Metode pemecahan masalah gizi pada pasien Pneumonia
COVID-19 (Corona Virus Disease) Ringan yang sistematis Pengertian dimana Nutrisionis/Dietisien berfikir kritis dalam membuat keputusan untuk menangani masalah gizi sehingga aman, efektif, dan berkualitas. Assesmen/pengkajian : Melanjutkan hasil skrining perawat. Antropometri Berat badan, tinggi badan, umur, indeks masa tubuh, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, tinggi lutut, tebal lemak bawah kulit , penambahan berat badan total selama hamil. Melihat data Hb, leukosit, trombosit dan hematokrit, hasil bacaan Biokimia foto dan data laboratorium lain bila ada. Mengkaji suhu tubuh, mual, muntah, anoreksia, nyeri perut, Klinis/Fisik diare, perdarahan saluran cerna, nafsu makan. Asupan makan, kebiasaan makan, pola makan, jajanan yang Riwayat Makan sering dikonsumsi. Riwayat penyakit pasien dan keluarga, jenis kelamin, suku, Riwayat Personal bahasa, pendidikan serta peran pasien dalam keluarga, riwayat - Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan Diagnosis Gizi (Masalah Gizi) adanya infeksi ditandai dengan virus yang menyerang tubuh (Covid-19) (N.I.5.1) Intervensi Gizi (Terapi Gizi) Memenuhi kebutuhan gizi makronutrien dan mikronutrien Mencegah kekurangan zat gizi dan cairan. a. Perencanaan Meningkatkan status imun Memperbaiki kondisi klinis pasien b. Implementasi Syarat Diet : Energi tinggi , yaitu 30-35 kkal/kg BB/hari Makronutrien Karbohidrat 50% dari total kebutuhan energi total Protein yaitu 15-20% atau 1,2-2 g/kg BB/hari dari total kebutuhan energi total Lemak cukup yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total. Cairan 30-35ml/kgBB (Cairan Isotonik kristaloid/normal salin / ringer laktat) Mikronutrien : Vitamin A : Laki-laki 650RE/hari , perempuan 600RE/hari Vitamin B6: 25-100 mg/hari Vitamin C : 1g/hari (500mg/12jam) Viatmin D : <70th : 600 IU/hari, >70th : 800 IU/hari Zinc : 20-40 mg/hari Selenium : 20 µg/hari Nutraceutical Lactobacillus : 10.-9 – 10.-10 colonic forming unit Madu : 10g/12jam/hari Curcuma : 20mg/12jam/hari dan mineral cukup , sesuai kebutuhan gizi atau angka kecukupan gizi yang di anjurkan. Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna. Untuk kondisi tertentu diet dapat diberikan secara bertahap sesuai kondisi / status metabolik. - Memberi penjerlasan mengenai diet untuk penyakit Covid 19 c. Edukasi - Informasi terkait makanan yang di anjurkan dan dibatasi untuk di konsumsi. - Pemberian konseling gizi kepada pasien, keluarga pasien, dan penunggu pasien mengenai diet penyakit Covid 19 (Diet Tinggi Energi d. Konseling Gizi Protein Tinggi atau TKTP/Tinggi Kalori Tinggi Protein) yang dapat di berikan baik secara langsung maupun berupa sambungan telepon dan video call. Koordinasi pelayanan gizi dengan tenaga kesehatan lain yaitu e. Koordinasi dengan dengan dokter, perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan lain tenaga kesehatan lain terkait asuhan pasien. 1. Monitoring a. Kesadaran b. Respon asupan makanan c. Residu gaster d. Hemodinanik e. Balans cairan Monitoring dan Evaluasi f. Nilai laboratorium 2. Evaluasi a. Konsidi pasien b. Kebutuhan energi c. Kebutuhan makronutrien d. Kebutuhan mikronutrien e. Kebutuhan cairan Konseling/edukasi gizi ulang untuk melihat keberhasilan Re assesmen intervensi (terapi gizi) dan kepatuhan diet 1bulan setelah pulang dari rumah sakit. 1. Asupan makanan ≥80% dari kebutuhan Indikator/outcome 2. Status gizi normal berdasarkan data antropometri Kepustakaan 1. World Health Organization. Clinical management of severe acute respiratory infection when novel coronavirus (2019- nCoV) infection is suspected. Interim 2. Prevention and Treatment.Handbook of COVID-19. 3. PDGKI, Panduan Praktis Penatalaksanaan Nutrisi Covid-19 Versi 1,2020 4. Direktorat Gizi Masyarakat, PERSAGI, ASDI . Panduan Pelayanan Gizi dan Dietetik di Rumah Sakit Darurat Dalam Penanganan Pandemik Covid-19, 2020