Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Limbah 1 2018

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN


LIMBAH 1

“PENGOLAHAN AIR SITU RAWA BINONG MENJADI AIR


BERSIH MENGGUNAKAN PAC SEBAGAI KOAGULAN
SINTETIS”

OLEH : KELOMPOK 4

- CHARLES DARWIN ( 012.16.005) - IRVAN FADILLAH (012.16.


- SALMA WASKITA (012.16. - MUHAMMAD AKBAR (012.16.
- ROHMI OKTARIANI (012.16.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN PULP DAN KERTAS


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI DAN SAINS BANDUNG
2018
Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Limbah 1 2018

PENGOLAHAN AIR SITU RAWA BINONG MENJADI AIR


BERSIH MENGGUNAKAN PAC SEBAGAI KOAGULAN
SINTETIS
Charles Darwin,dkk
Sediakan alat dan bahan. Air danau
yang dipakai berasal dari satu sumber.
ABSTRAK
Lalu disiapkan larutan induk PAC 1 % dan
flokulan kationik 1 %. Setelah larutan
Air bersih sangat banyak dipakai induk PAC dan flokulan kationik tersedia,
dalam kebutuhan sehari – hari baik itu persiapkan air danau yang akan dijartest.
skala kecil seperti rumah tangga maupun Cek karakteristik dari air danau tersebut.
skala besar seperti industri kimia. Parameter yang dicek ialah TDS, PH,
Pengolahan air kurang layak pakai menjadi suhu, dan warna. Setelah dicek, tuangkan
air bersih pun mulai banyak bermunculan masing – masing 500 ml air danau di 4
di era ini, contohnya : menggunakan filter, gelas kimia 1000 ml. Lalu pasang
prinsip koagulasi, flokulasi, dan pengaduk pada jartest tepat ditengah –
sebagainya. Pada praktikum kali ini akan tengah setiap 4 gelas kimia tadi sehingga
dibahas mengenai dosis optimum saat pengadukan, larutan dapat tercampur
pemakaian PAC sebagai koagulan sintetis dengan rata. Lakukan flash mixing ( 120
pengolahan air situ rawa binong skala -150 rpm) selama 1 menit pada setiap
laboratorium. Pada praktikum ini, juga gelas kimia yang sudah berisi air danau
memakai flokulan polimer kationik yang tadi untuk menghomogenkan sampel.
dosis nya tetap, yaitu 10 ppm. Variasi dosis Setelah 1 menit, injeksikan PAC dengan
PAC yang dipakai ialah 30 ppm, 40 ppm, dosis yang telah ditentukan. Ada gelas
50 ppm dan 80 ppm. Hasil yang didapat yang diinjeksi 30 ppm,40 ppm, 50 ppm,
menunjukkan bahwa dosis optimumnya dan 80 ppm. Setelah diinjeksi oleh PAC,
ialah 80 ppm. lanjutkan pengadukan dengan flash mixing
( 120 – 150 rpm ) selama 2 menit dan
Kata kunci : koagulan, flokulan, dosis amati mikroflok yang terbentuk. Setelah
dilakukan flash mixing, diinjeksikan
larutan induk flokulan kationik sebanyak
METODE PENELITIAN 10 ppm disetiap gelas kimia yang dilanjut
dengan slow mixing ( 50 rpm ) selama 7
ALAT menit dan amati makroflok yang terbentuk.
Peralatan yang digunakan pada Setelah slow mixing selesai, angkat baling
praktikum kali ini ialah jartest, gelas kimia – baling dan lihat pengendapan flok. Amati
1000 ml 4 unit, batang pengaduk, gelas dan catat waktu sampai berapa lama flok
kimia 500 ml 2 unit, neraca digital, corong, tersebut mengendap semua dengan batas
pipet volume 1ml 2ml 5ml 10ml, maksimal 10 menit. Setelah melewati 10
erlenmeyer, pipet tetes, TDS meter, PH menit, catat bentuk flok pada dasar gelas
meter, termometer, stopwatch, penggaris. dan catat suhu air sampel. Keluarkan
cairan supernatant setiap sampel, lalu ukur
BAHAN kembali parameter – parameter yang sudah
Bahan - bahan yang dipakai adalah diuji saat sebelum pengolahan air danau.
aquades, air danau situ rawa binong, PAC, Seperti TDS, PH, suhu.
Flokulan kationik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PELAKSANAAN PENELITIAN
Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Limbah 1 2018

Parameter – parameter yang


diperhatikan pada praktikum kali ini
adalah TDS, PH, suhu, dan warna dari
sampel. Berikut data karakteristik sampel
sebelum diolah :

Parameter Nilai
suhu 27℃
pH 7,6
TDS 233 ppm
Warna Hijau muda

Pada saat di proses, baik itu saat jartest


maupun pengendapan, diamati perbedaan
antara setiap sampel yang diberikan dosis
Sampel dengan dosis PAC 30 ppm
PAC berbeda. Contohnya pada saat slow
mixing diantara sampel yang diberikan
dosis PAC 30 dan 50 ppm yang lebih cepat
terbentuk makroflok adalah yang berdosis
30 ppm. Pada setiap sampel mulai
terbentuk makroflok dengan ukuran
diameter +/- 0,3 cm pada menit ke -2 slow
mixing. Pada menit ke 4 slow mixing,
makroflok dari yang berdosis 30 ppm
sudah terbentuk besar sedangkan yang 50
ppm membutuhkan waktu 6 menit untuk
membentuk makroflok dengan ukuran
yang sama pada dosis 30 ppm. Berikut foto
perbandingan dosis PAC 30 ppm (1,5 ml )
dan 50 ppm ( 2,5 ml ) pada menit ke – 4 :

Sampel dengan dosis PAC 40 ppm

Begitu juga dengan yang berdosis PAC 40


ppm dan 80 ppm. Setelah melalui proses
jartest dan pengendapan selama 10 menit,
diperhatikan secara kasat mata antara
setiap sampel yang telah diproses.
Diperoleh gambaran seperti berikut :
Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Limbah 1 2018

Gambar grafik setiap sampel terhadap pH

Sampel dengan dosis PAC 50 ppm

Gambar grafik setiap sampel terhadap TDS

Sampel dengan dosis PAC 80 ppm

Secara kasat mata, semakin tinggi dosis


PAC yang diberikan maka semakin bening
air yang dihasilkan dan semakin besar Gambar grafik setiap sampel terhadap suhu
bentuk flok yang mengendap di dasar gelas
kimia. Lalu untuk perbandingan parameter
– parameter antara sampel yang sudah di
proses dengan koagulasi, flokulasi dengan
yang belum maka diambil cairan KESIMPULAN DAN SARAN
supernatant yang ada di permukaan setiap
sampel. Kira – kira 1 cm dari permukaan. Kesimpulan
Cairan tersebut diambil secukupnya. 1. Koagulasi dan flokulasi
Didapatkan hasil pengukuran berikut : dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Seperti temperatur sampel,
koagulan dan flokulan yang dipakai
beserta dosisnya

Nilai Uji
Parameter
Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4
ph 8,2 7,7 7,5 7,6
TDS ( ppm ) 228 237 232 224
suhu ( ℃ ) 23 23 23 23
Laporan Praktikum Teknologi Pengolahan Limbah 1 2018

2. Semakin banyak koagulan yang


dipakai maka hasil dari proses
koagulasi dan flokulasi makin
bersih. Tetapi semakin lama proses
sedimentasi nya juga semakin
tinggi cost yang dikeluarkan.
3. Dosis yang dipakai tidak terlalu
berpengaruh terhadap suhu sampel.

Saran
1. Memakai dosis 30 ppm, dengan
dosis yang kecil tetapi dapat
menurunkan nilai TDS yang tinggi.
Juga tidak menghasilkan cost yang
tinggi.
2. Sebelum melakukan proses
koagulasi dan flokulasi terhadap
sampel ada baiknya mempelajari
terlebih dahulu kondisi optimal
koagulan dan flokulan yang akan
dipakai, contohnya ph optimum
bekerja.

DAFTAR PUSTAKA

Modul Praktikum Teknologi Pengolahan


Limbah 1 “ Pengolahan Air Sungai /
Danau Menjadi Air Bersih Dengan PAC
Sebagai Koagulan Sintetis” .

Anda mungkin juga menyukai