Anda di halaman 1dari 9

Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk.

2018

BAB V
SISTEM UTILITAS

PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. merupakan industri kertas yang


cukup lengkap dan besar dalam memproduksi berbagai jenis kertas. Sehingga
dalam memproduksi kertas, industri ini tidak cukup dengan hanya paper
machine (PM) saja, tetapi membutuhkan beberapa unit pendukung yang
keberadaannya cukup vital sekali bagi kelancaran produksi. Seperti halnya
dengan bahan pengisi (filler) yang perannya sangat penting dalam
mendukung proses produksi kertas. PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk.
menyadari bahwa penggunaan bahan pengisi dapat menurunkan penggunaan
fiber, sehingga mereka memproduksi bahan pengisi tersebut secara mandiri.
Dalam proses produksinya tentu unit ini akan membutuhkan beberapa unit
pendukung yang dapat menunjang kelancaran produksinya .

5.1 Pengendali Mutu

Dalam rangka untuk memberikan kepuasan dan kepercayaan kepada


konsumen bahwa produk yang dipakai telah memenuhi standar dengan
kualitas yang baik, unit CaCO3 PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia membentuk
suatu depertemen yang bernama Quality Assurance (QA).

Quality Assurance (QA) adalah suatu departemen dengan sistem


pengendalian proses kualitas yang harus dipenuhi di dalam pembuatan
produk, mulai proses awal hingga akhir, sehingga di dapatkan output produk
dengan kualitas terjamin. Departemen ini terdiri dari tiga bagian, yaitu
analyst team, quality control (QC), dan complaint handling team.

5.1.1 Analyst Team

Analyst Team merupakan bagian dari departemen Quality


Assurance (QA) yang berfungsi untuk menganalisa, melakukan
percobaan, merancang solusi baru dan merumuskan standar dan

Institut Teknologi dan Sains Bandung 37


Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk. 2018

ketentuan yang sesuai sehingga dapat diterapkan dengan baik di


perusahaan.

5.1.2 Quality Control (QC)

Pengendali mutu (quality control) merupakan suatu


usaha untuk memperoleh hasil produksi dengan sifat-sifat
sesuai batasan yang telah ditentukan yang dapat ditinjau dari
dua segi, yaitu segi teknis dan segi ekonomis.

Pengendalian mutu secara teknis adalah suatu proses


pengaturan atau pengukuran kualitas yang sebenarnya dan
membandingkannya dengan nilai standar, serta mengatasi dan
mempelajari perbedaan yang ada.

Sedangkan ditinjau dari segi ekonomis, pengendalian mutu


merupakan suatu usaha produsen untuk memperoleh hasil
produksi yang memenuhi ketentuan dengan memperhatikan
faktor keuntungan produsen dan kepuasan konsumen. Quality
control terdapat di beberapa bagian, antara lain :

• QC di Ground Calcium Carbonate (GCC) plant (


sample slurry produksi)
• QC di gudang bahan baku (dispersant, grinding, dan
batu kapur)

Tahap awal dalam pengendalian mutu hasil produksi
terlebih dahulu harus mengetahui:

1. Surat Perintah Kerja (SPK)


2. Standart permintaan customer
3. Tujuan pengiriman (internal/eksternal)

Institut Teknologi dan Sains Bandung 38


Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk. 2018

Baru kemudian dapat ditentukan spesifikasi CaCO 3 sesuai


permintaan konsumen dan toleransi penyimpangan yang terjadi dari
standart tersebut.

Pengambilan sampel diambil pada beberapa sample point di plant


CaCO3. Alat-alat yang digunakan untuk menganalisa kualitas produk
antara lain adalah sebagai berikut :

1. Oven Tester
Alat ini digunakan untuk menghilangkan kadar air yang
terkandung dalam slurry, sehingga slurry akan memadat dan
kemudian dihancurkan untuk uji brightness.

2. pH Meter
pH meter digunakan untuk menguji pH dari slurry.

3. Neraca
Alat ini digunakan untuk menimbang berat sample
yang akan diuji particle size dan brightness.

4. ELREPHO 300, Lab Tester Brightness


Alat ini digunakan untuk menentukan brightness dari
slurry dan bahan baku (batu kapur).

5. Viskometer
Alat ini digunakan untuk mengecek viskositas
sample slurry.

6. Mastersizer
Mastersizer digunakan untuk mengecek ukuran
dan distribusi ukuran partikel sample.
7. Residu Screen
Alat ini digunakan untuk melihat jumlah kotoran
yang masuk dalam slurry.

Institut Teknologi dan Sains Bandung 39


Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk. 2018

8. Total Solid Tester


TS tester digunakan untuk melihat jumlah
kandungan padatan dalam slurry (Solid Content ).
9. Dispermate
Alat ini berfungsi seperti mixer digunakan untuk
mengaduk larutan slurry sebelum di cek ukuran partikelnya
di mastersizer.
10. Grinding Tester
Alat ini digunakan untuk mengecek kualitas grinding media.
11. Abrasi Tester
Alat ini digunakan untuk mengecek abrasivitas dari slurry.

5.1.3 Complaint Handling Team

Complaint Handling Team merupakan bagian dari


departemen Quality Assurance (QA) yang berfungsi untuk
menerima masukan maupun keluhan dari customer baik internal
(PM) maupun eksternal guna untuk meningkatkan mutu produk
yang telah dihasilkan agar sesuai dengan permintaan customer.

5.2 Laboratorium
5.2.1 Quality Control (QC)

Depatemen QC bertugas untuk memastikan bahan baku


maupun bahan aditif yang memenuhi kualitas yang telah
ditentukan sehingga nantinya tidak berpengaruh buruk terhadap
proses itu sendiri maupun pada produk akhir.

Proses pengujian dimulai dari bahan datang kemudian diambil


sampel untuk diuji dalam laboratorium QC CaCO 3. Pengujian ini
diperuntukan untuk bahan baku material seperti : grinding media
dan batu kapur dari supplier. Apabila bahan yang

Institut Teknologi dan Sains Bandung 40


Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk. 2018

diuji memenuhi standar yang ditetapkan, maka bahan dinyatakan


diterima dan dilaporkan ke bagian penyimpanan bahan baku
(werehouse) akan tetapi jika tidak memnuhi standar makan akan
dikembalikan / ditolak dan bagian logistik akan mengajukan
klaim pada supplier.

Proses pengujian material bahan baku seperti batu kapur


untuk supplier baru di uji kandungan kimia yang terkandung,
pH, dan viskositas. Untuk uji kandungan kimia diserahkan pada
RnD PT. Tjiwi Kimia Tbk.

Tabel 5.1 Checking Point pada QC CaCO3


Material Checking Point

Batu kapur Moisture dan brightness

Grinding media Ukuran diameter dan kualitas grinding media

Dispersant Viskositas, pH, dan Total Solid (TS)

pH, particle size, viskositas, brightness, TS, RS, dan


Slurry abrasivitas.

Pada QC terdapat parameter-parameter yang diujikan


adalah sebagai berikut.

1. pH
Merupakan angka yang menunjukkan keadaan suatu zat
atau larutan tersebut bersifat basa atau asam. Checking
point terdapat pada slurry di final tank dan final screen.

Institut Teknologi dan Sains Bandung 41


Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk. 2018

2. TS (Total Solid)
Angka yang menyatakan jumlah kandungan solid yang ada
didalam suatu zat atau larutan dan dinyatakan dalam %.
Checking point pada slurry.

3. Viscositas
Angka yang menunjukkan kekentalan suatu zat
atau larutan. Checking point pada slurry .

4. Derajat Putih (Brightness)


Light reflectance dari bahan pengisi akan mempengaruhi
brightness kertas yang dihasilkan. Checking point pada
slurry yang telah dipadatkan di oven kemudian digerus
dan bubuk padatan tersebut di cek brightnessnya.

5. Ukuran Partikel (Particle Size)


Parameter ini berpengaruh terhadap sifat optik bahan
pengisi itu sendiri dan mempengaruhi mekanisme proses
pembuatan kertas. Semakin halus ukuran partikel bahan
pengisi, maka akan semakin baik distribusi partikelnya,
semakin luas permukaan, semakin luas daya sebar sinar,
opacity semakin meningkat, dan semakin kecil tingkat
pengendapan. Namun jika ukuran partikel terlalu halus
akan sulit teretensi dan akan mengakibatkan
twosideness. Checking point pada slurry .

6. Residu Screen (RS)


Hasil sisa penyaringan dari slurry atau sisa kotoran pada
slurry yang tidak ikut lolos penyaringan karena ukurannya
yang terlalu besar. Checking point pada slurry.

Institut Teknologi dan Sains Bandung 42


Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk. 2018

7. Tingkat Abrasivitas
Potensi abrasi dari bahan pengisi dipengaruhi oleh struktur
partikel (bentuk kristalnya) dan sifat fisik dari bahan pengisi
(kehalusan dan kekasaran). Semakin halus bahan pengisi,
maka tingkat abrasinya semakin rendah. Adanya
kontaminan pengotor seperti silica juga dapat menyebabkan
abrasi. Pada CaCO3 plant cek abrasivitas dilakukan apabila
ada permintaan dari paper machine (PM). Checking point
pada slurry.
8. Moisture
Kadar air yang terkandung di dalam batu kapur. Batu kapur
diambil dari truck yang datang kemudian di oven selama ±
1 jam kemudian ditimbang. Material bahan baku yang akan
digunakan tidak boleh mengandung banyak air karena akan
mempengaruhi produksi. Checking point pada batu kapur.
9. Kualitas Grinding Media
Pengujian grinding media pada grinding tester untuk
melihat hasil dari kualitas grinding media tersebut. Cara
mengetahuinya adalah dengan melihat air campuran
grinding media yang telah di grinding selama 5 jam.
Semakin bening airnya maka hasilnya akan semakin baik.
Apabila air yang dihasilkan keruh atau berubah warna
maka akan mempengaruhi nilai brightness dan dapat
dijadikan sebagai parameter loss grinding media. Checking
point pada grinding media.

5.3 Pengolahan Limbah

Limbah yang dihasilkan pada proses produksi CaCO 3 kebanyakan


adalah limbah cair yang masih mengandung bahan kimia. Konsentrasi bahan-
bahan pencemar tersebut masih cukup tinggi serta memiliki kandungan bahan
kimia berbahaya, dan limbah tersebut tidak dapat langsung dibuang ke sungai.
Sehingga limbah-limbah yang dihasilkan harus terlebih dahulu di proses

Institut Teknologi dan Sains Bandung 43


Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk. 2018

melalui unit-unit pengolahan limbah untuk terlebih dahulu diturunkan


konsentrasinya sehingga sesuai baku mutu limbah cair yang ditetapkan oleh
pemerintah agar tidak mencemari dan merusak keseimbangan lingkungan
sekitar.

Unit Pengolahan Limbah di PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk


ditangani oleh salah satu bagian yang dinamakan dengan EPD atau
Environment Protection Departement yang terletak di lahan seluas 10 Ha.
Dengan kapasitas pengolahan limbah cair dalam sehari sebesar 64000 m3.
Parameter utama untuk pengendali limbah cair ada 4, yaitu pH, BOD,
COD, dan TSS.

Proses pengolahan limbah cair yaitu dengan memisahkan limbah cair


dari PM dan limbah cair non-PM. Limbah dari non-PM dimasukkan ke
dalam buffer tank yang dilengkapi dengan blower + mixer, kemudian
limbah cair non-PM tersebut dicampur menjadi satu dengan limbah cair
PM didalam bak equalisasi.

Limbah cair PM dan non-PM yang telah dicampur tersebut


kemudian dialirkan menuju bak flokulasi dan disini ditambahkan flokulan
agar kotoran didalam air limbah tersebut dapat membentuk flok, kemudian
limbah dialirkan lagi menuju bak koagulasi untuk ditambah koagulan agar
flok yang telah terbentuk bisa mengendap.

Limbah kemudian dialirkan menuju primary clarifier agar kotoran yang


mengendap dapat dipisahkan. Kotoran yang mengendap tersebut akan menjadi
sludge dan dikirim ke belt press. Sedangkan air limbahnya akan masuk kedalam
bak aerasi untuk diolah secara biologi menggunakan mokroorganisme. Setelah itu
limbah dialirkan menuju secondary clarifier. Sludge dari secondary clarifier
dikembalikan lagi ke bak aerasi, dan limbah cairnya dialirkan ke control lagoon
untuk dilakukan pengecekan terhadap keempat parameter tadi. Setelah parameter
tercapai, air limbah tersebut dapat dibuang ke sungai.

Institut Teknologi dan Sains Bandung 44


Laporan Magang PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia,Tbk. 2018

Sludge hasil dari belt press dapat dimanfaatkan menjadi batako dan
tatakan telur. Selain itu, sludge juga bisa dibakar didalam incinerator
untuk menghasilkan steam yang berfungsi sebagai penggerak turbin.

Limbah kering yang dihasilkan dari proses produksi CaCO3 dapat


dijadikan bahan pendukung untuk pembuatan paving, karena kandungan
miller yang terdapat didalamnya dapat menjadi pendukung untuk bahan
bangunan.

Institut Teknologi dan Sains Bandung 45

Anda mungkin juga menyukai