Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN

KEPALA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I
NOMOR……………

TENTANG
PELAYANAN GIZI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I

KEPALA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I


Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di Rumah
Sakit, maka diperlukan adanya Pedoman Pelayanan Instalasi Gizi
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Muhammad Jamaludin I
b. Bahwa sesuai dengan huruf a diatas perlu ditetapkan dengan Surat
Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Muhammad Jamaludin I

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
4. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang Pedoman
Organisasi Rumah Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan Praktik
Tenaga Gizi;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 78
Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit.

M EMUTUSKAN
Menetapkan

KESATU : KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I TENTANG KEBIJAKAN
PELAYANAN GIZI DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN
MUHAMMAD JAMALUDIN I.
KEDUA : Kebijakan Pelayanan Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Muhammad Jamaludin I dijadikan acuan dalam memberikan Pelayanan
Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Muhammad Jamaludin I.
KETIGA : Biaya yang timbul sebagai akibat dikeluarkan Keputusan ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah
Sultan Muhammad Jamaludin I.
KEEMPAT : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila
dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang perlu penyempurnaan
akan diadakan perbaikan dan penyesuaian sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Sukadana
Pada tanggal :
KEPALA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I

MARIA FRANSISCA ANTONELLY SCHOGGERS

LAMPIRAN
PERATURAN KEPALA RUMAH SAKIT
NOMOR :
TANGGAL :

KEBIJAKAN PELAYANAN INSTALASI GIZI


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I

1. Ruang lingkup pelayanan gizi rumah sakit terdiri dari:


a. Pelayanan gizi rawat jalan (Asuhan gizi pasien rawat jalan)
b. Pelayanan gizi rawat inap (Asuhan gizi pasien rawat inap)
c. Penyelenggaraan makanan
d. Penelitian dan pengembangan gizi
2. Pelayan gizi rawat jalan kegiatannya terdiri dari : Konseling gizi dan penyuluhan gizi.
Konseling gizi berdasarkan Proses asuhan gizi terstandar (Skrining gizi/rujukan gizi;
assesmen dan diagnosis gizi; intervensi gizi: konseling gizi; monitoring/control ulang)
3. Pelayanan gizi rawat inap merupakan pelayanan gizi yang dimulai dari proses skrining
awal; skrining lanjutan; pengkajian gizi, diagnosis gizi; intervensi gizi meliputi
perencanaan, penyediaan makanan, penyuluhan/edukasi; monitoring dan evaluasi gizi
terdiri dari monitor perkembangan, mengukur hasil, evaluasi hasil dan pencatatan
pelaporan.
Materi pokok terdiri dari:
a. Pemberian terapi nutrisi kepada pasien dengan resiko nutrisi.
b. Dalam melakukan poroses menyeluruh dalam asuhan pasien meliputi perencanaan,
pemberian dan monitoring/evaluasi terapi nutrisi.
c. Melakukan monitoring dan evaluasi respon pasien terhadap terapi nutrisi.
d. Catat dalam rekam medis tentang skrining awal, skrining lanjutan, catatan penangan
pasien terintegrasi (CPPT), asuhan gizi pasien (Proses Asuhan Gizi Terstandar),
edukasi terintegrasi, dan respons pasien terhadap terapi nutrisi.
4. Penyelenggaraan makanan: merupakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu,
perencanaan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan
makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan
pencatatan dan pelaporan serta evaluasi. Dalam penyelenggaraan ini hal pokok yang
diperhatikan adal;ah:
a. Penyedian makanan/nutrisi yang sesuai untuk pasien secara regular.
b. Pemesanan dan pencatatan makanan untuk pasien rawat inap sebelum pemberian
makanan dicatat pada blanko pemesanan makanan dari ruang rawat inap.
c. Pemesanan makanan berdasarkan status gizi dan kebutuhan pasien.
d. Pemilihan variasi makanan secara konsisten dengan kondisi pasien dan jenis
pelayanan.
e. Diberikan edukasi tentang batasan diet pasien kepada keluarga pasien bila mereka
menyediakan makanan untuk pasien.
f. Penerimaan bahan makanan; penyiapan bahan makanan; penyimpanan bahan makanan
dengan meminimalkan risiko kontaminasi dan pembusukan.
g. Penyimpnan produk nutrisi enteral sesuai rekomendasi pabrik.
h. Pendistribusian makanan secara tepat waktu sesuai jadual dan memenuhi permintaan
khusus.
i. Jalur pendistribusian makanan pasien melalui selasar dengan waktu pemggunaan
selasar sesuai jadual yang telah ditentukan.
j. Menu yang disediakan terdiri dari menu makanan biasa (Nasi, lunak, saring)
berdasarkan kelas pelayanan dan menu makanan khusus sesuai dengan standard diet
yang diberikan), cair jernih, sonde, susu bayi di NICU dan perinatal (rawat gabung
BBLR/incubator dan rawat gabung non incubator sesuai indikasi medis).
k. Pola penyediaan makan untuk pasien terdiri dari makan besar 3 kali makan (pagi, siang
dan sore) dan snack (Pelayanan VIP 3 kali snek, Kelas I 2 kali snek, kelas II dan III 1
kali snek) dalam waktu tertentu, dan disesuaikan dengan kondisi pasien.
l. Pelaksanaan praktek penyelenggaraan makanan sesuai peraturan dan perundangan
yang berlaku.
5. Pelayanan gizi harus senantiasa berorientasi pada kecukupan gizi pasien.
6. Bentuk sediaan dan kandungan gizi harus sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan atas
permintaan dokter.
7. Penyediaan bahan makanan, pengolahan bahan makanan dan pendistribusian makanan
harus memperhatikan kualitas dan persyaratan kesehatan.
8. Petugas gizi wajib memberikan informasi/edukasi yang berkaitan dengan kebutuhan gizi
pasien ( konsultasi gizi ).
9. Dalam memberikan pelayanan gizi harus selalu berorientasi kepada mutu dan keselamatan
pasien.
10. Petugas gizi yang bertugas harus memiliki Surat Izin sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
11. Penyediaan bahan makanan, pengolahan bahan makanan dan pendistribusian makanan
harus selalu di bawah pengawasan ahli gizi (minimal D3 gizi ).

Kepala Rumah Sakit,

Anda mungkin juga menyukai