RIWAYAT PEKERJAAN :
1. PT. BLUE BIRD (Transportasi) 2000 – 2001
2. PT. Rajawali Citra Televisi Indonesia (Penyiaran)
2001 – 2010
3. Universitas Al Azhar Indonesia (2007 – 2009)
4. PNS pada Disnakertrans Kota Semarang mulai 2010
5. Diklat Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan 2013
6. PNS pada Disnakertrans Prov. Jateng mulai 2017
ALAMAT : Rumah
Jl. Gondang Raya No. 62
Tembalang - Semarang
Hp. 087832498814
ykmauliena@gmail.com
Kantor
Jl. Brigjend. Sudiarto N0. 375 Semarang
TUJUAN PEMBELAJARAN
• Memahami philosophy dan dasar
keilmuan K3
?
MUSIBAH dalam bentuk apapun.
• Hukum
• Kemanusiaan
• Ekonomi
UTAMAKAN KESELAMATAN • Philosophy
DAN KESEHATAN KERJA
• Keilmuan
PENDEKATAN K3
• Pendekatan Hukum
Undang undang No 1 tahun 1970
• K3 wajib dilaksanakan
• Pelanggaran thd K3 dpt dikenakan
sangsi pidana (denda/kurungan)
• Tujuan :
• Melindungi TK dan orang lain, asset dan
lingkungan
Dasar Hukum Penerapan K3 Di Tempat
Kerja
• UU No 1 Tahun 1970 Tentang
Keselamatan Kerja
1. Tempat dimana dilakukan pekerjaan bagi suatu
usaha.
2. Adanya tenaga kerja yang bekerja di sana.
3. Adanya bahaya kerja di tempat itu.
Philosophy
Upaya atau pemikiran dan penerapannya yang
ditujukan untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmaniah maupun
rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya dan
budaya, untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja
PENGERTIAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
“ACCIDENT PREVENTION”
Prinsip dasar penerapan K3
HAZARD CONTROL
KESELAMATAN
1. Mengendalikan kerugian dari
kecelakaan (control of accident loss)
21
PENGERTIAN
23
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan
terhadap pekerjaan berakibat
cedera pada manusia,
kerusakan barang, dan
pencemaran lingkungan.
24
DANGER
hampir putus
putus
INSIDENT
ACCIDENT
PENGERTIAN
Adalah :
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
(INSIDENT) YANG MENGAKIBATKAN
KACAUNYA PROSES PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
Catatan :
Catatan : kerja tidak selalu
Kecelakaan
Kecelakaan
diukur adanyakerja
korbantidak selalu
manusia
diukur
cidera adanya
atau mati.korban manusia
cidera atau mati.
Klasifikasi Kecelakaan Kerja
Menurut ILO, kecelakaan kerja diklasifikasikan menjadi 4 golongan :
80,392
2015
2016
2017
Biaya Langsung
1. Biaya Pengobatan & Perawatan.
Rp. 1 Juta
2. Biaya Kompensasi (Asuransi).
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Biaya Tidak Langsung
{
1. Kerusakan Bangunan.
Teori
Teori Gunung
Gunung Es
Es Kecelakaan
Kecelakaan Kerja
Kerja
2. Kerusakan Alat dan Mesin.
Rp. 5 – 50 Juta 3. Kerusakan Produk dan Bahan/Material.
4. Gangguan/Terhentinya Produksi.
(Biaya Kerusakan Aset 5. Biaya Administrasi.
Yang Tidak 6. Pengeluaran Sarana dan Prasarana
Diasuransikan) Darurat.
{
7. Waktu untuk Investigasi.
8. Pembayaran Gaji untuk Waktu Hilang .
Rp. 5 – 3Juta 9. Biaya Perekrutan dan Pelatihan.
10. Biaya Lembur.
(Biaya Lain-lain
11. Biaya Ekstra Pengawas.
Yang Tidak
12. Waktu untuk Administrasi.
Diasuransikan)
13. Penurunan Kemampuan Tenaga Kerja
yang Kembali karena Cedera.
14. Kerugian Bisnis dan Nama Baik.
Piramida Kecelakaan Kerja (Frank E. Bird Jr)
Setiap Terjadi
1 Kecelakaan Fatal/Kematian
Kecelakaan Ringan
Di dalamnya terdapat 10 Sebelumnya
3. Keterampilan yang Kurang; diperlukan latihan lewat cara terus menerus agar
keterampilan semakin baik, untuk tingkatkan ketrampilan, agar meminimalisir kesalahan dalam
bekerja, dan kurangi angka kecelakan kerja
4. Konsentrasi yang Kurang; persoalan pribadi atau keluarga, persoalan ekonomi,
maupun beberapa faktor yang datangnya dari lingkungan, seperti kondisi panas, dingin, bising dll
5. Bermain-main; tergesa-gesa dan sembrono, sebaiknya dilakukan dengan cermat, jeli, dan
hati-hati
6. Bekerja Tanpa Peralatan Keselamatan; Dengan mengembangnya teknologi saat ini,
telah di buat alat keselamatan yang nyaman dan aman ketika dipakai
7. Mengambil Resiko yg Tidak Tepat; Karena tidak mau repot dalam bekerja, pekerja
terkadang melakukan tindakan yang mencerminkan tindakan tidak selamat
Faktor lingkungan
• Tempat Kerja yg Tidak Layak
Tempat kerja harus penuhi sarat-sarat keselamatan kerja ukuran tempat kerja, ventilasi
udara, penerangan, dll
• Transportrasi
Penggunaan alat yg tidak tepat, beban yang berlebihan (overload), jalan yg tidak baik,
kecepatan kendaraan yang berlebihan, peletakan beban yg tidak baik
Teori Kecelakaan Kerja
1. Teori Heinrich
2. Teori Multiple causation
3. Teori Gordon
4. Teori Domino Terbaru
5. Teori Reason
6. Teori Frank E Bird Peterson
TEORI HEINRICH
• Kecelakaan kerja adalah suatu rangkaian kejadian
• Faktor yang terkait dalam rangkaian tersebut adalah :
– Lingkungan (pengetahuan yang kurang atau mencakup sifat seseorang, seperti keras kepala),
– Kesalahan manusia (motivasi rendah, stres, konflik, masalah yang berkaitan dengan fisik
pekerja, keahlian yang tidak sesuai),
– Kecelakaan dan cedera (terpeleset, luka bakar, tertimpa benda di tempat kerja terjadi
karena adanya kontak dengan sumber bahaya)
– Kerugian Pekerja: cedera, cacat, atau meninggal dunia, Pengusaha: biaya
langsung dan tidak langsung, Konsumen: ketersediaan produk
TEORI MULTIPLE CAUSATION
• kecelakaan kerja terjadi karena adanya banyak
penyebab
– kondisi yang tidak aman (unsafe condition) dan
– tindakan yang tidak aman (unsafe action)
TEORI GORDON (1964)
• Kecelakaan terjadi karena adanya kontak
diantara 3 (tiga) hal yaitu korban kecelakaan,
perantara terjadinya kecelakaan dan
lingkungan yang kompleks
• Untuk lebih memahami mengenai penyebab
terjadinya kecelakaan, harus diketahui
karakteristik dari korban kecelakaan,
perantara dan lingkungan secara detail.
TEORI DOMINO TERBARU
• Berkembang sekitar tahun 1969
• Penyebab terjadinya kecelakaan adalah
adanya ketimpangan manajemen
• Pengembangan dari Teori Heinrich yang
menunjukkan bahwa manajemen juga ikut
berpengaruh terhadap terjadinya kecelakaan
kerja
TEORI REASON
• Kecelakaan terjadi karena adanya lubang
dalam system pertahanan
– pelatihan dan prosedur yang mengatur kelamatan
dan kesehatan kerja
TEORI FRANK E BIRD PETERSON
• Kecelakaan terjadi karena adanya kontak dengan
suatu sumber energy seperti mekanis, kimia,
kinetic, fisik yang dapat mengakibatkan cedera
pada manusia, alat maupun lingkungan
• Selanjutnya teori ini dikembangkan oleh Derek
Viner (1998) melalui Konsep Energi
– Kecelakaan terjadi akibat energy yang lepas dan
mengenai si penerima
– Cedera terjadi karena energy yang mengenai penerima
melebihi ambang batas kemampuan penerima.
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN
KONTROL KERUGIAN
DASAR LANGSUNG (Kontak)
oPROGRAM
oFAKTOR oPERBUATAN <KEJADIAN> oKECELAKAAN
STANDAR
PERORANGAN TAK AMAN oKONTAK
TAK SESUAI ATAU
& DENGAN
oKEPATUHAN oFAKTOR oKONDISI ENERGI oKERUSAKAN
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
PELAKSANAAN
oBAHAN/ ZAT
DIHARAPKAN
KERUGIAN
TEORI DESSLER (1997)
1. Kejadian yang bersifat kebetulan.
2. Kondisi tidak aman :
a. Peralatan pelindung yang tidak memadai.
b. Peralatan rusak.
c. Prosedur yang berbahaya dalam, pada, atau disekitar mesin atau peralatan.
d. Gudang yang tidak aman, sumpek dan terlalu penuh.
e. Penerangan yang tidak memadai.
f. Ventilasi tidak memadai.
3. Tindakan-tindakan yang tidak aman yang dilakukan karyawan :
a. Membuang bahan-bahan
b. Beroperasi atau bekerja dengan kecepatan yang tidak aman.
c. Membuat peralatan keamanan tidak beroperasi dengan baik.
d. Menggunakan peralatan yang tidak aman.
e. Menggunakan prosedur yang tidak aman.
f. Mengambil posisi tidak aman.
g. Mengangkat secara tidak tepat.
h. Pikiran kacau, gangguan, penyalahgunaan, kaget, berselisih, dan permainan kasar.
TEORI BENNETT dalamSantoso (2004)
Terdapat empat faktor bergerak dalam satu
kesatuan berantai yang dapat menyebabkan
kecelakaan, yaitu :
1. lingkungan,
2. peralatan,
3. bahaya dan
4. manusia.
TEORI MANGKUNEGARA 2001
1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja
a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya.
b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.
c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.
2. Pengaturan Udara
a) Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik.
b) Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.
3. Pengaturan Penerangan
a) Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.
b) Ruang kerja yang kurang cahaya.
4. Pemakaian Peralatan Kerja
a) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.
b) Penggunaan mesin dan alat elektronik tanpa pengaman yang baik.
5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai
a) Kerusakan alat indera dan stamina pegawai yang tidak stabil.
b) Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi
yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh dan kurang pengetahuan dalam penggunaan
fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa resiko bahaya.
PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL ( HAZARDS )
1. Kenali
2. Evaluasi
3. Rencanakan
4. Laksanakan
5. Monitor
77
PENGENALAN POTENSI BAHAYA
DIMANA SIH
BAHAYA
ITU ?
78
1. KENALI SEMUA PELUANG KERUGIAN
a. Contoh peluang
- Housekeeping yang kurang baik/ semrawut.
- Perilaku karyawan (sub standard act or communication).
- Penataan material sembarangan.
- Peraturan-peraturan :
• Usang
• Aliran kerja yang tidak efisien.
• Sistim pelaporan yang tidak efektif dan aman.
79
b. Cara mengenali hazards
- Melakukan inspeksi rutin / mendadak di tempat kerja
80
- Melakukan P.M. ( Preventative Maintenance checks )
81
SUMBER BAHAYA UTAMA POTENSIAL
I. PEOPLE/PROCESS…………………....(P)
II. EQUIPMENT…………………………….(E)
III. MATERIAL………………………………(M)
IV. ENVIRONMENT………………………...(E)
82
JENIS BAHAYA UTAMA POTENSIAL
83
I. BAHAYA FISIK POTENSIAL
Setiap benda atau proses yang secara langsung atau perlahan bisa
mencederai fisik orang ataupun bagiannya.
84
Suara di atas NAB
Sumbernya
Sumbernya::
--Kompressor, ACGIH :
Kompressor,
--Mesin-mesin, 85 dBA -----> 8 hrs
Mesin-mesin,
--Helikopter, 90 dBA -----> 4 hrs
Helikopter,
--Fogging 95 dBA -----> 2 hrs
Foggingmachine.
machine.
--Mesin etc
Mesingergaji
gergajikayu.
kayu.
PPE :
- Ear muff
- Ear plug ( corded/ Safety equipment/ tool :
uncorded ) - Noise meter
- Decibel meter.
85
Getaran di atas NAB
--Kompressor,
Kompressor,
--Hand
HandRoad
Roadcutter,
cutter,
--Unclamped
Unclampedpiping.
piping.
--etc
etc
PPE :
Disesuaikan
86
• Chernobyl,
• Three miles island
Radiasi Ionisasi
•TWA
•TLV
87
Peralatan tak berpagar ( pipa panas, dsb )
Penerangan kurang
88
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
Pelarut Silica
Asbestos Mercuri
Metal dioxides Vinyl chloride monomer
Cadmium Diisocyanates
Arsenic Mineral oil
Etc.
89
II. BAHAYA KIMIA POTENSIAL
- Kebutaan
- Gangguan penyakit dalam ( Silicosis, Asbestosis,
kanker darah, dan penyakit pernafasan, keracunan )
- Gangguan kulit ( iritasi, luka bakar )
- Penurunan mental
90
MAXIMUM CONCENTRATIONS OF TOXIC GAS (PPM) FOR ENTRY
91
III. BAHAYA BIOLOGI POTENSIAL
Setiap unsur-unsur kehidupan (biologi) seperti debu
organik, jamur, serangga, semut, kutu, protozoa, bakteri,
virus, atau enzim yang dapat menimbulkan reaksi alergi,
luka ataupun penyakit terhadap tubuh manusia.
• Bakteri
• Infeksi virus HIV
• Debu organis atau jamur pada kain
• Butiran-butiran debu
• Serangga
92
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL
93
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL
94
IV. BAHAYA ERGONOMIS POTENSIAL
95
V. BAHAYA PROSEDUR KERJA POTENSIAL
Setiap penerabasan (jalan pintas) atau penyimpangan terhadap
peraturan dari prosedur kerja, misalnya: tidak mengikuti langkah
demi langkah Operation Guide atau JSA.
97
2. EVALUASI
- Hazards analysis.
- Risk assessment.
- Hazardous Operability Studies ( Hazops ) .
?
99
3. RENCANAKAN
Merupakan langkah-langkah yang harus di-ambil
untuk mencegah atau mengurangi akibat suatu
kecelakaan.
4. LAKSANAKAN
Kita kenal apa yang disebut hirarki pengontrolan potensi
bahaya (yang juga sebagai FILOSOFI KESELEMATAN
KERJA).
100
HIRARKHI PENGENDALIAN BAHAYA POTENSIAL
a. MENIADAKAN
b. MENGGANTI UNTUK MENURUNKAN TINGKAT BAHAYA
c. PENGENDALIAN SECARA TEKNOLOGI
d. PENGENDALIAN SECARA ADMINISTRASI
e. PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI ( APD/PPE )
101
a. MENIADAKAN BAHAYA POTENSIAL
Tindakan pertama yang merupakan PRIORITAS I.
Misalnya :
- Menanam/ mengubur pecahan kaca.
- Menumpulkan/ meratakan tonjolan yang tajam.
- Mengencerkan minyak hingga tidak bisa menyala.
102
b. SUBSTITUSI ( MENGURANGI TINGKAT BAHAYA )
Misalnya :
- Mengganti alat berbahan bakar bensin dengan solar.
- Mengganti gelas stiroform dengan plastik tahan panas.
- Mengganti gasket asbes dengan bahan yang lebih aman.
103
c. ENGINEERING CONTROL
Merupakan prioritas ke-tiga
Dengan pengontrolan teknis maka kemungkinan
terjadinya kecelakaan akibat keteledoran/ kelemahan
teknologi bisa dicegah.
Misalnya :
- Memasang barikade, pita kuning-hitam, dsb.
- Menurunkan posisi orifice hingga pekerja tidak perlu
memanjat. Atau membuat anjungan mini untuk orifice.
- Isolasi energi, pemasangan enclosure, dsb.
104
d. ADMINISTRATIVE CONTROL
105
e. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT
106
Pengendalian Resiko K3
PERLINDUNGAN
KEHANDALAN
(Mengurangi
Bahaya)
Modifikasi Alat/Mesin/Tempat
Perancangan Kerja yang Lebih Aman
SEBAB LANGSUNG
LEMAH KONTROL
SEBAB DASAR
KERUGIAN
INSIDEN
PRE CONTACT CONTACT POST
CONTROL CONTROL CONTACT
Pengembangan dan peninjauan sistem
Subsitusi & CONTROL
minimisasi Menerapkan
manajemen, pelatihan, penetapan
energi, rencana
program dan memeliharanya
barricade, penanggulangan
perbaikan darurat
permukaan objek
penyebab
5. MONITOR
Merupakan keharusan untuk meyakinkan apakah kebi-jakan-
kebijakan manajemen yang demikian bersungguh-sungguh
dalam upaya mencegah kecelakaan terhadap karyawan maupun
kontraktor telah dipatuhi sepe-nuhnya di lapanganatau tidak.
109
PEMBINAAN K3
Pembinaan K3, dapat dilakukan antara lain dengan :
A. Penyuluhan, dapat berupa :
- ceramah-ceramah K3
- pemasangan poster-poster K3
- pemutaran film/slide K3
B. Safety Talk (Toolbox Meeting)
Dilakukan setiap awal gilir kerja/shif
C. Safety Training
- Pelatihan penggunaan peralatan kesl. Kerja
- Pelatihan pemadam kebakaran
- Pelatihan pengendalian keadaan darurat
- Pelatihan P3K
PEMBINAAN K3, Lanjutan 1…….
D. Safety Inspection
- Inspeksi rutin
- Inspeksi berkala
- Inspeksi K3 bersama, dll
E. Safety Investigasi
Investigasi terhadap kejadian
berbahaya/hampir kecelakaan
F. Safety Meeting
Suatu pertemuan yang membahas hal-hal
yg berkaitan dgn permasalahan K3
G. Safety audit
H. Pemantauan Lingkungan Kondisi Kerja
PEMBINAAN K3, Lanjutan 2 ….
I. Penyedian Alat-Alat Perlengkapan K3
- Alat Pelindung Diri
- Alat Perlengkapan K3
J. Organisasi K3
K. Program K3 Tahunan
Berguna sbg evaluasi pelaksanaan K3 yang
telah diterapkan (dpt sbg monitoring)
Unsur-unsur program K3 :
- Kebijakan/Policy K3
- Tanggung Jawab K3
- Rasa Keterlibatan
- Motivasi
PEMBINAAN K3, Lanjutan 3…….
Sedangkan komponen program K3, terdiri :
1. Program pelatihan observasi K3
2. Program JSA
3. Inspeksi terencana
4. Inspeksi bersama
5. Pertemuan K3
6. Pelatihan K3
7. Audit K3
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances Flammable • Ergonomics
Explosive Accidental • Psychosocial
Combustible release
Corrosive
2. Konsekuensi Minor 2. Konsekuensi
• Accident Injuries Mayor • Terpapar kontak penyakit
Fatal mendadak, menahun, kanker dan
Assets Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
3. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd • Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset, • Work hours urgent (laten)
tools fatality • PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen • Pendidikan o Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak) • Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
• Karir lapangan + o Pengkajian resiko pendidikan o Utk memperkecil
kepaparan
pelatihan o Utk memperkecil
resiko
Alat Pelindung Diri (APD)
Kelengkapan
wajib yang
digunakan saat Pelindung Pelindung Mata dan Muka Pelindung
bekerja sesuai Kepala Pendengaran
dengan bahaya
dan resiko
kerja untuk
menjaga Pelindung Pelindung Tangan Pelindung Kaki
keselamatan Pernafasan
Jas Hujan
Pelindung
Tubuh
Sabuk
Makna Rambu Di Tempat Kerja
Tanda Sarana
Tanda Sarana Keselamatan,
P3K dan Tanda Sarana /
Darurat Fasilitas Umum
Kebakaran Evakuasi
Darurat
Label Kemasan Bahan Beracun Dan Berbahaya (B3)
Contoh
Contoh Label
Label Kemasan
Kemasan B3
B3
GHS
GHS (Globally
(Globally Harmonized
Harmonized System)
System) –
– UN
UN Pemicu Iritasi Gas Bertekanan Pencemar
(United Nations)
(United Nations) Lingkungan
Label Transportasi Bahan Beracun Dan
Berbahaya (B3)
Sumber
Sumber :: DOT
DOT (Department
(Department Of
Of
Transportation)
Transportation) Amerika
Amerika
Makna Label Dan Warna Perpipaan
LABEL
Gas Bertekanan.
PIPA
LABELLABEL
Bahan Mudah Terbakar.
PIPA
LABELLABEL Air Yang Dapat Diminum, Air
PIPA Pendingin, Air Umpan Boiler.
LABELLABEL Bahan Beracun & Korosif.
PIPA
LABELLABEL
Media Pemadam Kebakaran.
PIPA
LABEL LABEL
Bahan Mudah Menyala.
PIPA
Sumber
Sumber :: ANSI
ANSI (American
(American National
National Standards
LABEL
Standards Intitute)
Intitute) Amerika
Amerika
PIPA
Tanda Dan Makna Papan Informasi Di Tempat Kerja
Pengertian
Gangguan kesehatan baik jasmani maupun rohani yang
ditimbulkan dan atau diperparah karena aktivitas kerja
atau kondisi yang berhubungan dengan pekerjaan.
Contoh
Anthrax, Silicosis, Asbestosis, Low Back Pain, White
Finger Syndrom, dsb.
Faktor Penyebab
Biologi (Bakteri, Virus Jamur, Binatang, Tanaman) ; Kimia
(Bahan Beracun dan Berbahaya/Radioaktif) ; Fisik
(Tekanan, Suhu, Kebisingan, Cahaya) ; Biomekanik
(Postur, Gerakan Berulang, Pengangkutan Manual) ;
Psikologi (Stress, dsb).
Pencegahan
1.Pemeriksaan Kesehatan Berkala.
2.Pemeriksaan Kesehatan Khusus.
3.Pelayanan Kesehatan.
Kesehatan Kerja
Pengertian
Penyelenggaraan dan
pemeliharaan derajat yang
setinggi-tingginya dari kesehatan
fisik, mental dan sosial dari tenaga
kerja pada semua pekerjaan,
pencegahan gangguan kesehatan
pada tenaga kerja yang disebabkan
oleh kondisi kerjanya, perlindungan
tenaga kerja dari resiko akibat
faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan, penempatan dan
pemeliharaan tenaga kerja dalam
suatu lingkungan kerja yang sesuai
Sumber
dengan kemampuan fisik dan
Sumber :: Joint
Joint ILO-WHO
ILO-WHO Committee
Committee 1995
1995
psikologisnya, dan sebagai
kesimpulannya merupakan
penyesuaian pekerjaan kepada
manusia dan manusia kepada
pekerjaanya.
Kesehatan Kerja (Lanjutan)
Dasar Hukum
1.Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 8.
2.Permenakertrans 02/MEN/1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan
Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
3.Permenakertrans 1/MEN/1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja.
4.Permenakertrans 3/MEN/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja.
5.Kepmenaker 333/MEN/1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan
Penyakit Akibat Kerja.
6.Kepmenaker 51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
di Tempat Kerja.
7.Undang-Undang No 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara
Jaminan Sosial.
8.Permenaker 1/MEN/1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
9.Surar Edaran Menakertrans 01/MEN/1979 tentang Pengadaan Kantin
Kesehatan Kerja (Selesai)
Ruang Lingkup
1.Penyelenggaraaan pelayanan kesehatan kerja :
o Sarana.
o Tenaga (dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja, dokter
perusahaan dan paramedis perusahaan).
o Organisasi (pimpinan unit PKK, pengesahan penyelenggaraan
PKK).
2.Pelaksanaan pemeriksaan kesehatan kerja tenaga kerja (Awal,
Berkala, Khusus dan Purna Bakti)
3.Pelaksanaan P3K (Petugas P3K, Kotak P3k dan Isi Kotak P3K).
4.Pelaksanaan gizi kerja (pemeriksaan gizi dan makanan tenaga kerja,
kantin, katering pengelola makanan tenaga kerja , pengelola dan
petugas katering).
5.Pelaksanaan pemeriksaan syarat-syarat ergonomi.
6.Pelaksanaan pelaporan (Pelayanan Kesehatan Kerja, Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja, Penyakit Akibat Kerja)
PERKEMBANGAN
1949 : Gordon
1967 : Haddon
1970 : Frank Bird JR
1972 : Wigglesworth
1976 : Bird and Loftus
1978 : Petersen
1980 : Johnson
1985 : Bird and German
Logika Kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai sebab-akibat
(Domino Squen)
LACK OF BASIC
CONTROL CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE INSIDENT
CAUSES LOSSES
Penyebab Kecelakaan Kerja
Penyebab
Penyebab Penyebab Kecelakaan
Dasar
Tidak
Langsung Kerja Kerugian
Langsung
Teori
Teori Efek
Efek Domino
Domino –
– H.W.
H.W. Heinrich
Heinrich
( H.W. HEINRICH, 1931)
INJURY
ENVIRONMENT PERSON HAZARD ACCIDENT
(cedera)
SOCIAL
ENVIRONMENT
FAULT OF UNSAFE ACT /
PERSON UNSAFE
CONDITION
( FRANK BIRD JR, 1970 )
Lack of SYMPTOM
Control
ORIGIN CONTACT Loss