Anda di halaman 1dari 110

PEMBINAAN KELEMBAGAAN

DAN KEAHLIAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
DAN
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN &
KESEHATAN KERJA (P2K3)
NAMA : AHMAD ROMDHONI, ST.
NIP : 19760827 200903 1 001
INSTANSI : Pengawas Ketenagakerjaan
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang
STATUS : Berkeluarga 1 Istri 1 putra dan 1 putri
RIWAYAT PEKERJAAN :
1. PT. MOHANDAS OELOENG (Kontraktor) 2001 – 2009
2. PNS pada Disnakertrans Kota Semarang mulai 2009 - 2016
3. Pengawas KK Disnakertrans Prov Jateng 2017 sd skrg
(SATWASKER WILAYAH SEMARANG)

AlAMAT : Rumah
Jl. Bukit Kemuning VIII/562
Sendangmulyo - Semarang
Hp. 081326234057
dhonilila@gmail.com

Kantor
Jl. Ki Mangunsarkoro No. 21 Semarang
PENGERTIAN
Secara Etimologis :

Memberikan upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga


kerja dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan
selamat dan sehat dan agar setiap sumber produksi perlu
dipakai dan digunakan secara aman dan efisien

Secara Filosofi :

Suatu konsep berfikir dan upaya nyata untuk menjamin


kelestarian tenaga kerja dan setiap insan pada umumnya
beserta hasil karya dan budaya dalam upaya mencapai adil,
makmur dan sejahtera

Secara Keilmuan :

Suatu cabang ilmu pengetahuan dan penerapan yang


mempelajari tentang cara penanggulangan kecelakaan di
tempat kerja
PES. UAP & BEJ. TEKAN
PROT. KEBAKARAN

MEKANIK KESEHATAN TENAGA KERJA


LISTRIK
KONST. BANG
LINGKUNGAN KERJA

KESELAMATAN KERJA KESEHATAN KERJA

NORMA KERJA
K3 DAN JAMSOSTEK

KETENAGAKERJAAN
1. Peraturan K3 Periode Tahun 1847 s.d 12 januari 1970
• Tahun 1847 , Hindia Belanda melakukan pengawasan penggunaan mesin uap,
keselamatan ditujukan pada K3 belum pada rakyat Indonesia.

• 28 Pebruari 1852 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan staatblad no. 20


tentang Keselamatan kerja pemakaian mesin uap.

• Veiligheid Reglement (VR) tahun 1910 Staatblad No 406 tentang keselamatan


kerja pemakaian diesel dan listrik di industri pengolahan.

• Stoom Ordonantie dan stoom Verordening Tahun 1930 (Stbl No. 225 dan Stbl
N0. 225) tentang keselamatan pemakaian pesawat uap ( sampai saat ini
diterjemahkan menjadi UndangUndang dan Peraturan Uap).

5
•Undang-Undang Penimbunan dan Penyimpan Minyak tanah dan bahan-
bahan cair lainnya yang mudah menyala (stbl 1927 No. 99.

•Ordonantie menyangkut minyak tanah tahun 1927 (Stbl 1927 No. 214)

•Loodwit Ordonnantie, Stbl No. 509 tahun 1931, yang mengatur


pengawsan terhadap bahan yang mengandung racun (pabrik cat, accu,
percetakan dll)

•Vuurwerk Ordonantie dan Vuurwerk Verordening Stbl. No. 143 dan no. 10
tahun 1932 dan tahun 1933, mengatur pengawasan terhadap pelaksanaan
undang-undang dan peraturan petasan.

6
• Industrienbaan Ordonantie dan Industriebaan Verordening Stbl. No.
595 dan No. 29 Tahun 1938 dan tahun 1939 tentang pengawasan
terhadap jalan kereta api, loko dan gerbongnya yang diginakan
sebagai alat angkut selain PJKA.

• Retribusi Ordonantie Stbl No. 424 tahun 1940 dan Retributie


Vorerdening Stbl No. 425 tahun 1940.

• Undang No. 10 Tahun 1961 tentang Penetapan Peraturan pemerintah


pengganti Unndang No. 1 thaun 1962 Tentang barang (Lembaran
Negara No. 251 tahun 1961)

• Peraturan Khusus (peraturan pemberlakuan peraturan Belanda di


Indonesia)

7
• Peraturan-Peraturan Khusus :
• Peraturan khusus Direktur pekerjaan Umum No. 119966/Swt.
• Peraturan Khusus AA untuk P3K
• Peraturan Khusus BB tentang Instalasi listrik arus kuat dalam pabrik,
bengkel dan bangunan (dicabut)
• Peraturan khusus CC mengenai pabrik gula
• peraturan khusus DD untuk Bejana berisi dengan udara yang dikempa
dan dipergunakan utnuk menggerakkan motor bakar (dicabut)
• Peraturan khusus EE mengenai perusahaan, pabrik dan bengkel yang
menggunakan bahan mudah terbakar (dicabut)
• Peraturan Khusus FF mengenai perusahaan, bengkel yang membuat,
memakai gas dalam botol baja (dicabut)

8
• Peraturan khusus :
• Peraturan khusus mengenai instalasi untuk memproyektor gambar
bayang-bayang dalam gambar.
• Peraturan khusus HH mengenai perusahaan, pabrik dan tempat kerja
yang mengolah timah kering.
• Peraturan khusus II mengenai instalasi untuk pembuatan as karbit bagi
keperluan-keperluan teknik (dicabut)
• Peraturan khusus KK mengenai pabrik dan tempat kerja yang mengolah
bahan yang mudah meledak (dicabut)
• Peraturan khusus LL mengenai usaha keselamatan kerja untuk pekerjaan
dalam tangki apung.
• Peraturan khusus NN mengenai perusahaan dan pabrik yang membuat
gelas atau barang-barang dari gelas.
• Peraturan terhadap penggunaan phospos putih Stbl. 1912 No. 275.

9
• Ketentuan tentang pengangkutan obat peledak, dan bahan petasan dengan
kereta api (Stbl. No. 501 Tahun 1907)
• Penetapan pelarangan bagi pembuatan import, mempunyai, mengangkut
dan menjual kereta api yang mengandung phospor putih.
• Ketetapan tentang pemasangan dan pemakaian jaringan saluran listrik di
Indonesia (stbl. 1927-1890 N0. 190)
• Aturan bekenaan dengan mnyimpan, menimbun dan memiliki minyak tanah
dan semacam zat-zat cair yang mudah menyala 9stbl. 1927 No. 200 terakhir
dirobah stbl 1940 No. 150) (dicabut)
• Ketetapan umum tentang jalanan kereta api dan trem (ABST tahun 1927)
Stbl 1927 N0. 25B Jo stbl 1928 No. 415)
• Peraturan jalanan kereta api trem (Stbl 1928 N. 202)
• Peraturan Menteri No. 7/PMP/1964 tentang syarat-syarat kesehatan,
kebersihan dan penerangan di tempat kerja.
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I No. 65 tahun 1969 tentang
penyelenggaraan kursus/latihan kader keselamatan kerja.

10
2. Peraturan K3 periode 12 Januari 1970 s.d. sekarang
• UU no. 1 tahun 1970 menggantikan VR 1910
• Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1973 tentang pengaturan dan
pengawasan keselamatan kerja di bidang pertambangan
• PP No. 07 Tahun 1973 tentang pengawasan atas peredaran,
penyimpanan dan penggunaan pestisida.
• PP No. 11 tahun 1975 tentang keselamatan dan kesehatan kerja radiasi
• PP No. 11 tahun 1979 tentang keselamatan kerja pada pemurnian dan
pengolahan miyak dan gas bumi.
• Peraturan Pelaksana UU No. 1 tahun 1970
• Peraturan-Peraturan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja.

11
PARADIGMA PENGAWASAN K3
1996 SMK3-Permenaker No.05/1996
1994 Fihak III PJK3-Permenaker No.04/1995
1992 Ahli K3-Permenaker No.02/1992

1988 PJIT Uap-Kepmenaker No.1261/1988


1987 P2K3-Permenaker No.04/1987
1970 UU No.1/1970

Era VR 1910 Proses transformasi dari


Pengawasan /inspeksi rawing ke steering
langsung oleh Pem. Privatisasi inspeksi K3
Stakeholder K3
Era Undang-undang Keselamatan Kerja No.1/1970
Paradigma K3
2012 SMK3 PP NO. 50 TAHUN 2012
2003 UU No.13/2003

1996 SMK3 PerMen. 05/1996

1995 Fihak III PJK3 PerMen.04/1995

1992 AHLI K3 PerMen. 02/1992

1988 PJIT Uap KepMen. 1261/1988

1987 P2K3 PerMen. 04/1987

1970 UU NO. 1 /70


1969 Era VR 1910
1947
1945 Direct
Proses transformasi dari rawing
1910 Inspectoin ke steering
PRIVATISASI
Stakeholder K3
Era Undang-undang Keselamatan Kerja No.1/1970
Pekerja Buruh MANAGEMENT Health and Safety
Representative

Identifikasi bahaya

Penilaian risiko
Inspeksi
Review
Pengendalian risiko Koreksi
Audit
Eliminasi Evaluasi
Substitusi
Pengendalian
SEKILAS Rekayasa
Pengendalian
TENTANG Administrasi
MANAJEMEN
APD
RISIKO

Implementasi
KELEMBAGAAN K3
• Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
• Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Perusahaan Jasa K3
• Dewan K3 Nasiomal (DK3N)

• Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja (A2K3)


• Asosiasi Ahli K3 Konstruksi (A2K4)
• Ikatan Ahli Keselamatan Kerja Indonesia (IAKI)
• Asosiasi Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
• Asosiasi Perusahaan Inspeksi Teknik Indonesia (APITINDO)
• Lembaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja Indonesia (LK3I)
• Himpunan Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja
(HIPERKASI)
• Ikatan Dokter Kesehatan Kerja Indonesia (IDKI)
• Persatuan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI)
• Konsil Nasional K3 Indonesia (KNKI)
PROFESI K3
• Ahli K3 Umum
• Ahli K3 Pesawat Uap dan Bejana Tekan
• Ahli K3 Pesawat Angkat (Crane)
• Ahli K3 Konstruksi
• Ahli K3 Kimia
• Ahli K3 Penanggulangan Kebakaran
• Ahli Radiografi
• Inspektur Las (WI)
• Operator Pesawat Uap/Crane/Forklift/Lift
• Petugas Kebakaran
• Petugas K3 Kimia
Kebijakan Unit Pengawasan JEJARING KERJA
UU No.13/2003 Kab/Kota
BNSP
Departemen
UU No.1/1970
Propinsi Terkait
UU No.21/2003
Pusat
BSN Internal
UU No.32/2005 Terwujudnya Pengawasan Ketenagakerjaan
Secara Mandiri (Independent), Tidak Depnakertrans
PMP No.14/1957 dgn Lembaga Memihak, (Fair Treatment), Profesional dan
perubahannya PMP Hyperkes Seragam (Equal Implementation) BPJS
di Seluruh Indonesia
No.7/1965
Perguruan
DK3N Tinggi
Kep.Men No.155/1984
Kebijakan
P2K3
Per.Men No.04/1987
Lembaga
Auditor SMK3 Per.Men No.05/ 1996
Pengawasan
PJK3 Inspeksi
SDM Pengawasan UU No.13/2003
Per.Men No.04/1995 Pengawas UU No.1/1970
PJ Diklat K3 Ketenaga
UU No. 24/2011
Strategi kerjaan
UU No.21/2003
Asosiasi K3 1. Peningkatan kerjasama dengan instansi
Korwas UU No.32/2005
terkait baik dalam manupun luar negeri
AD/ART Profesional 2. Pengembangan budaya dan etos kerja PPNS UU No. 8/1981
K3 3. mitra kerja (Stake Holder) dalam
pengawasan ketenagakerjaan
PP. No 19/1974
4. Pemantapan sistem pengawasan Per.Men No.04/1987
Keppres No. 12/2001
KAN ketenagakerjaan Ahli K3
Keppres No. 59/2002 5. Pengembangan strategi dan program Per.Men No.02/ 1992
dalam rangka pencapaian penanganan
JARAK substansi teknis Pengawasan
Ketenagakerjaan .
AD/ART
LSM (anak)
PANITIA PEMBINA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(P2K3)
BAB I

UU No. 1 Tahun 1970


TENTANG ISTILAH-ISTILAH
Pasal 1.
3. …pengusaha ialah ;

a. Orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha miliki sendiri untuk
keperluan itu menggunakan tempat kerja;

b. Orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalan sesuatu usaha
bukan miliknya untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja.

c. Orang atau badan hukum yang di Indonesia mewakili berkedudukan diluar


Indonesia.

4. …direktur” ialah pejabat yang ditunjuk oleh MenteriTenaga Kerja untuk melaksanakan
undang-undang ini.

5. …pegawai pengawas” ialah pegawai tehnis berkeahlian khusus dari Departemen


Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja;

6. …Ahli keselamatan kerja” ialah tenaga kerja tehnis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditujuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk mengawasi
ditaatinya Undang-undang ini.
20
(3) Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut
dalam ayat (1) dan (2) ; denagn peraturan perundangan ditetapkan
siapa yang berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat - syarat
keselamatan tersebut.

BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5
(1) Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap undang-undang ini,
sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatn kerja
ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya
Undang-undang ini dan membantu pelaksanaannya.
(2) Wewenang dan kewajiban direktur, pegaawai pengawas dan ahli
keselamatan kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini dg peraturan
perundangan
UU No. 1 Tahun 1970 21
SISTEM KELEMBAGAAN PENGAWASAN K3
UU No. 1 TAHUN 1970

Pasal 5
MENAKER

DIREKTUR

PEG. AHLI
PENGA DOKTER P2K3
K3 PRSH
WAS

KANDEP LUAR - POLI PRSH Perusahaan


DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJIT
UU No. 1 Tahun 1970
BAB VI PEMBINAAN
Pasal 10 UU KK No.1 Tahun 1970
MENAKER
DIREKTUR

PEG. AHLI PANITIA


PENGA
K3 BANDING
RETRIBUSI DOKTER
PRSH
P2K3
WAS

• DEP/DINAS • LUAR • POLI. PRSH • PRSH


DEPNAKER •JASA KESEH

• PEMERINTAH • SWASTA - INDUSTRI


- JASA ----PJIT
P2K3
Organisai bipartit di tingkat perusahaan yang
dibentuk sebagai wadah kerjasama antara unsur
pimpinan perusahaan dan tenaga kerja dalam
menangani masalah K3 di perusahaan

TUGAS Memberikan saran dan


POKOK pertimbangan di bidang
K3 kepada pengusaha/
pengurus tempat kerja
(diminta maupun tidak)
P2K3
(Panitia Pembina K3)
 Untuk meringankan beban tugas
pengusaha/pengurus khususnya dalam
bidang K3, perlu dibentuk P2K3.
 P2K3 adalah wadah kerjasama antara
unsur pimpinan perusahaan dan tenaga
kerja dalam menangani masalah K3 di
perusahaan.
SUSUNAN P2K3
P2K3  Meningkatkan komitmen
pimpinan perusahaan
Latar Belakang  Mempercepat birokrasi
 Mempercepat pengambilan
keputusan
 Pengawasan tidak langsung

MANFAAT  Mengembangkan kerjasama bidang K3


 Meningkatkan kesadaran dan
partisipasi tenaga kerja terhadap K3
 Forum komunikasi dalam bidang K3
 Menciptakan tempat kerja yang nihil
kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Ketentuan Umum
 Setiap tempat kerja dengan kriteria tertentu pengusaha/pengurus
wajib membentuk P2K3.
 Keanggotaan P2K3 bersifat Bipartit terdiri dari unsur pengusaha
& pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
anggota.
 Ketua P2K3 adalah Pemimpin Perusahaan.
 Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 dari perusahaan yang
bersangkutan.
 P2K3 dibentuk oleh pengusaha atau pengurus dan disahkan oleh
Menteri Tenaga Kerja.
 Menyampaikan laporan kegiatan P2K3 sekurang-kurangnya 3
bulan sekali kepada Menteri.
EFEKTIVITAS P2K3 ?
• Agar setiap TK terjamin
keselamatannya u/ kesra
Tujuan hidup & meningkatkan
produksi kerja serta
produktivitas nasional
• Agar orang lain yg berada
di tempat kerja terjamin
keselamatannya
• Agar sumber produksi
dapat dipakai secara
aman & efisien
DASAR 1. Pasal 10, Undang-undang
HUKUM No. 1 tahun 1970 jo.
Per.Menaker No. PER-
04/MEN/1987
TENTANG
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SERTA
TATA CARA PENUNJUKAN AHLI KESELAMATAN KERJA

1. Kep.Menaker No.
Kep.155/MEN/1984
PENYEMPURNAAN KEPUTUSAN
MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR KEP.125/MEN/82,
TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN DAN TATA KERJA DEWAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA NASIONAL, DEWAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA WILAYAH DAN PANITIA PEMBINA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Fung • Menghimpun dan mengolah data K3
• Membantu, menunjukan dan menjelaskan :
si  Faktor bahaya
 Faktor yang mempengaruhi efisiensi dan prod’s
 APD
 Cara dan sikap kerja yang benar dan aman

• Membantu pengusaha atau pengurus :


 Mengevaluasi cara kerja, proses danlingkungan kerja
 Melakukan tindakan koreksi dan alternatif
 Mengembangkan sistem pengendalian bahaya
 Mengevaluasi penyebab kec. dan PAK
 Mengembangkan penyuluhan dan penelitian
 Pemantauan gizi kerja dan makanan
 Memeriksa kelengkapan peralatan K3
 Pelayanan kesehatan tenaga kerja
 Mengembangkan lab. dan interpretasi hasil pemeriksaan
 Menyelenggarakan administrasi K3
• Membantu menyusun kebijakan manajemen
K3 dan pedoman kerja
Fungsi

•Mendorong peningkatan
-Penyuluhan K3
-Inspeksi K3
-Latihan K3
-Penilitian K3 dalam bidang keselamatan
kerja, higiene perusahaan, kesehatan
kerja, ergonomi dan lingkungan kerja
ORGANISASI P2K3
● Sifat; Fungsional & Periodik
● Bentuk disesuaikan dengan :
- Kebutuhan
- Struktur organisasi perusahaan
● Syarat pembentukan
- Jumlah tenaga kerja > 100 orang
- Jumlah tenaga kerja < 100 orang dengan tingkat
bahaya besar
- Jumlah tenaga kerja < 100 orang dalam kelompok
individu kecil
● Dibentuk oleh pengusaha/pengurus dan disahkan
oleh Menteri Tenaga Kerja.
Organisasi P2K3…
 Syarat Keanggotaan :
- Jumlah tenaga kerja > 100 orang, maka jumlah anggota sekurang-
kurangnya 12 orang, terdiri 6 orang mewakili pengusaha/pengurus
dan 6 orang mewakili tenaga kerja.
- Jumlah tenaga kerja antara50 – 100 orang, maka jumlah anggota
sekurang-kurangnya 6 orang, terdiri dari 3 orang mewakili
pengusaha/pengurus dan 3 orang mewakili tenaga kerja.
- Jumlah tenaga kerja < 50 orang dengan takut bahaya, maka jumlah
anggota sekurang-kurangnya 6 orang, terdiri 3 orang mewakili
pengusaha/pengurus dan 3 orang mewakili tenaga kerja.
- Jumlah tenaga kerja < 50 orang dalam kelompok individu kecil,
maka jumlah anggota sekurang-kurangnya 6 orang yaitu mewakili
perusahaan.
• Safety meeting
• Inventarisasi permasalahan K3
• Indentifikasi dan inventarisasi sumber bahaya
• Penerapan norma K3
• Inspeksi/ safety patrol
• Penyelidikan dan analisa kecelakaan
Progra • Pendidikan dan latihan
• Prosedur dan tata cara evakuasi
m Kerja • Catatan dan data K3
• Laporan pertanggungjawaban
P2K3 • Penelitian
• Rekomendasi K3
• Pelaporan Kecelakaan
• Program Audit K3
Program Kerja P2K3
 Mengevaluasi cara kerja, proses & lingkungan kerja.
 Menentukan tindakan koreksi dengan alternatif terbaik.

 Mengembangkan sistem pengendalian bahaya terhadap K3.

 Mengevaluasi penyebab timbulnya kecelakaan, penyakit akibat kerja serta


mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
 Mengembangkan penyuluhan & penelitian di bidang keselamatan kerja,
higiene perusahaan, kesehatan kerja & ergonomi.
 Melaksanakan pemantauan terhadap gizi kerja & menyelenggarakan makanan
di perusahaan.
 Memeriksa kelengkapan peralatan keselamatan kerja.

 Mengembangkan pelayanan kesehatan tenaga kerja.

 Mengembangkan lab K3, melakukan pemeriksaan lab & melaksanakan


interpretasi hasil pemeriksaan.
 Menyelenggarakan administrasi keselamatan kerja, higiene perusahaan &
kesehatan kerja.
RAPAT P2K3
Rapat P2K3 diadakan dengan para wakil bagian P2K3 dari setiap
bagian/unit kerja yang ditunjuk sebagai anggota P2K3.
Rapat P2K3 minimal dilaksanakan setiap bulan.
Rapat tersebut akan membahas antara lain :
 Masalah K3 yang diperoleh oleh para karyawan yang belum
selesai dipecahkan.
 Tindak lanjut hasil penyelidikan kecelakaan/insiden yang
terjadi di pabrik dan sekitarnya.
 Tindak lanjut hasil inspeksi/patroli dan audit yang dilakukan
periode sebelumnya.
 Peninjauan ulang program K3, Lindungan Lingkungan

 Kebutuhan pelatihan dan kompetensi para personil.

 Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3 dan Lingkungan.


PEMBINAAN

• INTERN • EKSTERN
- Personil - Seminar
- Program - Lokakarya
- Operasional - Kursus
- Study Tour

• DEPNAKER
- Kunjungan Pegawai Pengawas
- Monitoring laporan
PERAN AHLI K3

◊ Sebagai sekretaris pada P2K3 di lini fungsional.

◊ Memfollow up rekomendasi atau saran dan


perkembangan yang telah disepakati kedua
belah pihak di lini struktural.
KEWAJIBAN DAN WEWENANG AHLI K3

ө KEWAJIBAN AHLI K3
- Membantu mengawasi pelaksanaan peraturan
perundang-undangan K3 sesuai dengan bidang yang
ditentukan.
- Memberikan laporan kepada Menteri atau pejabat yang
ditunjuk sesuai keputusan penunjukannya yaitu tiap 3
bulan atau ditentukan lain bagi Ahli K3 Umum serta setiap
selesai memberikan jasa bagi Ahli K3 yang berada pada
perusahaan jasa.
- Merahasiakan segala keterangan tentang rahasia
perusahaan/instansi yang di dapat berhubungan dengan
jabatannya.
ө WEWENANG AHLI K3
- Memasuki tempat kerja sesuai dengan penunjukan.
- Meminta keterangan dan atau informasi mengenai
pelaksanaan syarat-syarat K3 di tempat kerja sesuai sengan
penunjukan.
- Memonitor, memeriksa, menguji, menganalisa, mengevaluasi
dan memberikan persyaratan serta pembinaan K3 yang
meliputi :
• Keadaan dan fasilitas tenaga kerja
• Keadaan mesin, pesawat, alat-alat kerja, instalasi serta peralatan
lainnya
• Penanganan bahan-bahan
• Proses produksi
• Sifat pekerjaan
• Cara kerja
• Lingkungan kerja
OUT COME P2K3

• Rekomendasi K3
• Laporan
Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Kepada Yth.:
Perusahaan : Pimpinan Perusahaan ………
Alamat :

Rekomendasi

Kemungkinan
No. Bahaya Potensial Rekomendasi
Kecelakaan

1 2 3 4

Tembusan kepada Yth.: …………., tanggal-bulan-tahun

1. Kadisnaker …… Ketua P2K3

…………………………..
Panitia Pembina Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
Kepada Yth.:
Perusahaan : Ka.Disnaker ………
Alamat :

LAPORAN

No. Tanggal Kegiatan Keterangan

1 2 3 4

Tembusan kepada Yth.: …………., tanggal-bulan-tahun

1. Pimpinan Perusahaan …… Ketua P2K3

…………………………..
REKOMENDASI
Adalah saran pertimbangan kepada
pihak-pihak yang terkait
Sifat rekomendasi :
 Tidak mengikat
 Tidak dapat memaksa

Recommendation (Oxford dictionary) berarti mengatakan yang baik


kepada orang lain atau pernyataan/dokumen tentang sesuatu kepada
seseorang agar dapat mempertimbangkan dengan baik
REKOMENDASI
Lembaga K3 yang diberikan tugas
untuk memberikan rekomendasi K3
oleh ketentuan peraturan :
 Dewan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/DK3N
 Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Wilayah/DK3W
 Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan
Kerja/P2K3
REKOMENDASI
Dalam pasal 2 Kep. Menaker No. Kep.155/MEN/1984
tentang Pembentukan, Susunan dan Tata Kerja DK3N,
DK3W dan P2K3, disebutkan tentang Tugas Pokok nya :
a. DK3N sebagai suatu badan pembantu di tingkat
nasional ialah memberikan saran-saran dan
pertimbangan baik diminta maupun tidak kepada
Pemerintah cq. Menteri Tenaga Kerja;
b. DK3W…
c. P2K3 sebagai suatu badan pembantu di tempat kerja
memberikan saran-saran dan pertimbangan, baik
diminta maupun tidak kepada pengusaha/pengurus
tempat kerja ybs. jo. pasal 4 ayat (1) Per.Menaker No.
Per-04/MEN/1987
KAPAN
REKOMENDASI
DIBERIKAN ?
LAPORAN

 Apa yang dilaporkan (substaansi/isi)


 Kepada siapa melaporkan (tepat
sasaran)
 Siapa yang melaporkan (konpeten)
 Kapan melaporkan (tepat waktu)
LAPORAN KECELAKAAN
Alasan keengganan pekerja melaporkan kecelakaan :
1. Takut tindakan disiplin/teguran – tidak mengijinkan
seseorang u/ memberikan berita buruk
2. Khawatir akan reputasi (record-spoiling)
3. Birokratis
4. Takut diobati atau tidak menyukai petugas medik
5. Menghindari terhentinya pekerjaan
6. Ingin menjaga catatan pribadi yang bersih atau
khawatir catatan penilaian negatif (konduite)
7. Menghindari pertanyaan
8. Melindungi tingkah laku orang lain
9. Tidak memahami pentingnya laporan kecelakaan
10. Dianggap tidak ada manfaatnya
Principles of OSH, NSC
LAPORAN KECELAKAAN
Barriers to Reporting : why incidents are not reported
1. Fear : afraid of being reprimanded
2. Red-tape : make it easy to report, leave the complex
process to recordables
3. Inexperiences : educate people so that they take the
necessary action. The attitude of “nothing serious
happened” come from inexperience
4. Embarrassment : “what will they say if I report it”
5. Record-spoiling : when there’s only 1 day left in the
contest (zero accident awarding)
6. Repercussions : change the emphasis from number of
accident reported to quality of work safety, etc.
7. No feedback : individuals identify concerns, but nothing
is done.
Principles of OSH, NSC
LAPORAN KECELAKAAN
SOLUSI :
1. Pendidikan K3
2. Penghargaan (rewards of reporting all
incident)
3. Simplifikasi sistem laporan
4. Beri perhatian kpd setiap usaha untuk
memperbaiki sistem laporan
5. Beri respon/tanggapan setiap temuan
faktor penyebab kecelakaan
6. Tindak lanjuti saran tindakan koreksi yang
diberikan
LAPORAN KECELAKAAN

LAPORAN EFEKTIF
 berisi temuan faktor penyebab kec. yang tepat
 dapat membantu rencana perbaikan dg tepat & efektif

Laporan dapat efektif bila investigasi kec. dilakukan dg


optimal

ref. Per. Menaker No. Per-03/MEN/1996


ttg Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan
INVESTIGASI KECELAKAAN

INVESTIGASI KECELAKAAN YANG BAIK


a. Mengungkap data & fakta secara
maksimal
b. Mengumpulkan informasi maksimal
c. Menarik kesimpulan sacara tepat
TINDAKAN PERBAIKAN
1) Buat sebanyak mungkin alternatif tindakan
koreksi. Satu atau dua saran tidak dpt
memberikan upaya pencegahan secara
maksimal. Tindakan perbaikan dpt dilakukan
terhadap : peralatan, lingkungan kerja, pekerja,
manajemen.

2) Saran pendapat dr pekerja.


Saran dr pekerja waktu interview biasanya kritis.
ybs memperhatikan kondisi dan situasinya dari
waktu ke waktu dan sering memberikan yang
terbaik, biaya murah dan mudah dilaksanakan
TINDAKAN PERBAIKAN
3) Evaluasi tindakan prioritas dari rekomendasi
yang ada dengan pertimbangan :
 Efektif (efectiveness)
 Murah (low-cost)
 Dapat dilaksanakan (feasible)
 Yakin akan berhasil (reliable)
 Dapat diterima (acceptable)
 Bermanfaat meningkatkan produktivitas
(effect on productivity)
 Waktu yg dibutuhkan u/ menerapkan (time
required to implement)
KEBIJAKAN PEMBINAAN
AHLI KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
LATAR Penjelasan pasal 1 ayat (6)
BELAKANG UU NO. 1 TAHUN 1970:
 desentraliasi pelaksanaan pengawasan
 diataati UU secara meluas
 terjaminnya pelaksanaan secara seragam
diseluruh Indonesia
 perlu staf tenaga pengawasan :
*  cukup
* berkualitas
 tidak dapat dari Depnakertrans sendiri
 wewenang Menteri untuk menunjuk Ahli
K3 di :
* instansi pemerintah
* swasta
DASAR  Pasal 1 ayat (6) dan Pasal 5 UUKK No.1
Tahun 1970
HUKUM  Pasal 13 ayat (2); 14 ayat (1) dan 25 UU
Uap 1930
 Pasal 30 Per.Uap Tahun 1930
 Pasal 3 ayat (2) Per.Menaker No.
04/MEN/1987
 Per.Menaker No.Per-02/MEN/
1992
 Pasal 6; 7 huruf f ; 8 ayat (2) huruf h
dan I, (3); 15 Per.Menaker No.
04/MEN/1995
PENUNJUKAN AHLI K3
Pasal 2 Per.Menaker No.02/MEN/1992

MENAKER

DIRJEN BINAWAS

AHLI K3
PERUSAHAAN
PERUSAHAAN JASA k3

TK > 100 orang


TK < 100 orang dengan :bahan,proses,alat,instalasi - resiko besar
TATA CARA Persyaratan (Ps.3 Bab II)
PENUNJUKA
N AHLI K3  S 1 + pengalaman 2 tahun
 SARMUD +pengalaman 4
tahun
 Sehat
 Kelakuan baik
 Bekerja penuh
 Lulus seleksi Tim Penilai
MEKANISME PENUNJUKAN AHLI K3

SK
PERMOHONAN MENAKER
PENUNJUKAN
Ps. 4 cq. Dirjen Binawas
Ps. 7

• 3 tahun
TIM PENILAI • dapat diperpanjang
Ps. 5,6 • dapat dicabut
MEKANISME PENUNJUKAN AHLI K3

PERMOHONAN
MENAKER cq.
TERTULIS
DIRJEN Binawas
Ps.4 (1)

Lampiran Ps.4 (2) TIM PENILAI


a. C.V Ps.6
b. Pengalaman K3
c. Ket.Sehat (1) Syarat administrasi
d. Ket.Psikotest (2) Kemampuan teknis *
e. Ket.Kelakuan baik
f. Pernyataan bekerja penuh
g. FC ijasah/STTB PERTIMBANGAN
h. Sertifikat diklat K3 Ps.5 (1)
i. Pas Foto (berwarna)
MEKANISME KEMAMPUAN TEKNIS Ps.6 ayat (2)
PENUNJUKAN
AHLI K3
 Identifikasi
 Evaluasi
 Pengendalian
masalah-masalah K3
PERPANJANGAN SESUAI PROSEDUR Ps.4 ayat (1),(2)
PENUNJUKAN • FC SK Penunjukan
AHLI K3 - Ps. 7
• Evaluasi pengurus/
pimpinan
• Rekapitulasi laporan

 Tim Penilai dapat menguji kembali


PENCABUTAN (1) Tidak berlaku :

SK - Ps. 8 • mutasi
• mengundurkan diri
• meninggal dunia

(2) Dicabut :
• melanggar peraturan K3
• kesalahan
• membuka rahasia
KEWAJIBAN Kewajiban (Ps. 9) :
DAN  melaksanakan SK
WEWENANG  melapor ke Menaker cq. Dirjen Binawas
- BAB III o P2K3 : 3 bulan;
o PJK3 : setiap pemeriksaan

 tembusan laporan :
o Disnaker setempat;
o Propinsi
o Dir.PNKK
KEWAJIBAN
DAN Wewenang (Ps. 10) :
WEWENANG  memasuki tempat kerja
- BAB III  meminta keterangan
 memonitor,memeriksa,menguji,menganalisis,
 mengevaluasi,memberi syarat,pembinaan K3 :
o keadaan & fasilitas keja;
o keadaan mesin pesawat,alat-alat kerja, instalasi,
peralatan;
o penanganan bahan;
o proses produksi;
o sifat pekerjaan;
o cara kerja;
o lingkungan kerja;
LAPORAN AHLI K3 - Ps. 9

1. Laporan Rencana Pemeriksaan


2. Persetujuan Kegiatan
PENGAWAS
SPESIALIS
AHLI K3
3. Laporan Kegiatan

4. Ijin, Pengesahan, Sertifikat


ISI LAPORAN  JADWAL PEMERIKSAAN
RENCANA  OBYEK PEMERIKSAAN
PEMERIKSAA  METODE PEMERIKSAAN
 STANDAR/PEDOMAN TEHNIS (ref.)
N
 SARANA/ALAT BANTU :
- merk alat
- nomor serie
- tahun pembuatan
- kalibrasi terakhir
CONTOH :

SERTIFIKAT AHLI K3 KIMIA

depan
CONTOH :

SERTIFIKAT AHLI K3 KIMIA

belakang
CONTOH :

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


AHLI K3 KIMIA

depan
CONTOH :

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


AHLI K3 KIMIA

belakang
CONTOH :

SERTIFIKAT PETUGAS K3 KIMIA

depan
CONTOH :

SERTIFIKAT AHLI K3
PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

depan
CONTOH :

SERTIFIKAT AHLI K3
PESAWAT UAP DAN BEJANA TEKAN

belakang
CONTOH :

SERTIFIKAT AHLI K3 UMUM

depan
CONTOH :

SERTIFIKAT AHLI K3 UMUM

belakang
CONTOH :

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


AHLI K3 UMUM

depan
CONTOH :

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN


AHLI K3 UMUM

belakang
KEBIJAKAN PEMBINAAN
PERUSAHAAN JASA
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
( PJK3 )
LATAR
BELAKANG

 Untuk menangani K3 tidak harus oleh


pemerintah sendiri

 Privatisasi K3 memberikan peluang


kesempatan kerja dan meningkatkan
profesionalisme K3
LATAR
BELAKANG
 Dalam perdagangan internasional fasilitas
pemeriksaan/pengujian yang dilakukan
pemerintah dianggap subsidi dan tidak
netral

 Pengguna jasa pemeriksaan/ pengujian


terhindar dari beban psikologis

 Kep.Men. 1261/1988 tentang PJIT pesawat


uap tidak sesuai lagi
PENGERTIAN

PJK3 : Perusahaan yang


usahanya dibidang K3
untuk membantu
pelaksanaan pemenuhan
syarat - syarat K3 sesuai
dengan peraturan
perundangan
PENGERTIAN
 Pemeriksaandan pengujian teknik
adalah riksa-uji yang dilakukan
pada keadaan mesin, pesawat, alat,
peralatan kerja, bahan, sifat
pekerjaan, cara kerja,proses
produksi

 Pemeriksaan dan pengujian


kesehatan kerja adalah
 pemeriksaan yang dilakukan
terhadap kesehatan tenaga kerja
dan lingkungan kerja
DASAR  Pasal 3 dan 4 UUKK No. 1 Tahun1970
HUKUM  Pasal 20 ayat (1) UU Uap 1930
 Per.Menaker No. o2/MEN/1992
 Per. Menaker No.Per-04/MEN/
1995 => PERUSAHAAN JASA
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA
RUANG LINGKUP Ps. 3
 Konsultan
 Fabrikasi, Pemeliharaan, Reparasi,
Instalasi Teknik K3
 Pemeriksaan dan pengujian
 Pemeriksaan/Pengujian dan atau
Pelayanan Kesehatan Kerja
 Audit K3
 Pembinaan K3
JENIS  PJK3 Riksa-Uji Teknik :
 Pes.Uap dan Bejana Tekan
 Listrik
KEGIATAN  Penyalur Petir dan Peralatan
Elektronik
Ps. 4  Lift
 Instalasi Proteksi Kebakaran
 Konstruksi Bangunan
 Pesawat Angkat dan Angkut
 Pesawat Tenaga dan Produksi
 DT dan NDT

 PJK3 Riks-Uji dan atau Pelayanan Kesehatan Kerja :


 Kesehatan Tenaga Kerja
 Lingkungan Kerja
PERSYARATAN BAB II Ps. 7

 Badan Hukum
 SIUP
 NPWP
 Wajib Lapor Ketenagakerjaan
 Peralatan
 Ahli K3/Tanaga Tehnis
PROSEDUR dan TATA CARA BAB II Ps. 8

MENAKER cq Keputusan
PERMOHONAN ( 3 bulan )
Dirjen Binawas
-Akte perushaan
-SIUP ditolak – alasannya ?
diterima
-Ket.domisili
-NPWP TIM PENILAI
-Daftar alat
-Struktur organisasi SK PENUNJUKAN
-Wajib Lapor Ketenagakerjaan  2 tahun :
-SK Ahli K3/Dokter - dapat diperpanjang
Pemeriksa/Ten.Tehnis
- dapat dicabut
-Daftar riwayat hidup
-Pas foto (berwarna)
HAK DAN KEWAJIBAN BAB III Ps. 11
HAK KEWAJIBAN
 Mentaati ketentuan
 Melakukan kegiatan
peraturan
seseuai SK  Mengutamakan misi K3
 Menerima imbalan seseuai  Membuat kontrak yang
kontrak memuat secara jelas hak
dan kewajiban
 Mendapatkan pembinaan
 Menyimpan dokumen
dan bantuan teknis dari kegiatan selama 5 tahun
pejabat K3 setempat  Lapor/konsul dengan
pejabat K3 setempat
PERPANJANGAN Ps. 10

 Masa berlaku 2 tahun dan


dapat diperpanjang
 Prosedur sesuai Ps.8 (2)
 Daftar kegiatan selama
penunjukan
 Diajukan paling lambat 1
bulan sebelum SK
berakhir
CONTOH :

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN

PJK3 PABRIKASI

depan
CONTOH :

SURAT KEPUTUSAN PENUNJUKAN

PJK3 PABRIKASI

belakang
KEPMENAKER
No. KEP. 155/MEN/84
PENYEMPURNAAN KEPMENAKERTRANS NO.
125/MEN/82, TTG PEMBENTUKAN, SUSUNAN
DAN TATA KERJA DK3N, DK3W DAN P2K3
DASAR  UU No. 14/1969 ttg Ketentuan-
ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja
HUKUM
 UU No. 1/1970 ttg Keselamatan Kerja
 Keppres RI. No. 45/M/1983 ttg
Pembentukan Kabinet Pembangunan IV
 Keppres RI. No. 15 th 1984 ttg Susunan
Organisasi Departemen
 Kepmenaker No. 199/Men/1983 ttg
Organisasi dan Tata Kerja Depnaker
Nama dan Kedudukan
DK3N Depnaker
(Ibu Kota Negara RI) (Ibu Kota Negara RI)

DK3W DK3W
(Ibu Kota Propinsi) (Ibu Kota Propinsi)

P2K3 Kandep
(Tempat Kerja Bersangkutan) (Ibukota Kab/Kota)

P2K3
(Tempat Kerja Bersangkutan)
Tugas Pokok dan Penunjang Operasional

DK3N DK3W P2K3

a. Memberikan Saran-saran masalah K3


b. Memberikan Pertimbangan masalah K3
c. Membantu Pembinaan K3

Pemerintah Pem Prop Perusahaan


(Pengusaha/ Pengurus)
(Menakertrans) (Ka.Kanwil)
Fungsi

DK3N :
Menghimpun dan mengolah segala data
dan atau permasalahan K3 di Tk. Nas dan
Propinsi-propinsi yg bersangkutan serta
membantu Menteri dlm membina :
-Membina DK3W
-Melaksanakan penelitian
-Pendidikan
-Latihan
-Pengembangan
-Memasyarakatkan dan membudayakan K3
Fungsi DK3W :
Menghimpun dan mengolah segala data
dan atau permasalahan K3 di Propinsi yg
bersangkutan serta membantu Ka.Kanwil
dlm membina P2K3

P2K3 :
Menghimpun dan mengolah segala data dan atau
permasalahan K3 yg bersangkutan serta
membantu Pengusaha/pengurus tmpt kerja
mengadakan serta meningkatkan penyuluhan,
pengawasan latihan dan penelitian K3 di tempat
kerja yang bersangkutan
Keanggotaan

DK3N :
 Unsur-unsur Pemerintah,
Organisasi Buruh/Karyawan,

 Organisasi Pengusaha, Organisasi


Profesi di Bid K3 dan badan-
badan lain yg dianggap perlu.

 Diangkat dan diberhentikan oleh


Menteri atas usul tertulis dari
instansi/badan/organisasi yang
diwakilinya
Keanggotaan
DK3W :
 Unsur-unsur Pemerintah, Organisasi
Buruh/Karyawan,
 Organisasi Pengusaha, dan badan-
badan lain yg dianggap perlu.
 Diangkat dan diberhentikan oleh
Dirjen atas usul tertulis dari
instansi/badan/organisasi yang
diwakilinya

P2K3 :
 Organisasi Buruh/Karyawan dan
Pengusaha/Pengurus tempat Kerja
 Diangkat oleh Pengusaha dan
disahkan oleh Ka.Kanwil
Rapat-rapat
Organisasi Frek Pimpinan
DK3N 1 kl tiap 3 Bln Ketua

DK3W 1 kl tiap 3 Bln Ketua

P2K3 1 kl tiap 1 Bln Ketua

Rakons DK3N dgn DK3W 1 kl tiap 1 Thn

Rakons DK3W dgn P2K3 1 kl tiap 1 Thn

- Rapat DK3N, DK3W, P2K3 sah apabila dihadiri sekurang-


kurangnya ½ + 1 dari jml anggota masing-masing
- Keputusan dpt diambil dgn cara musyawarah utk mencapai
mufakat
Pembiayaan
DK3N :
Dari Depnaker, dgn tdk menutup
kemungkinan bantuan dari
Departemen Teknis serta sumber
lain yg sah

DK3W :
Dari Pemerintah Daerah, dgn tdk
menutup kemungkinan bantuan
dari sumber lain yg sah

P2K3 :
Dari Perusahaan/instansi tempat
kerja yg bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai