Anda di halaman 1dari 18

Lampiran

Keputusan Direktur RSIA Livasya


Nomor : 001/PER/DIR/IRN/RSIALIV/IX/2022
Tanggal : 01 September 2022

KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT RAWAT INAP


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA

I. KEBIJAKAN UMUM
1. Pelayanan Unit Rawat Inap dilaksanakan 24 jam dalam sehari dan 7 hari dalam
seminggu yang didukung oleh pelayanan farmasi, laboratorium dan radiologi
24 jam.
2. Memberikan pelayanan kesehatan pasien gawat darurat secara terus menerus
dan berkesinambungan.
3. Unit Rawat Inap melayani pasien umum, pasien dengan pembiayaan
asuransi/perusahaan, pasien BPJS dan pasien COB BPJS
4. Palayanan kegawatdaruratan terutama life saving dilakukan tanpa membayar
uang muka
5. Pelayanan di Unit Rawat Inap selalu berorientasi kepada mutu dan
keselamatan pasien dan dilakukan dengan menghormati dan melindungi hak-
hak pasien
6. Unit Rawat Inap menetapkan Indikator Mutu sebagai tolak ukur mutu
pelayanan.
7. Penyediaan tenaga harus mengacu kepada pola ketenagaan dan kualifikasinya
8. Unit Rawat Inap dipimpin oleh seorang kepala ruangan
9. Setiap petugas harus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
standar profesi, standar prosedur operasional yang berlaku, etika profesi dan
etika RS.
10. Semua petugas UGD wajib memiliki izin profesi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


1
11. Dokter, perawat, dan bidan, yang bertugas di Unit Rawat Inap harus memiliki
sertifikat PPGD, BTCLS, ACLS, PPGDON dan wajib meningkatkan potensinya
melalui program pengembangan SDM.
12. Pemenuhan fasilitas pada Unit Rawat Inap diupayakan sesuai dengan standar
fasilitas dalam ketentuan yang berlaku.
13. Setiap alat dan peralatan di inventarisasi secara rutin terkait dengan
keberadaan fungsi dan jumlah alat.
14. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). ) termasuk pengelolaan Bahan
Beracun dan Berbahaya (B3), penggunaan alat pelindung diri (APD),
Maintenance peralatan dan kalibrasi, pengelolaan kesehatan lingkungan kerja,
pencegahan dan tanggap darurat bahaya serta proteksi kebakaran
15. Bila terjadi bencana baik didalam maupun diluar Rumah Sakit, UGD siap untuk
melakukan penanggulangan bencana (disaster plan)
16. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk budaya hand higyne, sterilisasi
dan desinfeksi, pengelolaan limbah dan air bersih, pest control serta
pengelolaan linen
17. Pengadaan kelogistikan Unit Rawat Inap dilakukan dengan berkoordinasi pada
kebagian logistik umum dan logistik farmasi
18. Kelengkapan inventaris fix stock dilakukan setiap shift, jika terjadi selisih maka
harus diselesaikan dalam waktu 1x24 jam
19. Apabila terjadi permasalahan dan insiden dalam pelayanan, pelaporan dan
koordinasi disesuaikan dengan struktur organisasi.
20. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin
bulanan minimal satu bulan sekali.
21. Setiap bulan wajib membuat laporan dan monitoring yang teragenda sebagi
fungsi pengawasan

II. KEBIJAKAN KHUSUS


A. TRIAGE
1. Setiap pasien yang datang ke UGD dilakukan triage berbasis bukti untuk
mendapatkan pelayanan yang tepat dan sesuai dengan kondisi pasien

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


2
2. Triage di UGD dilakukan oleh dokter jaga UGD atau perawat yang
berkompeten
3. Pemeriksaan yang dilakukan dengan metode triage untuk membedakan
kasus “ True Emergency dan False emergency”.
4. Unit Rawat Inap melayani kasus “ True Emergency dan False Emergency”
pada ruangan terpisah .
5. Unit Rawat Inap melakukan skrining untuk kasus covid 19 dengan tata
laksana sesuai aturan yang berlaku
6. Pasien dengan suspek infeksius di observasi di ruang isolasi Unit Rawat Inap.
7. Unit Rawat Inap melayani kasus persalinan normal terutama pasien inpartu
dengan pembukaan lengkap yang dilakukan di ruang PONEK.
8. Pelayanan gawat darurat pada pasien JKN dapat dijamin sesuai dengan
kriteria gawat darurat sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 47 Tahun 2018 tentang Pelayanan Kegawat Daruratan
9. Pasien gawat darurat dapat langsung berobat ke Unit Rawat Inap rumah sakit
tanpa melalui Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
10.Penanganan kasus emergency yang beririsan kasus gawat darurat akibat
kecelakaan lalu lintas akan dikoordinasikan ke kepolisian untuk pembuatan
LP dan dikomunikasikan kepada PT. Jasa Raharja (Persero)
11.Untuk administrasi penanganan kasus laka lantas bagi peserta JKN-KIS
dengan Laka Tunggal dan Laka Ganda diwajibkan melalui aplikasi INSIDEN
BPJS Kesehatan yang berkoordinasi dengan PT. Jasa Raharja (Persero) dan
dilaporkan langsung real time oleh petugas administrasi kepada PIC Satlantas
yang ditunjuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

B. RESUSITASI
1. Tindakan resusitasi untuk live saving dapat dilakukan tanpa memerlukan
informed concent yang pada saatnya dapat dihentikan dengan
pertimbangan medis atau atas permintaan keluarga yang berhak.
2. Pada pasien “Death on arrival” (DOA) tidak dilakukan resusitasi kecuali atas
permintaan keluarga.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


3
3. Penanganan pasien tidak gawat tidak darurat yang datang ke UGD tetap
diberikan pelayanan sesuai dengan kondisinya.

C. PENDAFTARAN
1. Setiap individu yang mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit Ibu dan Anak
Livasya harus terdaftar sebagai pasien dan mendapatkan satu Nomor
Rekam Medis yang berlaku seterusnya
2. Setelah dilakukan triage, keluarga pasien diminta untuk melakukan
pendaftaran ke bagian pendaftaran untuk mendapatkan Nomor Rekam
Medik

D. ASESSMENT
1. UGD menerapkan asesmen awal yang meliputi risiko pasien jatuh dan
asesmen nyeri , nutrisi, dekubitus serta covid19 dan melakukan asesmen
ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan
2. UGD memberikan asuhan medis, asuhan keperawatan serta penunjang
medis lainnya sesuai standar yang telah ditetapkan serta di
dokumentasikan dalam formulir pencatatan yang telah ditentukan.
3. Prosedur identifikasi menggunakan NAMA dan TANGGAL LAHIR,
disesuaikan dengan tanda pengenal resmi pasien.
4. Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, sebelum pengambilan darah
dan spesimen lain untuk pemeriksaan laboratorium klinis, serta sebelum
tindakan atau prosedur dengan menggunakan sekurang-kurangnya 2 dari 3
identitas pasien

E. OBSERVASI DAN MONITORING


1. Pasien dengan indikasi rawat inap namun pasien menolak maka pasien
dimotivasi untuk dilakukan observasi di UGD minimal 2 jam.
2. Pasien JKN dengan waktu tunggu di UGD lebih dari 6 jam dianggap sebagai
pasien rawat inap

F. INFORMASI DAN EDUKASI


1. Unit Rawat Inap memberikan informasi apabila akan terjadi penundaan
pelayanan atau pengobatan.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


4
3. Setiap tindakan medis yang mempunyai resiko tinggi harus mendapat
persetujuan tertulis dari pasien atau keluarganya, atau penanggung jawab
nya, kecuali pada kondisi gawat darurat yang mengancam kehidupannya.
4. Persetujuan tindakan medis yang akan dilakukan dokter terhadap pasien
dibuktikan dalam bentuk penandatanganan formulir .
5. Informed Consent adalah suatu proses komunikasi yang wajib dilakukan
antara dokter dan pasien atau keluarga atau penanggung jawabnya yang
hasilnya berupa kesepakatan atau ketidaksepakatan tindakan medis yang
akan dilakukan dokter terhadap pasien dan dibuktikan dalam bentuk
Penandatanganan formulir Informed Consent secara tertulis

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Setiap pasien yang memerlukan pemeriksaan penunjang berupa
laboratorium, rontgen, USG diantar oleh petugas ke unit terkait dengan
membawa form pemintaan pelayanan penunjang .
2. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan rontgen
untuk pasien JKN dilakukan sesuai dengan kendali mutu dan biaya.
3. Pasien yang diperkirakan perlu penunjang diagnosis yang cukup banyak, di
edukasi dan motivasi untuk rawat inap sebagai tindak lanjut langkah mutu
dan keselamatan pasien secara profesional.
4. pasien yang akan di rawat inap dilakukan pemeriksaan Rapid Tes Antigen.

H. KONSUL DPJP
1. Setiap pasien yang akan masuk rawat inap, ditanyakan terlebih dahulu
riwayat berobat dengan dokter spesialis sebelumnya.
2. Jika pasien tersebut tidak pernah berobat sebelumnya dengan dokter yang
ada di RSIA Livasya, maka akan dikonsulkan sesuai dengan jadwal jaga
oncall dokter spesialis.
3. Untuk pasien yang sudah memiliki riwayat berobat oleh salah satu dokter
spesialis di RSIA Livasya, dengan kondisi :
a. Pasien dalam keadaan tidak gawat darurat, maka langsung
dikonsulkan dengan DPJP tersebut dan lakukan tindakan sesuai
dengan instruksinya.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


5
b. Pasien dalam keadaan tidak gawat darurat, namun DPJP tidak
dapat dihubungi via telpon hingga 3x dalam waktu 30 menit, maka
sampaikan kepada keluarga pasien untuk mengganti DPJP atau
tetap sampai bisa dihubungi, dan sementara terapi diberikan
sesuai dengan dokter jaga UGD.
c. Pasien dalam keadaan gawat darurat maka sesegera mungkin
konsulkan dengan DPJP, namun jika 2-3x dalam 5 menit dokter
tersebut tidak dapat dihubungi maka sampaikan kepada keluarga
pasien dan mengganti DPJP sesuai keinginan pasien atau sesuai
dengan jadwal oncall dokter spesialis.

I. TINDAKAN MEDIS
1. Dokter wajib melakukan proses komunikasi dengan pasien atau keluarga
atau penanggung jawabnya untuk mencapai kesepakatan atau
ketidaksepakatan tindakan medis yang akan dilakukan dokter terhadap
pasien.
2. Proses komunikasi tersebut dibuktikan dalam bentuk Penandatanganan
formulir Informed Consent secara tertulis.
3. Informed concent diberikan pada tindakan bedah intervensi/ non intervensi,
tindakan anestesi.
4. Tindakan resusitasi untuk live saving dapat dilakukan tanpa memerlukan
informed concent yang pada saatnya dapat dihentikan dengan
pertimbangan medis atau atas permintaan keluarga yang berhak.
5. Pelayanan sedasi ringan dilaksanakan oleh tenaga medis yang kompeten
dan prosesnya didokumentasikan.
6. Tindakan medis dilakukan oleh dokter atau didelegasikan kepada perawat
UGD

J. PERESEPAN
Peresepan obat – obatan pada pasien JKN-KIS harus menggunakan obat –
obatan Formularium Nasional (FORNAS) atau Generic name sesuai dengan
ketentuan yang berlaku yang tersedia di farmasi.

K. TRANSFER

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


6
1. Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi layak atau sesuai kriteria
yang memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat menjalani
pelaksanaan, transfer pasien yang dilakukan di luar rumah sakit atau antar
rumah sakit didampingi petugas yang kompeten
2. UGD melaksanakan kegiatan serah terima dengan unit pelayanan
selanjutnya atas pelayanan yang diberikan kepada pasien
3. Setiap pasien Unit Rawat Inap yang masuk rawat inap diminta melakukan
pendaftaran rawat inap di pendaftaran
4. UGD mengupayakan sarana dan prasarana untuk kepentingan komunikasi
internal maupun eksternal serta konsisten dalam melakukan verifikasi
terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan mencatat, membaca
kembali dan mengkonfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan
5. Keputusan pemulangan pasien setelah mendapatkan pelayanan dapat
berasal dari dokter penanggung jawab pasien atau pasien atau keluarga
atau penanggung jawab .
6. Pelayanan ambulance meliputi transportasi pasien dengan kegawat
daruratan serta pemulangan, penjemputan dan transfer, didampingi
petugas yang berkompeten dengan standar sarana ambulance yang telah
ditentukan.
7. Pelayanan ambulance pada pasien JKN hanya diberikan untuk rujukan antar
fasilitas
8. Petugas pendamping ambulance wajib membawa emergency kit yang
tersedia di ambulance.
9. RSIA Livasya tidak melayani pemulasaran jenazah. Setelah dinyatakan
meninggal dilakukan transit ke kamar jenazah untuk kemudian dipersilakan
dibawa pulang oleh pihak keluarga

L. PENDOKUMENTASIAN
1. Setiap pemeriksaan dan tindakan yang telah dilakukan dan diberikan kepada
pasien, wajib dicatat dalam rekam medis
2. Perawat wajib melakukan input dalam SIMRS dan terverifikasi oleh bagian
keuangan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


7
Lampiran
Keputusan Direktur RSIA Livasya
Nomor : 001/PER/DIR/IRN/RSIALIV/IX/2022
Tanggal : 01 September 2022

KEBIJAKAN PELAYANAN UNIT RAWAT INAP


RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA

A. Kebijakan Umum
1. Pelayanan Unit Rawat Inap dilaksanakan 24 jam dalam sehari dan tujuh hari
dalam seminggu, yang didukung dengan pelayanan radiologi, farmasi dan
laboratorium 24 jam.
2. Pelayanan Unit Rawat Inap harus selalu berorientasi pada mutu dan
keselamatan pasien dan dilakukan dengan menghormati dan melindungi hak-
hak pasien
3. Unit Rawat Jalan menetapkan Indikator Mutu sebagai tolak ukur mutu
pelayanan
4. Penyediaan tenaga mengacu kepada pola ketenagaan, kualifikasi dan
kompetensi
5. Unit Rawat Inap dipimpin oleh seorang Kepala Ruangan
6. Seluruh petugas harus bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya,
standar profesi, pedoman atau panduan dan standar prosedur operasional yang
berlaku, serta sesuai dengan etika profesi, etika RS dan etiket RS yang berlaku

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


8
7. Semua petugas wajib memiliki izin profesi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku dan wajib meningkatkan potensinya melalui program pengembangan
SDM.
8. Pemenuhan fasilitas pada Unit Rawat Inap diupayakan sesuai dengan standar
fasilitas dalam ketentuan yang berlaku.
9. Setiap alat dan peralatan di inventarisasi secara rutin terkait dengan keberadaan
fungsi dan jumlah alat.
10. Unit Rawat Inap mematuhi ketentuan dalam K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja). termasuk pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3), penggunaan
alat pelindung diri (APD), Maintenance peralatan dan kalibrasi, pengelolaan
kesehatan lingkungan kerja, pencegahan dan tanggap darurat bahaya serta
proteksi kebakaran.
11. Dalam melaksanakan tugasnya setiap petugas wajib mematuhi ketentuan
pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk budaya hand higyene,
sterilisasi dan desinfeksi, pengelolaan limbah dan air bersih, pest control serta
pengelolaan linen.
12. Pengadaan kelogistikan Unit Rawat Inap dilakukan dengan berkoordinasi pada
bagian logistik umum dan logistik farmasi.
13. Penggunaan inventaris obat-obatan dan atau alat kesehatan fix stock
dilakukan setiap shift, jika terjadi selisih maka harus diselesaikan dalam waktu
1x24 jam
14. Apabila terjadi permasalahan pelayanan, pelaporan dan koordinasi disesuaikan
dengan struktur organisasi dan bila terjadi di luar dinas maka supervisor
dijadikan rujukan.
15. Untuk melaksanakan koordinasi dan evaluasi wajib dilaksanakan rapat rutin

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


9
16. Untuk melaksanakan fungsi pengawasan dibuat mekanisme monitoring dan
pelaporan yang teragenda.

B. Kebijakan Khusus
I. TRANSFER
1. Setiap pasien yang masuk kerawat inap dipastikan dalam kondisi stabil tanda
vital dan keadaan umum untuk mendapatkan pelayanan yang tepat dan
sesuai dengan kondisi pasien.
2. Unit rawat inap menerima pasien dari Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan,
Kamar Bersalin, Unit Bedah Sentral dan Intensive Care Unit.
3. Unit Rawat Inap dapat malakukan transfer ke Unit Bedah Sentral, Kamar
Bersalin dan Intensive Care Unit
4. Transfer pasien dari dan ke unit rawat inap dilengkapi dengan dokumen
transfer dan didampingi oleh petugas yang berkompeten sesuai dengan
kondisi pasien.
5. Pasien rawat inap dengan jaminan JKN, diberikan kelas perawatan sesuai
dengan haknya atau dititipkan sesuai dengan regulasi BPJS.
6. Pasien titipan, dititipkan pada kelas perawatan lebih tinggi dari kelas
perawatan yang dituju sampai dengan ruangan sesuai kelasnya tersedia.
7. Pasien-pasien infeksius ditempatkan di kamar isolasi sesuai dengan kaidah PPI
8. Serah terima pasien dengan perawat ruangan dan dilakukan pemastian kondisi
pasien pada saat akan diterima.
9. Setiap ada pasien masuk dan keluar Unit Rawat Inap, perawat
penanggungjawab pasien menghubungi gizi untuk melakukan pemesanan diit
dan pembatalan diit.
10.Pasien yang akan dirawat di unit rawat inap:
a. Telah terdaftar dan memiliki satu nomor rekam medik.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


10
b. Dalam kondisi tertentu sudah terpasang gelang identitas, terpasang IV line,
dan telah dilakukan pemeriksaan penunjang seperti laboratorium dan atau
radiologi dan swab antigen
c. Pasien gawat darurat sudah dikonsulkan ke dokter spesialis yang
bertanggungjawab.
d. Dipastikan ruangan yang dituju telah siap
e. Mendapatkan informasi tentang fasiiltas ruangan, tata tertib, hak dan
kewajiban, jam visit dokter dan PPA lain dalam orientasi ruangan

II. PENGKAJIAN AWAL KEPERAWATAN


1. Pelayanan keperawatan inap dibagi menjadi
a. Pelayanan Kebidanan
b. Pelayanan Keperawatan Anak
c. Pelayanan Keperawatan pasien dewasa
2. Pelayanan unit rawat inap menjamin adanya asuhan yang bermutu.
Pendekatan secara sistemik digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan/ kebidanan yang berorientasikan pada kebutuhan pasien
dengan menggunakan proses keperawatan. Langkah-langkah proses
pengkajian keperawatan terdiri dari:
a. Data Subjektif, meliputi Identitas pasien dan riwayat kesehatan
b. Data Obyektif, termasuk Pengkajian Risiko Dekubitus, Nyeri, Risiko jatuh,
Status Nutrisi,Kemampuan aktivitas
c. Diagnosa keperawatan dan masalah keperawatan
d. Rencana keperawatan.
e. Tindakan/impelementasi
f. Evaluasi

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


11
III. KONSUL DPJP
1. Setiap pasien dirawat oleh satu DPJP utama dan bisa ditambah satu atau
lebih DPJP tambahan (raber)
2. Dalam keadaan tertentu, DPJP utama dapat melakukan konsultasi kepada
DPJP lain terkait kondisi penyerta pasien. Proses komunikasi antar DPJP
tercatat dalam….
3. LEPAS RAWAT/ALIH RAWAT
4. Pada saat pasien telah berada di ruangan, perawat ruangan wajib melakukan
pelaporan dan konsultasi hasil pengkajian kepada DPJP
5. Apabila dalam keadaan khusus, antara lain kegawatdaruratan yang
mengancam maupun keluhan-keluhan spesifik yang memerlukan pengkajian
lebih lanjut, dokter umum wajib dipanggil ke ruangan untuk melakukan
pengkajian dan melakukan pelaporan dan konsultasi hasil pengkajian,
monitoring dan tindakan kepada DPJP.

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


1. Setiap permintaan pemeriksaan penunjang yang diinstruksikan oleh DPJP,
dalam formulir permintaan pemeriksaannya wajib ditandatangani oleh DPJP
atau dokter jaga.
2. Pada pasien JKN, pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai indikasi dan
tidak untuk skrining
3. Ketentuan pasien transfusi untuk pasien JKN dengan HB < 8mg/dl dengan
jumlah maksimal 2 labu
4. Pemeriksaan hematologi rutin tidak boleh kurang dari 6 jam sekali
5. Apabila pasien mendapatkan pemeriksaan penunjang lebih dari satu atau
pemeriksaan berbiaya besar, maka perawat berkoordinasi dengan Kabid
Yanmed serta casemix untuk pengendalian biaya

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


12
V. PENGKAJIAN AWAL MEDIS
1. Semua pasien yang dilayani rumah sakit harus diidentifikasi kebutuhan
pelayanannya melalui suatu proses asesmen yang baku.
2. Asesmen awal medis dilaksanakan dalam 24 jam pertama sejak rawat inap
atau lebih dini/cepat sesuai kondisi pasien.
3. Proses pengkajian oleh DPJP dan PPA lainnya terdokumentasi dalam
catatan perkembangan pasien terintegrasi.
4. Pasien JKN yang telah mendapat hari perawatan selama 2 hari (H+1),
diagnosa medis harus ditegakkan kemudian koordinasi dengan koder,
terkait potensi estimasi biaya INACBG’s sebagai referensi batasan kendali
mutu dan kendali biaya secara mikro finance dan macro finance dicatat
aplikasi system Monev JKN yang selanjutnya akan dikoordinasikan dengan
DPJP, Kabid Yanmed dan Casemix.
5. Asesmen awal termasuk menentukan kebutuhan rencana pemulangan
pasien (discharge pPlaning).
6. Keluarga pasien dilibatkan dalam rencana asuhan.

VI. PENGKAJIAN ULANG/PENGKAJIAN LANJUT


1. Pasien baru wajib divisitasi oleh dokter spesialis maksimal 1 x 24 jam
setelah masuk ruang perawatan.
2. Setiap perubahan kondisi pasien yang signifikan, sejak asesmen awal dicatat
dalam rekam medis, termasuk pada pasien dengan risiko jatuh, nyeri,
pasien dengan kebutuhan intervensi nutrisional dan kebutuhan pelayanan
yang terkait dengan kemampuan fungsional.
3. Visitasi dilakukan 1 kali sehari dokter spesialis dilakukan dari jam 06.00 s/d
jam 21.00.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


13
4. Bila sampai jam 19.00 dokter spesialis belum visite, kewajiban perawat
ruangan mengkonfirmasi kepada DPJP
5. Dokter spesialis yang berhalangan hadir wajib mendelegasikan kepada
dokter dengan spesialisasi yang sama.
6. Pada saat visitasi, setiap pasien hanya didampingi oleh maksimal dua orang
penunggu.

VII. PENGGUNAAN OBAT – OBATAN, BHP DAN ALAT KESEHATAN


1. Resep obat ditulis setelah DPJP visite. Pemintaan obat untuk hari
selanjutnya dicatat dalam form DIP termasuk permintaan obat baru dan
automatic stop order.
2. Jika menggunakan obat – obatan fix stock, dalam 1 shift harus segera
diselesaikan sesuai stock nya.
3. Penggunaan alat Kesehatan bagi peserta BPJS ditetapkan sesuai kaidah
kendali mutu dan kendali biaya serta aspek keselamatan pasien.
4. Pengendalian obat – obatan untuk pasien BPJS dilakukan oleh Apoteker
dengan cara berkoordinasi dengan DPJP dengan prinsip mengikuti kaidah
Formularium Nasional dan Clinical Pathways serta Formularium Obat
Rumah Sakit yang telah ditetapkan dan didokumentasikan dalam DIP
selama perawatan rawat inap.
5. Obat – obatan yang tidak terdaftar dalam Formularium Nasional (FORNAS) /
E – Katalog, tetapi dibutuhkan oleh pasien, maka dilakukan koordinasi
dengan DPJP dan Case manajer, kemudian akan meminta ijin komite medik
dan direktur.

VIII. INFORMED CONSENT & TINDAKAN KEDOKTERAN

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


14
1. Semua tindakan kedokteran harus mendapat persetujuan pasien dan atau
keluarga setelah mendapat penjelasan yang cukup tentang hal-hal yang
berkaitan dengan tindakan tersebut.
2. Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah
atau produk darah, tindakan yang beresiko tinggi, pengobatan lain yang
berisiko tinggi, dilakukan juga untuk pemberian terapi atau pemeriksaan
penunjang yang membutuhkan biaya besar.

IX OBSERVASI/MONITORING
1. Unit Rawat Inap melakukan monitoring pada seluruh pasien yang dilakukan
minal 1 kali setiap shift
2. Pada kondisi khusus, monitoring dilakukan dengan periode yang lebih ketat
3. Unit rawat inap melakukan monitoring dan rekonsiliasi dengan bagian
Farmasi, case manajer, dan DPJP terkait pemakaian obat mahal, LOS
panjang, pemeriksaan penunjang canggih, pemakaian alat medis mahal
pada pasien BPJS.

X. INFORMASI DAN EDUKASI


1. Unit Rawat Inap memberikan informasi dan edukasi bagi pasien dan keluarga
dalam pengambilan keputusan dan proses asuhan pelayanan
2. Pemberian penjelasan tentang edukasi pasien dan keluarga diberikan oleh
dokter, perawat,bidan, ahli gizi, apoteker dan fisioterapis sesuai dengan
kompetensi dan kewenangannya
3. Pasien dan keluarga diberikan edukasi tentang diagnose penyakit dan
perkembangan kesehatannya, penggunaan obat-obatan yang didapat
termasuk efek samping obat dan potensi interaksi obat, penggunaan

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


15
peralatan medis secara efektif dan aman, diet dan nutrisi yang benar,
manajemen nyeri dan teknik rehabilitasi.
4. Seluruh kegiatan pemberian informasi dan edukasi terkonfirmasi oleh pasien
atau keluarga dan tercatat dalam formulir kolaboratif yang disimpan dalam
berkas medis

XI. DOKUMENTASI
1. Unit Rawat Inap memberikan asuhan medis, asuhan keperawatan dan
asuhan nutrisi serta penunjang medis lainnya sesuai standar yang telah
ditetapkan serta didokumentasikan dalam formulir pencatatan yang telah
ditentukan.
2. Komunikasi secara verbal (perintah lisan) harus tercatat dan terverifikasi
dalam formulir yang telah ditentukan
3. Setiap pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan dan diberikan kepada
pasien, perawat wajib melakukan input SIMRS dan terverifikasi bagian
keuangan

XII. PULANG
1. Unit Rawat Inap mengusahakan kepulangan pasien setiap hari sebelum
pukul 14.00
2. Setiap pasien yang akan pulang diberikan terapi pulang
3. DPJP melengkapi resume medis dan surat kontrol yang kemudian akan
diserahkan ke pasien.

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


16
4. Pasien BPJS dan COB BPJS yang telah direncanakan pulang, maka H-1 berkas
rekam medis diserahkan kepada Casemix untuk dilakukan rekonsiliasi
koding.
5. Pasien BPJS yang diijinkan pulang, wajib melakukan kontrol paska rawat
inap ke poliklinik RSIA Livasya Cirebon.
6. Proses administrasi pasien asuransi dan perusahaan tidak lebih dari 2 jam
sejak diputuskan boleh pulang.
7. Pasien pulang atas permintaan sendiri (APS) wajib dilaporkan pada DPJP
dan diberikan informasi dan edukasi resiko terkait kesehatannya dan
dibuktikan dalam form yang tersedia.
8. Setiap pasien pulang dilakukan penjelasan mengenai apa yang harus pasien
lakukan di rumah, contoh seperti : aturan pemberian obat dirumah, pasien
yang pulang dengan menggunakan NGT keluarga pasien harus diberikan
edukasi bagaimana cara penggunaannya.
9. RSIA Livasya tidak melayani pemulasaran jenazah. Setelah dinyatakan
meninggal dilakukan transit ke kamar jenazah untuk kemudian dipersilakan
dibawa pulang oleh pihak keluarga.
10. Pasien meninggal tidak mendapat fasilitas ambulance dari rumah sakit. Jika
ada pasien meninggal ingin mendapatkan fasilitas ambulance jenazah,
koordinasi dengan administrasi terkait biaya yang akan ditanggung.

XIII. RUJUK
Transfer pasien dapat dilakukan apabila kondisi pasien layak/ sesuai kriteria
dengan memastikan keselamatan dan keamanan pasien saat menjalani
pelaksanaan transfer yang dilakukan intra rumah sakit atau antar rumah
sakit di dampingi petugas yang berkompeten

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA


17
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK LIVASYA
18

Anda mungkin juga menyukai