PENDAHULUAN
1
Untuk peningkatan dan mengendalikan konsistensi mutu PT. Marimas Putera
Kencana telah menerapkan Quality Managament System ISO 9001 : 2000 yang telah
disertifikasi oleh Badan Sertifikasi dari Australia dan saat ini sedang dalam tahap
penerapan ISO 22000. Semua produk PT. Marimas Putera Kencana telah mendapatkan
Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia dan terdaftar pada Badan Pengawas Obat
Dan Makanan. Sejalan dengan perkembangan perusahaan serta sebagai wujud peran
sosial perusahaan terhadap masyarakat, MARIMAS memprakarsai program untuk
kegiatan sosial perusahaan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan, bekerjasama
dengan komunitas dan memberi kontribusi yang optimal kepada masyarakat.Berbagai
kegiatan CSR yang telah dilakukan antara lain Penanaman Pohon Mangrove, Factory
Visit, Marimas Peduli, Pelatihan Kemasan Daur Ulang, Warung Cantik Marimas,
Pemberian Kredit Tanpa Bunga, Beasiswa, dll.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pelaksanaan analisi jabatan di PT Marimas Putera Kencana.
2. Mengetahui evaluasi jabatan di PT Marimas Putera Kencana.
2
Gambar 1.1. Lokasi PT. Marimas Putera Kencana
Pemilihan lokasi pabrik di Kawasan Industri Candi Gatot Subroto didasarkan pada
beberapa pertimbangan sebagai berikut,
1. Semarang merupakan daerah yang strategis karena terletak di tengah pulau Jawa
sehingga memudahkan proses distribusi barang ke timur maupun ke barat.
2. Kawasan Industri Candi Gatot Subroto memiliki akses yang dekat ke berbagai
tempat, 2 km bandara udara Ahmad Yani, 6 km dari Pelabuhan Tanjung Emas, 6
km dari pusat kota Semarang.
3. Kawasan Industri Candi Gatot Subroto merupakan kawasan industri di Semarang
dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti listrik, PDAM,
telekomunikasi, dan jalan yang lebar.
PT. Marimas Putera Kencana memiliki beberapa lokasi perusahaan di Kawasan
Industri Candi, Jalan Gatot Subroto, Semarang meliputi:
1. Kantor pusat khusus untuk kepentingan administrasi dan operasional
2. Unit Produksi 1 (UP 1), Unit Produksi 2 (UP 2), Unit Produksi 3 (UP 3).
3. Departemen Pengendali Lingkungan
4. Departemen Teknik
5. Departemen Umum
6. Gudang gula
7. Gudang bahan baku penolong
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Menurut Harvei (1991) (dalam Prein, Goodstein, Goodstein dan Gamble, Jr,
2009) Analisa jabatan adalah proses pengumpulan data mengenai: Perilaku jabatan yang
meliputi tugas-tugas dalam pekerjaan dan prosedur kerja.Perilaku dan sikap yang
diinginkan dalam bekerja oleh suatu jabatan seperti mengambil keputusan, membuat
perencanaan, melakukan pengawasan, mengevaluasi hasil kerja, ataupun mendengarkan
dan menindaklanjuti keluhan pelanggan, dan lain sebagainya.Perilaku yang dibutuhkan
dalam berinteraksi dengan mesin-mesin dan peralatan yang dibutuhkan dalam bekerja
Metode evaluasi kinerja seperti produktifitas dan tingkat kesalahan karyawanKonteks
pekerjaan (job context) yang meliputi kondisi fisik serta psikologis lingkungan kerja
Spesifikasi jabatan yang meliputi ketrampilan, pengetahuan dan kemampuan yang harus
dimiliki oleh seseorang yang menduduki suatu jabatan.
Luaran dari Analisa Jabatan :
Proses analisa jabatan menghasilkan luaran berupa deksripsi jabatan. Deskripsi
jabatan merupakan dokumen yang berisi informasi tentang aktivitas kerja (tugas-tugas)
yang harus diselesaikan oleh suatu jabatan, perilaku spesifik yang diharapkan dari suatu
jabatan, mesin, peralatan, alat bantu yang digunakan, bahan/ material yang diproses,
standar kinerja (baik secara kualitas & kuantitas), konteks pekerjaan (kondisi fisik, jadwal
kerja, posisi dalam organisasi serta konteks sosial) serta persyaratan SDM (kompetensi)
yang dibutuhkan untuk menduduki suatu jabatan (Dessler, 2014). Tanpa adanya analisa
jabatan akan sulit bagi siapapun untuk menghadirkan penjelasan yang tepat mengenai
sebuah pekerjaan dan spesifikasi karyawan yang dibutuhkan untuk mengerjakan
pekerjaan tersebut.
Analisis jabatan penting dilakukan sebelum diadakan perekrutan tenaga kerja.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh dengan mengadakan analisis pekerjaan, yang juga
merupakan tujuan dari dilakukannya analisis jabatan.
Adapun tujuan analisis jabatan yaitu :
1. Memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat,
2. Memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja,
3. Menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif
Disebutkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 35
Tahun 2012 Tentang Analisis Jabatan Di lingkungan Kementerian Dalam Negeri Dan
5
Pemerintah Daerah pada BAB II Pasal 3, bahwa tujuan analisis jabatan untuk penyusunan
kebijakan program–program seperti:
a. pembinaan dan penataan kelembagaan, kepegawaian, ketatalaksanaan.
b. perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan; dan
c. evaluasi kebijakan program pembinaan dan penataan kelembagaan, kepegawaian,
ketatalaksanaan dan perencanaan kebutuhan pendidikan dan pelatihan.
6
1. Promosi dan transfer. Informasi dalam analisis jabatan sangat tepat untuk
merencanakan posisi karyawan di masa depan berdasarkan penilaian atas
keterampilan, pengetahuan serta bakatnya.
2. Penambahan organisasi. Jika terdapat kekurangan dalam organisasi, maka
informasi dari analisa jabatan dapat digunakan untuk melakukan pembenahan.
3. Orientasi. Khusus untuk karyawan baru, pengenalan dan penguasaan terhadap
pekerjaan sangat penting agar tidak terjadi kesalahan dalam menjalankan
pekerjaannya.
4. Memperbaiki aliran kerja.
Begitu pentingnya analisis jabatan ini sehingga mengharuskan organisasi untuk tetap
melakukan uraian terhadap jabatan dalam organisasi dapat berjalan dengan lancar.
Terdapat enam alasan penting mengapa analisa jabatan sangat diperlukan dalam sebuah
organisasi :
1. Organisasi baru dibentuk. Uraian jabatan pada hakikatnya sama pentingnya
dengan alasan mengapa organisasi itu dibentuk. Setiap organisasi yang baru
muncul atau dibentuk tentu akan memiliki jenis pekerjaan yang berbeda dengan
organisasi lain yang telah terbentuk. Karena organisasi itu baru dibentuk, maka
penting sekali untuk menjelaskan atau menguraikan pekerjaan-pekerjaan apa saja
yang akan dilakukannya
2. Pembentukan suatu pekerjaan baru. Alasan ini mengadu pada munculnya jenis
pekerjaan yang baru dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan
sebelumnya. Bila organisasi yang baru dibentuk tidak memunculkan jenis
pekerjaan yang baru, maka uraian jabatan tidak perlu dilakukan.
3. Karyawan tidak paham terhadap pekerjaannya. Ada sebagian karyawan, terutama
yang baru diterima tidak memahami apa yang akan dikerjakannya nanti.
Walaupun dalam iklan lowongan pekerjaan mereka sudah tergambarkan jenis
pekerjaan apa yang dibutuhkan. Uraian pekerjaan sangat penting untuk
menyamakan pandangan terhadap jenis pekerjaaan yang akan dilakukan.
4. Tumpang tindih dan konflik. Antara karyawan yang satu dengan yang lainnya
seringkali melakukan pekerjaan yang sama meskipun mereka berada dalam
bidang berbeda. Kondisi ini dapat mengakibatkan salah paham atau konflik
7
terutama dalam hal pertanggungjawaban atas pekerjaan. Hal ini tentu disebakan
oleh belum jelasnya pekerjaan masing-masing karyawan.
5. Arus kerja tidak lancar. Dalam arus kerja, pekerjaan yang satu tentu berhubungan
dengan pekerjaan yang lainnya. Apabila satu pekerjaan belum memahami keana
pekerjaan itu diteruskan maka kondisi itu dapat mengakibatkan terhentinya proses
pada pekerjaan yang lain.
6. Sistem penggajian tidak konsisten. Uraian jabatan akan memberikan batasan-
batasan terhadap pekerjaaan yang akan dilakukan. Semakin banyak jenis
pekerjaan yang dilakukan tentu akan semakin besar kompensasi (gaji) yang
diperoleh. Ketidakjelasan terhadap jenis pekerjaan yang dilakukann akan
menyebabkan tidak adanya konsistensi dalam hal pemberian imbalan gaji.
Selain itu, analisis jabatan memiliki beberapa manfaat lainnya untuk memimpin suatu
perusahaan atau organisasi yaitu:
8
2.3 Proses Analisis Jabatan
Pentingnya Analisis Jabatan
Rincian yang dikumpulkan lewat analisis jabatan memainkan peran penting untuk
mengendalikan keluaran (output) pada jabatan tertentu. Penentuan keberhasilan suatu
jabatan tergantung pada analisis jabatan yang tidak bias, tepat dan menyeluruh. Analisis
jabatan juga membantu dalam merekrut orang yang tepat pada jabatan tertentu. Tujuan
utama melakukan proses menyeluruh ini adalah untuk menciptakan dan mengembangkan
kesesuaian antara jabatan dengan orang.
Analisis jabatan juga membantu manajer HR menentukan paket penggajian dan
tunjangan tambahan serta insentif untuk suatu posisi jabatan tertentu. Analisis jabatan
berkontribusi efektif untuk menilai kebutuhan pelatihan dan kinerja dari karyawan yang
sekarang sedang menjabat. Proses analisis jabatan menjadi dasar untuk mendesain dan
mengembangkan kebijakan dan strategi untuk memenuhi sasaran dan tujuan organisasi.
Namun, analisis terhadap suatu jabatan tidak menjamin bahwa para manajer atau
organisasi akan mendapatkan keluaran yang diinginkan. Sesungguhnya pengumpulan dan
pencatatan informasi untuk jabatan tertentu melibatkan beberapa kerumitan. Apabila
informasi tentang jabatan tidak akurat dan dicek setiap waktu, karyawan tidak akan dapat
melaksanakan tugasnya secara baik. Yang sering terjadi adalah karyawan melakukan
lebih banyak tugas-tugas, sementara yang dicatat oleh atasannya hanya sebagian saja. Ini
yang kemudian menimbulkan salah persepsi dari atasan.
Selama para manajer tidak menyadari apa yang dikerjakan atau apa yang
diharapkan untuk dilakukan dari karyawan, waktu dan tenaga yang dialokasikan untuk
melakukan analisis jabatan menjadi sia-sia. Karena itu melakukan analisis jabatan harus
mencari informasi sebanyak-banyaknya dari karyawan tentang apa saja yang dilakukan,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Investigasi yang menyeluruh dan tidak bias atau penelitian tentang suatu jabatan
tertentu adalah baik bukan saja bagi para manajer tetapi juga karyawan. Para manajer tahu
siapa dan mengapa mempekerjakan karyawan. Mereka dapat mengisi posisi dengan orang
yang tepat. Sebaliknya karyawan yang sudah ada dapat mengetahui apa dan bagaimana
mereka seharusnya bekerja dan apa keluaran yang diinginkan. Jadi analisis jabatan
menciptakan kesesuaian antara jabatan dengan orang yang mendapat amanah.
9
Proses Analisis Jabatan
1. Identifikasi Maksud dari Analisis Jabatan
Setiap proses adalah sia-sia sampai maksudnya didefinisikan secara jelas.
Karena itu, langkah pertama dalam proses adalah menentukan kebutuhan dan
keluaran yang diinginkan. Penggunaan tenaga , pikiran dan biaya tidak ada
manfaatnya sampai manajer HR tahu mengapa data harus dikumpulkan dan apa
yang akan dilakukan dengan data tersebut.
2. Siapa yang Akan Melakukan Analisis Jabatan
Hal kedua yang paling penting dalam analisis jabatan adalah menentukan siapa
yang akan melakukannya. Beberapa perusahaan memilih biar hal itu dilakukan
oleh departemen HR sementara yang lain lebih memilih konsultan dari luar
perusahaan. Konsultan analis jabatan mungkin lebih tepat karena menawarkan
nasihat, panduan dan metode yang tidak bias. Ia tidak ada rasa suka atau tidak
suka terhadap seseorang, sehingga diharapkan dapat bertindak adil.
3. Bagaimana Melakukan Proses
Menentukan dengan cara bagaimana analisis jabatan dilakukan adalah langkah
berikutnya. Suatu pendekatan terencana tentang bagaimana melakukan
keseluruhan proses adalah perlu untuk menginvestigasi suatu jabatan spesifik.
4. Pengambilan Keputusan Strategis
Kini adalah saatnya untuk membuat keputusan strategis. Ini adalah tentang
memutuskan seberapa jauh keterlibatan karyawan dalam proses, seberapa rinci
data dikumpulkan dan dicatat, sumber-sumber data, metode pengumpulan data,
pemrosesan informasi dan pemilahan data yang dikumpulkan.
5. Pelatihan Analis Jabatan
Berikutnya adalah melatih analis tentang bagaimana melakukan proses dan
memilih metode untuk pengumpulan dan pencatatan data.
6. Persiapan Proses Analisis Jabatan
Mengomunikasikannya di dalam organisasi adalah langkah berikutnya. Para
manajer HR perlu mengomunikasikan segala sesuatunya dengan sepantasnya
agar karyawan memberikan dukungan penuh terhadap analisis jabatan. Tahap
ini juga termasuk penyiapan dokumen, daftar pertanyaan, wawancara dan
formulir umpan balik.
10
7. Pengumpulan Data
Berikutnya adalah pengumpulan data terkait dengan jabatan termasuk kualifikasi
pendidikan karyawan, keterampilan dan kemampuan yang dipersyaratkan,
kondisi kerja, aktivitas jabatan, hirarki pelaporan, ciri kepribadian (traits)
manusia yang dipersyaratkan, tugas dan tanggungjawab dan perilaku karyawan.
8. Dokumentasi, Verifikasi dan Kajian
Pendokumentasian yang baik dilakukan untuk memverifikasi keaslian data yang
dikumpulkan dan kemudian mengkajinya. Ini merupakan informasi final yang
digunakan untuk menggambarkan suatu jabatan tertentu.
9. Membuat Uraian Jabatan dan Spesifikasi Jabatan
Kini saatnya memisahkan data yang terkumpul menjadi informasi yang
bermakna. Uraian Jabatan (Job Description) menggambarkan peran, aktivitas,
tugas dan tanggungjawab suatu jabatan, sedangkan Spesifikasi Jabatan (job
specification) adalah pernyataan tentang kualifikasi, pengalaman, ciri
kepribadian perseorangan dan keterampilan yang dipersyaratkan untuk
mengemban jabatan.
Jadi proses analisis jabatan, membantu mengidentifikasi nilai suatu jabatan,
pemanfaatan talenta manusia semaksimal mungkin, menghapus jabatan yang tidak lagi
diperlukan dan menentukan standar pengukuran kinerja yang realistis. (Eko W)
11
sebaiknya pihak manajemen SDM meneliti terlebih dahulu setiap kelebihan dan
kelemahan metode yang akan digunakan karena mengingat data dan informasi yang
diperoleh untuk analisis jabatan ini sangat penting untuk membantu perusahaan atau
organisasi dalam mengatasi tren pasar saat ini, perubahaan organisasi dan mengatasi
masalah-masalah harian yang terjadi.
12
direct observation adalah mengamati langsung dan melakukan pencatatan
perilaku seorang karyawan dalam situasi yang berbeda-beda. Analisis Metode
Kerja atau Work Analysis Method adalah analisis pengamatan yang meliputi
waktu dan gerak secara khusus, teknik analisis ini biasanya digunakan pada
karyawan pabrik yang melakukan perakitan. Sedangkan teknik yang ketiga adalah
teknik insiden kritis yang mengidentifikasikan perilaku kerja yang menghasilkan
kinerja.
2. Metode Wawancara (Interview Method)
Wawancara adalah metode pengumpulan data dan informasi dengan cara
mengajukan pertanyaan langsung kepada karyawan. Pada umumnya, terdapat tiga
jenis wawancara yaitu wawancara individual yaitu wawancara hanya dengan
karyawan terkait, wawancara kelompok dengan kelompok karyawan yang
mengerjakan pekerjaan yang sama dan wawancara dengan penyelia (supervisor)
atau atasan karyawan yang bersangkutan yang mengetahui pekerjaan tersebut.
Dengan metode wawancara ini, seorang karyawan diwawancarai untuk
mendapatkan informasi tentang masalah yang mereka hadapi, penggunakan cara
atau teknik tertentu dan keterampilan yang diperlukan untuk melakukan
pekerjaannya. Metode wawancara ini juga dapat membantu pewawancara untuk
mengetahui apa yang sebenarnya dipikirkan oleh karyawannya tentang tanggung
jawab dan pekerjaannya sendiri.
Untuk mendapatkan hasil yang jujur dan benar serta data dan informasi
yang asli, pertanyaan yang diajukan selama wawancara harus dipilih dengan teliti
dan hati-hati. Untuk menghindari kesalahan, sebaiknya mewawancarai lebih dari
satu individu untuk mendapatkan tanggapan. Bisa berupa dua atau lebih individu
yang melakukan pekerjaan yang sama ataupun mewawancarai atasan atau
supervisor individu/karyawan yang bersangkutan.
3. Metode Kuesioner (Questionnaire Method)
Metode Kuesioner merupakan salah satu metode pengumpulan data dan
informasi untuk analisis jabatan yang sering digunakan. Kuesioner adalah suatu
daftar yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh karyawan yang
akan dianalisis jabatannya. Kelebihan dari metode kuesioner ini adalah dapat
mengumpulkan sejumlah informasi tentang pekerjaan dalam waktu yang relatif
13
singkat dan biaya yang relatif murah dengan catatan bahwa karyawan dapat secara
akurat menganalisis dan mengkomunikasikan informasi tentang pekerjaan
mereka.
Namun Karyawan yang diminta untuk mengisi kuesioner tersebut
kemungkinan mempunyai persepsi sendiri dan bias pribadi tersendiri terhadap
pertanyaan yang terdapat pada kuesioner sehingga menimbulkan bias dan
ketidakakuratan informasi. Oleh karena itu, disarankan untuk
mengkombinasikannya dengan metode wawancara dan observasi untuk
mengklarifikasi dan memverifikasi informasi kuesioner. Komunikasi yang baik
antara manajemen dengan karyawan yang akan dianalisis jabatannya juga sangat
diperlukan.
14
dan lokasi pekerjaan, informasi pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat pekerjaan, tujuan
pekerjaan, tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan peralatan yang
akan digunakan serta bahaya dan risiko yang terlibat didalamnya.
15
kecerdasan, bakat, daya ingat, keterampilan kepemimpinan, kemampuan beradaptasi,
kemampuan emosional, flesibilitas, perilaku, kreativitas, etika dan lain sebagainya.
16
effort/reward milik karyawan lain. Apabila dia merasa bahwa upaya dirinya lebih berat
dibandingkan dengan rekan kerjanya, sementara dari sisi gaji ia kalah, maka akan mulai
muncul rasa bahwa dirinya diperlakukan tidak adil.
Prinsip Evaluasi Jabatan
Dalam upaya untuk memberikan keadilan tersebut, maka perlu dimulai dengan
langkah melakukan evaluasi jabatan. Evaluasi jabatan sesuai dengan asal katanya adalah
bertujuan untuk mengevaluasi jabatan dan bukan orangnya. Evaluasi jabatan merupakan
proses evaluasi dan penentuan nilai suatu jabatan di dalam organisasi. Evaluasi ini
bersifat relatif dan tidak mutlak. Dasar pemikirannya adalah mengevaluasi suatu jabatan
tertentu dibandingkan dengan jabatan yang lain di dalam organisasi.
Karena evaluasi jabatan bersifat membandingkan, maka pelakunya melibatkan
semua unsur yang ada di dalam organisasi khususnya perwakilan dari unit-unit kerja yang
ada. Mereka mewakili fungsi-fungsi di dalam organisasi maupun kelompok manajerial
dan jika di dalam perushaaan itu terdapat serikat pekerja, maka perlu juga untuk turut
dilibatkan. Perwakilan harus ada karena akan dibuat suatu kesepakatan bersama. Tentu
ini hanya dapat diberlakukan kalau organisasi atau perusahaan cenderung bersifat
terbuka.
Evaluasi jabatan merupakan pendekatan profesional agar karyawan mendapatkan
gaji sesuai dengan upaya yang ia lakukan. Evaluasi jabatan dilakukan umumnya pada
perusahaan yang sudah tertata rapi dan melakukan bisnis secara transparan. Pada
perusahaan-perusahaan terbuka (Tbk), gaji direksi dan komisaris pun minta diungkapkan
di dalam laporan keuangan tahunan. Transparansi dan akuntabilitas merupakan prasyarat
keberlangsungkan hidup perusahaan-perusahaan profesional.
Dalam hal perusahaan masih tertutup, masih bersifat “one man show” dan top
down approach, maka cukup pimpinan yang memutuskan. Kejadian ini umumnya terjadi
pada perusahaan keluarga. Yang penting karyawan mau kerja dan perusahaan
memberikan gaji sesuai dengan kemampuannya. Syukur perusahaan dapat mengikuti
standar upah minimum yang diatur pemerintah.Dalam hal anggota keluarga ada yang
menjadi karyawan maka boleh jadi ia akan menikmati gaji yang lebih besar daripada
karyawan yang bukan anggota keluarga. Tidak heran apabila di dalam slip gaji, dikatakan
bahwa gaji bersifat rahasia dan bukan untuk diperbandingkan.
17
Lalu kapan perlu dilakukan pengembangan struktur gaji untuk menjamin keadilan secara
internal? Ada baiknya dilakukan pada saat perusahaan atau organisasi mengalami
reorganisasi, yakni tumbuhnya divisi-divisi baru atau pekerjaan-pekerjaan baru yang
muncul. Bisa juga dilakukan pada saat ada situasi di mana ada tuntutan perlunya
memberikan gaji secara lebih adil.
18
Metode Perbandingan Faktor.
Metode ini juga berdasar atas hal-hal seperti kemampuan yang
dipersyaratkan, upaya (fisik dan mental), tanggung jawab dan kondisi pekerjaan,
namun demikian masih dipecah-pecah lagi menjadi beberapa faktor, biasanya 4
atau 5 faktor. Dalam metode ini yang dinilai adalah faktor-faktor yang bisa
dikompensasi, artinya bisa dikonversi dalam bentuk uang. Kita harus mampu
menyediakan data apa saja yang dapat dikompensasi, serta mempunyai rentang
antara batas bawah (terendah) dan batas atas (tertinggi).
Persyaratan akan kemampuan dipecah lagi, misalnya pendidikan S1, S2
atau yang lain. Jika jabatan memerlukan kemampuan tinggi, otomatis posisi
jabatan itu akan memiliki bobot yang lebih tinggi. Hal yang sama juga pada upaya
secara fisik dan mental. Upaya fisik dan mental dipecah lagi apa saja faktornya.
Apabila jabatan itu memerlukan upaya lebih keras dengan daya tahan mental lebih
besar maka dia akan memiliki bobot lebih tinggi. Seorang sales yang harus
berhadapan dengan pihak luar tentu memerlukan upaya yang lebih berat
dibandingkan dengan bagian administrasi, misalnya.
Tanggung jawab dipecah lagi, misalnya tanggunga jawab dalam satu unit,
satu departemen, satu divisi, tentu akan memiliki compensable factor yang
berbeda. Jika diuangkan maka tanggungjawab tersebut akan berbeda
hasilnya.Saat ini, metode perbandingan faktor paling sering digunakan oleh
konsultan. Tentu semakin banyak jenis dan caranya akan semakin baik, karena
kita akan dapat memilih mana yang cocok atau sesuai dengan kondisi perusahaan
kita.
Metode Klasifikasi ( Classification Methode).
Metode klasifikasi ini adalah dengan menempatkan jabatan-jabatan pada
grade atau kategori tertentu yang telah dibuat sebelumnya atau yang sudah
menjadi standar. Dilihat apakah jabatan-jabatan tersebut sudah sesuai atau tidak
dengan standar yang dibuat. Metode ini lebih mudah dari metode rangking namun
akan ada kesulitan kalau ditemukan jabatan yang diluar kategori atau standar.
Boleh jadi jabatan tersebut akan dihilangkan karena tidak ada kategorinya.
19
dalam evaluasi jabatan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
Dapat dan mudah dimengerti oleh orang lain,
Dapat diterima oleh setiap orang
Dapat memiminalkan faktor bias, terutama subyektifitas
Dapat diaplikasikan untuk semua jenis jabatan atau berlaku umum.
Meminimalkan terjadinya debat kusir diantara para evaluator
Dengan memenuhi kelima persyaratan diatas, diharapkan kegiatan evaluasi jabatan
akan berjalan lancar dan hasilnya merupakan yang terbaik juga. Sekarang terserah kepada
masing-masing perusahaan, mau pilih yang mana.
http://www.pelajaran.co.id/2016/21/pengertian-analisis-jabatan-tujuan-dan-
manfaat-analisis-jabatan-terlengkap.html
www.bacaanpopuler.com/2017/05/analisis-jabatan-definisi-tujuan-dan.html
http://cipcipmuuach.blogspot.co.id/2013/05/manfaat-analisis-jabatan.html
http://www.intipesan.com/mengenal-proses-analisis-jabatan/
https://ilmumanajemenindustri.com/metode-analisis-jabatan-job-analysis-method/
https://ilmumanajemenindustri.com/deskripsi-jabatan-spesifikasi-jabatan/
http://www.intipesan.com/perlunya-melakukan-evaluasi-jabatan/
http://epsmanajemensdm.blogspot.co.id/2009/09/evaluasi-jabatan.html
20