Arief Budiarto
RSUD ULIN Banjarmasin
2
30
PENYAMAAN PERSEPSI (WHO, 1
April 2020)
Stunting adalah
• Stunted (perawakan pendek) dengan Panjang/ tinggi badan
menurut usia dibawah -2SD
• Disebabkan oleh kekurangan gizi kronik. (WHO, 2020)
• Stunting atau nutritional short stature diklasifikasikan
sebagai PENYAKIT oleh WHO diberi kode diagnosis E45 ICD-
10-CM
Langkah 1
Tentukan adanya stunted (perawakan pendek) atau severely stunted (perawakan sangat pendek)
Alat Antropometri standard KEMENKES 2022D
Menggunakan alat antropometri dan menggunakan cara
yang benar
Plot hasil pengukuran di grafik/ table pertumbuhan Panjang/tinggi badan
menurut umur WHO 2006
(BUKU KIA 2020)
Langkah 2
Tidak semua balita pendek itu stunting sehingga perlu dibedakan oleh doker
spesialis anak
Diagnosis banding perawakan pendek
based on Bone Age (>2 tahun), chronological age and growth
velocity
Pathogenesis Stunting
from weight faltering (at risk of FTT) linear growth faltering (deceleration)
(HAZ < -2SD) Stunted (linear growth failure) = ec malnutrition (stunting)
P 43 bulan, BB 9.7kg (WAZ < -3), TB 85.7 cm(HAZ <-3)
WA < HA tersangka stunting
Langkah 3
Diagnosis dan
Tatalaksana segera
Stunting RED FLAGS &
Perawakan pendek akibat kekurangan gizi ASUHAN
kronik NUTRISI
PREVENTION &
INTERVENTION
Asupan Kebutuhan STUNTING
Nutrisi tidak Nutrisi
adekuat meningkat
15
Tujuan Penurunan Stunting oleh
Pemerintah
Target Penurunan Stunting : BALITA (Bawah Usia 5 tahun)
25% otak bayi tumbuh saat dalam kandungan ibu dan 55% tumbuh saat
bayi lahir sampai bayi berusia 2 tahun total tercapai pertumbuhan
otak 80% saat dalam kandungan sampai usia 2 tahun
Stunting adalah petanda kegagalan multiorgan
sebagai dampak kekurangan gizi kronik
Kekurangan gizi ditandai dengan
WEIGHT FALTERING
IGF-1
(Hawkes 2015)
21
Balita berisiko stunting
20% 80%
Kemiskinan,
Bayi yang lahir dengan BB < 2500 g Balita yang mengalami
Penelantaran,
atau PB < 46,1 (L) atau < 45,4 (P) weight faltering, BB
Ketidaktahuan,
Lahir premature dengan masa kurang, gizi kurang/ gizi
hygiene-sanitasi
kehamilan < 37 minggu buruk
buruk
Rujuk ke Rujuk ke
Pendekatan lintas
Puskesmas Puskesmas
sektoral (sensitif)
RSUD RSUD
(Sjarif, 2022)
Type I Type II
Iron Potassium
Copper Sodium
Manganese Magnesium
Iodine Zinc
berdasarkan Thiamine
Riboflavine
• Carbon skeletons of essential amino acids
Threonine
•
pengaruh Pyridoxine • Lysine
Pencegahan Primer
Posyandu Pencegahan Sekunder Pencegahan Tersier
Keluarga&Masyarakat (Kader Posyandu, PKK, Dokter Puskesmas Dokter Spesialis Anak (RSUD)
PLKB, Bidan desa & Petugas Gizi)
Posyandu
(Timbang & Ukur)
PMT
Telur dan susu Rujuk Puskesmas Rujuk Puskesmas Rujuk puskesmas
sesuai usia PDK 1 minggu F100 & mineral mix Konfirmasi stunting
BB naik adekuat. BB naik tidak adekuat F100 & mineral mix (-) Rujuk RSUD
Lanjut terapi Rujuk RSUD Rujuk RSUD PKMK
Gizi kurang
Weight Faltering
47
Pasien Rujukan Posyandu Puskesmas
KENAIKAN BB TIDAK ADEKUAT di POSYANDU
• 6-12 bln: < 100 g/minggu
• >12 bln: <50 g/minggu
RUJUK PUSKESMAS
KEMBALI KE POSYANDU
Alur Tatalaksana di
(Alur Tatalaksana di
PUSKESMAS
FK ULM Posyandu)
RSUD ULIN IDAI KALSEL 49
TATALAKSANA di PUSKESMAS
WAZ <-2, WHZ <-2, Weight Faltering
Evaluasi & Konseling MPASI tinggi protein hewani (minimal 1 butir telur/ hari)
Tatalaksana Redflag + Susu Formula 3 x 150ml
WAZ > -2, dan WAZ < -2, dan KEMBALI KE POSYANDU
WHZ > -2, dan WHZ < -2, dan (Alur Tatalaksana di
FK ULM Weight Faltering (-) RSUD ULIN IDAI KALSEL
Weight Faltering (+) Posyandu) 50
TATALAKSANA di PUSKESMAS
55
Tatalaksana Nutrisi di RSUD
PKMK PER > 8.9% PKMK/ Formula Standar PER > 11%
Weight Gain > 10g/kg/hari Weight Gain 15-20g/kg/hari
56
Pedoman untuk SpA RSUD
3 0-12 bulan Stunting +gizi baik+BB kurang (WAZ<-2) PKMK 1 kkal/cc &PER ≥10% 500 (4 botol) 14
4 6-12 bulan Stunting +gizi baik+BB normal (WAZ ≥-2) Susu Formula PER ≥10% 500 (4 botol) 30
5 >12 bulan Stunting + gizi buruk (WHZ<-3) PKMK 1,5 kkal/cc 800 ( 4 botol) 14
6 >12 bulan Stunting + gizi kurang (WHZ<-2) PKMK 1,5 kkal/cc 600 (3 botol) 14
7 >12 bulan Stunting +gizi baik+BB kurang (WAZ<-2) PKMK 1 kkal/cc & PER ≥9-10% 500 14
8 >12 bulan Stunting +gizi baik+BB normal (WAZ ≥-2) Susu Growing-Up & PER ≥10% 750 30
TATALAKSANA di RSUD
60
Take Home Message
• Stunting membawa dampak negatif jangka Pendek & Panjang
• Stunting diawali dengan growth faltering
• Keluarga yang direncanakan menurunkan Stunting
• ASI dan MPASI berperan penting untuk mencegah stunting
• Pantau pertumbuhan untuk pencegahan & deteksi dini kemungkinan
malnutrisi
61
Terima kasih
13 September 2023
Hotel Roditha Banjarmasin
Pelatihan Pencegahan dan
Penanggulangan Stunting
Dokter Puskesmas dan Dokter Spesialis
Anak RSUD
Contoh Kasus
Tujuan
• Sistem rujukan mulai dari Posyandu sampai RSUD
• Posyandu: deteksi dini FTT, stunting, gizi kurang, gizi buruk
• Puskesmas:
• Ukur BB/PB/LK ulang dan dianalisis
• Ananamnesis, PF, lab penunjang
• Diagnosis dan tata laksana segera
• Masalah gizi : asuhan nutrisi pediatrik
• Apakah bisa ditata laksana di puskesmas, berapa lama, kapan merujuk
• RSUD: tugas Puskesmas ditambah:
• Membedakan stunted versus stunting
• Indikasi PKMK, termasuk meresepkan, order ke Instalasi Farmasi, memantau,
menghentikan
Kasus 1
• Rama, bayi laki-laki berusia 9 bulan dibawa ibunya ke Posyandu.
• Berat lahir 3000 g, panjang lahir 50 cm. Sejak lahir sampai usia 6
bulan mendapat ASI eksklusif
• Usia 6 bulan mulai diberikan pisang dan bubur susu. ASI
dihentikan karena ibu hamil kembali. Rama diberikan susu
formula.
Posyandu
• Rama, 9 bulan, laki-laki
• Berat 7.2 kg
• Panjang 68 cm
• Lingkar kepala 42 cm
• Berat usia 6 bulan: 6.8 kg