Anda di halaman 1dari 95

KEMENTERIAN

KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

UPAYA PERCEPATAN
PENANGGULANGAN STUNTING

DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT


DITJEN KESEHATAN MASYARAKAT KEMENKES RI

Pembekalan Tim Nusantara Sehat Batch ix


CILOTO, 11 MEI 2018
Harapan ada di dalam kegiatan ini :
Pokok Bahasan
1. Situasi Masalah Gizi Masyarakat
2. Kebijakan Penanggulangan Stunting
3. Percepatan Program Gizi Dalam Penanggulangan Stunting
4. Kesimpulan
SITUASI MASALAH
GIZI MASYARAKAT
TREND MASALAH GIZI BALITA
DI INDONESIA
STUNTING
RISKESDAS 2007 - 2013
TREND STUNTING MENURUT PROVINSI
(PSG TAHUN 2016-2017)

BALITA 0-59 BULAN

PEMANTAUAN STATUS GIZI 2014-


2017

35
28.9 29 29.6
30 27.5

MASALAH GIZI
BADUTA 0-23 BULAN

MASYARAKAT
25
19.3 18.8
20 17.8 17.8

15 11.8 11.9 11.1


9.5
10
5.5 5.3 4.3 4.6
5

0
2014 2015 2016 2017

Stunting Underweight Wasting Overweight


INTERVENSI
SPESIFIK
KESEHATAN

6
PETA PREVALENSI STUNTING (TB/U)
BALITA USIA 0-59 BULAN, PER PROVINSI
KEP. BABEL (7 Kab/Kota)
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2017)
•R (0); M (6)
KALSEL (13 Kab/Kota)
•T (1); ST (0) KALTIM (10 Kab/Kota)
•R (1); M (2) GORONTALO (6 Kab/Kota)
KALTENG (14 Kab/Kota) •R (0); M (1)
KEP. RIAU (7 Kab/Kota) •T (7); ST (3) SULBAR(6 Kab/Kota) •R (0); M (2)
SUMATERA UTARA (33 Kab/Kota) •R (0); M (1) •T (9); ST (0)
•R (3); M (3) •R (0); M (0) •T (4); ST (0)
•R (1); M (14) •T (8); ST (5)
•T (1); ST (0) •T (4); ST (2)
•T (13); ST (5) KALTARA (5 Kab/Kota)
•R (0); M (1) SULUT 15( Kab/Kota)
KALBAR (14 Kab/Kota)
•R (0); M (1) •T (3); ST (1) •R (1); M (6)
ACEH (23 Kab/Kota) •T (7); ST (1)
•T (9); ST (4)
•R (0); M (5)
•T (14) ; ST (4) RIAU (12 Kab/Kota) SULTENG (13 Kab/Kota)
•R (0); M (7) •R (0); M (0) MALUKU UTARA (10 Kab/Kota)
•T (12); ST (1) •R (3); M (5)
•T (5); ST (0)
SUMBAR (19 Kab/Kota) •T (2); ST (0)
•R (0); M (10)
•T (8) ; ST (1) PAPUA BARAT (13 Kab/Kota)
JAMBI (11 Kab/Kota) •R (0); M (3)
•R (1); M (8) •T (9); ST 1()
•T (2); ST (0)
JATENG (35 Kab/Kota) PAPUA (29 Kab/Kota)
•R (0); M (21) •R (1); M (9)
SUMSEL (17 Kab/Kota) •T (14); ST (0) SULSEL (24 Kab/Kota) SULTRA (1 Kab/Kota) •T (14); ST (5)
•R (5); M (10) BENGKULU (10 Kab/Kota) •R (0); M (2) •R (0); M (3)
•T (2); ST (0) •R (0); M (5) •T (15); ST (7) •T (9); ST (5)
•T (5); ST (0) MALUKU 11( Kab/Kota)
•R (0); M (3)
LAMPUNG (15 Kab/Kota)
NTT (22 Kab/Kota) •T (7); ST (1)
•R (0); M (6) •R (0); M (3)
•T (8); ST (11) Masalah kesehatan masyarakat (WHO 2010) terbagi
•T (9); ST (0) menjadi:
•Rendah (R), prev <20%
BANTEN (8 Kab/Kota) •Medium (M), prev berada diantara 20-29%
•R (0); M (4) DKI JAKARTA (6 Kab/Kota) JABAR(27 Kab/Kota) DIY (5 Kab/Kota) JATIM (38 Kab/Kota) BALI ( 9Kab/Kota) NTB (10 Kab/Kota) •Tinggi (T), prev berada diantara 30-39%
•T (4); ST (0) •R (1); M (4) •R (6); M (21) •R (4); M (5) •R (0); M (0) •Sangat Tinggi (ST), prev ≥40%
•R (1); M (5) •R (2); M (16)
•T (0); ST (0) •T (8); ST (1) •T (0); ST (0) •T (9); ST (2) •T (0); ST (0) •T (9); ST (1)
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
B ali 19.1
D I Yo gyakarta 19.8
K e p u lau an R iau 21.0
D K I J akarta 22.7

2015
Su m ate ra Se latan 22.8
M alu ku U tara 25.0
J am b i 25.2
J aw a Tim u r 26.7
K e p B an gka B e lit u n g 27.3
Su m atra U tara 28.5
J aw a Te n gah 28.5
J aw a B arat 29.2

2016
B e n gku lu 29.4
B an te n 29.6
R iau 29.7
M alu ku 30.0

berturut-turut selama 3 tahun


Su m atra B arat 30.6
Mengalami penurunan prevalensi
K alim an tan Tim u r 30.6
Su law e si U tara 31.4
L am p u n g 31.6
G o ro n talo 31.7




P ap u a 32.8
P ap u a B arat 33.3
K alim an tan U tara 33.4
K alim an tan Se lat an 34.2
(PEMANTAUAN STATUS GIZI 2015-2017)

Mengapa bisa?

Su law e si Se lat an 34.8


PREVALENSI STUNTING (TB/U)

D I Ac e h 35.7
Su law e si Te n gah 36.1
Su law e si Te n ggara 36.4
BALITA USIA 0-59 BULAN, PER PROVINSI

Apa saja yang telah dilakukan?

K alim an tan B arat 36.5


Adakah program khusus daerah?
Apakah signifikan penurunannya?

N u sa Te n ggara B arat 37.2


PERLU PENELITIAN LEBIH LANJUT !!

K alim an tan Te n gah 39.0


Su law e si B arat 40.0
N u sa Te n ggara Tim u r 40.3
bisa?
• Apakah

spesifik?
• Mengapa
mengalami
8 PROVINSI

PREVALENSI

sensitif atau
berturut-turut
PENINGKATAN

selama 3 tahun

karena faktor
KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN STUNTING
Kebijakan dalam Percepatan Perbaikan Gizi
Perpres No. 2/ 2015 tentang RPJMN
•Arah kebijakan dan strategi percepatan perbaikan gizi
•Fokus pada penurunan stunting pada anak baduta

Perpres No. 42 /2013 tentang Gernas Percepatan Perbaikan Gizi


• Penurunan stunting fokus pada 1000 HPK
• Pendekatan multisektor

Perpres No. 83/2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi


•Ketersediaan pangan
•Keterjangkauan pangan
•Pemanfaatan pangan
•Perbaikan gizi masyarakat
•Penguatan kelembagaan pangan dan gizi

Ratas Wakil Presiden 9 Agustus 2017


1)Kampanye melalui materi dan pemanfaatan media
2)Fokus lokasi intervensi multisektor di 100 kab/kota

Rencana Aksi Naional Pangan & Gizi (RAN-PG)


1. 25 provinsi: sudah menyelesaikan RAD-PG
2. 12 provinsi menyusun Peraturan Gubernur
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN (RPJMN KESEHATAN 2015-2019)

a. Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu & Anak termasuk Imunisasi)
b. Perbaikan Gizi khususnya Stunting
c. Pengendalian Penyakit Menular (ATM: HIV/AIDS, Tuberkulosis & Malaria)
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas & Kanker)

PENDEKATAN
GERMAS
KELUARGA
KONSEP PENANGGULANGAN STUNTING

PENCEGAHAN PENANGANAN

STIMULASI – PENGASUHAN
1000 HARI PERTAMA
dan PENDIDIKAN
KEHIDUPAN (HPK) BERKELANJUTAN
INTERVENSI STUNTING

- Kegiatan dilakukan oleh sektor


kesehatan.
GIZI SPESIFIK - Ditujukan khusus untuk 1000 Hari
(berkontribusi 30%) Pertama Kehidupan (HPK)
- Bersifat jangka pendek
- Hasilnya didapat dalam waktu relatif
INTERVENSI pendek
STUNTING

GIZI SENSITIF - Kegiatan pembangunan diluar


(berkontribusi 70%) sektor kesehatan.
- Sasaran masyarakat umum
- Bersifat jangka panjang
KERANGKA KONSEP PENANGULANGAN STUNTING

PROGRAM INTERVENSI EFEKTIF INTERMEDIATE OUTCOME

• Perbaikan 1. Pemberian Tablet Tambah Remaja Putri


Darah (rematri, catin, Konsumsi Bumil &
Gizi Gizi yang
bumil) Busui:
Masyarakat Adekuat
2. Promosi ASI Eksklusif •Anemia
• PKGBM 3. Promosi Makanan
• GSC •BBLR
Pendamping-ASI •ASIEksklusif
• PKH 4. Suplemen gizi mikro •Kecacingan
• PAUD-GCD (Taburia) Pola Asuh
STUNTING
• PAMSIMAS 5. Suplemen gizi makro (PMT) yang tepat
• SANIMAS 6. Tata Laksana Gizi
Kurang/Buruk
• STBM 7. Suplementasi vit.A
Baduta:
Akses ke
• BKB 8. Promosi garam iodium •Diare
Pelayanan
• KRPL 9. Air bersih, sanitasi, dan Kesehata •Gizi buruk
• Kegiatan Lain cuci tangan pakai sabun dan
10. Pemberian obat cacing Kesehatan
11. Bantuan Pangan Non-Tunai Lingkungan

Enabling Factor
Advokasi, JKN, NIK, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, Keamanan dan Ketahanan Pangan 15
Prioritas Nasional (PN) 1: Pembangunan Manusia melalui Pengurangan Kemiskinan
dan Peningkatan Pelayanan Dasar
Program Prioritas (PP) 2: Peningkatan pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat
Penurunan kematian ibu dan bayi • Kemenkes
PP 1
Peningkatan pelayanan keluarga • BKKBN
berencana dan kesehatan reproduksi • KPPPA
KP
Imunisasi dasar lengkap
ProP

5 2

Penguatan pengawasan obat dan makanan 2


Penegakan hukum pengawasan obat dan Peningkatan pendidikan gizi
makanan
Penguatan surveilans gizi
Pemberian suplementasi gizi

• Kemenkes Peningkatan kualitas lingkungan sehat


• BPOM 3
4 Peningkatan aktivitas fisik
Penyediaan fasilitas kesehatan dasar dan Pencegahan dan pengendalian faktor risiko
rujukan berkualitas penyakit tidak menular

Pencegahan dan pengendalian penyakit menular


Pemenuhan dan pemerataan SDM kesehatan

Penyediaan dan peningkatan mutu farmasi dan


alat kesehatan
RENCANA AKSI K/L INTERVENSI GIZI SENSITIF
KEMENDIKBUD KEMENKEU
•PAUD dengan muatan pendidikan gizi dan kesehatan •Dana Insentif Daerah
•Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan gizi untuk anak
sekolah dan Remaja KEMENTAN
•Ketahanan pangan
•Pemanfaatan Pekarangan Rumah Tangga
KEMENPUPR
KEMENAG
•Sarana air bersih dan sanitasi
•Pendidikan gizi dan kesehatan kepada calon
pengantin melalui KUA
KEMEN. PERINDUSTRIAN •Pendidikan Kesehatan  dan
•Pembinaan iodidasi industri garam rakyat gizi untukdi madrasah dan pondok pesantren
•Pengawasan fortifikasi garam beryodium •Mendorong peran serta ulama untuk
pendidikan gizi dan kesehatan
KEMENSOS
•Bantuan Pangan Non-Tunai dengan sumber protein
(telur)
•PKH, pemanfaatan fasilitator untuk pendidikan gizi BPOM
•Keamanan pangan
dan pemantauan kepatuhan layanan kesehatan
•Monitoring pangan terfortifikasi di lapangan secara
berkala
KEMENDAGRI BKKBN
•Nomor Induk Kependudukan •Pendidikan Kesehatan Reproduksi untuk Remaja
•Akta kelahiran termasuk madrasah dan pondok pesantren
•Fasilitasi program dan kegiatan gizi dalam APBD •Bina Keluarga Balita untuk peningkatan pengetahuan dan
keterampilan orang tua dan anggota kelurga lain dalam
KEMENDESPDTT pembinaan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan
•Pengangaran Dana Desa untuk kegiatan gizi
PERCEPATAN PROGRAM GIZI DALAM
PENANGGULANGAN STUNTING
STUNTING BISA DICEGAH DENGAN MEMASTIKAN KESEHATAN YANG BAIK DAN
GIZI YANG CUKUP PADA 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN

1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK) yang Optimal


Gizi tepat + Pencegahan Penyakit = Tumbuh Kembang Optimal = Mencegah Stunting
PENCEGAHAN
1. Suplementasi besi folat
STUNTING PADA 2. Periksa kehamilan (Konseling Gizi Ibu

IBU HAMIL
1000 HPK hamil)
3. Imunisasi Tetanus Toksoid (TT).
4. PMT Ibu hamil.
5. Penanggulangan cacingan pada ibu hamil.
6. Pemberian kelambu dan pengobatan bagi
ibu hamil yang positif malaria.

INTERVENSI 1. Persalinan ditolong Nakes.

IBU MENYUSUI
SPESIFIK

ANAK 0-6 BLN


2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
3. Promosi ASI Eksklusif (konseling).
4. Imunisasi dasar.
5. Pantau tumbuh kembang.
6. Penanganan bayi sakit.

1. Pemberian Makanan Pendamping (MP)


ASI, ASI diteruskan sampai usia 2 tahun
atau lebih.
2. Pemberian kapsul vitamin A serta
IBU MENYUSUI
ANAK 7-23 BLN

melengkapi imunisasi dasar.


3. Pemantauan tumbuh kembang secara
rutin setiap bulan.
4. Penanganan anak sakit secara tepat.
5. Pemberian suplementasi zink.
6. Pemberian obat cacing dan;
7. Pemberian fortifikasi zat besi.
8. PMT pada Balita kurus
LOKUS 100 KAB/KOTA PENURUNAN STUNTING
CONTOH DIMENSI KEWILAYAHAN
LOKUS INTERVENSI PENURUNAN STUNTING TERINTEGRASI
Usulan Tahun 2019:
Tahun 2018:
100 + 60 kab/kota (perluasan)
100 kab/kota
• Aceh Timur • Flores Timur • Manokwari
• Simalungun • Sikka • Kota Sorong
• Solok • Ende • Pegunungan Arfak
• Kampar • Manggarai Barat • Nabire
• •
Tanjung Jabung Timur Nagekeo • Biak Numfor
• Muara Enim • Malaka • Paniai
• Bengkulu Utara • Sambas • Puncak Jaya
• Tanggamus • Sintang • Boven Digoel
• Bangka • Kotawaringin Timur • Asmat
• Lingga • Kapuas • Yahukimo
• Majalengka • Tanah Bumbu • Pegunungan Bintang
• Pekalongan • Kutai Barat • Yapen
• Bantul • Nunukan • Supiori
• Kediri • Bolaang Mongondow • Mamberamo Raya
• Lebak • Parigi Moutong • Mamberamo Tengah
• Buleleng • Bone • Yalimo
• Bima • Kolaka • Puncak
Daerah fokus penurunan stunting di 100 kab/kota • Sumbawa Barat • Pohuwato • Deiyai
(Sesuai Rencana Intervensi 2018) • Kupang • Mamasa • Keerom
• Belu • Kep. Aru
• Kep. Sula
RANGKUMAN RAKERKESNAS 2018

Menurunkan Stunting melalui Pendekatan “Life Cycle”, Surveilans Gizi,


Pemenuhan Nakes gizi, Sanitasi Lingkungan & Akses Air Bersih
 REMAJA : Transformasi UKS, Eradikasi Kecacingan, Tablet Tambah Darah (TTD) Rematri, KIE
Calon Pengantin Penundaan Perkawinan dan Kehamilan s/d usia 20 th

 BUMIL & BUSUI : Mutu ANC 10 T, Kelas Ibu Hamil, Peningkatan Cakupan & Compliance TTD
Bumil, Makanan Tambahan Bumil dan Busui

 BAYI 0 - 5 BLN : IMD, ASI Eksklusif, Pelayanan KN1, Pemantauan Pertumbuhan dan SDIDTK
 BAYI 24 - 59 BLN dan PRA SEKOLAH: Vit A, SDIDTK/PAUD, PAUDHI, Makanan
Tambahan

 BBLR dan/atau PENDEK: Stimulasi Dini, Pelayanan Kesehatan lengkap

25
RENCANA PERCEPATAN KEGIATAN GIZI MASYARAKAT TAHUN 2019
DALAM PENURUNAN STUNTING
1. PENDIDIKAN GIZI:
a. Orientasi asuhan gizi dan E-PPGBM bagi petugas gizi Puskesmas  diluar 100 kab/kota (untuk 100 Kab/kota sdh
di laksanakan di 2018)
b. PMBA dan Pemantauan Pertumbuhan Balita bagi petugas gizi Puskesmas  di 10 desa di 160 Kab/Kota prioritas
c. Implementasi Gizi Seimbang di masyarakat  Implementasi Strategi Komunikasi Perubahan Perilaku Gizi,
pengembangan PMT Lokal di 34 Provinsi
d. Pemulihan Gizi berbasis Masyarakat dan Tatalaksana anak gizi buruk
2. SURVEILANS GIZI:
a. Penguatan Sistem InformasiGizi (Sigizi) terpadu,
b. PSG dan PKG,
c. Penguatan Intervensi Suplementasi Gizi,
d. Pelacakan dan Konfirmasi kasus gizi,
e. Monev
3. SUPLEMENTASI GIZI:
a. MT Bumil KEK
b. MT Balita Kurus
c. Suplementasi gizi mikro (Taburia di 160 Kab/Kota prioritas, Vitamin A, TTD, mineral mix)
GIZI UNTUK 1000 HPK
MASA 9 BULAN (270 HARI)
Trimester 1 (usia kehamilan 4 sampai 6 bulan)
Pada trimester 1 dan 2, Gizi yang sangat
dibutuhkan ibu hamil adalah Protein, Asam Folat
dan Zat Besi yang banyak terdapat pada ikan,
telur, daging, hati, bayam, brokoli dan kacang-
kacangan, selain itu tetap membutuhkan
karbohidrat dan buah-buahan
• Terjadi pembentukan,
pertumbuhan dan perkembangan
yang cepat untuk otak, tulang
belakang, jantung, hati, usus,
ginjal, sistem saraf dan organ
reproduktif.
MASA 9 BULAN
Trimester 2 (usia kehamilan 1 sampai 3 bulan)
• Pertumbuhan dan perkembangan
janin semakin cepat
• Otak dan tubuh lain seperti
telinga, tulang, tangan dan kaki
semakin sempurna
• Janin sudah mempunyai kulit tipis
• Jantung mulai berdetak dan janin Kebutuhan gizinya sama dengan
mulai bergerak trimester 1
MASA 9 BULAN
Trimester 3 (usia kehamilan 7 sampai 9 bulan)
Trimester 3 - bayi lahir, ibu hamil masih
tetap membutuhkan protein, asam folat,
zat besi dan zat gizi mikro lain seperti
Kalsium, Iodium dan zinc.
Kalsium dan zinc banyak terdapat di ikan
, ikan teri, udang, kerang, rumput laut,
• Berat dan panjang badan janin semakin sayuran hijau dan kacang-kacangan.
bertambah dengan cepat.
• Tulang dan gerakannya semakin kuat.
• Seluruh organ tubuh berkembang
sempurna, matanya bisa merasakan
adanya cahaya.
• Rambut halus dan lemak terus
bertambah untuk persiapan kelahiran. Selain itu tetap membutuhkan
karbohidrat dan buah
HAL-HAL YANG PERLU IBU HAMIL LAKUKAN
• Makan aneka ragam pangan lebih banyak
untuk pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam kandungan, kebutuhan energi
selama proses melahirkan dan cadangan
selama menyusui
• Minum air putih secukupnya
• Batasi gula, garam dan minyak/lemak
• Cuci tangan dengan sabun dan air bersih
sebelum makan
Ibu hamil mengonsumsi
• Periksa kehamilan secara teratur ke petugas 1 tablet tambah darah
kesehatan selama kehamilan
MASA 730 HARI (2 TAHUN)
0 – 6 Bulan

• Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang


sempurna untuk bayi baru lahir hingga
usia 6 bulan.
• Lakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
dengan meletakkan bayi yang baru saja
lahir segera (kurang dari 1 jam) ke dada
ibu. Berikan ASI saja selama 6 bulan
Untuk Mememnuhi kebutuhan gizi bayi usia 6
bulan, dibutuhkan makanan pendamping ASI
(MP-ASI)– ASI tetap diberikan sampai 2 tahun
HAL-HAL YANG PERLU DILAKUKAN IBU DENGAN BAYI USIA 0-6 BULAN
• Berikan ASI yang pertama kali keluar dan berwarna
kekuningan (Kolostrum)
• Jangan beri makanan atau minuman
selain ASI
• Susui Bayi sesering mungkin
• Susui setiap bayi menginginkan paling sedikit 8 kali
sehari
• Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui
• ASI saja cukup, karena ASI mengandung zat gizi yang
terbaik sesuai kebutuhan bayi.
MASA 730 HARI (2 TAHUN)
6-9 Bulan Contoh menu :
•Pagi : bubur bayam, ayam
• Tetap berikan ASI sesering mungkin dan tahu
•Selingan pagi: papaya
• Mulai diperkenalkan Makanan •Siang : bubur ikan, kacang
Pendamping ASI (MP-ASI) merah dan wortel
• Berikan Bubur lumat yang kental di berikan •Selingan sore Sari Jeruk
2-3 kali sehari sebanyak 2-3 sendok •Malam: bubur hati ayam, tahu
dan labu siam
makan dan di tingkatkan secara perlahan
• Selingan berupa buah atau biskuit 1-2 kali
sehari
• Perkenalkan makanan bervariasi yang
terdiri dari (makanan pokok, lauk hewani,
lauk nabati, sayur dan buah
MENGAPA SEJAK USIA 6 BULAN BAYI MULAI DIBERIKAN MP-ASI
• Usia 6-9 bulan, ASI hanya memenuhi 75% kebutuhan energi untuk bayi,
sehingga kekurangannya dipenuhi oleh ASI
• Usia 9-12 bulan, ASI hanya memenuhi 50% kebutuhan energi untuk bayi,
sehingga kekurangannya dipenuhi oleh ASI
• Usia 12-24 bulan, ASI hanya memenuhi 25% kebutuhan energi untuk bayi,
sehingga kekurangannya dipenuhi oleh ASI
• Semakin bertambah usia anak, semakin banyak MP-ASI yang harus diberikan
kepada bayi/ anak
MASA 730 HARI (2 TAHUN)
9-12 Bulan Contoh menu :
•Pagi : nasi tim, ikan goreng,
• Tetap berikan ASI sesering mungkin sawi hijau dan tempe
•Selingan: Naga sari atau
• Berikan makanan lembik yang kental 3-4 kali buah
sehari sebanyak setengah sampai tiga •Siang : Nasi tim, ayam kecap,
perempat mangkuk tingkatkan secara bertahap tahu dan daun singkong
tumbuk
• Makanan selingan 1-2 kali/ hari berupa •Selingan sore: Sari Jeruk
makanan yang dapat dipegang anak berupa •Malam: nasi tim, tumis hati
ayam, tahu dan cah buncis
buah atau kue tradisional diberikan
• Perkenalkan makanan bervariasi yang terdiri
dari (makanan pokok, lauk hewani,lauk nabati,
sayur dan buah/4 bintang)
MASA 730 HARI (2 TAHUN)
Contoh menu :
12-24 Bulan •Pagi : Nasi, sayur bayam,
ikan goreng, dan tempe orek
• Teruskan pemberian ASI •Selingan: bubur kacang
hijau/buah
• Berikan makanan keluarga 3-4 kali/ hari •Siang : Nasi, opor ayam ,
sebanyak tiga perempat sampai satu mangkok tahu dan sayur sop
•Selingan sore: pisang
• Makanan selingan 1-2 kali/ hari berupa kue •Malam: nasi, telor dadar,
tradisional atau buah tumis kangkung, dan tempe
bacem
• Perkenalkan makanan bervariasi yang terdiri  
dari 4 bintang (makanan pokok, lauk hewani,
lauk nabati, sayur dan buah)
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

44
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

a. Pengertian pertumbuhan
b. Pemantauan pertumbuhan menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS)
c. Penyebab gangguan pertumbuhan
d. Alur kegiatan penimbangan dan tindak lanjut
e. Deteksi dini gizi buruk melalui pemantauan
pertumbuhan
f. Peran Posyandu sebagai salah satu sistem
kewaspadaan dini gizi buruk

45
PENGERTIAN PERTUMBUHAN

 PERTUMBUHAN:
 Bertambahnya ukuran fisik dari waktu ke waktu
Contoh: anak bertambah berat badan dan panjang
atau tinggi badan
 PERKEMBANGAN:
 Berkembangnya fungsi tubuh (psikomotor, mental
dan sosial)
Contoh: anak dari berbaring mampu duduk, berdiri,
berjalan, berbicara, bermain dan bersosialisasi

46
TUMBUH KEMBANG ANAK

Ukuranfisik

Anak yang sehat akan tumbuh


dan berkembang dengan baik

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Umur Anak (bulan)


47
Sumber: materi pelatihan pemantauan pertumbuhan, Dit. Bina Gizi Masyarakat
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK
MENGGUNAKAN KMS

 Untuk dapat menilai pertumbuhan, perlu dilakukan


pengukuran Berat Badan (BB) setiap bulan secara
teratur.

 Penilaian pertumbuhan dilakukan dengan membuat


garis yang menghubungkan paling sedikit antara dua
titik hasil penimbangan secara berturut-turut.

 Pertumbuhan disebut baik: apabila grafik BB


mengikuti garis pertumbuhan (naik).

 Pertumbuhan disebut tidak baik: apabila grafik BB


mendatar atau menurun memotong garis
pertumbuhan dibawahnya (tidak naik).

48
Pemantauan Pertumbuhan Menggunakan
KMS (lanjutan …)
Kenaikan Berat badan Minimal (KBM)
Bayi laki-laki dan perempuan
- Usia 1 bulan : 800 gram
- Usia 2 bulan : 900 gram
- Usia 3 bulan : 800 gram
- Usia 4 bulan : 600 gram
- Usia 5 bulan : 500 gram
- Usia 6 bulan : 400 gram

Laki-Laki Perempuan
- Usia 7 bulan : 400 gram - Usia 7 – 10 bulan : 300 gram
- Usia 8 – 11 : 300 gram - Usia 11 – 60 bulan : 200 gram
- Usia 12 – 60 : 200 gram 49
Menentukan Status Pertumbuhan Anak Berdasarkan KMS Balita
Contoh disamping menggambarkan
status pertumbuhan berdasarkan grafik
pertumbuhan anak dalam KMS:
a.TIDAK NAIK (T); grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan
dibawahnya; kenaikan berat badan <
KBM (<800 g)
b.NAIK (N), grafik berat badan
memotong garis pertumbuhan diatasnya;
kenaikan berat badan > KBM (>900 g)
c.NAIK (N), grafik berat badan
mengikuti garis pertumbuhannya;
kenaikan berat badan > KBM (>500 g)
d.TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
mendatar; kenaikan berat badan < KBM
(<400 g)
e.TIDAK NAIK (T), grafik berat badan
menurun; grafik berat badan < KBM
(<300 g)
LATIHAN SOAL
1. Anak Perempuan umur 6 bulan dengan berat 7,6 kg, pada umur 7
bulan menjadi 8,1 kg dan pada umur 8 bulan menjadi 8,8 kg. Buatlah
grafik pertumbuhan dan interpretasinya !

2. Anak laki2 umur 12 bulan dengan berat 8 kg, pada umur 13 bulan
berat 8,2 kg pada umur 14 bulan 8,4 kg. Buat grafik pertumbuhan
dan interpretasinya !

3. Anak perempuan umur 4 bulan dengan berat badan 6,6 kg, pada
umur 5 bulan berat badannya menjadi 6,9 kg, dan pada umur 6 bulan
menjadi 7,1 kg. Buat grafik pertumbuhan dan interpretasinya !
 

52
LATIHAN SOAL

4. Anak laki-laki umur 8 bulan dengan berat badan 7,2 kg, pada umur 9
bulan berat badannya menjadi 7,4 kg, dan pada umur 10 bulan
menjadi 7,5 kg.
Buat grafik pertumbuhan dan interpretasinya !
 
5. Anak laki-laki umur 3 bulan dengan berat badan 6,2 kg, pada umur 4
bulan berat badannya menjadi 7,0 kg, dan pada umur 5 bulan
menjadi 7,3 kg.
Buat grafik pertumbuhan dan interpretasinya !

53
PENYEBAB GANGGUAN PERTUMBUHAN

 Sulit menentukan mana yang lebih dulu:

Infeksi & penyakit lain Kurang makan


(akut & kronis) (kwantitas & kualitas)

54
PENYEBAB GANGGUAN PERTUMBUHAN
(lanjutan ……)

Infeksi/penyakit lain: Pemberian makan


Infeksi sering
sering/ lama Kurang

GAGAL TUMBUH

Infeksi lebih sering


Gizi kurang
Penyembuhan lebih lambat
Gizi makin kurang
Penyakit lebih berat lagi
Marasmus
Kwashiorkor

MENINGGAL

Lingkaran setan malnutrisi dan infeksi


55
PENYEBAB GANGGUAN PERTUMBUHAN
(lanjutan …)
 Penyakit yang dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan pada anak: (Gizi Kurang)
Akut:
Kronis:
Demam/ batuk pilek
Tuberkulosis
ISPA/ pneumonia
Diare kronik
Diare akut
Malaria HIV/AIDS
Cacat Bawaan/ kelainan
kongenital
 Penyebab Lain:
Tumor/ keganasan
BBLR
Tidak mendapat ASI yang cukup sesuai umur
MP-ASI tidak berkualitas
Ibu bekerja 56
ALUR KEGIATAN PENIMBANGAN DAN TINDAK LANJUT

Timbang

 Beri pujian
Plot hasil
penimbangan  Beri penjelasan arti grafik pertumbuhan anak
 Pertahankan kondisi anak, beri nasihat pemberian
Naik makan sesuai umur
 Anjurkan datang ke penimbangan berikutnya
Hubungkan hasil ploting
bulan ini dengan bulan lalu

Tidak Naik 1 kali  Beri pujian

Tentukan status  Beri penjelasan arti grafik pertumbuhan anak


pertumbuhan  Catat keadaan anak dan kebiasaan makan
 Jelaskan kemungkinan penyebab BB tidak naik
Tidak Naik 2 kali berturut-  Beri nasihat pemberian makan sesuai umur
turut atau BGM  Anjurkan datang ke penimbangan berikutnya

Rujuk ke Puskesmas/Pustu/Poskesdes
DETEKSI DINI GIZI BURUK MELALUI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN

 Bila kecenderungan grafik “N”

 pertumbuhan tidak bermasalah

 Bila kecenderungan grafik “T”

 pertumbuhan bermasalah

 GIZI BURUK

58
DETEKSI DINI GIZI BURUK MELALUI
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN (lanjutan…)

KESALAHAN MENILAI STATUS


PERTUMBUHAN

Berat Badan Berat Badan


Bulan Lalu Bulan ini
DIBANDINGKAN

PENILAIAN KADER/
TENAGA KESEHATAN

ASAL NAIK
59
PERAN POSYANDU SEBAGAI SISTEM KEWASPADAAN DINI GIZI BURUK

ALUR KEGIATAN POSYANDU

2. PENIMBANGAN BALITA

1. PENDAFTARAN

3. PENGISIAN KMS

5. PELAYANAN OLEH PETUGAS


4. PENYULUHAN
PERAN POSYANDU ……(lanjutan ….)

 RUJUKAN KASUS:

BB berada di Bawah Garis Merah (BGM)

2T

Balita sakit

 LAPORAN KASUS:

Formulir W1 (Puskesmas/RS)

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (W2) & Provinsi

Kejadian Luar Biasa/KLB gizi buruk 61


PERAN POSYANDU …….(lanjutan ….)

 PEMANTAUAN WILAYAH SETEMPAT (PWS) GIZI:

Analisis laporan (balok) SKDN


• D/S: berapa balita datang ditimbang
• N/D: berapa % balita yang datang naik BB
nya
• K/S: berapa % balita memiliki KMS

Pekan Penimbangan

Sweeping/ kunjungan rumah


62
PENENTUAN STATUS GIZI

63
PENENTUAN STATUS GIZI

a. Cara penentuan status gizi


b. Cara menghitung umur
c. Cara menimbang berat badan
d. Cara mengukur Panjang/ Tinggi Badan
e. Cara menggunakan Grafik Pertumbuhan Anak
(GPA) dan tabel standar antropometri
f. Cara menentukan status gizi dengan indeks
antropometri

64
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI

 KLINIS:
Rambut, kulit, otot, keadaan iga, jar. lemak, mata, lidah, bibir.
Gizi buruk: sangat kurus & atau edema, otot atrofi, jaringan lemak
subkutan berkurang, pucat, bercak Bitot pada mata, dermatitis, dll

 ANTROPOMETRI:
BB/U, PB/U atau TB/U, BB/PB atau BB/TB
IMT/U
LiLA, Tebal lemak

 LABORATORIUM:
Biokimia darah, urine

 ANALISA DIET/MAKANAN:
food recall 24 hours, food record, dan food weighing
food frequency questionaire (FFQ)
65
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI
MENGGUNAKAN INDEKS ANTROPOMETRI

 BB/U:
Berat Badan menurut Umur, tidak dapat menggambarkan ada
atau tidak adanya kurang gizi (akut/ kronis)
 PB/U atau TB/U:
Panjang atau Tinggi Badan menurut Umur, menggambarkan ada
atau tidak adanya kurang gizi kronik  “stunted” atau pendek
 BB/PB atau BB/TB:
Berat Badan menurut Tinggi Badan, menggambarkan ada atau
tidak adanya kurang gizi akut “wasted” atau kurus
 IMT/U:
Indeks massa tubuh menurut umur, merupakan indeks yang
paling baik untuk menilai ada tidaknya kelebihan gizi

(Baku rujukan : WHO-2005)

66
Tabel Indikator Pertumbuhan Menurut Z-Score
Catatan:
1.Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya tidak menjadi masalah kecuali
anak yang sangat tinggi mungkin mengalami gangguan endokrin seperti adanya tumor yang
memproduksi hormon pertumbuhan. Rujuklah anak tersebut jika diduga mengalami gangguan
endokrin (misalnya anak yang tinggi sekali menurut umurnya, sedangkan tinggi orang tua normal).
2.Seorang anak berdasarkan BB/U pada katagori ini, kemungkinan mempunyai masalah
pertumbuhan, tetapi akan lebih baik bila anak ini dinilai berdasarkan indikator PB/U atau TB/U, BB/PB
atau BB/TB atau IMT/U.
3.Hasil ploting di atas 1 menunjukkan kemungkinan risiko. Bila kecenderungannya menuju garis z-
score 2 berarti risiko lebih pasti.
4.Anak yang pendek atau sangat pendek, kemungkinan akan menjadi gemuk bila mendapatkan
intervensi gizi yang salah.
5.Anak yang dinilai berdasarkan indeks BB/PB atau TB sebagai “sangat kurus” dan terlihat tanda-
tanda klinis marasmus, maka disebut marasmus.
6.Anak yang dinilai berdasarkan indeks BB/U atau indeks lainnya bila ditemukan edema pada kedua
punggung kaki dan tidak ditemukan penyebab lain (penyakit ginjal, jantung, dan hati, maka disebut
kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor.
7.Anak yang dinilai berdasarkan indeks BB/PB atau TB sebagai “kurus” disebut juga Gizi Kurang, dan
“sangat kurus” disebut juga Gizi Buruk.

(Sumber: Modul B dan C, Pelatihan Penilaian Pertumbuhan Anak, WHO-2005)


CARA MENGHITUNG UMUR

 Tentukan tanggal lahir anak, dalam format tanggal, bulan, tahun misalnya 5 April 2006, ditulis 05-04-2006
 Tulis tanggal kunjungan, misalnya 19 September 2008, ditulis 19-09-2008
 Hitung umur anak dengan mengurangi tanggal kunjungan dengan tanggal lahir, misalnya:
 
Tanggal kunjungan 19 09 2008
Tanggal lahir 05 04 2006 -
14 05 2

= 2 tahun 5 bulan 14 hari


 
 Jadi umur anak dibulatkan menjadi 24 bulan + 5 bulan = 29 bulan
Sisa hari tidak diperhitungkan
Contoh lain :
Tanggal kunjungan 05 04 2008
Tanggal lahir 19 09 2007

Untuk menghindarkan hasil pengurangan minus, lakukan sebagai berikut:

Tanggal kunjungan 05 04 2008


(05+30) (04-1)+12 (2008-1)
35 15 2007
Tanggal lahir 19 09 2007
-
16 06 0
= 6 bulan 16 hari
 
Umur anak dibulatkan menjadi 6 bulan
Sisa hari tidak diperhitungkan
 
CARA MENIMBANG BERAT BADAN

 Untuk menimbang anak, gunakan timbangan dengan ciri-ciri berikut:


• Kuat dan tahan lama
• Mempunyai presisi sampai 0,1 kg (100 gram)
• Sudah dikalibrasi
• Tidak menggunakan timbangan pegas untuk anak berumur lebih dari 6 bulan
• Dapat menimbang sampai 150 kg

71
CARA MENIMBANG BERAT BADAN
(lanjutan…..)

 Menggunakan Timbangan Bayi (“Baby Scale”):


• Letakkan timbangan ditempat yang rata dan datar
• Pastikan jarum timbangan menunjukkan angka nol

• Timbang bayi dengan pakaian minim/telanjang


• Baca dan catat berat badan anak sesuai dengan angka yang
ditunjuk oleh jarum timbang
72
CARA MENIMBANG …(lanjutan…..)

 Menggunakan Dacin (25 kg):


• Gantung dacin pada tempat yang kokoh seperti penyangga kaki
tiga atau pelana rumah atau kosen pintu atau dahan pohon yang
kuat.
• Atur posisi batang dacin sejajar mata penimbang
• Pastikan bandul geser berada pada angka NOL dan posisi paku
tegak lurus
• Pasang sarung timbang/celana timbang/kotak timbang yang kosong
pada dacin
• Setimbangkan dacin dengan memberi kantung plastik berisikan
pasir/batu diujung batang dacin, sampai kedua paku tegak lurus.
Gunakan tali pengaman pada ujung skala tempat bandul geser
berada.
73
CARA MENIMBANG ……(lanjutan…..)

• Masukkan Balita kedalam sarung timbang dengan


pakaian seminimal mungkin dan geser bandul sampai
paku tegak lurus

• Baca berat badan balita dengan melihat angka


diujung bandul geser

• Catat hasil penimbangan dengan benar di kertas/


buku bantu dalam kg dan ons

• Kembalikan bandul ke angka nol dan keluarkan Balita


dari sarung/ celana/ kotak timbang
CARA MENIMBANG ….. (lanjutan…..)

Batang dacin tidak


datar (seimbang)

Bandul penyeimbang
tidak dipasang

Sarung timbang Anak langsung ditimbang


sudah dipasang  berat badan anak lebih
berat dari sebenarnya

MEMASANG DACIN YANG SALAH


75
Sumber: Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI, 2006
CARA MENIMBANG…..(lanjutan…..)

 Bila tersedia dapat digunakan timbangan digital (elektronik) atau


Tared Scale (Uniscale). Bila tidak ada, dapat menggunakan
timbangan bayi (baby scale), dacin atau die-cast beam (spt
detecto).

 Timbangan kamar mandi dan timbangan gantung yang


menggunakan pegas tidak direkomendasikan karena hasilnya
kurang akurat.

76
CARA MENIMBANG ……(lanjutan…..)

 Menggunakan die-cast beam (spt Detecto):


• Letakkan timbangan ditempat yang rata dan datar.
• Pastikan posisi bandul pada angka NOL dan jarum
dalam keadaan setimbang.
• Posisikan anak pada timbangan.
• Geser bandul sesuai berat balita sampai posisi jarum
setimbang. Baca dan catat berat badan anak.
• Jika anak bergerak-gerak terus di atas timbangan atau
tidak bisa diam, maka perlu ditimbang dengan ibunya.
Berat badan anak didapat dengan mengurangi hasil
penimbangan ibu bersama anak dengan berat badan
ibu saja.
CARA MENGUKUR
TINGGI/PANJANG BADAN

Kunci pengait berada di samping papan


pengukur
CARA MENGUKUR TINGGI/PANJANG BADAN (lanjutan…)

Posisi tangan asisten pengukur


Posisi balita dan pengukur (memegang telinga) dan posisi kepala

Posisi pengukur yang benar (mata Posisi kaki yang benar, telapak kaki
tegak lurus ke jendela baca alat menempel tegak lurus pada papan
pengukur) penggeser
CARA MENGUKUR TINGGI….(lanjutan…..)

Posisi microtoise di lantai


Posisi microtoise setelah ditarik
sampai menunjukkan angka nol

Posisi microtoise yang siap pakai


CARA MENGUKUR
TINGGI BADAN PADA ANAK (lanjutan…)

81
CARA MENGUKUR
TINGGI/PANJANG BADAN PADA ANAK (lanjutan…)

• Anak berumur kurang dari 2 tahun, pengukuran dilakukan


dengan telentang.
• Anak berusia 2 tahun atau lebih dan anak sudah mampu
berdiri, pengukuran dilakukan dengan berdiri tegak.
• Jika seorang anak berumur kurang dari 2 tahun diukur
tingginya (berdiri) maka ditambahkan 0,7 cm untuk
mengkonversi menjadi panjang badan.
• Jika seorang anak berumur 2 tahun atau lebih dan diukur
panjangnya (telentang) maka dikurangi 0,7 cm untuk
mengkonversi menjadi tinggi badan.
• Peralatan yang diperlukan untuk mengukur panjang badan
adalah papan ukur panjang badan (infantometer/stadiometer).
Untuk mengukur tinggi digunakan microtoise yang diletakkan
pada permukaan yang vertikal seperti dinding atau tiang
dengan lantai yang datar.

82
PRAKTEK

PENGUKURAN
ANTROPOMETRI

83
PRAKTEK MENIMBANG BB DAN
MENGUKUR TB/PB
 Siapkan alat-alat:
Dacin/timbangan pegas (Beam Balance Scale)
“Baby scale” / timbangan bayi
“Microtoise”
“Stadiometer”/”Length board”
KMS anak dan tabel baku rujukan WHO-2005
Alat tulis (kertas & pensil)
 Siapkan 2 (dua) anak:
umur < 2 tahun & ≥ 2 tahun untuk setiap kelompok
 Waktu: 90 menit (2 jam pelajaran @ 45 menit)
Catatan: Alat-alat antropometri harus ditera secara berkala 84
(Badan Meterologi)
PRAKTEK MENIMBANG BB DAN
MENGUKUR TB/PB (lanjutan…)
 Pasang dacin di tiang yang kuat
 Pasang timbangan pegas ditempat datar atau di meja
(untuk “Baby scale” )
 Pasang microtoise di dinding yang rata setinggi 2 m
 Pasang “Stadiometer”/”Length board” di meja
 Setiap kelompok menanyakan identitas anak (nama,
jenis kelamin dan umur/ tanggal lahir) serta menimbang &
mengukur TB atau PB anak
 Plotkan di KMS untuk melihat arah pertumbuhan anak
 Tentukan status gizi anak
Menggunakan GPA

 Buku GPA terdiri dari 8 macam grafik yang dibedakan


berdasarkan jenis kelamin untuk anak umur 0-2 tahun dan
umur 2-5 tahun.
Untuk tiap kelompok umur terdiri dari 4 macam grafik yaitu
PB/U atau TB/U, BB/U, BB/PB atau BB/TB, IMT/U

 Hasil pengukuran akan diplot pada garis grafik untuk setiap


indikator pertumbuhan.
Pada saat memplot di grafik, umur anak diplot pada bulan
penuh. Sedangkan untuk angka panjang/tinggi badan
dibulatkan menjadi angka tanpa desimal yang terdekat,
misalnya 0,1 s.d 0,4 dibulatkan ke bawah, sedangkan ≥0,5
dibulatkan ke atas.
Kemudian tentukan status gizi berdasarkan tabel Indikator
Pertumbuhan
Menggunakan Tabel Antropometri
ANTROPHOMETRI

36
LATIHAN SOAL

6. Della, seorang anak perempuan lahir pada tanggal 21 April 2009. Ia datang bersama
ibunya ke Puskesmas Cempaka pada tanggal 30 September 2009. Hasil pengukuran
panjang badannya 70 cm dan BB 7,6 kg.
a. Hitung umur Della
b. Lakukan ploting menggunakan BB/PB indikator
c. Tentukan status gizi Della

7. Seorang anak laki-laki bernama Suroto, lahir di Martapura tanggal 5 Oktober 2009.
Suroto datang ke Puskesmas pada tanggal 29 Oktober 2010. Hasil pengukuran
panjang badannya 74,5 cm dan berat badan 8 kg
a. Hitung umur Suroto
b. Lakukan ploting menggunakan BB/PB indikator
c. Tentukan status gizi Suroto
 

89
LATIHAN SOAL

8. Anak perempuan bernama Tini lahir di Timika pada tanggal 20 Januari 2010. Ia
dirujuk ke Puskesmas tanggal 2 juni 2010, hasil pengukurannya PB 66,8 cm dan
berat badan 4 kg.
a. Hitung umur Tini
b. Lakukan ploting menggunakan BB/PB indikator
c. Tentukan status gizi Tini

9. Anak perempuan bernama Grace, lahir di Manado tanggal 2 Februari 2007. Ia


datang ke Puskesmas pada tanggal 25 Februari 2010. Hasil pengukurannya
sebagai berikut:
TB 105 cm dan berat badan 20 kg
a. Hitung umur Grace
b. Lakukan ploting menggunakan BB/TB indikator
c. Tentukan status gizi Grace

 
91
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN –TINGGI BADAN ANAK
• Panjang/tinggi badan terhadap umur (P/U atau T/U):
• Panjang/tinggi pada saat pengukuran
• Identifikasi stunted oleh karena undernutrition yang berkepanjangan atau sakit
berulang
• Identifikasi tinggi (terlalu tinggi  problem endokrin?)
• PB/U  lahir-6 bulan; 6 bulan-2 tahun
• TB/U  di atas 2 tahun
INTERPRETASI PLOT SESUAI INDIKATOR

INDIKATOR PERTUMBUHAN
Z-score Panjang/Tinggi terhadap Berat terhadap Berat terhadap BMI (IMT)
Umur Umur Panjang/Tinggi terhadap umur

Di atas 3 note 1 Obese Obese


Di atas 2 Overweight Overweight
note 2
Di atas 1 Possible risk overweight Possible risk
(note 3) overweight (note
3)

0 (median)

Di bawah -1

Di bawah -2 Stunted (note 4) Underweight Wasted Wasted

Di bawah -3 Severely
Early stunted
Life Nutrition (note 4)
Roadshow Severely underweight Severely wasted Severely wasted
UKK Tumbuh Kembang - Pediatri Sosial
CATATAN/NOTE:
1. Anak tergolong sangat tinggi. Badan yang tinggi jarang menjadi masalah, kecuali
tinggi yang sangat berlebihan dengan indikasi adanya masalah endokrin atau
hormonal
2. Anak yang berat badan terhadap umur berada pada rentang ini mempunyai
masalah pertumbuhan, namun lebih baik dinilai dari pengukuran B terhadap P/T
atau BMI (IMT)/U
3. Point yang diplot pada z-score di atas 1 menunjukkan adanya possible risk. Adanya
kecenderungan menuju garis z-score +2 menunjukkan pasti berisiko
4. Adanya kemungkinan stunted atau severely stunted menjadi overweight
INTERPRETASI PLOT SESUAI INDIKATOR
INTERVERTASI KENCEDERUNGAN KURVA PERTUMBUHAN
Menyeberang/memotong garis z-score:
•Indikasi possible risk
•Bergeser menuju median perubahan yang baik
•Bergeser menjauhi median masalah / berisiko terjadi masalah pertumbuhan
•Tetap dekat dengan median, kadang memotong ke atas atau ke bawah tidak masalah
•Garis pertumbuhan meningkat atau menurun, memotong garis z-score overweight atau underweight
INTERVERTASI KENCEDERUNGAN KURVA PERTUMBUHAN
Peningkatan dan penurunan tajam pada garis pertumbuhan:

•Indikasi possible risk


•Bergeser menuju median perubahan yang baik
•Bergeser menjauhi median masalah / berisiko terjadi masalah pertumbuhan
•Tetap dekat dengan median, kadang memotong ke atas atau ke bawah tidak masalah
•Garis pertumbuhan meningkat atau menurun, memotong garis z-score overweight atau underweight
INTERVERTASI KENCEDERUNGAN KURVA PERTUMBUHAN
Garis pertumbuhan datar (flat growth line/stagnation):
•Indikasi possible risk
•Bergeser menuju median perubahan yang baik
•Bergeser menjauhi median masalah / berisiko terjadi masalah pertumbuhan
•Tetap dekat dengan median, kadang memotong ke atas atau ke bawah tidak masalah
•Garis pertumbuhan meningkat atau menurun, memotong garis z-score overweight atau underweight
BERAT BADAN (BB/U)
Kesimpulan
• Pelaksanaan kegiatan intervensi stunting menjadi tugas bersama &
dilaksanakan secara berkesinambungan oleh stakeholder terkait dibidang
kesehatan maupun lintas sektor
• Pendekatan intervensi stunting perlu dilaksanakan secara holistic
integrative dan dimonitor secara berkala
• 1000 HPK menjadi kesempatan terbaik untuk mencegah stunting
Keluarga Sehat Indonesia Sejahtera

Anda mungkin juga menyukai