Anda di halaman 1dari 2

TATA LAKSANA BALITA GIZI BURUK

DI LAYANAN RAWAT INAP


No. Dokumen :
No. Revisi : 000
SOP Tanggal : 02/01/2020
Terbit
Halaman : 1
UPT Puskesmas Kamrullah, S.Kep.,MA
Sungai Pinang NIP 198009182005011010
1. Pengertian Tata laksana balita gizi buruk di layanan rawat inap adalah Prosedur atau
mekanisme pelayanan gizi yang dilakukan untuk mendukung perbaikan status gizi
balita gizi buruk di layanan rawat inap.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk meningkatkan status gizi anak
serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan
kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut.
3. Kebijakan 1. Keputusan Kepala UPT Puskesmas Sungai Pinang Nomor 32 Tahun 2019
tentang Jenis Pelayanan UPT Puskesmas Sungai Pinang
4. Referensi 1. Buku Pedoman Kerja bagi Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) Puskesmas;
Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan 2010.
2. Buku Pedoman Pamantauan Pertumbuhan Balita, Depkes RI 2010
3. Buku Saku Pencegahan Dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita Di Layanan
Rawat Jalan, Kementrian Kesehatan RI 2020.
5. Langkah- Alat dan Bahan
langkah
1. Alat Ukur Antropometri (Dacin/Baby Scale, Microtoice, Pita LILA, LIKA)
2. Tabel Z-skor sederhana (mengacu pada tabel dan grafik dalam Permenkes
Nomor 2 Tahun 2020 tentang Standar Antropometri Anak) atau perangkat
lunak (software) penghitung Z-skor (WHO Anthro)
3. Register Pencatatan Perawatan KMS Balita Laki-laki dan Perempuan
4. Sarana Alat Masak dan Alat Makan
5. Makanan pokok, Susu, Mineral Mix
6. Obat-obatan

Langkah langkah :
Pasien datang :
- Periksa tanda bahaya dan tanda penting : Renjatan, letargis, muntah, diare atau
dehidrasi
Awal fase stabilisasi :
- Periksa : berat badan dan suhu tubuh (aksiler)
- Tindakan : beri oksigen pada renjatan, hangatkan tubuh, beri cairan dan makan
sesuai rencana I sampai V dan beri antibiotika sesuai umur
Lanjutan fase stabilisasi :
- Pemeriksaan laboratorium : kadar gula darah, hemoglobin & golongan darah
- Pemeriksaan fisik umum : Panjang badan/Tinggi badan, dada dan perut
- Pemeriksaan fisik khusus : mata, apakah ada campak, kulit
- Tindakan : Vit A, Asam Folat, Multivit tanpa Fe, pengobatan penyakit penyulit
dan stimulasi
Fase transisi :
- Pemeriksaan : berat badan
- Tindakan : makanan tumbuh kejar, multivitamin tanpa Fe,
persiapan ibu dan pemberian stimulasi
Fase rehabilitasi :
- Pemeriksaaan : monitoring tumbuh kembang
- Tindakan : Makanan tumbuh kejar, multivitamin dengan Fe dan stimulasi

TERAPI GIZI
PADA ANAK GIZI BURUK
Melalui 3 fase : fase stabilisasi, fase transisi dan fase rehabilitasi
Kebutuhan energi : 80 – 200 kkal/kgBB/hr
Kebutuhan protein : 1 – 4 gram/kgBB/hr
Pemberian suplemen vitamin dan mineral khusus, bila tidak ada diberikan
makanan sumber mineral tertentu
Jumlah cairan 130 – 200 ml/kgBB/hr bila edema berat cairan yang diberikan
100 ml/kgBB/hr
Pemberian dapat per oral atau melalui pipa nasogastrik (NGT)
Porsi makanan kecil dengan frekuensi makanan sering
Makanan fase stabilisasi harus hipoosmolar, rendah laktosa dan rendah serat.
ASI diteruskan sampai usia 2 th
Makanan padat diberikan pada fase rehabilitasi dan berdasarkan berat badan,
yaitu: BB <7 kg diberi makanan bayi, BB > 7 kg diberi makanan usia balita

6. Unit terkait 1. Petugas Gizi


2. Bidan/Perawat
3. Dokter Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai