Otak Anak
Stunting Sehat

INTERVENSI SPESIFIK GIZI BURUK DAN STUNTING PKM


■ RUJUK DARI UKM KE UKP ■ OBATI PENYAKIT LAIN NYA

■ BILA BERAT KE RSUD ■ SPESIFIK PROSES (TBC) 3 dari 6, INH 10 MG/KG MDT

▪ GIZI BURUK ,KURANG,PENYAKIT LAIN


■ GIZI BURUK,KURANG BERIKAN PKMK 2 BULAN (1 Botol)
▪ KMK 514/2015 No 79 ,INA CBGS Tanpa merubah pola makan
▪ KODE INA CBGs: E-4-10, E-4-11, E-4-12

■ TIMBANG DAN UKUR BB DAN TB ■ TATA LAKSANA GANGGUAN GIZI

■ PSG/EPBGEM/PISPK/POSYANDU ?
■ PMK 29/2019

■ PETA WILAYAH SETEMPAT, PILAH KIS/NON KIS

LANGKAH PUSKESMAS TANGGULANGI STUNTING BATITA GIZI BURUK DAN KURANG


SINERGITAS UKM KE UKP, GUNAKAN TATA LAKSANA KMK 29/2019.

■ INTERVENSI SPESIFIK BATITA GIZI BURUK DAN KURANG


■ INTERVENSI SENSITIF YANG LIBATKAN LINTAS SEKTOR DAN LINAS PROGRAM TERUS LAKSANAKAN
■ BIDAN DESA DAN PERAWAT DESA DILATIH NYUSUN KAK AKSI STUNTING UNTUK DESA
23
INTERVENSI SPESIFIK STUNTING DI PUSKESMAS
SINERGITAS UKM DAN UKP, GUNAKAN TATALAKSANA
GANGGUAN GIZI ,GIZI KURANG , GIZI BURUK, GAGAL TUMBUH
DAN BALITA YANG PENDEK DAN SANGAT PENDEK,
sesuai KMK 514/2015 TENTANG 144 DIAGNOSA
NO 79 Gangguan Gizi

PKMK/PMK 29/2019
Pemberian intervensi nutrisi yang adekuat bila sudah terjadi
weight faltering (gagal tumbuh) /stunting /malnutrisi

❑ Oral Nutritional Supplements(ONS) merupakan


formula indikasi medis khusus (food for special
catch up growth (tumbuh kejar) medical purposes/FSMP) dengan jumlah kalori 1-2,4
kkal /ml dan protein energi ratio
10-15% (kandungan kalori lebih tinggi dari
susu formula standart dan susu UHT yang hanya
0.67 dan rasio protein 7%)
ORAL NUTRITION SUPPLEMENT
❑ ONS terdapat dalam sediaan cair (liquid), semi solid
(ONS) atau powder yang mencukupi zat gizi makro dan mikro

Gangguan ringan dan sedang di ❑ ONS digunakan untuk mencukupi kebutuhan energi yang
tidak
Puskesmas
Gangguan sedang dan berat di RSUD tercapai pada pemberian oral/enteral
❑ Penggunaan ONS dengan indikasi medis khusus
Oral Nutrition Supplements to tackle malnutrition. A summary of
evidence base 2012,
direkomendasikan oleh codex alimentarius (WHO &FAO)
Gordon L. ONS, American Journal 2013, Fiore,International
pediatric journal 2002
TB.RACHMAT SENTIKA
TERIMA KASIH 0811831838
rsentika@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai