Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Lyta Lestary1* dan Harmon2


1
Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia
2 Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Bandung, Indonesia

Abstract:
One of the most important assets owned by a company is human resources because it has an
influence on the survival of the company. Employees in a company should be provided with a
comfortable working environment to produce optimal performance. The work environment is
an important thing to be considered by every company and is one of the factors that determine
employee performance. The purposes of this research are to know how is the work
environment, employee performance and how much is the impact of work environment to
employee performance. This research was conducted by distributing questionnaires to 116
employees at the Division of Part Detail Manufacturing Production Directorate of PT
Dirgantara Indonesia (Persero). Based on research that has been done, the regression
equation Y = 40 404 + 0,438X. The study states the working environment and employee
performance in the Department of Part Detail Manufacturing Production Directorate of PT
Dirgantara Indonesia (Persero) has a positive relationship (moderate) with a value of 0.438
and the working environment influence on employee performance.

Keywords: human resource, work environtment, work performace.

Abstrak:
Salah satu aset terpenting yang dimiliki oleh suatu perusahaan adalah sumber daya manusia
karena memiliki pengaruh dalam keberlangsungan hidup perusahaan. Karyawan dalam suatu
perusahaan perlu diberikan tempat kerja yang nyaman agar menghasilkan kinerja optimal.
Lingkungan kerja merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan oleh perusahaan dan
merupakan salah satu faktor menentukan kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini mengetahui
bagaimana lingkungan kerja, kinerja karyawan dan pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan di Divisi Detail Part Manufacturing Direktorat Produksi PT Dirgantara Indonesia
(Persero). Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 116 karyawan di
Divisi Detail Part Manufacturing Direktorat Produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh persamaan regresi Y=40.404+0,438X.
Hasil penelitian menyatakan lingkungan kerja dan kinerja karyawan yang ada di Divisi Detail
Part Manufactur Direktorat Produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) memiliki hubungan
positif yang sedang (moderate) dengan nilai sebesar 0,438 dan lingkungan kerja berpengaruh
terhadap kinerja karyawan .

Kata kunci: kinerja karyawan, lingkungan kerja, sumber daya manusia.

PENDAHULUAN suatu perusahaan adalah sumber daya


Satu aset terpenting dimiliki oleh manusia karena memiliki pengaruh dalam
*Email Korespondensi: keberlangsungan hidup perusahaan. Bentuk
Lyta Lestary serta tujuan organisasi dibuat berdasarkan
Lyta.lestary@gmail.com berbagai visi untuk kepentingan manusia,

94
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
dalam pelaksanaan misinya dikelola dan Lingkungan kerja yang mendukung adalah
diurus oleh manusia. Jadi, manusia yang memiliki kemampuan dalam
merupakan faktor strategis dari semua melibatkan karyawan dengan kinerjanya.
kegiatan organisasi. Organisasi harus Penelitian Raziq & Maulabakhsh (2015)
menyadari potensi tenaga kerja mereka menyebutkan bahwa lingkungan kerja
karena lingkungan bisnis yang semakin yang baik salah satunya meningkatkan
kompetitif. Memiliki kinerja karyawan produksi dan kinerja karyawan dimana
yang tinggi, akan meningkatkan tingkat pada akhirnya akan meningkatkan
produktivitas perusahaan dan dengan efektivitas organisasi serta dapat
demikian akan meningkatkan keuntungan mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan. perusahaan.
Berdasarkan penelitian, Naharuddin Perusahaan yang akan diteliti
dan Sadegi (2013) membuktikan kinerja mengenai hal ini adalah PT Dirgantara
karyawan tergantung pada kemauan dan Indonesia (Persero) berlokasi di Kota
juga keterbukaan karyawan itu sendiri Bandung. PTDI memiliki salah satu bagian
dengan dirinya dan orang lain dalam dalam Direktorat Produksi yang bernama
melakukan pekerjaannya. Selanjutnya dia Divisi Detail Part Manufacturing yang
menyatakan adanya kemauan dan bertanggung jawab untuk memproduksi
keterbukaan karyawan dalam menjalankan beberapa produk pendukung dalam
tugasnya, dapat meningkatkan pembuatan komponen pesawat terbang.
produktivitas karyawan yang juga berujung Berdasarkan hasil observasi yang telah
pada kinerja. dilakukan tanggal 20 Maret 2017 sampai 23
Kinerja karyawan dipengaruhi oleh Maret 2017, keadaan lingkungan kerja yang
banyak faktor, faktor dari dalam dan luar ada di Divisi Detail Part Manufacturing ini
dirinya. Faktor dalam dirinya sendiri adalah belum mendukung karyawan bekerja
pengetahuan, keterampilan dan kompetesi dengan nyaman. Hal ini terlihat adannya
yang dimiliki, motivasi kerja, kepribadian, beberapa permasalahan yang terjadi
sikap dan perilaku yang mempunyai pertama, kurangnya pencahayaan di
pengaruh kinerjanya. Faktor dari luar beberapa tempat. Kurangnya pencahayaan
dirinya antara lain gaya kepemimpinan akan menjadi penyebab utama dalam
atasan, hubungan antara para karyawan, kualitas dan efisiensi kerja yang buruk.
lingkungan kerja tempat karyawan bekerja. Menurut Sukoco (2006:208) kelelahan
Lingkungan kerja merupakan salah pada mata akan meningkat apabila tingkat
satu faktor yang menentukan kinerja cahaya di tempat kerja tidak sesuai yang
karyawan. Kinerja karyawan merupakan akan mengakibatkan karyawan mengalami
salah satu kunci sukses perusahan untuk ketegangan pada matanya, sehingga
mencapai kesuksesan. Maka dari itu setiap mempengaruhi fisiknya. Selain itu,
perusahaan harus memiliki lingkungan pencahayaan yang kurang mengakibatkan
kerja yang sesuai bagi kelangsungan kerja mata menjadi cepat lelah, sehingga
karyawan dan meningkatkan kinerja mengakibatkan lelahnya mental dan
karyawan. Penelitian menyebuktkan menimbulkan kerusakan mata. Kedua, suhu
bahwa variabel lingkungan kerja udara di beberapa bagian tidak sama
mempunyai pengaruh yang sangat dengan bagian lain dikarenakan kurangnya
signifikan terhadap kinerja karyawan jumlah pengatur suhu ruangan. Temperatur
((Widiasworo, 2014); Jayaweera (2015); atau suhu udara harus diperhatikan karena
(Samson, Waiganjo, & Koima, 2015); dapat mempengaruhi suhu tubuh dari
(Malik, Ahmad, Gomez, & Ali, 2011)). karyawan yang sedang bekerja (Badayai,
95
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
2012). Ini menunjukkan bahwa bagaimana Berdasarkan Tabel 1, dapat terlihat
panas atau dingin di lingkungan kita benar- bahwa dimulai dari bulan Januari 2016
benar membuat kita merasakan hingga bulan Maret 2016 kehadiran
perbedaannya (Badayai, 2012). Ketiga, karyawan mengalami penurunan dan pada
terdapat bau yang kurang sedap di beberapa bulan Juni 2016 hingga bulan September
bagian. Udara yang tercemar bisa 2016 mengalami penurunan pula dan selalu
menggangu kesehatan pribadi pegawai. menurun yang artinya tidak sesuai dengan
Udara yang tercemar di lingkungan kerja waktu yang telah ditentukan. Permasalahan
menyebabkan sakit kepala, mata perih, yang telah disebutkan diatas harus segera
kelelahan, lekas marah, dan depresi. diselesaikan agar tidak menghambat dalam
Keempat, beberapa ventilasi yang tertutup. mencapai tujuan perusahaan.
Sirkulasi udara merupakan salah satu hal Berdasarkan latar belakang masalah
yang harus diperhatikan dalam suatu yang telah dijelaskan, dan untuk
organisasi karena sebagian besar waktu memberikan arahan dan tujuan yang akan
dihabiskan oleh karyawan di dalam area dicapai dalam penelitian ini, maka rumusan
kerjanya. Pertukaran udara sangat masalah dari penelitian ini adalah seberapa
menentukan kesegaran fisik karyawan. besar pengaruh lingkungan kerja terhadap
Kelima, kurangnya alat peredam kinerja karyawan di Divisi Detail Part
kebisingan. Kebisingan dari bunyi-bunyian Manufacturing Direktorat Produksi PT
mengganggu ketenangan kerja, merusak Dirgantara Indonesia (Persero).
pendengaran, dan kesalahan komunikasi.
Getaran tersebut dapat menyebabkan KAJIAN LITERATUR
terganggunya konsentrasi kerja, Lingkungan Kerja
mempercepat proses kelelahan dan Lingkungan kerja merupakan suatu
menyebabkan gangguan anggota tubuh tempat yang terdapat sejumlah kelompok
seperti mata, telinga, syarat otot dan lain- dimana di dalamnya terdapat beberapa
lain, (Sulistiyadi dalam Priansa & Garnida, fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan
2015: 129). Jika tidak dilakukan dengan perusahaan sesuai dengan visi dan misi
baik maka akan menurunkan tingkat perusahaan (Sedarmayanti, 2013:23).
prestasi kerja karyawan.

Tabel 1. Kinerja Karyawan Divisi Detail Part Manufacturing Tahun 2016


Barang Cacat Produksi Barang Ketepatan Waktu Kehadiran
Bulan Jumlah Hasil Target Hasil Target Hasil Target Hasil
Maks
Jan 83 154 19.780 16.585 87% 70% 95% 94,98%
Feb 75 76 19.780 14.981 87% 70% 95% 94,83%
Mar 72 65 16.813 14.322 87% 71% 95% 94,84%
Apr 117 59 24.725 23.445 87% 74% 95% 94,99%
Mei 94 56 19.780 18.887 87% 71% 95% 94,88%
Jun 127 25 21.758 25.424 87% 72% 95% 94,93%
Jul 103 37 13.846 20.681 87% 73% 95% 94,61%
Agt 96 24 21.758 19.299 87% 74% 95% 94,30%
Sept 108 29 20.769 21.570 87% 72% 95% 94,12%
Okt 100 18 20.769 20.018 87% 72% 95% 94,17%
Nov 91 63 21.758 18.128 87% 71% 95% 94,24%
Des 76 32 19.780 15.280 87% 72% 95% 94,24%
Rata - rata 95 53 20.109,7 19.051,7 87% 71,83% 95% 9
KET Baik Buruk Buruk Buruk

Sumber: Olahan Penulis (2017)


96
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
Menurut Mangkunegara (2013:105) 1. Pencahayaan
lingkungan kerja adalah semua aspek fisik Penerangan/cahaya merupakan suatu
kerja, psikologis kerja, dan peraturan kerja hal yang penting dan hal utama dalam
yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja melakukan kegiatan kerja. Lingkungan
dan pencapaian produktivitas. Heizer dan kerja tanpa pencahayaan yang baik dan
Render (2015:467) menjelaskan sesuai akan menjadi penyebab utama
lingkungan kerja sebagai lingkungan fisik dalam kualitas dan efisiensi kerja yang
di mana para karyawan bekerja dapat buruk. Adapun ciri-ciri penerangan
memengaruhi kinerja, keselamatan dan yang baik menurut Robbins (2002)
kualitas kehidupan pekerjaan mereka. adalah sebagai berikut:
a. Sinar cahaya yang cukup
1. Lingkungan Kerja Fisik b. Sinarnya yang tidak berkilau dan
Lingkungan fisik di tempat kerja sangat menyilaukan
penting bagi kinerja, kepuasan, hubungan c. Tidak terdapat kontras yang tajam
sosial karyawan dan kesehatan karyawan. d. Cahaya yang terang
Lingkungan kerja fisik menurut e. Distribusi cahaya yang merata
Sedarmayanti (2013:19) adalah semua f. Warna yang sesuai
keadaan berbentuk fisik yang terdapat di 2. Suhu Udara
sekitar tempat kerja yang dapat Suhu adalah suatu variabel dimana
mempengaruhi karyawan baik secara terdapat perbedaan individual yang
langsung maupun secara tidak langsung. besar. Suhu memainkan peran penting
dalam lingkungan tempat kerja,
2. Lingkungan Kerja Non Fisik terutama bagaimana tubuh manusia
Lingkungan kerja non fisik adalah keadaan mencoba untuk mempertahankan suhu
lingkungan kerja karyawan yang berupa yang ideal. Temperatur atau suhu udara
suasana kerja yang harmonis dimana terjadi harus diperhatikan karena dapat
hubungan atau komunikasi antara bawahan mempengaruhi suhu tubuh dari
dengan atasan atau hubungan vertikal serta karyawan yang sedang bekerja
hubungan antar sesama karyawan atau (Badayai, 2012).
hubungan horizontal (Sedarmayanti, Menurut Sukoco (2007:219),
2013:21). temperature ideal yang digunakan pada
ruang kantor adalah 23-24oC dari
Berdasarkan hasil penelitian dan temperature di luar ruangan. Suhu udara
beberapa ahli, faktor yang mempengaruhi yang nyaman bagi sebagian besar
lingkungan kerja fisik yaitu penerangan, pekerja adalah sebesar 25,6oC dengan
temperatur/suhu udara, kelembaban, nilai kelembaban sebesar 45% (The
sirkulasi udara, dan kebisingan Liang Gie dalam Priansa & Garnida,
sedangkan faktor lingkungan kerja non 2015).
fisik adalah suatu faktor yang kondisi 3. Kelembaban
hubungan kerja antara atasan dengan Kelembaban adalah banyaknya
bawahan dan antara sesama karyawan yang jumlah air yang terkandung dalam
dapat mempengaruhi suasana kerja dan udara dan dinyatakan dalam bentuk
kinerja karyawan (Robbins (2002); persentase. Kelembaban memiliki
Sedarmayanti (2013); Samson, Waiganjo, hubungan dan dipengaruhi oleh
& Koima (2015); Hamid & Hassan (2015); temperatur udara, dan secara bersama-
Nitisemito( 2008)). Berikut adalah sama antara temperatur, kelembaban,
penjelasannya, kecepatan udara bergerak dan radiasi
97
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
panas dari udara tersebut akan tujuan perusahaan. Sikap bersahabat
mempengaruhi keadaan tubuh manusia yang diciptakan atasan akan
pada saat menerima atau melepaskan menjadikan karyawan lebih betah untuk
panas dari tubuhnya. Berdasarkan bekerja dan dapat menimbulkan
Peraturan Menteri Kesehatan No. semangat kerja bagi karyawan
1077/Menkes/PER/V/2011, tingkatan (Nitisemito, 2008:171-173).
kelembaban yang dibutuhkan dalam 7. Hubungan Kerja dengan Sesama
suatu ruangan adalah sebesar 40%-60% Karyawan
Rh. Hubungan kerja antar karyawan sangat
4. Sirkulasi Udara diperlukan untuk melakukan pekerjaan,
Sirkulasi udara merupakan salah satu terutama bagi karyawan yang bekerja
hal yang harus diperhatikan dalam suatu secara kelompok. Apabila terjadi
organisasi karena sebagian besar waktu konflik maka akan memperkeruh
dihabiskan oleh karyawan di dalam area suasana kerja dan akan menurunkan
kerjanya. Pertukaran udara sangat semangat kerja karyawan. Hubungan
menentukan kesegaran fisik karyawan. kerja yang baik antara karyawan yang
Di dalam ruangan kerja diperlukan satu dengan karyawan yang lainnya
suatu pertukaran udara yang cukup, maka akan meningkatkan semangat
apabila didalam ruangan kerja tersebut kerja bagi karyawan, di mana mereka
tidak seimbang antara luas ruangan saling bekerjasama atau saling
kerja dengan karyawan yaitu ruangan membantu dalam menyelesaikan suatu
kerja yang sempit tetapi jumlah pekerjaan (Nitisemito, 2008:171-173).
karyawan yang cukup banyak
(Sedarmayanti, 2013:26). Kinerja Karyawan
5. Tingkat Kebisingan Kinerja adalah hasil kerja secara
Kebisingan menurut Keputusan kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
Menteri Kesehatan Republik Indonesia seorang karyawan dalam melaksanakan
Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
adalah terjadinya bunyi yang tidak yang diberikan (Mangkunegara, 2013).
dikehendaki sehingga menggangu atau Lalu Hasibuan (2013) menambahkan
membahayakan kesehatan. Tata cara bahwa kinerja adalah suatu hasil yang
untuk menghilangkan kebisingan dicapai oleh seseorang dalam
tesebut menurut Keputusan di atas yaitu melaksanakan tugas-tugas yang
dengan cara meredam, menyekat, dibebankan kepadanya. Prestasi kerja
memindahkan, pemeliharaan, didefinisikan sebagai pemenuhan tugas
penanaman pohon, membuat bukit atau keterampilan terkait pekerjaan oleh
buatan, dan lain-lain. Berdasarkan seorang karyawan (Hamid & Hassan,
peraturan tersebut tingkatan kebisingan 2015).
dalam Nilai Ambang Batas bagi pekerja Kinerja karyawan dapat dinilai
dengan durasi kerja harian selama 8 jam dengan menggunakan beberapa indikator
adalah sebesr 85 db. seperti kualitas kerja karyawan, kuantitas
6. Hubungan Karyawan dengan Atasan atau pencapaian target yang telah
Sikap atasan terhadap bawahan ditentukan, penyelesaian tugas yang telah
memberikan pengaruh bagi karyawan ditentukan, tanggung jawab karyawan atas
dalam melaksanakan aktivitasnya sikap pekerjaan yang diberikan, dan bagaimana
yang bersahabat, saling menghormati karyawan memelihara dirinya sendiri
dan menghargai perlu dalam mencapai (Bernardin dan Russel dalam Sutrisno
98
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
(2010); Simamora (2004); Samson, pemerintah dan hubungan industrial
Waiganjo, & Koima (2015); Hamid & manajemen.
Hassan (2015)). Berikut adalah
penjelasannya, METODE PENELITIAN
Menurut Bernardin dan Russel Sampel
dalam Sutrisno (2010) menyebutkan bahwa Populasi dalam penelitian ini adalah
terdapat enam kinerja primer yang dapat 164 karyawan dan sampelnya adalah 116
digunakan untuk mengukur kinerja, yaitu: karyawan Divisi Detail Part
1. Quality, merupakan tingkat sejauh Manufacturing Direktorat Produksi PT
mana proses atau hasil pelaksanaan Dirgantara Indonesia (Persero).
kegiatan mendekati kesempurnaan atau
mendekati tujuan yang diharapkan. Analisis Deskriptif
2. Quantity, merupakan jumlah yang Dalam melakukan penelitian ini
dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, penulis menggunakan penelitian
unit, dan siklus kegiatan yang menggunakan metode desktiptif dengan
dilakukan. pendekatan kuantitatif. Sugiyono (2014:13)
3. Cost Effectiveness, merupakan tingkat menjelaskan bahwa metode penelitian
sejauh sekunder dilakukan studi desktiptif kuantitatif dapat diartikan
pustaka dengan mencari mana sebagai metode penelitian yang
penggunaan sumber daya organisasi berlandaskan pada sampel filsafat
landasan teori yang relevan terhadap positivisme, digunakan untuk meneliti pada
penelitian (manusia, keuangan, populasi atau sample tertentu,
teknologi, dan material) pengumpulan data menggunakan
dimaksimalkan untuk mencapai hasil instrument penelitian, analisis data bersifat
tertinggi atau pengurangan kerugian kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk
dari setiap unit penggunaan sumber menguji hipotesis yang telah dibuat.
daya.
4. Need for Supervision, merupakan Analisis Korelasi
tingkat sejauh mana seorang pekerja Menurut Silalahi (2010:96)
melaksanakan suatu fungsi pekerjaan menyatakan bahwa analisis korelasi adalah
tanpa memerlukan pengawasan metode untuk mengukur derajat kekuatan
seorang supervisor untuk mencegah hubungan antara dua variabel atau lebih,
tindakan yang kurang diinginkan. baik hubungan positif atau negatif.
Simanjuntak dalam Widodo
(2015:132) menyebutkan bahwa kinerja Analisis Regresi
dipengaruhi oleh : Menurut Sunjoyo (2012:152)
1. Kualitas dan kemampuan pegawai, persamaan regresi yaitu formula yang
yaitu hal-hal yang berhbungan dengan mencari nilai variabel dependen dari nilai
pendidikan/pelatihan, etos kerja, variabel independen yang diketahui,
motivasi kerja, sikap mental, dan koefisien regresi merupakan nilai yang
kondisi fisik pegawai. mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y
2. Sarana pendukung, yaitu hal yang jika X dinaikan atau diturunkan.
berhubungan dengan lingkungan kerja
dan hal-hal yang berhubungan dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
kesejahteraan pegawai. Analisis Statistik Deskriptif
3. Supra sarana, yaitu hal-hal yang Untuk mengukur variabel
berhubungan dengan kebijaksanaan lingkungan kerja dibutuhkan beberapa
99
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
dimensi yang relevan yaitu rata-rata jawaban terendah dengan nilai 2
penerangan/cahaya, temperatur/suhu, dan rata-rata jawaban tertinggi dengan nilai
kelembaban, sirkulasi udara, kebisingan, 5. Nilai mean dari pertanyaan-pertanyaan
hubungan karyawan dengan atasan dan diatas adalah sebesar 3.44 dan termasuk
hubungan haryawan dengan sesama rekan dalam interval 3,40-4,20. Maka dapat
kerja. Berikut adalah hasil analisis disimpulkan rata-rata tingkat lingkungan
deskriptif mengenai variabel lingkungan kerja di PTDI baik. Nilai standar deviasi
kerja. variabel lingkungan kerja adalah sebesar
Tabel 2. Hasil Analisis Deskriptif 0.657, memiliki persamaan dengan 19.09%
Lingkungan Kerja dari nilai mean. Nilai tersebut berada
dibawah 20%, artinya jawaban responden
untuk variabel lingkungan kerja cenderung
memiliki persepsi yang sama. Dimensi
hubungan karyawan dengan sesama rekan
kerja mendapatkan nilai mean tertinggi
dengan nilai 4.1 dan dimensi sirkulasi udara
memiliki nilai mean terendah dengan nilai
3.07. Dari ketujuh dimensi variabel
lingkungan kerja terdapat empat dimensi
yang berada di bawah nilai mean rata-rata
variabel yaitu dimensi temperatur/suhu
udara, kelembaban, sirkulasi udara dan
kebisingan.
Untuk mengukur variabel kinerja
karyawan dibutuhkan beberapa dimensi
Sumber: Data Output SPSS (2017)
yang relevan yaitu quality, quantity,
Tabel 3. Hasil Analisis Deskriptif Kinerja
timeliness, cost effectiveness dan need for
Karyawan supervision. Berikut adalah hasil analisis
deskriptif mengenai variabel lingkungan
kerja. Berdasarkan Tabel 3, diketahui
bahwa variabel kinerja karyawan memiliki
rata-rata jawaban terendah dengan nilai 2
dan rata-rata jawaban tertinggi dengan nilai
5. Nilai mean dari pertanyaan-pertanyaan
diatas untuk variabel kinerja karyawan
adalah sebesar 3.8155 dan masuk kedalam
interval 3,40-4,20. Dapat disimpulkan
bahwa rata-rata tingkat kinerja karyawan di
PTDI tinggi/baik. Nilai standar deviasi
variabel kinerja karyawan adalah sebesar
0.48077, memiliki persamaan dengan
12.60% dari nilai mean. Karena nilai
tersebut berada dibawah 20%, artinya
Sumber: Data Output SPSS (2017) jawaban responden untuk variabel kinerja
karyawan cenderung memiliki persepsi
Berdasarkan Tabel 2 diketahui yang sama. Dimensi quality mendapatkan
bahwa variabel lingkungan kerja memiliki nilai mean tertinggi dengan nilai 4.0201 dan
100
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
dimensi quantity memiliki nilai mean variabel kinerja karyawan meskipun
terendah dengan nilai 3.6149. Dari kelima peningkatannya termasuk kedalam tingkat
dimensi variabel kinerja karyawan terdapat yang sedang.
dua dimensi yang berada di bawah nilai
mean rata-rata variable yaitu quanity dan Analisis Regresi
need for supervision. Menurut Sunjoyo (2012:152)
persamaan regresi yaitu formula yang
Analisis Korelasi mencari nilai variabel dependen dari nilai
Analisis korelasi digunakan untuk variabel independen yang diketahui,
mengetahui apakah terdapat hubungan koefisien regresi merupakan nilai yang
antara lingkungan kerja terhadap kinerja mengukur besarnya pengaruh X terhadap Y
karyawan di Divisi Detail Manufactur jika X dinaikan atau diturunkan.
Direktorat Produksi PT Dirgantara
Indonesia (Persero) serta mengetahui Tabel 5. Analisis Regresi
seberapa kuat atau lemah hubungan antara
lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan.

Tabel 4 Uji Korelasi


Korelasi
Kinerja
Lingku
Karya
ngan
wan
Kerja
Pearson 1 .438**
Lingkungan Correlation Sumber: Data Output SPSS (2017)
Kerja Sig.(2-tailed)
N 116 116
Berdasarkan hasil tabel 5, kita dapat
Pearson 1 .438**
Correlation
membuat persamaan regresi dengan
Kinerja
Karya wan Sig. (2-tailed) merujuk pada kolom Unstandardized
N 116 116 Coefficients, dimana 40.404
** Correlation is significant at the 0.01 level (2- sebagai konstanta (a) dan 0.438 sebagai
tailed) koefisien regresi (b). Adapun persamaan
Sumber: Data Output SPSS (2017) regresi yang dipakai adalah Y = 40.404 +
0,438X. Dimana Y adalah kinerja karyawan
Dapat diketahui dari tabel 4 bahwa dan X adalah lingkungan kerja. Untuk nilai
nilai korelasi atau R antara kedua variabel regresi sederhana, angka korelasinya adalah
tersebut adalah 0,438. Hal ini 0,438 yang merupakan Standard
menggambarkan bahwa hubungan antara Coefficients (beta). Berdasarkan persamaan
variabel bebas (independent) dan variabel tersebut, dapat kita ketahui bahwa Y
tak bebas (dependent) sebesar 43,8%. merupakan kinerja karyawan dan X adalah
Sehingga dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja. Jika perusahaan
hubungan antara variabel lingkungan kerja meningkatkan lingkungan kerja sebesar
(X) dan variabel keputusan kinerja dengan nilai 1 maka akan mengalami
karyawan (Y) memiliki hubungan positif kenaikan sebesar 0,438 yang menyebabkan
yang sedang (moderate). Hal tersebut nilai kinerja menjadi 40.878. Ini artinya jika
memiliki arti jika nilai variabel lingkungan perusahaan melakukan perubahan
kerja ditingkatkan maka akan lingkungan kerja yang bersifat positif maka
meningkatkan nilai variabel lain yaitu kinerja karyawan akan meningkat pula
101
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
meskipun dengan peningkatan yang Produksi PT Dirgantara Indonesia
sedang. Sebaliknya jika lingkungan kerja (Persero) adalah sebesar 19,2% dan
diturunkan maka kinerja karyawan akan sisanya 80,8% disebabkan oleh sebab-
menurun. sebab yang lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Berdasarkan hasil ada
Pengujian Koefisien Determinasi pengaruh yang positif dari variabel
Koefisien determinasi ini lingkungan kerja terhadap variabel kinerja
digunakan untuk mengetahui seberapa karyawan. Dapat disimpulkan bahwa
besar kontribusi pengaruh dari lingkungan lingkungan kerja benar berpengaruh
kerja terhadap kinerja karyawan di Divisi terhadap kinerja karyawan.
Detail Part Manufacturing Direktorat
Produksi PT Dirgantara Indonesia DAFTAR PUSTAKA
(Persero). Buku
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian:
Tabel 6. Koefisien Determinasi Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis
Multivariate dengan program IBM
Sumber: Data Output SPSS (2017) SPSS 21. Semarang. Badan
Penerbit Universitas
Berdasarkan tabel 4.8, angka dalam Diponegoro.
kolom R Square (koefisien determinasi) Hasibuan, M. (2013). Manajemen
yang dihasilkan adalah 0,192 (19,2%) yang Sumber Daya Manusia. Jakarta:
merupakan hasil kuadrat dari 0,438. Dalam PT.Bumi Aksara.
hal ini berarti 19,2% kinerja karyawan di Heizer, J., & Render, B. (2015).
PTDI bisa dipengaruhi oleh lingkungan Manajemen Operasi: Manajemen
kerja, sedangkan sisanya (100%- Keberlangsungan dan Rantai
19,2%=80,8%) disebabkan oleh sebab- Pasokan. Edisi 11. Jakarta: Penerbit
sebab yang lain yang tidak diketahui dan Salemba Empat.
tidak diteliti dalam penelitian ini. Mangkunegara, A. P. (2013). Manajemen
Sumber Daya Manusia
KESIMPULAN Perusahaan. Bandung: Remaja
Lingkungan kerja Divisi Detail Rosdakarya.
Part Manufacturing Direktorat Produksi Sedarmayanti. (2013). Manajemen Sumber
PT Dirgantara Indonesia (Persero) sudah Daya Manusia. Bandung: Refika.
baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian
variable lingkungan kerja yang berada Sosial. Bandung: Refika Aditama.
dalam skala interval tinggi atau baik. Sugiama, A. G. (2008). Metode Riset Bisnis
Kinerja karyawan Divisi Detail dan Manajemen. Bandung:
Part Manufacturing Direktorat Produksi Alfabeta.
PT Dirgantara Indonesia (Persero) sudah Sugiyono. (2012). Metode Penelitian
baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean Kuantitatif, Kualitatif dan
variable kinerja karyawan yang berada Kombinasi (Mixed Methods).
dalam skala interval tinggi atau baik. Bandung: Alfabeta.
Pengaruh lingkungan kerja ------------ (2014). Metode Penelitian
terhadap kinerja karyawan pada Divisi Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.
Detail Part Manufacturing Direktorat Bandung: Alfabeta.
102
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211
Sunjoyo, dkk. (2012). Aplikasi SPSS untuk Malik, M. I., Ahmad, A., Gomez, S. F., &
Smart Riset. Bandung: Alfabeta. Ali, M. (2011, December 28). A
Susetyo, B. (2012). Statistika Untuk Study of Work Environment and
Analisis Data Penelitian. Bandung: Employees' Performance in
Refika Aditama. Pakistan. African Journal of
Taniredja, Tukiran, & Hidayati M. (2012). Business Management, 5(34),
Penelitian Kuantitatif (Sebuah 13227-13232.
Pengantar). Bandung: Alfabeta. Naharuddin, N. M., & Sadegi, M. (2013).
Widodo, S. E. 2015. Manajemen Factors of Workplace Environment
Pengembangan Sumber Daya that Affect Employees.
Manusia. Yogyakarta : Pustaka International Journal of
Belajar. Independent Research and Studies,
Umar, H. (2011). Metode Riset Perilaku 2, 66-78.
Organisasi. Jakarta: PT Gramedia Raziq, A., & Maulabakhsh, R. (2015).
Impact of Working Environment on
Jurnal Job Satisfaction. Procedia
Hamid, N. A., & Hassan, N. (2015). The Economics and Finance 23, 717-
Relationship Between Workplace 725.
Environment and Job Performance Samson, G. N., Waiganjo, M., & Koima, J.
in Selected Government Offices in (2015). Effect of Workplace
Shah Alam, Selangor. International Environment on the Performance
Review of Management and of Commercial Banks
Business Research, 845-851. Employees in Nakuru Town.
Jayaweera, T. (2015). Impact of Work International Journal of
Environtmental Factors on Job Managerial Studies and
Performance: Mediating Role of Research, 76-89.
Work Motivation: A Study of Hotel Widiasworo, L. (2014). Pengaruh
Sector in England. International Lingkungan Kerja Terhadap
Journal of Business and Kinerja Karyawan. Universitas
Management, Vol. 10, No. 3, 271- Indonesia
278.

103
Jurnal Riset Bisnis & Investasi
Vol. 3, No. 2, Agustus 2017
ISSN 2460-8211

Anda mungkin juga menyukai