Black RE, Lindsay HA, Zulfiqar AB, Laura EC, Mercedes O, Majid E, et al. Maternal and child under nutrition: global and regional exposures
and health consequences. The Lancet. 2008; 371; 243-60.
PENGELOLAAN GIZI BURUK TERINTEGRASI (PGBT) Komponen PGBT
4 Prinsip Utama 2
3
PGBT
2. Ketepatan waktu
1 4
3. Perawatan medis dan gizi yang tepat
4
Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita
di Layanan Rawat Jalan/PGBT
6
Konfirmasi Status Gizi/ Skrining Awal
1) Tindakan pelacakan dini status gizi dengan pengukuran LiLA (Lingkar
Lengan Atas) bagi bayi dan balita usia 6 -59 bulan di posyandu, PAUD
dan sekolah minggu yang dilakukan oleh Kader, PKK dan tokoh
masyarakat yang sudah dilatih
2) Periksa pitting edema bilateral
Pengukuran LiLA Pengecekan Biliateral pitting odema
7
Tabel 5.1. Rujukan LiLA, BB/PB atau BB/TB
dan Pitting Edema Bilateral
Diatasnya
Balita Gizi Buruk di rawat jalan
12
13
B. Tata Laksana Gizi Buruk pada
Balita 6-59 Bulan
14
Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita 6-59 Bulan
Balita gizi buruk dirawat di layanan rawat jalan dapat
merupakan :
1. Kasus baru termasuk kasus relaps (kambuh)
2. Rujukan dari layanan rawat inap (pindah rawat dari rawat
inap ke rawat jalan)
3. Kasus lama: pasien yang masuk kembali setelah drop out
dan pindahan dari layanan rawat jalan lain
18
Prosedur Layanan Rawat Jalan pada Balita Gizi Buruk (3)
Halaman 149, lampiran 9 hal 150 dan lampiran 10 hal 151
Pada saat penerimaan balita gizi buruk, selain dilakukan anamnesis dan pemeriksaan
medis, dilakukan juga tes nafsu makan.
Tes nafsu makan dilakukan di tempat yang tenang sebelum pasien menjalani terapi
gizi dengan F100 atau RUTF sesuai dengan rencana terapi, dan tes dilakukan paling
cepat 2 jam setelah makan
Jelaskan pada ibu/pengasuh ttg tujuan tes nafsu makan dan bagaimana tes akan
dilakukan. Selanjutnya ibu/pengasuh dinasehati untuk tidak terburu buru dalam tes
nafsu makan dan terus membujuk balita dengan lembut
Bila balita gizi buruk mempunyai nafsu makan yang baik sesuai dengan hasil tes nafsu
makan, maka balita tersebut dapat dirawat dilayanan rawat jalan, bila tidak maka
dirawat di layanna rawat inap
19
Tes Nafsu Makan
• Tes nafsu makan dilakukan sebelum pasien menjalani terapi gizi dengan
menggunakan F100 atau RUTF sesuai dengan rencana terapi.
• Tes dilakukan paling cepat 2 jam setelah makan.
• Cari tempat yang tenang ketika melakukan tes nafsu makan.
• Jelaskan pada ibu/pengasuh tujuan tes nafsu makan dan bagaimana tes
akan dilakukan.
• Dorong ibu/ pengasuh untuk tidak terburu-buru dan terus membujuk balita
dengan lembut.
20
2. Tes Nafsu Makan dengan RUTF (1)
21
2. Tes Nafsu Makan dengan RUTF (2)
Sebelum memulai tes nafsu makan, minta pengasuh mencuci
tangannya, memotong kuku tangan anak, mencuci tangan dan wajah
anak dengan air dan sabun, mencuci kemasan RUTF sebelum
memulai tes nafsu makan.
23
2. Tes
Nafsu Makan
dengan
RUTF
(4)
24
2. Tes Nafsu Makan dengan RUTF (5)
25
Pemberian RUTF
26
Pemberian RUTF
27
KUNJUNGAN RUMAH
Siapa yang melakukan Kunjungan rumah ?
Kunjungan rumah dilakukan oleh kader, Tenaga Kesehatan, PKK dan tokoh masyarakat.
Tujuan Kunjungan rumah
Menindak lanjuti anak sangat kurus/gizi buruk yang mendapatkan pengobatan
dengan melakukan kunjungan rumah
Memantau perkembangan balita dalam menjalani rawat jalan
Memastikan mengkonsumsi obat gizi sesuai dosis per hari
Mencari tahu penyebab tidak berkunjung ke Fasyankes (Puskesmas dan Pustu) atau
tidak melakukan kunjungan ulang
Mencari tahu penyebab masalah relaps (masuk kembali ke perawatan), Drop Out,
Tidak respon pengobatan atau tidak sembuh, meninggal dan Berat badan yang tidak
naik atau malah kehilangan berat badan.
29
Contoh cara menghitung kenaikan rata-rata berat badan
30
Penilaian Kenaikan Berat Badan
31
32
33
Prosedur yang dilakukan sebulan sekali …(lanjutan)
34
37
STAY AT HOME , STAY SAFE , STAY HEALTHY
Lampiran
44
40
46
47
48