Perlu diingat bahwa bahan kimia khususnya internal treatment di Boiler dari masing-masing vendor tidak pasti sama, sehingga diperlukan panduan
perhitungan yang dilakukan di spreadsheet ini merupakan metode pendekatan, jadi perlu dicek ulang dengan hasil setelah diterapkan.
Dalam pelaksanaan yang disampaikan disini seperti contohnya pelaksanaan uji jartest, dimana umumnya ini dilakukan di bagian laboratorium. Namun
merupakan cara aplikatif dengan istilah "Tidak ada rotan, akarpun jadi".
Jika ada note/indeks CN itu maksudnya Cara Normal atau CD (Cara Darurat). Dalam beberapa hal masih membutuhkan alat bantu/analisa agar hasi
timbangan Analitik dkk. Tentunya, jika sudah berada di lokasi kebun rotan, jangan cari kerjaan dengan repot-repot cari akar lagi.
Cara penggunaan spreadsheet ini, cukup dengan meng-klik pilihan berikut sesuai proses yang diinginkan
Beberapa SEL diberi warna yang maksudnya sebagai berikut:
ini menunjukkan SEL yang perlu diisi untuk melakukan perhitungan
ini menunjukkan SEL yang bisa diisi jika ingin perhitungan lain dan kosongkan jika tidak
ini SEL yang berisi link untuk "melompat" ke sheet yang diperlukan
ini SEL berupa pilihan, gunakan untuk memilih jenis yang ingin diketahui
ini SEL dari hasil perhitungan yang dilakukan
Tujuan dari melakukan jartest adalah untuk mengetahui dosis yang optimal kepada sumber air baku/sampel sehingga apabila
nantinya air tersebut diolah di unit klarifikasi bisa didapat hasil pengolahan air klarifikasi yang memenuhi standard turbidity/kejernihan.
disamping ini merupakan alat Jartest--> Floculator, jumlah pengaduk bisa beragam. Gambar disamping untuk 4 sampel
semakin banyak tabung/pengaduk berarti semakin banyak variasi dosis yang bisa dilakukan dalam 1 periode
hal ini tentu menghemat waktu untuk mendapatkan dosis yang optimal.
Dari beberapa sampel yang dilakukan pengujian, juga bisa dilihat langsung perbandingan hasilnya.
Dosis terbaik dari hasil pengujian tersebutlah yang diaplikasikan ke operasional.
maka timbanglah 15.0 mgr Tawas dengan timbangan analitik, masukkan kedalam gelas beaker lebih besar sedikit dari
tambahkan air aquadest atau condensate yang sudah didinginkan sehingga 100.0 ml jumlahnya, dan larutkan tawas tersebut.
Larutan diusahakan sesuai batas tanda gelas beaker, biasanya ada garis strip tanda.
Larutan Tawas 15.0% jadi! Lanjutkan untuk membuat larutan lainnya.
Melakukan Jartest
a. Siapkan sampel yang akan diuji kedalam beaker glass 1000 ml/botol air mineral sebanyak yang diperlukan. Samakan volumenya masing-masing, misal 50
b. Ukur pH sampel, proses koagulasi umumnya berlangsung pada kisaran pH Netral. Jadi jika pH sampel cenderung asam (air gambut contohnya), maka saa
dengan menambahkan larutan caustic lebih dahulu agar pH sampel berkisar pH Netral. Baru diikuti larutan koagulant/flocculant.
c. CN, letakkan wadah yang sudah berisi sampel dan diberi tanda masing-masing ke alat jartest sesuai jumlah alat yang tersedia.
c. CD, kumpulkan wadah sampel dengan tandanya masing-masing pada area yang cukup terang untuk melakukan pengamatan.
d. CN, Tambahkan larutan koagulant pada masing-masing wadah dengan dosis yang berbeda dengan pipet/spuit, misalkan wadah #1 dosis 5 ml, wadah #2
d. CD, Tambahkan larutan koagulant pada wadah yang akan di kocok sesuai jumlah tenaga pengocok. Jika sendirian, maka buat di 1 wadah saja.
e. CN, Hidupkan alat Jartest dengan putaran 100 rpm selama +/- 1 menit kemudian turunkan putaran menjadi lebih lambat sekira 3-5 menit. Kemudian mat
Perhatikan mana flok yang cepat terbentuk dan mengendap dan hasilnya paling baik.
e. CD, kocok wadah yang sudah diberi larutan sekitar 1 menit, kemudian diamkan. Catat waktu yang diperlukan flok mengendap. Lakukan hal yang sama pa
wadah yang lain
f. Hasil yang terbaik dari proses ini digunakan untuk aplikasi dilapangan.
Misalkan dosis yang digunakan dari hasil Jartest 5.0 ml masuk kedalam sampel 1,000.0 ml, adalah hasil yang terbaik. Maka do
an hasilnya.
ml
ap. Lakukan hal yang sama pada dosis yang berbeda pada
Probe
Kembali
Kertas Lakmus
cara penggunaan dengan mencelupkan strip kertas lakmus
hasil warna di kertas di bandingkan dengan tabel referensi warna di kotak/wadah
ampel dan nilai pH ditampilkan di layar
Flocculant 3.0 ppm berfungsi untuk memperbesar ukuran floc agar lebih mudah mengendap berbahan polymer bisa bermuatan positif, negatif atau tidak be
3.0 gr/m3
dan kondisi operasi unit Penjernihan air saat ini yang akan diaplikasikan dosis sesuai hasil jartest adalah:
Flowrate air 18.0 m3/jam
Jam Operasi 14.0 jam dan kwalitas air baku tidak berubah
maka penggunaan dosis bahan kimia per-waktu operasi sesuai kebutuhan di atas adalah
Tawas/PAC 13,500.0 gr
13.5 kg 189.0 kg per 14.0 jam
Flocculant 54.0 gr
0.1 kg 0.8 kg per 14.0 jam
Cara membuat larutannya pada Link berikut
Buat Larutan
Note: Air Gambut (warna coklat umumnya) pH cenderung Asam, untuk diproses perlu dinetralkan dengan injeksi Caustic soda atau Soda Ash dahulu
setelah pH naik baru injeksi Tawas/Flocculant karena tawas bersifat Asam. Urutan injeksi kimia disesuaikan di lapangan
positif, negatif atau tidak bermuatan
Operasional Sand Filter
Setelah unit Clarifier ini biasanya dilanjutkan di proses filterasi menggunakan Sand Filter, untuk menangkap/me
Umumnya laju aliran sandfilter sekitar: 2.0 liter/detik/m2
atau 7.2 m3/jam/m2
Untuk Backwash laju aliran sekitar 9.0 liter/detik/m2
atau 32.4 m3/jam/m2
disaat air merupakan hal yang cukup kritis, untuk proses backwash
dapat didahului dengan menggunakan "air scouring" dimana pada sisi
bawah filter di-tapping jalur udara yang di gunakan sebagai awal
proses backwash selama beberapa saat untuk "membongkar" dan
melepaskan endapan dari proses penyaringan sebelumnya dari media
3 4
penyaring, lalu dilanjutkan dengan menggunakan air sebagaimana
proses backwash, hal ini berguna untuk menghemat jumlah air yang
dipakai selama proses backwash.
Catatan
Saat proses air scouring ini posisi valve 2 Buka dan valve 3 Tutup dan tekanan IN
udara dipakai sekitar 1 bar. Lebih aman memasang regulator udara untuk
mencegah filter nozle rusak/lepas karena tekanan berlebih.
Kembali
d Filter, untuk menangkap/menyaring flok-flok yang mungkin masih terlewat.
4 OUT
5
Ion Kation Anions
H+ Cl –
Na+ O--
Ca++ OH –
Mg++ HCO3 -
Mn++ or +++ CO3 - -
Fe++ or +++ NO3 - -
S ++ SO4 --
NH4 + + OCl-
Berikut ini panduan untuk membuat larutan kimia untuk unit Penjernihan
Konsentrasi larutan diinginkan
500,000.0 ppm
Jumlah bahan kimia per operasi
189 kg PAC/Tawas Pilih dari sini jika ingin mengambil hasil perhitungan Jartest seb
atau isi di bawah ini jika ingin menghitung jumlah lainnya (dalam kg)
kosongkan jika tidak dipakai
𝑝𝑝𝑚= 𝑚𝑔𝑟/𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
Catatan
Jika tidak memiliki wadah yang cukup untuk melarutkan dengan air sejumlah perhitungan diatas, maka bisa dib
sesuai ukuran wadah yang tersedia.
Ukuran wadah yang tersedia 200.00 liter
diperlukan wadah sebanyak 2 buah yang diisi air sebanyak 189.0
dan diisi PAC/Tawas sebagai bahan kimia sebanyak 94,500.0
Dan setiap jam harus bisa menghabiskan 0.14 wadah atau 27.0
pada prakteknya mungkin jumlah wadah juga kurang, jadi buatlah larutan sesuai perhitungan diatas
dan habiskan sesuai periode waktu penggunaan
liter
gram/wadah atau 94.5 kg/wadah
liter atau 27.0 liter/jam
ngan diatas
Kembali
Bagaimana melakukan Setting Dosing Pump agar dapat meng-injeksi-kan bahan kimia sesuai perhit
Langkah yang perlu dilakukan:
1 Membaca manual book pompa Dosing yang ada, mengenai cara men-setting jumlah injeksi per-stro
2 Atur besaran injeksi/jumlah injeksi bahan kimia dengan mengatur knob/pengatur seperti contoh gam
3 Jika tidak ditemukan manual pompa-nya, langkah yang bisa dilakukan adalah dengan mencari tahu
caranya dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Isi wadah berupa gelas ukur misalkan gelas beaker 1000 ml (1 liter) dengan air minimal setengah
b. Siapkan stopwatch/jam atau timer untuk mengukur waktu injeksi.
c. Atur posisi knop pada penunjukan tanda terendah, misal 10 atau 1 strip.
d. Diasumsikan semua kelengkapan selang dan koneksi instalasi sudah siap pakai, maka mulailah m
penuh (tidak bercampur udara)
e. Matikan kembali pompa, dan isilah wadah kembali dengan air hingga batasnya misal 900 ml.
f. Mulailah peng-kalibrasi-an, catat waktu mulai dan akhir pengujian serta jumlah akhir/sisa air diwa
4 Misalkan data yang diperolah adalah sebagai berikut:
T1 - menit Vol 1 900 ml
T2 3.0 menit Vol 2 600 ml
waktu dipakai 3.0 menit Cairan terpakai 300.0 ml
Maka dapat diketahui pada setting knob 10 atau 1 strip jumlah dosing adalah
100.0 ml/menit
6,000 ml/jam
6.0 l/jam
4 Lanjutkan pengujian pada garis penunjukan berikutnya. Bisa menggunakan tabel berikut
Strip 1 2 3 4 5 6
T1 - - - - - -
T2 3 3 2 2
Vol 1 awal 900 900 800 800
Vol 2 akhir 600 500 300 100
Q Injeksi (ml/menit) 100.0 133.3 250.0 350.0 - -
Q Injeksi (l/jam) 6.0 8.0 15.0 21.0 - -
5 Jika sudah didapat data injeksi pompa dosing maka setting dosis dapat dilakukan pada garis knob ya
6 Jika ternyata hingga batas knob tertinggi jumlah debit injeksi tidak mencukupi jumlah dosis yang dik
penyesuaian konsentrasi larutan menjadi lebih tinggi.
Ke Larutan
n kimia sesuai perhitungan yang sudah dibuat?
akai, maka mulailah menghidupkan pompa hingga cairan mulai keluar dengan
abel berikut
7 8 9 10
- - - -
- - - -
- - - -
kan pada garis knob yang sesuai.
i jumlah dosis yang dikehendaki, maka dilakukan
Konsentrasi Reagent (% Vol) Softener Plant
Softener digunakan apabila kandungan Hardness (CaCO3, Mg dll) cukup tinggi sedangkan kandungan ion- (SiO2, Cl, PO4 d
cukup rendah sehingga tidak diperlukan menggunakan unit Demineralizer Plant
Regen yang digunakan adalah Garam (NaCl)
Softener
Waktu Kontak 30-45 menit
Air NaCl V3
490.00 98% 1,960.00
8%
V2 V4
2,450.00
40%
490.00
NaCl Solution
Catatan
Setting flowrate ini jika tidak ada flowmeter adalah dengan cara trial dan error pada valve/katup/kera
jika sudah didapat flow yang sesuai, bisa dipatenkan agar tidak berubah lagi
Sebelum proses regenerasi lakukan backwash terlebih dahulu.
Setelah dilakukan Regenerasi sesuai kondisi diatas dilakukan Slow Rinse sesuai flowrate Regenerasi
Waktu Kontak 30-45 menit
Selanjutnya di lakukan Fast Rinse dengan flowrate sama dengan flowrate operasi
Waktu Kontak 5-15 menit
Maka jumlah air yang bisa dioleh sebelum resin jenuh dan perlu diregenerasi kembali sebanyak:
459,416.7 liter
459.4 m3
Sehari air olahan digunakan Boiler atau proses sebanyak:
255.0 m3/hari
Maka Softener perlu diregenerasi dalam 1.8 hari
Jika ternyata Resin sudah jenuh kurang dari perkiraan waktu diatas, maka dapat dilakukan:
- Pastikan data jumlah resin yang digunakan didalam tabung Kation apakah sudah sesuai dengan perhitungan a
- Pastikan proses regenerasi dijalankan dengan baik
- Pastikan kwalitas air umpan tidak mengalami perubahan yang signifikan, mis saat waktu tertentu tenyata Har
Jika sudah dipastikan dan sesuai, maka kemungkinan Resin sudah rusak/tidak dalam kondisi terbaiknya.
Umur pakai resin umumnya dikisaran 3 - 5 tahun.
Kembali
i sedangkan kandungan ion- (SiO2, Cl, PO4 dll) pada raw water
rate operasi
puan bertukar ion dari jenis resin yang digunakan dan berapa nilai
a. Kation
Waktu Kontak 30-45 menit
V2
468.75
5%
V1 10.42 l/menit
32%
HCl Solution
b. Anion
Reaksi NaOH Eksoterm (melepas panas)
Jika proses NaOH + Air bertahap reaksi yang terjadi lebih panas
Jika proses Air + NaOH bertahap reaksi yang terjadi lebih dingin
Air NaOH V3
490.00 98% 4,410.00
4%
V2 V4
4,900.00
40%
490.00
NaOH Solution
Setelah dilakukan Regenerasi sesuai kondisi diatas dilakukan Slow Rinse sesuai flowrate Regenerasi
Waktu Kontak 30 - 45 menit
Selanjutnya di lakukan Fast Rinse dengan flowrate sama dengan flowrate operasi
Waktu Kontak 5-15 menit
Q Throughput (m3)
Df Design factor 0.7 - 0.8
TEC Total Exchange Cation (untuk menghitung Kation)
TEA Total Exchange Anion (untuk menghitung Anion)
Vol Resin Jumlah Resin di dalam vessel (liter)
Maka jumlah air yang bisa diolah sebelum resin jenuh dan perlu diregenerasi kembali pada unit Kation sebanya
340,472.9 liter
340.5 m3
Maka jumlah air yang bisa diolah sebelum resin jenuh dan perlu diregenerasi kembali pada unit Anion sebanyak
241,823.1 liter
241.8 m3
Sehari air olahan digunakan Boiler atau proses sebanyak:
255.0 m3/hari
Maka Kation Demin diregenerasi dalam 1.3 hari
Maka Anion Demin diregenerasi dalam 0.9 hari Pertimbangkan untuk menambahkan
Jika ternyata Resin sudah jenuh kurang dari perkiraan waktu diatas, maka dapat dilakukan:
- Pastikan data jumlah resin yang digunakan didalam tabung Kation apakah sudah sesuai dengan perhitungan a
- Pastikan proses regenerasi dijalankan dengan baik
- Pastikan kwalitas air umpan tidak mengalami perubahan yang signifikan, mis saat waktu tertentu tenyata Har
Jika sudah dipastikan dan sesuai, maka kemungkinan Resin sudah rusak/tidak dalam kondisi terbaiknya.
Selain unit Demineralizer Plant yang terdiri dari unit Kation dan Anion tersebut, ada juga yang menggunakan un
gas terlarut berupa Carbon dioxide, Hidrogen sulfide dan methane atau Bicarbonate ilustrasi prosesnya sebagai
Kembali
kan kemurnian air yang tinggi sebagai air umpan ke Boiler
H untuk Anion
rate operasi
tersebut, ada juga yang menggunakan unit Degassifier setelah unit Kation dengan tujuan mengurangi
u Bicarbonate ilustrasi prosesnya sebagai berikut:
Jika kandungan Bicarbonate > 40 ppm, maka sebaiknya ditambahkan unit Degassifier ini
g digunakan
Anion
Bicarbonate (HCO3) 100
Sulphate (SO4) 50
Chloride (Cl) 90
Nitrate (NO3) 20
Total Anion 260
dan - lainnya jika ada
Penggunaan Bahan Kimia untuk Internal Treatment Boiler
Memaksimalkan penggunaan Condensat yang dikembalikan dari proses adalah hal yang terbaik
Dosis bahan kimia digunakan akan bervariasi sesuai dengan karakteristik bahan kimia dari supplier yang digunakan, dosis seb
Bahan kimia berikut umumnya digunakan untuk menjaga parameter air boiler yang dimonitoring dari analisa air blowdown boile
Oxygen Scavenger
Berfungsi sebagai mencegah terjadinya korosi akibat adanya oksigen bebas yang terlarut didalam air.
Parameter yang mewakili dari analisa air blowdown adalah kandungan Sulfite. Jaga selalu dalam limit kontrol dengan memperh
Jika temperatur Air umpan tinggi maka dosisnya akan rendah begitu sebaliknya, untuk itu perlu melihat kinerja De-aerator
De-aerator digunakan umumnya ada 2 jenis
a. Vacuum De-aerator
b. Thermal De-aerator
tujuan De-Aerator adalah mengurangi kandungan DO (Disolved Oxyen) serendah mungkin sehingga penggunaan Oxygen Sca
dan resiko korosi akibat adanya oxygen bebas berkurang. Korosi yang disebabkan oksigen ini berupa bocor lubang (pitting)
a. untuk De-aerator dengan temp 90 C kandungan Oksigen yang bisa di dapat diperkirakan 0,02 ppm O 2 dari grafik
b. Jika set temperatur De-aerator berada > 90 C, otomatis kebutuhan pemakaian bahan kimia akan berkurang.
pH Dosis
Lb 7.0 20.0
pH sekarang 7.5 17.5 Dosis pendekatan untuk menjaga pH di Boiler
La 9.0 10.0
Contoh perhitungan di Boiler
Boiler beroperasi dengan Flowrate 15.0 MT per Jam selama 10.0 jam
Tekanan kerja 12.0 barg
Limit TDS di Boiler 3,000.0 ppm
yang digunakan, dosis sebaiknya mengacu anjuran dosis dari pihak vendor
analisa air blowdown boiler
m O 2 dari grafik
osis jika belum ada analisa detail, antisipasi bisa memakai acuan dosis berikut: