Praktikum 2 Koagulasi-Flokulasi
1.
Tujuan
Mengetahui dosis optimum dalam proses koagulasi-flokulasi.
Mencari nilai parameter G dan td yang paling sesuai untuk air sampel
2.
Dasar Teori
Proses Koagulasi dan flokulasi adalah proses yang sangat penting pada
3.
4.
Alat
1.
2.
3.
Turbidimeter
4.
pH meter
5.
Thermometer
6.
Pipet ukur
7.
8.
Stopwatch
9.
Penggaris
Bahan
1.
2.
5.
Sampel air
Prosedur Percobaan
a. Melakukan jartest untuk mencari dosis optimum
Ambil sampel air permukaan. Analisa terlebih dahulu pH, suhu dan
kekeruhan.
Letakkan 6 gelas beaker dengan vol. 1 liter pada jartest dan siapkan
koagulan pada wadah gelas beaker 10 ml dengan dosis berbeda (misal:
5;10;15;20;25;30 mg/L).
Jalankan jartester dengan kecepatan putaran 200 rpm selama 1 menit
dan tambahkan segera koagulan pada beaker glas vol. 1 L, biarkan 1
beaker sebagai kontrol (tidak diberi koagulan).
Setelah 1 menit, kurangi kecepatan putaran menjadi 90 rpm selama 5
menit, kemudian diturunkan lagi menjadi 60 rpm selama 5 menit dan
terakhir diturunkan lagi kecepatan putarannya sebesar 30 rpm selama
5 menit.
Matikan jartester dan biarkan flok mengendap selama 20 menit.
Ambil supernatan dalam gelas beaker pada titik yang sama (misal 10
cm dari permukaan air). Pada saat mengambil air jaga agar flok tdk
terganggu.
Analisa kembali pH, suhu dan kekeruhan.
Tentukan pada dosis koagulan manakah yang paling optimum untuk
menurunkan kekeruhan.
b. Melakukan Jartest untuk mencari pH optimum
Ulangi lakukan jartest seperti prosedur diatas, namun dosis koagulan
tidak lagi bervariasi, dengan pH yang berbeda-beda.
Ambil nilai dosis koagulan optimum yang sudah di dapat dari
percobaan a, siapkan koagulan pada beaker 10 ml.
Lakukan analisa awal terhadap kekeruhan, pH dan suhu.
Siapkan larutan H2SO4 0,1 N dan NaOH 0,1 N, pipet sejumlah vol.
Tertentu dan masukkan ke beaker 10 ml.
Siapkan sampel air, masukkan larutan H2SO4 0,1 N dan NaOH 0,1 N
ukur kembali pH-nya.
Jalankan jartest kembali dengan prosedur seperti pada percobaan a.
3|Pa ge
6.
7.
Tabel
a. Menentukan dosis koagulan optimum
pH awal
: 7,89
Suhu awal
: 26,C
Kekeruhan awal
: 102 FTU
: 200 rpm
Waktu pengadukan
: 60 detik
90 rpm
5 menit
60 rpm
5 menit
5|Pa ge
5 menit
10
12,5
16
25
7,82
7,67
7,66
7,70
7,77
Suhu (C)
26
26
26
27,7
25,5
Kekeruhan (FTU)
52
46,62
45,02
42,28
12,77
49,01
54,29
55,86
58,54
87,48
pH
% Penurunan kekeruhan
K
50
e
k
40
e F
r T 30
u U
20
h
a
10
n
)
0
0
10
15
20
25
30
6|Pa ge
: 7,85
Suhu awal
:26C
Kekeruhan awal
: 96 NTU
: 60 detik
150
120
pH
6,85
6,95
7,06
Suhu (C)
26,7
26
26,5
Kekeruhan (FTU)
10,27
9,97
23,24
% Penurunan kekeruhan
89,30
89,61
75,79
Putaran cepat dipilih adalah 150 rpm selama 1 menit. Nilai 150 rpm
dipilih karena nilai % penurunan kekeruhan dengan putaran cepat 150
rpm paling tinggi 89,61 %.
d. Menentukan nilai putaran optimum pada pengadukan lambat.
pH awal
: 7,5
Suhu awal
: 26 C
Kekeruhan awal
:89 NTU
60
5
45 30
5
5
7,08
2,63
10,07
88,68
60
5
30 15
5
5
6,98
2,65
8,97
89,92
7|Pa ge
8.
60 rpm
5 menit
45 rpm
5 menit
15 rpm
5 menit
Perhitungan
Dari percobaan jartester diatas didapat hasil :
Nilai koagulan optimum 25 mg/L.
Seri putaran cepat adalah 150 rpm dengan waktu 1 menit
Seri putaran lambat terpilih adalah 90 rpm; 60 rpm dan 45 rpm
masing-masing 5 menit.
Data dari sampel air dengan percobaan jartester terpilih adalah :
pH
: 7,8
Suhu (C)
: 26
: 102
Kekeruhan (NTU)
: 2,65
1,5 rps
60 rpm
1 rps
30 rpm
0,5 rps
10.754,1573
8|Pa ge
7.169,4382
30 rpm
3.584,7191
0,0082 N m/det
60 rpm
0,0024 N m/det
30 rpm
0,0003 N m/det
95,98 1/det
60 rpm
51,92 1/det
30 rpm
8,35 1/det
9|Pa ge
9.
Pembahasan Data
a. kaitannya dengan efisiensi bahan kimia, dosis maksimum atau minimum
belum tentu dosis yang tepat untuk dipilih. Maka dari itu dilakukan analisa
penentuan dosis optimum. Dari analisa Mencari dosis koagulan optimum
dipilih 25 mg/L karena penurunan kekeruhan pada penambahan koagulan
25 mg/L paling besar. penurunan kekeruhan pada dosis 25 mg/L adalah
87,48%
b. Dalam percobaan penentuan pengadukan cepat maupun lambat optimum,
praktikan mengambil simpulan bahwa tidak semua pengadukan yang
maksimal yang menjadi pengadukan optimum.
c. Dalam dosis koagulan optimum, pH masuk dalam range yang ditentukan
yakni 6-7,8 sehingga tidak dilakukan percobaan untuk mencari PH
optimum.
d. Dari percobaan Koagulasi dan Flokulasi, penetuan dosis koagulan optimum
dan pengadukan optimum. Didapat sebuah analisa Penentuan kriteria
desain harus tetap sesuai dengan air baku yang akan diolah. Sebab,
kriteria desain suatu unit koagulasi dan flokulasi yang terdapat dalam
kriteria Desain terkadang tidak sesuai dengan air baku yang akan diolah.
10.
Kesimpulan
Dari rangkain langkah praktikum koagulasi-flokulasi yang dilakukan, praktikan
dapat mengambil kesimpulan :
a. penentukan pengadukan cepat optimum digunakan sampel pengadukan
cepat 200, 150 dan 120 rpm, dengan pengadukan masing-masing 1 menit.
Dari hasil analisa pengadukan cepat 150 rpm lah yang paling optimum.
Dengan pengadukan cepat 150 rpm selama 1 menit didapat penurunan
kekeruhan sebesar 89,61 %.
b. Dari analisa Mencari dosis koagulan optimum dipilih 25 mg/L karena
penurunan kekeruhan pada penambahan koagulan 25 mg/L paling besar.
penurunan kekeruhan pada dosis 25 mg/L adalah 87,48%
10 | P a g e
11.
Referensi
1. Modul Praktikum Koagulasi-Flokulasi.
2. Data pratikum pada tanggal 9 Januari 2017.
11 | P a g e