Anda di halaman 1dari 155

KONSEP DASAR K3

NAMA : YUSTRINI K. MAULIENA, ST, MM


NIP : 19760313 201001 2 007
INSTANSI : Pengawas Ketenagakerjaan
Satker Wasnaker Wil. Semarang, Disnakertrans Prov. Jateng
STATUS : Berkeluarga 1 Suami 1 Putri

RIWAYAT PEKERJAAN :
1. PT. BLUE BIRD (Transportasi) 2000 – 2001
2. PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (Penyiaran)
2001 – 2010
3. Universitas Al Azhar Indonesia (2007 – 2009)
4. PNS pada Disnakertrans Kota Semarang mulai 2010
5. Diklat Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan 2013
6. PNS pada Disnakertrans Prov. Jateng mulai 2017

ALAMAT : Rumah
Jl. Gondang Raya No. 62
Tembalang - Semarang
Hp. 087832498814
ykmauliena@gmail.com

Kantor
Jl. Brigjend. Sudiarto N0. 375 Semarang
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Memahami philosophy dan dasar
keilmuan K3

• Mampu mengidentifikasi sumber potensi


bahaya (Hazard) pada umumnya yang
berhubungan dengan proses kerja dan
equipment
Keselamatan
bersifat Universal

Setiap pihak tidak menginginkan terjadinya

?
MUSIBAH dalam bentuk apapun.

Sudah berbuat apa


PENDEKATAN K3

• Hukum
• Kemanusiaan
• Ekonomi
UTAMAKAN KESELAMATAN • Philosophy
DAN KESEHATAN KERJA

• Keilmuan
PENDEKATAN K3
• Pendekatan Hukum
Undang undang No 1 tahun 1970

• K3 merupakan ketentuan perundangan .


Keselamatan Kerja

• K3 wajib dilaksanakan
• Pelanggaran thd K3 dpt dikenakan
sangsi pidana (denda/kurungan)

• Tujuan :
• Melindungi TK dan orang lain, asset dan
lingkungan
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat
Kerja
• UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu
usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.

• Permenaker No 5 Tahun 1996


Tentang Sistem Manajemen K3
• Setiap perusahaan yang memperkerjakan 100
tenaga kerja atau lebih dan atau yang
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan
oleh karakteristik proses atau bahan produksi
yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
seperti peledakan, kebakaran, pencemaran
lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK).
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat
Kerja
• Permenaker No 4 Tahun
1987 Tentang Panitia
Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
1. Tempat kerja dimana pengusaha atau
pengurus memperkerjakan 100 orang
atau lebih.
2. Tempat kerja dimana pengusaha
memperkerjakan kurang dari 100 orang
tetapi menggunakan bahan, proses
dan instalasi yang memiliki resiko
besar akan terjadinya peledakan,
kebakaran, keracunan dan pencemaran
radio aktif.
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
• Pasal 86
“Pekerja/buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan
dan kesehatan kerja”
• Pasal 87
“Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
yang terintegrasi dengan sistem manajemen
perusahaan”
PENDEKATAN K3
• Pendekatan Kemanusiaan
• Kecelakaan menimbulkan
penderitaan bagi sikorban/
keluarganya.
• K3 melindungi pekerja dan
masyarakat
• K3 bagian dari HAM
PENDEKATAN K3
• Pendekatan Ekonomi
• K3 mencegah kerugian
• Meningkatkan
produktivitas
PENGERTIAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja
PENGERTIAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan


Keilmuan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat
kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”
Prinsip dasar penerapan K3

Risk assessment Tindakan


identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD CONTROL
KESELAMATAN
1. Mengendalikan kerugian dari
kecelakaan (control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan


dan menghilangkan (mengontrol) resiko
yang tidak bisa diterima (the ability to
identify and eliminate unacceptable
risks)
Kesehatan (Health)
• Derajat/tingkat keadaan fisik dan
psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well being
of the individual)
PENGERTIAN
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana terdapat
energi, zat atau kondisi kerja yang
potensial dapat menyebabkan
kerusakan (harm)

Hazard dapat berupa :


bahan-bahan , bagian-bagian mesin,

bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
Harm
• Adalah kerusakan atau bentuk kerugian
berupa kematian, cidera, sakit fisik atau
mental, kerusakan properti, kerugian
produksi, kerusakan lingkungan atau
kombinasi dari kerugian-kerugian tadi.
RISK
Resiko adalah ukuran kemungkinan kerugian yang
akan timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang
terjadi

The chance of loss or gain


• Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan
antara konsekuensi/dampak yang mungkin timbul
dan probabilitas, yang biasanya disebut sebagai
tingkat resiko (level of risk).
PENGERTIAN
“DANGER”
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.

21
PENGERTIAN

Aman (safe) adalah suatu


kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).
 
22
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.

23
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan
terhadap pekerjaan berakibat
cedera pada manusia,
kerusakan barang, dan
pencemaran lingkungan.
24
DANGER
hampir putus
putus
INSIDENT

ACCIDENT
PENGERTIAN

Adalah :
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
(INSIDENT) YANG MENGAKIBATKAN
KACAUNYA PROSES PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
Catatan :
Catatan : kerja tidak selalu
Kecelakaan
Kecelakaan
diukur adanyakerja
korbantidak selalu
manusia
diukur
cidera adanya
atau mati.korban manusia
cidera atau mati.
Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Menurut ILO, kecelakaan kerja diklasifikasikan menjadi 4 golongan :

• Klasifikasi menurut jenis kecelakaan


Terjatuh, Tertimpa benda, Tertumbuk, Terjepit, Gerakan melebihi kemampuan, Pengaruh suhu, Terkena arus
listrik, Terkena bahan-bahan bernahaya/radiasi

• Klasifikasi menurut penyebab kecelakaan


Mesin, Alat angkut, Peralatan lain seperti dapur pembakan atau pemanas, instalasi listrik, Bahan-bahan zat kimia
atau radiasi, Lingkungan kerja misal di ketinggian atau kedalaman tanah

• Klasifikasi menurut Sifat Luka / Kelainan


Patah tulang, Dislokasi ( keseleo ), Regang otot (urat), Memar dan luka dalam yang lain, Amputasi, Luka di
permukaan, Geger dan remuk, Luka bakar, Keracunan-keracunan mendadak, Pengaruh radiasi, Lain-lain

• Klasifikasi menurut letak kelainan atau cacat di tubuh


Kepala, Leher, Badan, Anggota atas, Anggota bawah, Banyak tempat, Letak lain yang tidak termasuk dalam
klsifikasi tersebut
DATA KASUS KECELAKAAN KERJA
110,285
105,182
Sampai dengan
Agustus 207

80,392

2015
2016
2017

Sumber : BPJS Ketenagakerjaan


Kerugian Kecelakaan Kerja

Biaya Langsung
1. Biaya Pengobatan & Perawatan.
Rp. 1 Juta
2. Biaya Kompensasi (Asuransi).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Biaya Tidak Langsung

{
1. Kerusakan Bangunan.
Teori
Teori Gunung
Gunung Es
Es Kecelakaan
Kecelakaan Kerja
Kerja
2. Kerusakan Alat dan Mesin.
Rp. 5 – 50 Juta 3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material.
4. Gangguan/Terhentinya Produksi.
(Biaya Kerusakan Aset 5. Biaya Administrasi.
Yang Tidak 6. Pengeluaran Sarana dan Prasarana
Diasuransikan) Darurat.

{
7. Waktu untuk Investigasi.
8. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang .
Rp. 5 – 3Juta 9. Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
10. Biaya Lembur.
(Biaya Lain-lain
11. Biaya Ekstra Pengawas.
Yang Tidak
12. Waktu untuk Administrasi.
Diasuransikan)
13. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja
yang Kembali karena Cedera.
14. Kerugian Bisnis dan Nama Baik.
Piramida Kecelakaan Kerja (Frank E. Bird Jr)

Setiap Terjadi
1 Kecelakaan Fatal/Kematian

Kecelakaan Ringan
Di dalamnya terdapat 10 Sebelumnya

Yang di dalamnya Insiden yang menimbulkan


terdapat 30 kerusakan alat/bahan
sebelumnya
Yang di dalamnya Nearmiss (hampir celaka)
terdapat 600 Sebelumnya

Yang di dalamnya Perbuatan & kondisi tidak


terdapat 10.000 aman, bahaya
PENYEBAB KECELAKAAN DAN PAK
1. Penyebab Langsung ( Immediate   Causes)
1. Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts)
2. Kondisi yang tidak aman (unsafe condition)

2. Penyebab Dasar (Basic causes)


1. Faktor manusia/personal (personal factor)
2. Faktor kerja/lingkungan kerja (job work
enviroment factor)
1. Penyebab Langsung (Immediate Causes)

1. Kondisi tdk aman ( Unsafe Condition)


2. Perbuatan tdk aman ( Unsafe Action )
Kondisi tdk aman ( Unsafe Condition)

situasi atau keadaan yang tidak langsung


disebabkan oleh tindakan atau ketidaksengajaan
dari satu atau lebih karyawan pada suatu lokasi
yang dapat menyebabkan celaka atau cedera
jika kondisi tersebut tidak diperbaiki.
1. Mesin, peralatan, bahan
Apa contohnya ? 2. Lingkungan
3. Proses pekerjaan
4. Sifat pekerjaan
5. Cara kerja
Kondisi tdk aman ( Unsafe Condition)
Perbuatan tdk aman ( Unsafe Action )

tindakan atau perilaku yang tidak perlu dilakukan


dalam melakukan pekerjaan dimana tindakan
tersebut dapat meningkatkan kemungkinan
celaka atau cedera jika tidak diubah

Pekerja melakukan perbuatan tidak aman 


tidak tahu, ketidakmampuan, kurang
peduli/kesadaran
Perbuatan tdk aman ( Unsafe Action )

dapat dilatar belakangi antara lain :


• Cacat tubuh yang tidak kentara (bodilly defect)
• Keletihan dan kelesuan (fatigiue and boredom)
• Sikap dan tingkak laku yang tidak aman
• Pengetahuan.
Perbuatan tdk aman ( Unsafe Action )
Penyebab Kecelakaan
• Henrich : Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe acts)
80 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe condition)
20%
• Suma’mur : Tindakan-tindakan tidak aman (unsafe
acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman (unsafe
condition) 15 %
• Hastuti dan Adiatma : Tindakan-tindakan tidak aman
(unsafe acts) 85 % dan Kondisi yang tidak aman
(unsafe condition) 10% dan faktor alam (act of god)
5%
Penyebab Kecelakaan
Penyebab Kecelakaan
Versi Dupont
Unsafe
Condition
4%
Penyebab Kecelakaan
Versi Henrich
Act of God
2% Unsafe
Unsafe Condition
Action Unsafe 10%
96% Action
88%
SILAHKAN DITAMBAHKAN
GAMBAR DILINGKUNGAN
K E R J A S A U D A R A – S A U D A R A …….

TANGGUNG JAWAB SIAPA BILA TERJADI


KECELAKAAN ??????
 
SIAPA YANG HARUS MELARANG TINDAKAN
TERSEBUT ???
ilustrasi
2. Penyebab Dasar (Basic causes)
A. Faktor manusia/personal (personal factor)
– Kurang kemampuan fisik, mental dan psikologi
– Kurangnya /lemahnya pengetahuan dan skill.
– Stres.
– Motivasi yang tidak cukup/salah

B. Faktor kerja/lingkungan kerja (job work enviroment factor)


– Factor fisik yaitu, kebisingan, radiasi, penerangan, iklim dll.
– Factor kimia yaitu debu, uap logam, asap, gas dst
– Factor biologi yaitu bakteri,virus, parasit, serangga.
– Ergonomi dan psikososial.
Kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh
kekeliruan manusia
1. Ketidaktahuan; Pengetahuan yang cukup dari operator dalam menggerakkan peralatan
kerja, memahami karakter dari semasing mesin,
2. Kekuatan yang Kurang; Tingkat pendidikan teknisi sangat diperlukan untuk sistem
produksi dan sistem maintenance (perawatan). Orang yang memiliki kekuatan tinggi, biasanya juga
akan bekerja dengan lebih baik, dan memperhatikan faktor keselamatan kerja pada pekerjaanya.

3. Keterampilan yang Kurang; diperlukan latihan lewat cara terus menerus agar
keterampilan semakin baik, untuk tingkatkan ketrampilan, agar meminimalisir kesalahan dalam
bekerja, dan kurangi angka kecelakan kerja
4. Konsentrasi yang Kurang; persoalan pribadi atau keluarga, persoalan ekonomi,
maupun beberapa faktor yang datangnya dari lingkungan, seperti kondisi panas, dingin, bising dll
5. Bermain-main; tergesa-gesa dan sembrono, sebaiknya dilakukan dengan cermat, jeli, dan
hati-hati
6. Bekerja Tanpa Peralatan Keselamatan; Dengan mengembangnya teknologi saat ini,
telah di buat alat keselamatan yang nyaman dan aman ketika dipakai

7. Mengambil Resiko yg Tidak Tepat; Karena tidak mau repot dalam bekerja, pekerja
terkadang melakukan tindakan yang mencerminkan tindakan tidak selamat
Faktor lingkungan
• Tempat Kerja yg Tidak Layak
Tempat kerja harus penuhi sarat-sarat keselamatan kerja ukuran tempat kerja, ventilasi
udara, penerangan, dll

• Kondisi Peralatan yang Berbahaya;


Mesin-mesin yang berpontensi bahaya, harus diberi pelindung agar tidak membahayakan
pekerja

• Beberapa Bahan dan Peralatan yang Bergerak


Untuk hindari kecelakan kerja itu, perlu dilakukan pemikiran dan perhitungan yang sangat
masak, baik cara mengubahkannya, alat yang dipakai, jalur yang akan dilalui, siapa yang akan
memindahkan, dll

• Transportrasi
Penggunaan alat yg tidak tepat, beban yang berlebihan (overload), jalan yg tidak baik,
kecepatan kendaraan yang berlebihan, peletakan beban yg tidak baik
Teori Kecelakaan Kerja
1. Teori Heinrich
2. Teori Multiple causation
3. Teori Gordon
4. Teori Domino Terbaru
5. Teori Reason
6. Teori Frank E Bird Peterson
TEORI HEINRICH
• Kecelakaan kerja adalah suatu rangkaian kejadian
• Faktor yang terkait dalam rangkaian tersebut adalah :
– Lingkungan (pengetahuan yang kurang atau mencakup sifat seseorang, seperti keras kepala),
– Kesalahan manusia (motivasi rendah, stres, konflik, masalah yang berkaitan dengan fisik
pekerja, keahlian yang tidak sesuai),

– Perbuatan tidak aman (kecerobohan, tidak mematuhi prosedur kerja, tidak


menggunakan alat pelindung diri (APD), tidak mematuhi rambu-rambu di tempat kerja, tidak
mengurus izin kerja berbahaya sebelum memulai pekerjaan dengan risiko tinggi) atau kondisi
yang tidak aman (pencahayaan yang kurang, alat kerja kurang layak pakai, tidak ada
rambu-rambu keselamatan kerja, atau tidak tersedianya APD yang lengkap.),

– Kecelakaan dan cedera (terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat kerja terjadi
karena adanya kontak dengan sumber bahaya)
– Kerugian Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia, Pengusaha: biaya
langsung dan tidak langsung, Konsumen: ketersediaan produk
TEORI MULTIPLE CAUSATION
• kecelakaan kerja terjadi karena adanya banyak
penyebab
– kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan
– tindakan yang tidak aman (unsafe action)
TEORI GORDON (1964)
• Kecelakaan terjadi karena adanya kontak
diantara 3 (tiga) hal yaitu korban kecelakaan,
perantara terjadinya kecelakaan dan
lingkungan yang kompleks
• Untuk lebih memahami mengenai penyebab
terjadinya kecelakaan, harus diketahui
karakteristik dari korban kecelakaan,
perantara dan lingkungan secara detail.
TEORI DOMINO TERBARU
• Berkembang sekitar tahun 1969
• Penyebab terjadinya kecelakaan adalah
adanya ketimpangan manajemen
• Pengembangan dari Teori Heinrich yang
menunjukkan bahwa manajemen juga ikut
berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan
kerja
TEORI REASON
• Kecelakaan terjadi karena adanya lubang
dalam system pertahanan
– pelatihan dan prosedur yang mengatur kelamatan
dan kesehatan kerja
TEORI FRANK E BIRD PETERSON
• Kecelakaan terjadi karena adanya kontak dengan
suatu sumber energy seperti mekanis, kimia,
kinetic, fisik yang dapat mengakibatkan cedera
pada manusia, alat maupun lingkungan
• Selanjutnya teori ini dikembangkan oleh Derek
Viner (1998) melalui Konsep Energi
– Kecelakaan terjadi akibat energy yang lepas dan
mengenai si penerima
– Cedera terjadi karena energy yang mengenai penerima
melebihi ambang batas kemampuan penerima.
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN
KONTROL KERUGIAN
DASAR LANGSUNG (Kontak)

oPROGRAM
oFAKTOR oPERBUATAN <KEJADIAN> oKECELAKAAN
STANDAR
PERORANGAN TAK AMAN oKONTAK
TAK SESUAI ATAU
& DENGAN
oKEPATUHAN oFAKTOR oKONDISI ENERGI oKERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
PELAKSANAAN
oBAHAN/ ZAT
DIHARAPKAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN
LACK OF CONTROL

PROGRAM TIDAK SESUAI


STANDARD TIDAK SESUAI
KEPATUHAN TERHADAP
STANDAR
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK  ENGINEERING
SEBAB DASAR

 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK  PENGADAAN (PURCHASING)


LAYAK  KURANG PERALATAN
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  MAINTENANCE
 STRESS MENTAL  STANDAR KERJA
 KURANG PENGETAHUAN  SALAH PAKAI/SALAH
 KURANG KEAHLIAN MENGGUNAKAN
 MOTIVASI TIDAK LAYAK
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN

 OPERASI TANPA OTORISASI LINGKUNGAN TIDAK AMAN PELINDUNG/ PEMBATAS TIDAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN
 GAGAL MENGAMANKAN LAYAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN TIDAK  PERALATAN RUSAK
BERFUNGSI  RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
SEBAB LANGSUNG

 PAKAI ALAT RUSAK  SISTEM PERINGATAN KURANG


 PAKAI APD TIDAK LAYAK
 BAHAYA KEBAKARAN
 PEMUATAN TIDAK LAYAK
 PENEMPATAN TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK  KEBISINGAN
 POSISI TIDAK AMAN  TERPAPAR RADIASI
 SERVIS ALAT BEROPERASI  TEMPERATUR EXTRIM
 BERCANDA, MAIN-MAIN
 PENERANGAN TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR  VENTILASI TIDAK LAYAK
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
KONTROL DASAR LANGSUNG INSIDEN KERUGIAN

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
INSIDEN

 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar


 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk
 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar
 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIAN
TEORI DESSLER (1997)
1. Kejadian yang bersifat kebetulan.
2.  Kondisi tidak aman :
a.  Peralatan pelindung yang tidak memadai.
b.  Peralatan rusak.
c.  Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan.
d.  Gudang yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh.
e.  Penerangan yang tidak memadai.
f.  Ventilasi tidak memadai.
3.  Tindakan-tindakan yang tidak aman yang dilakukan karyawan :
a.  Membuang bahan-bahan
b.  Beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman.
c.  Membuat peralatan keamanan tidak beroperasi dengan baik.
d.  Menggunakan peralatan yang tidak aman.
e.  Menggunakan prosedur yang tidak aman.
f.  Mengambil posisi tidak aman.
g.  Mengangkat secara tidak tepat.
h.  Pikiran kacau, gangguan, penyalahgunaan, kaget, berselisih, dan permainan kasar.
TEORI BENNETT dalamSantoso (2004)   
Terdapat empat faktor bergerak dalam satu
kesatuan berantai yang dapat menyebabkan
kecelakaan, yaitu :
1. lingkungan,
2. peralatan,
3. bahaya dan
4. manusia. 
TEORI MANGKUNEGARA 2001   
1.  Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a)  Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
b)  Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c)  Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a)  Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik.
b)  Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a)  Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b)  Ruang kerja yang kurang cahaya.
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a)  Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b)  Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a)  Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil.
b)  Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi
yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh dan kurang pengetahuan dalam penggunaan
fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya.
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL ( HAZARDS )

1. Kenali

2. Evaluasi

3. Rencanakan

4. Laksanakan

5. Monitor

77
PENGENALAN POTENSI BAHAYA

DIMANA SIH
BAHAYA
ITU ?

78
1. KENALI SEMUA PELUANG KERUGIAN

a. Contoh peluang
- Housekeeping yang kurang baik/ semrawut.
- Perilaku karyawan (sub standard act or communication).
- Penataan material sembarangan.
- Peraturan-peraturan :
• Usang
• Aliran kerja yang tidak efisien.
• Sistim pelaporan yang tidak efektif dan aman.

- Pembelian yang tidak sesuai dengan spesifikasi

79
b. Cara mengenali hazards
- Melakukan inspeksi rutin / mendadak di tempat kerja

- Mempersiapkan/ membuat Operguide, JSA, JHA,


Safety Audits, HAZOP and HAZAN studies
- Cek standar-standar atau UU tentang pekerjaan itu,
etc. Juga mencek peraturan-peratutan yang relevan .
- Menganalisa data kecelakaan.

80
- Melakukan P.M. ( Preventative Maintenance checks )

- Melakukan pengecekan sebelum menjalankan mesin


atau peralatan bermotor.

- Melakukan penilaian risiko.

- Melibatkan karyawan secara aktif dan konstruktif dalam


mengenali seluruh potensi bahaya yang ada di sekitar
tempat kerja.

81
SUMBER BAHAYA UTAMA POTENSIAL

I. PEOPLE/PROCESS…………………....(P)
II. EQUIPMENT…………………………….(E)

III. MATERIAL………………………………(M)

IV. ENVIRONMENT………………………...(E)

82
JENIS BAHAYA UTAMA POTENSIAL

I. POTENSI BAHAYA FISIK

II. POTENSI BAHAYA KIMIA

III. POTENSI BAHAYA BIOLOGI

IV. POTENSI BAHAYA ERGONOMIS

V. POTENSI BAHAYA PROSEDUR KERJA


4 3 2
VI. POTENSI BAHAYA PSYKOLOGI

83
I. BAHAYA FISIK POTENSIAL
Setiap benda atau proses yang secara langsung atau perlahan bisa
mencederai fisik orang ataupun bagiannya.

Bising / suara di atas NAB Vibrasi / getaran

Alat / mesin tanpa pelindung Permukaan yg licin

Benda-2 / obyek penghalang Permukaan panas/dingin

Penerangan tidak memadai Radiasi ionisasi

84
Suara di atas NAB
Sumbernya
Sumbernya::
--Kompressor, ACGIH :
Kompressor,
--Mesin-mesin, 85 dBA -----> 8 hrs
Mesin-mesin,
--Helikopter, 90 dBA -----> 4 hrs
Helikopter,
--Fogging 95 dBA -----> 2 hrs
Foggingmachine.
machine.
--Mesin etc
Mesingergaji
gergajikayu.
kayu.

PPE :
- Ear muff
- Ear plug ( corded/ Safety equipment/ tool :
uncorded ) - Noise meter
- Decibel meter.

85
 Getaran di atas NAB

--Kompressor,
Kompressor,
--Hand
HandRoad
Roadcutter,
cutter,
--Unclamped
Unclampedpiping.
piping.
--etc
etc

PPE :
Disesuaikan

86
• Chernobyl,
• Three miles island

Radiasi Ionisasi

•TWA
•TLV

87
 Peralatan tak berpagar ( pipa panas, dsb )

 Penerangan kurang

88
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL

Setiap bahan kimia yang mampu menyebabkan cidera tubuh,


sakit atau kematian, atau perubahan perilaku maupun
penurunan kepekaaan seseorang

 Pelarut  Silica
 Asbestos  Mercuri
 Metal dioxides  Vinyl chloride monomer
 Cadmium  Diisocyanates
 Arsenic  Mineral oil
 Etc.

89
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL

- Kebutaan
- Gangguan penyakit dalam ( Silicosis, Asbestosis,
kanker darah, dan penyakit pernafasan, keracunan )
- Gangguan kulit ( iritasi, luka bakar )
- Penurunan mental

PPE : Alat keselamatan / ref :


Goggles or face shield, - MSDS
maskers, apron, rubber
Eye Wash Fountain,
gloves, rubber shoes,
etc

90
MAXIMUM CONCENTRATIONS OF TOXIC GAS (PPM) FOR ENTRY

Entry Entry With


without Suitable No Entry Purge
Gas
Breathing Breathing and Reset
Apparatus Apparatus

Hydrogen Sulphide < 1 PPM 1 to 20 PPM > 20 PPM


(H2S)
Carbon Monoxide (CO) < 1 PPM 1 to 250 PPM > 250 PPM

91
III. BAHAYA BIOLOGI POTENSIAL
Setiap unsur-unsur kehidupan (biologi) seperti debu
organik, jamur, serangga, semut, kutu, protozoa, bakteri,
virus, atau enzim yang dapat menimbulkan reaksi alergi,
luka ataupun penyakit terhadap tubuh manusia.

• Bakteri
• Infeksi virus HIV
• Debu organis atau jamur pada kain
• Butiran-butiran debu
• Serangga

92
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL

Setiap tempat kerja atau kegiatan yang bisa


menyebabkan/ menimbulkan tekanan terhadap fisik/
jiwa ataupun perlakuan yang tidak pantas terhadap
bagian tubuh seseorang.

KETIDAKNYAMAN DALAM BEKERJA

93
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL

• Desain lokasi kerja yang buruk

• Tata ruang kerja buruk

• Persyaratan penanganan material berlebihan

• Penanganan material terlalu berlebihan

• Desain peralatan dan alat kerja yang buruk.

94
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL

• Beban tangung-jawab berlebihan

• Pekerjaan yang mengharuskan perpindahan


bolak-balik
• Ketidak-serasian jam kerja dengan istirahat

• Pengaturan shift yang jelek

95
V. BAHAYA PROSEDUR KERJA POTENSIAL
Setiap penerabasan (jalan pintas) atau penyimpangan terhadap
peraturan dari prosedur kerja, misalnya: tidak mengikuti langkah
demi langkah Operation Guide atau JSA.

• Melompati langkah-langkah prosedur yang ditetapkan.

• Menangani peralatan listrik tanpa menyegelnya lebih dulu.

• Berjalan di bawah pipa-pipa instalasi.

• Tidak mengenakan PPE.

• Memulai pekerjaan tanpa Surat


Ijin Kerja.
4 3 2
96
VI. BAHAYA PSYKOLOGI POTENSIAL

Bila seseorang sedang mempunyai masalah dalam


keluarganya, kemudian ketika dia sedang bekerja, dia
selalu memikirkan masalah tersebut dan tidak fokus,
sehingga ada kemungkinan dia akan mendapatkan
kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan.

97
2. EVALUASI

Bisakah potensi bahaya itu ditolerir ?


Ataukah mengandung risiko yang harus dikelompokkan
pada LOW, MEDIUM atau HIGH ?

- Hazards analysis.
- Risk assessment.
- Hazardous Operability Studies ( Hazops ) .

JOB SAFETY ANALYSIS


OPERATING GUIDE
98
APA
YANG HARUS ANDA
PERBUAT TERHADAP
HAZARDS

?
99
3. RENCANAKAN
Merupakan langkah-langkah yang harus di-ambil
untuk mencegah atau mengurangi akibat suatu
kecelakaan.

4. LAKSANAKAN
Kita kenal apa yang disebut hirarki pengontrolan potensi
bahaya (yang juga sebagai FILOSOFI KESELEMATAN
KERJA).

100
HIRARKHI PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL

FILOSOFI KESELAMATAN KERJA

a. MENIADAKAN
b. MENGGANTI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT BAHAYA
c. PENGENDALIAN SECARA TEKNOLOGI
d. PENGENDALIAN SECARA ADMINISTRASI
e. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD/PPE )

101
a. MENIADAKAN BAHAYA POTENSIAL
Tindakan pertama yang merupakan PRIORITAS I.

Dengan menghilangkan hazards, maka 99% kemungkinan


celaka (oleh potensi bahaya tersebut) sudah hilang.

Misalnya :
- Menanam/ mengubur pecahan kaca.
- Menumpulkan/ meratakan tonjolan yang tajam.
- Mengencerkan minyak hingga tidak bisa menyala.

102
b. SUBSTITUSI ( MENGURANGI TINGKAT BAHAYA )

Merupakan pilihan kedua


Dengan substitusi, maka level bahaya diturunkan.

Misalnya :
- Mengganti alat berbahan bakar bensin dengan solar.
- Mengganti gelas stiroform dengan plastik tahan panas.
- Mengganti gasket asbes dengan bahan yang lebih aman.

103
c. ENGINEERING CONTROL
Merupakan prioritas ke-tiga
Dengan pengontrolan teknis maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran/ kelemahan
teknologi bisa dicegah.

Misalnya :
- Memasang barikade, pita kuning-hitam, dsb.
- Menurunkan posisi orifice hingga pekerja tidak perlu
memanjat. Atau membuat anjungan mini untuk orifice.
- Isolasi energi, pemasangan enclosure, dsb.

104
d. ADMINISTRATIVE CONTROL

Merupakan prioritas ke-empat


Dengan pengontrolan administrasi maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran administrasi/
urutan kerja bisa dicegah.
Misalnya :
- Mencatat langkah-2 kerja yang akan dilakukan.
- Mencatat orang MASUK/ KELUAR dalam ENTRY JOB.
- SOP, Ijin kerja, JSA, pengaturan kerja shift, dsb .
- PM mesin, generator, kompressor, dsb.

105
e. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT

Merupakan prioritas ke-lima atau terakhir.


Meskipun merupakan prirotas terakhir, namun untuk
melindungi diri dari akibat kecelakaan karena faktor manusia
( kecerobohan sendiri atau orang lain ), maka
APD atau PPE tetap sebagai sesuatu yang MUTLAK harus
dikenakan.

106
Pengendalian Resiko K3

Hirarki Pengendalian Resiko/Bahaya

Eliminasi Eliminasi Bahaya


Tempat
kerja /
Penggantian
Pekerjaan
Substitusi Alat/Mesin/Bahan/Tempat
Aman
Kerja yang Lebih Aman

PERLINDUNGAN
KEHANDALAN

(Mengurangi
Bahaya)
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan Kerja yang Lebih Aman

Prosedur, Aturan, Pelatihan,


Administrasi Durasi Kerja, Tanda Bahaya,
Tenaga Kerja
Rambu, Poster, Label
Aman
(Mengurangi
Alat Pelindung Menyediakan APD kepada Paparan)
Tenaga Kerja
Diri
PENGENDALIAN
KERUGIAN

SEBAB LANGSUNG
LEMAH KONTROL

SEBAB DASAR

KERUGIAN
INSIDEN
PRE CONTACT CONTACT POST
CONTROL CONTROL CONTACT
Pengembangan dan peninjauan sistem
Subsitusi & CONTROL
minimisasi Menerapkan
manajemen, pelatihan, penetapan
energi, rencana
program dan memeliharanya
barricade, penanggulangan
perbaikan darurat
permukaan objek
penyebab
5. MONITOR
Merupakan keharusan untuk meyakinkan apakah kebi-jakan-
kebijakan manajemen yang demikian bersungguh-sungguh
dalam upaya mencegah kecelakaan terhadap karyawan maupun
kontraktor telah dipatuhi sepe-nuhnya di lapanganatau tidak.

Juga sebagai tahapan mengumpulkan bahan evaluasi untuk


penyempurnaan ke depan.
Merupakan salah satu kesempatan/ tahapan menilai
safety performance karyawan.

109
PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :
A. Penyuluhan, dapat berupa :
- ceramah-ceramah K3
- pemasangan poster-poster K3
- pemutaran film/slide K3
B. Safety Talk (Toolbox Meeting)
Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif
C. Safety Training
- Pelatihan penggunaan peralatan kesl. Kerja
- Pelatihan pemadam kebakaran
- Pelatihan pengendalian keadaan darurat
- Pelatihan P3K
PEMBINAAN K3, Lanjutan 1…….
D. Safety Inspection
- Inspeksi rutin
- Inspeksi berkala
- Inspeksi K3 bersama, dll
E. Safety Investigasi
Investigasi terhadap kejadian
berbahaya/hampir kecelakaan
F. Safety Meeting
Suatu pertemuan yang membahas hal-hal
yg berkaitan dgn permasalahan K3
G. Safety audit
H. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja
PEMBINAAN K3, Lanjutan 2 ….
I. Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3
- Alat Pelindung Diri
- Alat Perlengkapan K3
J. Organisasi K3
K. Program K3 Tahunan
Berguna sbg evaluasi pelaksanaan K3 yang
telah diterapkan (dpt sbg monitoring)
Unsur-unsur program K3 :
- Kebijakan/Policy K3
- Tanggung Jawab K3
- Rasa Keterlibatan
- Motivasi
PEMBINAAN K3, Lanjutan 3…….
Sedangkan komponen program K3, terdiri :
1. Program pelatihan observasi K3
2. Program JSA
3. Inspeksi terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan K3
6. Pelatihan K3
7. Audit K3
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd • Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset, • Work hours urgent (laten)
tools fatality • PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen • Pendidikan o Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak) • Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
• Karir lapangan + o Pengkajian resiko pendidikan o Utk memperkecil
kepaparan
pelatihan o Utk memperkecil
resiko
Alat Pelindung Diri (APD)

Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Pelindung Mata dan Muka Pelindung
bekerja sesuai Kepala Pendengaran
dengan bahaya
dan resiko
kerja untuk
menjaga Pelindung Pelindung Tangan Pelindung Kaki
keselamatan Pernafasan

tenaga kerja itu


sendiri
maupun orang Rompi Nyala
lain di tempat
kerja. Pelindung
Jatuh Pelampung

Jas Hujan
Pelindung
Tubuh
Sabuk
Makna Rambu Di Tempat Kerja

Tanda Tanda Tanda


Larangan Bahaya Kewajiban

Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
P3K dan Tanda Sarana /
Darurat Fasilitas Umum
Kebakaran Evakuasi
Darurat
Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)

Mudah Meledak Mudah Oksidator


Menyala/Terba
kar

Korosif Beracun Mengganggu


Pernafasan,
Pemicu Kamker

Contoh
Contoh Label
Label Kemasan
Kemasan B3
B3

GHS
GHS (Globally
(Globally Harmonized
Harmonized System)
System) –
– UN
UN Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
(United Nations)
(United Nations) Lingkungan
Label Transportasi Bahan Beracun Dan
Berbahaya (B3)

Sumber
Sumber :: DOT
DOT (Department
(Department Of
Of
Transportation)
Transportation) Amerika
Amerika
Makna Label Dan Warna Perpipaan

LABEL
Gas Bertekanan.
PIPA
LABELLABEL
Bahan Mudah Terbakar.
PIPA
LABELLABEL Air Yang Dapat Diminum, Air
PIPA Pendingin, Air Umpan Boiler.
LABELLABEL Bahan Beracun & Korosif.
PIPA
LABELLABEL
Media Pemadam Kebakaran.
PIPA
LABEL LABEL
Bahan Mudah Menyala.
PIPA
Sumber
Sumber :: ANSI
ANSI (American
(American National
National Standards
LABEL
Standards Intitute)
Intitute) Amerika
Amerika

PIPA
Tanda Dan Makna Papan Informasi Di Tempat Kerja

Petunjuk K3 Informasi Umum / Informasi Bahaya


Pengumuman

Pesan Umum Informasi Fasilitas Informasi


Radioaktif Larangan
Tanda, Makna Warna Dan Label Di Tempat Kerja

LABEL Batas Area Kerja, Batas Jalur.

LABEL Produk Jadi, Sarana Umum.

LABEL Bahan Baku, Sarana P3K, Keselamatan, Darurat


dan Evakuasi.
LABEL Barang Menunggu Diproses Lebih Lanjut
(WIP).
LABEL Barang Inspeksi QC.

LABEL Barang Cacat, Barang Tidak Terpakai,


Tanda Berhenti.
LABEL Inventaris, Identitas Laci Penyimpanan, Rak,
Peralatan, dsj.
Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan
Operasional.
Area Terbatas Untuk Untuk Kepentingan
Keselamatan.
Zona Berbahaya.
PAKAILAH
APD
YANG
BENAR
DISKUSI
POTENSI BAHAYA YANG DIJUMPAI PADA
INDUSTRI KAYU/FURNITURE
RISIKO YANG TIMBUL DAN BERAKIBAT PADA
KARYAWAN
POTENSI BAHAYA
• Potensi bahaya apa saja yang ada di tempat
kerja
Risiko
• Risiko bagi kesehatan maupun lingkungan
RANGKUMAN
1. K-3 bertujuan sebagai perlindungan tenaga kerja dan Masyarakat.
2. Manfaat K-3 menjamin keamanan penggunaan mesin, instalasi,
proses produksi dan pada gilirannya akan meningkatkan
produktifitas kerja.
3. Kecelakaan kerja, kejadian berbahaya, kebakaran, peledakan,
pencemaran dan kejadian berbahaya lainnya akan minimbulkan
kerugian ekonomis baik langsung maupun tidak langsung.
4. Setiap kecelakaan kerja termasuk yang nyaris kecelakaan harus
dianalisis, dilaporkan dijadikan model untuk mencegah kejadian
serupa.
5. Tata cara pelaporan dan analisis kecelakaan telah diatur dengan
peraturan perundangan K3.
6. Laporan kecelakaan sangat berguna sebagai bahan kebijakan baik
Nasional, regional maupun di tingkat perusahaan.
7. Indonesia sebagai anggota ILO bertanggung jawab dan
melaporkan kinerja K3 di tingkat Internasional (ILO).
Identifikasi Potensi Bahaya (Hazard) yang
berhubungan dengan proses kerja dan equipment
Penyakit Akibat Kerja (PAK)

Pengertian
Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang
ditimbulkan dan atau diperparah karena aktivitas kerja
atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.

Contoh
Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low Back Pain, White
Finger Syndrom, dsb.

Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia
(Bahan Beracun dan Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik
(Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik
(Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ;
Psikologi (Stress, dsb).

Pencegahan
1.Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2.Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3.Pelayanan Kesehatan.
Kesehatan Kerja

Pengertian
Penyelenggaraan dan
pemeliharaan derajat yang
setinggi-tingginya dari kesehatan
fisik, mental dan sosial dari tenaga
kerja pada semua pekerjaan,
pencegahan gangguan kesehatan
pada tenaga kerja yang disebabkan
oleh kondisi kerjanya, perlindungan
tenaga kerja dari resiko akibat
faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan tenaga kerja dalam
suatu lingkungan kerja yang sesuai
Sumber
dengan kemampuan fisik dan
Sumber :: Joint
Joint ILO-WHO
ILO-WHO Committee
Committee 1995
1995
psikologisnya, dan sebagai
kesimpulannya merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan manusia kepada
pekerjaanya.
Kesehatan Kerja (Lanjutan)

Dasar Hukum
1.Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 8.
2.Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
3.Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
4.Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
5.Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja.
6.Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di Tempat Kerja.
7.Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
8.Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
9.Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin
Kesehatan Kerja (Selesai)

Ruang Lingkup
1.Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
o Sarana.
o Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter
perusahaan dan paramedis perusahaan).
o Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan
PKK).
2.Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal,
Berkala, Khusus dan Purna Bakti)
3.Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4.Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja,
kantin, katering pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan
petugas katering).
5.Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6.Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja, Penyakit Akibat Kerja)
PERKEMBANGAN

1949 : Gordon
1967 : Haddon
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
Logika Kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai sebab-akibat
(Domino Squen)

LACK OF BASIC
CONTROL CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE INSIDENT
CAUSES LOSSES
Penyebab Kecelakaan Kerja

Penyebab
Penyebab Penyebab Kecelakaan
Dasar
Tidak
Langsung Kerja Kerugian
Langsung

1. Kurangnya 1. Faktor 1. Tindakan 1. Kontak 1. Manusia (Cedera,


Prosedur/Atu Pekerjaan. Tidak Aman. Dengan Keracunan, Cacat,
ran. 2. Faktor 2. Kondisi Tidak Bahaya. Kematian, PAK).
2. Kurangnya Pribadi. Aman. 2. Kegagalan 2. Mesin/Alat
Sarana. Fungsi. (Kerusakan
3. Kurangnya Mesin/Alat).
Kesadaran. 3. Material/Bahan
4. Kurangnya (Tercemar, Rusak,
Kepatuhan. Produk Gagal).
4. Lingkungan
(Tercemar, Rusak,
Bencana Alam).

Teori
Teori Efek
Efek Domino
Domino –
– H.W.
H.W. Heinrich
Heinrich
( H.W. HEINRICH, 1931)

INJURY
ENVIRONMENT PERSON HAZARD ACCIDENT
(cedera)

SOCIAL
ENVIRONMENT
FAULT OF UNSAFE ACT /
PERSON UNSAFE
CONDITION
( FRANK BIRD JR, 1970 )

Lack of SYMPTOM
Control
ORIGIN CONTACT Loss

LACK OF BASIC IMMEDIATED INCIDENT / INJURY /


ACCIDEN
CONTROL CAUSES CAUSES DAMAGE
( ILCI model - Bird & German, 1985 )

Lack of Basic Immediate


Control Causes Causes
Incident Loss

oInadequate oPersonal oSubstandard


o Contact
Acts People
Program Factors With
oSubstandard
Property
oInadequate o Job Energy or Process
Conditions
Standard Factors o Substanc (Profit)
o Inadequate e
Compliance
STANDARISASI SISTEM
 APA YANG HARUS DIKERJAKAN ?
 DILAKUKAN BERAPA KALI ?
 KUALITAS APA YANG DIHARUSKAN ?
 SIAPA YANG MENGERJAKAN ?
 DIMANA DILAKUKAN ?
 KAPAN HARUS DISELESAIKAN ?
 DATA APA YANG DISIMPAN ?
 EVALUASI APA YANG DILAKUKAN ?
ACUAN STANDARISASI
1. UNDANG-UNDANG NO.1/ 1970 TENTANG
KESELAMATAN KERJA
2. PERATURAN MENTERI TERKAIT
3. CODE OF PRACTICE
4. COORPORATE GUIDELINES
5. PERATURAN PERUSAHAAN

Anda mungkin juga menyukai