Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH PENGGUNAAN BACTERIAL CELLULOSE DARI NATA DE

BANANA SEBAGAI BAHAN BAKU KERTAS GREASEPROOF

Rizki Amalia Utami, Edwin K. Sijabat, Hafiz Fauzan


Teknologi Pengolahan Pulp dan Kertas, Fakultas Vokasi
Institut Teknologi Sains Bandung
Jl. Ganesha Boulevard, Lot-A1 CBD Kota Deltamas, Tol Jakarta-Cikampek Km 37
Cikarang Pusat, Bekasi

rizkiamaliautami.riris@gmail.com
edwinsijabat@itsb.ac.id

THE EFFECT OF USING BACTERIAL CELLULOSE FROM NATA DE


BANANA AS A GREASEPROOF PAPER RAW MATERIAL
Abstrak

Sifat permukaan yang baik merupakan parameter utama yang harus dimiliki oleh kertas
greaseproof terutama porositas yang rendah dan kit level yang tinggi namun kekuatan kertas
juga harus diperhatikan. Porositas rendah pada base paper bertujuan agar larutan surface sizing
tidak banyak terserap oleh kertas dan dapat tertahan di permukaan kertas sehingga diperoleh
nilai kit level yang tinggi. Sebagai upaya memperbaiki properties kertas greaseproof, maka
penelitian ini memanfaatkan penambahan bacterial cellulose (BC) dari nata de banana sebagai
bahan baku kertas greaseproof. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis
penambahan BC dengan proses dispersi menggunakan disintegrator dan beater terhadap
properties kertas greaseproof serta jumlah fluorochemical yang dapat dikurangi. Penelitian
dilakukan dengan memvariasikan dosis BC dengan dispersi menggunakan disintegrator dan
beater terhadap berat kering handsheet sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20%. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dengan membuat sampel handsheet yang telah diaplikasikan
larutan surface sizing, dapat diketahui bahwa BC dapat memperbaiki sifat fisik dan permukaan
pada kertas greseproof serta dapat mengurangi penggunaan fluorochemical.

Kata Kunci : bacterial cellulose, sifat fisik, sifat permukaan, kertas greaseproof
Abstract

Good surface properties are the main parameters that must be owned by greaseproof paper,
especially low porosity and high kit level, but paper strength must also be considered. Low
porosity on the base paper aims that surface sizing solutions are not absorbed by the paper and
can be held on the surface of the paper so that a high kit level value is obtained. In an effort to
improve the properties of greaseproof paper, this study utilizes the addition of bacterial
cellulose (BC) from nata de banana as raw material for greaseproof paper. This study aims to
determine the effect of variations in the addition of BC with the dispersion process using
disintegrator and beater on the properties of greaseproof paper and the amount of
fluorochemical that can be reduced. The study was conducted by varying the dose of BC with
dispersion using a disintegrator and beater on the dry weight of the handsheet by 5%, 10%,
15%, and 20%. Based on experiments carried out by making handsheet samples that have been
applied to surface sizing solutions, it can be seen that BC can improve the physical and surface
properties of greseproof paper and can reduce fluorochemical use.

Keywords: bacterial cellulose, physical properties, surface properties, greaseproof paper


PENDAHULUAN kedelai , nata de pineapple (berasal dari
kulit nanas), nata de aloevera (berasal dari
Kertas adalah benda yang tidak dapat lidah buaya), dll.
terlepas dari kehidupan sehari-hari. Kertas Bacterial cellulose lebih murni daripada
dikenal sebagai media utama untuk menulis, serat selulosa yang berasal dari tumbuhan
mencetak, melukis dan lain-lain. Menurut karena tidak terdapat kandungan
Herbert Holik (2013), kertas merupakan hemiselulosa, lignin, dan juga zat ekstraktif.
lapisan tipis yang terdiri dari serat selulosa Bacterial cellulose dapat dipanen setelah
tanaman dan diperoleh dengan cara kultivasi selama 1 minggu lebih potensial
mengeluarkan air dari suspensi serat dengan dibandingkan dengan selulosa kayu yang
penyaringan. Saat ini, mayoritas pulp dan baru bisa dipanen setelah 4-6 tahun.
kertas dunia diproduksi dengan bahan baku Porositasnya juga sangat rendah dengan
kayu, baik yang berasal dari hutan tanaman ukuran diameter 70-80 nm, derajat
industri maupun dari hutan alam. Menurut kristalinitasnya cukup tinggi yaitu 60-80%
data dari State of The World’s Forests 2018 dan kekuatan mekanik yang besar serta
yang dikeluarkan oleh The UN Food and modulus elastisitas yang tinggi (Jonas R,
Agriculture Organization (FAO), konsumsi Farah L, 1998).
kertas dan karton di dunia pada tahun 2015 Kertas greaseproof adalah kertas
adalah 400 juta ton. dengan sifat khusus yaitu kedap terhadap
Melihat data akan kebutuhan kertas dan minyak atau lemak dan biasa digunakan
karton di atas meniscayakan semakin sebagai kertas kemasan makanan dan
besarnya kebutuhan kayu sebagai bahan memiliki struktur permukaan yang tertutup
dasarnya. Hal ini sungguh ironi mengingat dengan pori-pori permukaan yang
isu global warming yang kini tengah jumlahnya lebih sedikit (Henrik, Kjellgren:
menjadi masalah global. Berdasarkan data 2007). Biasanya kertas greaseproof
dari The State of Indonesia’s Forests 2018 digunakan sebagai bahan pembukus
yang dikeluarkan oleh Kementrian makanan berminyak atau berlemak, seperti
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik kentang gorieng, burger, dan banyak
Indonesia, angka deforestasi Indonesia lainnya.
selama periode 2016-2017 adalah 0,48 juta Untuk meningkatkan sifat ketahanannya
hektar. Angka deforestasi ini diperkirakan terhadap minyak, proses pembuatan kertas
akan semakin meningkat seiring dengan greaseproof dilakukkan dengan beberapa
meningkatnya permintaan terhadap kayu perlakuaan khusus. Giatti (1996)
dan produk-produk berbahan kayu, mengatakan bahwa pulp dengan derajat
termasuk pulp dan kertas sehingga perlu giling tinggi dapat membuat kertas dengan
dilakukan pencarian sumber baru untuk jaringan yang lebih rapat, menurunkan daya
dijadikan bahan baku pembuatan pulp dan tembus udara dan meningkatkan ketahanan
kertas. terhadap penetrasi minyak. Selain itu cara
Selain berasal dari tumbuhan, serat lainnya dapat dengan penambahan bahan
selulosa dapat juga dihasilkan oleh bakteri. tahan minyak pada lapisan permukaan
Serat selulosa disebut bacterial cellulose. kertas atau bahan yang memiliki porositas
Bacterial cellulose dapat dihasilkan oleh rendah sebagai bahan baku kertas
bakteri jenis gluconacetobacter xylinus. greaseproof. Oleh karena itu, pada
Jenis bakteri ini juga biasanya digunakan penelitian Tugas Akhir ini penulis akan
dalam pembuatan makanan berserat berupa meneliti pengaruh penggunaan bacterial
nata seperti nata de banana (berasal dari cellulose dari nata de banana sebagai bahan
kulit pisang), nata de coco (berasal dari air baku kertas greaseproof.
kelapa), nata de soya (berasal dari air
BAHAN DAN METODE digunakan antara lain valley beater,
disintegrator, beaker glass, neraca analitik,
Bahan dan Alat vacuum, kertas saring, hot plate, dispermat,
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini handsheet maker, blotting paper, speed
antara lain Leaf Bleached Kraft Pulp dryer, canadian standard freeness tester,
(LBKP), bacterial cellulose (BC), cationic mini coater, pH meter, bendtsen porosity
starch, wet strength, wheat starch dan tester, L&w tensile tester, L&w tearing
fluorochemical. Sedangkan alat-alat yang tester, cobb, elrepho dan kit level tester.

Metode
Tahap awal penelitian ini adalah penyiapan alat dan bahan percobaan yaitu seperti pada tabel
berikut.

Tabel 1 Karakteristik Bahan Baku


Bahan Baku pH Muatan %TC Preparation
Beating Valley Beater 300
LBKP 7,74 Negatif 0,5
± 10 CSF
Setelah dinetralkan dengan
NaOH dilakukan 2 variasi
perlakuan yaitu:
Bacterial Cellulose
7 ± 0,5 Negatif 0,4 1. Disintegrator 90.000
(BC)
rpm
2. Beater ± 2 jam (sampai
halus)

Tabel 2 Jenis Bahan Kimia


Bahan Kimia Dosis (Kg/ton) %TS
Base Paper
Cationic Starch 9 3
(Cato)
Wet Strength (Wt) 8 12
Surface sizing
Wheat Starch (Wh) 30 4,5
Fluorochemical 10 11
(Fl)

Kemudian kedua bahan tersebut dicampur dan dibuat handsheet 60 gsm dengan komposisi
sebagai berikut.
Tabel 3 Komposisi Pembuatan Handsheet
Cato Wt Wh Fl
Variasi Properties
(kg/ton) (kg/ton) (kg/ton) (kg/ton)

Blank LBKP 100% 9 8 30 10


1 LBKP : BC = 95% : 5%
(Disinte- LBKP : BC = 90% : 10%
grator) LBKP : BC = 85% : 15%
LBKP : BC = 80% : 20%
2 LBKP : BC = 95% : 5%
(Beater)
LBKP : BC = 90% : 10%
LBKP : BC = 85% : 15%
LBKP : BC = 80% : 20%
Setelah itu handsheet dilapisi larutan bacterial cellulose yang dibeater
surface sizing yaitu wheat starch (Wh) dan mengakibatkan serat lebih terjalin dengan
fluorochemical (Fl) dengan dosis kit level 7 rapat dan jarak antar serat menjadi lebih
dan diuji sifat fisik dan permukaannya, yang kecil jika dibandingkan dengan bacterial
meliputi porositas (porocity), indeks tarik cellulose yang didisintegrator. Namun,
(tensile index), indeks sobek (teraing index), semakin banyak penambahan bacterial
daya serap air kertas (cobb), warna L*, cellulose baik pada handsheet dengan
a*,b*, kecerahan kertas (brightness), dan proses pendispersi menggunakan beater
ketahanan minyak kertas (kit level). maupun disintegrator nilai porosity dan
cobb semakin rendah. Penurunan nilai
HASIL DAN PEMBAHASAN porosity dan cobb dikarenakan bacterial
cellulose adalah serat yang berukuran sangat
Hasil Uji Porosity dan Cobb kecil dan memiliki kerapatan sangat tinggi
Dosis Bacterial Cellulose terhadap Porosity
sehingga dapat mengisi celah pori yang
1600
1400
1295.9 terdapat pada pulp yang mengakibatkan
ketika kertas sudah melalui proses
Porosity (ml/min)

1200
1000
521.9
800 R² = 0.799797012786162
600 1295.9
0.777692680454378
160 pengeringan permukaan kertas menjadi
400 67.9
200
0
464.1
151.6
21
semakin rapat serta semakin sulit ditembus
59.3
0 5 10
Dosis Bacterial Cellulose (%)
15 13.620
oleh udara dan air.

Disintegrator Linear (Disintegrator)


Hasil Uji Tensile dan Tearing Index
Beater Linear (Beater)
Dosis Bacterial Cellulose terhadap Tensile Index
75.5
Tensile Index (N m/g)

80 73.8 74.1
70.1 72.7
Dosis Bacterial Cellulose terhadap Cobb 75
21.9 R² = 0.912457086807258
24 70
20.7 R² = 0.968725220822807 72.4
22 19.5 65 70.1 71.2
0.953185027515315
R² = 0.956953642384106 17.1 69.3
20
Cobb (gr/cm2)

16.9 60 65.1
18 21.9 0 5 10 15 20
16 19.5
17.1 Dosis Bacterial Cellulose (%)
14
12
10 12.25
11.975
0 5 10 15 20
Disintegrator
Dosis Bacterial Cellulose (%)
Polynomial (Disintegrator)
Beater
Linear (Beater)
Disintegrator Linear (Disintegrator)
Beater Linear (Beater)
Dosis Bacterial Cellulose terhadap Tearing Index
Tearing Index (gf.m2/g)

Gambar 1. Grafik Hasil Uji Porosity dan 9


7.5
7.7 7.9 8
8 7
Cobb 7
R² = 0.917197452229299
R² = 0.890577507598785 7.6 7.3
James P. Casey (1981) menyatakan 6
7 7.3
7.4

0 5 10 15 20
bahwa porosity dipengaruhi oleh proses Dosis Bacterial Cellulose (%)

penggilingan serat, kepadatan serat, jenis


bahan pengisi, jumlah kandungan rosin dan Disintegrator

bahan pengisi, dan lain-lain, sedangkan Polynomial (Disintegrator)


Beater

cobb adalah jumlah gram air yang diserap 1 Linear (Beater)

m2 lembaran kertas dalam waktu tertentu Gambar 2. Grafik Hasil Uji Tensile dan
diukur pada kondisi standar. Semakin tinggi Tearing Index
nilai cobb maka daya serap kertas terhadap Faktor utama yang mempengaruhi
air semakin tinggi. indeks tarik adalah jalinan serat dan panjang
Dari data percobaan, diketahui nilai serat sedangkan indeks sobek kertas lebih
porosity dan cobb pada handsheet dengan dipengaruhi oleh keterpaduan dan
proses pendispersi menggunakan beater kelenturan serat dibandingkan dengan
lebih rendah daripada menggunakan besarnya ikatan antar serat (Haygreen dan
disintegrator. Hal ini menunjukkan bahwa Bowyer, 1996). Bacterial Cellulose
mempunyai beberapa keunggulan antara Dosis Bacterial Cellulose terhadap a* 0.35

lain derajat kristalinitas yang tinggi, 0.50


R² = 0.834451556970791
0.14
0.24

mempunyai kerapatan antara 300 dan 900 0.10

-0.30
-0.87
-0.15
R² = 0.777615044716537
0.06 0.17

kg m-3 dan elastis (Krystynowicz dan 0.04

a*
-0.70 -0.20

Bielecki, 2001). -1.10 -0.87

Nilai tensile dan tearing index pada 0 5 10


Dosis Bacterial Cellulose (%)
15 20

handsheet dengan proses pendispersi


dengan beater menunjukkan hasil yang Disintegrator Linear (Disintegrator)
semakin naik seiring dengan penambahan Beater Linear (Beater)

dosis bacterial cellulose yang semakin Dosis Bacterial Cellulose terhadap b*


tinggi. Hal ini dikarenakan bacterial 9.0
8.0
7.3 8.0
6.8
cellulose setelah melalui proses beater, serat 7.0 R²
4.6
5.9
R² == 0.963921372526082
0.962766974716394
7.8
6.0 6.9
menjadi terfibrilasi. Karena ukurannya

b*
5.0 6.7
5.6
sangat kecil sehingga memiliki luas 4.0
3.0
4.6

permukaan yang sangat besar dan gugus OH 0 5 10 15 20


Dosis Bacterial Cellulose (%)
reaktif yang sangat banyak bacterial
cellulose dapat berikatan dengan mudah dan Disintegrator Linear (Disintegrator)
menjalin ikatan serat yang sangat kuat. Beater Linear (Beater)

Selain itu bacterial cellulose memiliki sifat


Dosis Bacterial Cellulose terhadap Brightness
yang elastis sehingga memiliki kekuatan 90 82.3
85
sobek yang lebih besar. 80 75.7
Brightness (%)

R² = 0.896667754156542 70.5
75 82.3 0.936575680880541
Terdapat perbedaan hasil antara 70
73.3
68.7 67.6

65
handsheet dengan proses pendispersi 60
68.8
65.5 62.7
55
dengan disintegrator dan dengan beater. 0 5 10 15 20

Nilai tensile dan tearing index dengan Dosis Bacterial Cellulose (%)

disintegrator lebih rendah jika dibandingkan


Disintegrator Linear (Disintegrator)
dengan proses beater dan akan mengalami Beater Linear (Beater)

kenaikan hingga titik optimum. Hal ini Gambar 3. Grafik Hasil Uji L*, a*, b* dan
dikarenakan bacterial cellulose yang brightness
didisintegrator tidak terjadi fibrilasi serat Gambar 3 menunjukan bahwa warna
dan memiliki distribusi serat yang tidak rata, dan brightness handsheet dengan
serat masih menggumpal (aglomerasi) menggunakan disintegrator maupun beater
sehingga tidak dapat membentuk kombinasi tidak jauh berbeda, semakin banyak
yang baik dengan stok LBKP. penambahan bacterial cellulose maka nilai
L semakin rendah, a* semakin tinggi, b*
Hasil Uji L*, a*, b* dan Brightness akan semakin tinggi dan brightness
Dosis Bacterial Cellulose terhadap L*
semakin rendah. Terjadi perubahan warna
99.0 95.2
97.0 dan penurunan nilai brightness dikarenakan
95.0
93.0 R²
92.8
R² == 0.967825189263592
0.947562894279895
91.0
90.3 88.7 warna dasar bacterial cellulose adalah
91.0 95.2
cenderung kekuningan.
L*

89.0
91.9 90.2
87.0 88.8
85.0 87.8
0 5 10 15 20
Dosis Bacterial Cellulose (%) Hasil Uji Kit Level
Dosis Bacterial Cellulose terhadap Kit Level
10
Disintegrator Linear (Disintegrator)
Beater Linear (Beater) 9
Kit Level

6
0 5 10 15 20
Dosis Bacterial Cellulose (%)

Disintegrator Beater
Gambar 4. Grafik Hasil Uji Kit Level mengakibatkan kurang optimalnya larutan
Giatti (1996) mengatakan bahwa pulp surface sizing tertahan di permukaan
dengan derajat giling tinggi dapat membuat handsheet.
kertas dengan jaringan yang lebih rapat, Dosis penggunaan fluorochemical di
menurunkan daya tembus udara dan plant untuk pembuatan kertas greaseproof
meningkatkan ketahanan terhadap penetrasi dengan nilai kit level 8 adalah 14kg/ton dan
minyak. Porositas handsheet yang semakin kit level 9 adalah 19kg/ton. Penambahan
kecil dapat menghemat bahan surface sizing bacterial cellulose dengan proses dispersi
yang digunakan karena semakin kecil menggunakan disintegrator pada dosis 20%
porositas handsheet maka tidak banyak bacterial cellulose dapat mencapai kit level
larutan surface sizing yang terserap dalam 8 sehingga dapat mengurangi penggunaan
handsheet melainkan tetap tertahan di fluorochemical sebanyak 4kg/ton.
permukaan handsheet dan dapat secara Sedangkan penambahan bacterial cellulose
optimal menahan penetrasi air dan minyak dengan proses dispersi menggunakan beater
pada handsheet. pada dosis 5% dan 10% dapat mencapai kit
Handsheet dengan menggunakan beater level 8 sehingga dapat mengurangi
menghasilkan kit level yang lebih tinggi penggunaan fluorochemical sebanyak
daripada menggunakan disintegrator pada 4kg/ton, namun pada dosis ini porositas
masing-masing dosis bacterial cellulose. handsheet masih tinggi serta pada dosis
Hal ini dikarenakan bacterial cellulose 15% dan 20% bacterial cellulose dapat
yang didisintegrator memiliki distribusi mencapai kit level 9 sehingga dapat
serat yang tidak rata, serat masih mengurangi penggunaan
95% BC fluorochemical
menggumpal (aglomerasi) sehingga sebanyak 9kg/ton.

Hasil Uji Mikroskop


Pengujian mikroskop dengan
100% Pulp
perbesaran 300x pada stok dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

90% BC

100% BC
kertas greaseproof memiliki sifat fisik dan
85% BC permukaan lebih baik, namun warna kertas
berubah. Sifat fisik dan permukaan
handsheet dengan proses dispersi bacterial
cellulose dengan beater lebih baik jika
dibandingkan dengan proses dispersi
menggunakan disintegrator. Variasi pertama
yaitu penambahan bacterial cellulose
dengan proses dispersi menggunakan
disintegrator, kit level mencapai 8 pada
dosis bacterial cellulose 20% sehingga
dapat mengurangi pemakaian florochemical
sebesar 4kg/ton sedangkan variasi kedua
80% BC yaitu penambahan bacterial cellulose
dengan proses dispersi menggunakan
beater, kit level mencapai 8 pada dosis 5%
dan 10% sehingga dapat mengurangi
pemakaian florochemical sebesar 4kg/ton
serta mencapai 9 pada dosis 15% dan 20%
dan dapat mengurangi pemakaian
florochemical sebesar 9kg/ton.

SARAN

Beberapa saran yang dapat dilakukan


untuk mengembangkan penelitian ini adalah
seperti berikut:
1. Dapat dilakukan percobaan untuk
mendispersi bacterial cellulose
menggunakan pfi mill.
Gambar 5 Hasil Uji Mikroskop Stok 2. Dapat dilakukan percobaan untuk beater
Perbesaran 300x bersamaan antara LBKP dengan
Berdasarkan gambar mikroskop bacterial cellulose.
diatas, dapat dilihat bahwa bentuk bacterial
cellulose seperti benang halus yang dapat 3. Dapat dilakukan percobaan untuk
mengisi celah pori diantara pulp sehingga penambahan bacterial cellulose sebagai
semakin banyak penambahan dosis
bacterial cellulose porositas handsheet binder surface sizing.
semakin rendah. Selain itu, bacterial
cellulose berperan sebagai jembatan antara DAFTAR PUSTAKA
serat pulp sehingga semakin banyak dosis
bacterial cellulose ikatan antar serat Azizah, Widiana Nur. 2018. Pengaruh
meningkat dan kekuatan kertas meningkat.
Pigmentasi GCC (Ground Calcium
KESIMPULAN Carbonate) Pada Larutan Surface
Berdasarkan penelitian ini dapat Sizing Terhadap Sifat Permukaan Dan
disimpulkan bahwa penggunaan bacterial Kualitas Cetak Pada Kertas Tulis
cellulose sebagai bahan baku pembuatan
Cetak [Tugas Akhir]. Kota Deltamas : Jannah, Miftakhul. 2017. Peningkatan Sifat
Teknologi Pengolahan Pulp dan Permukaan Kertas Greaseproof
Kertas, Fakultas Program Diploma, Melalui Penggunaan Chitosan Sebagai
Institut Teknologi dan Sains Bandung. Surface Sizing Agent [Tugas Akhir].
BSN (1989b) SNI 14–0436–1989. Cara Uji Kota Deltamas : Teknologi
Ketahanan Sobek Kertas dan Karton. Pengolahan Pulp dan Kertas, Fakultas
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. Program Diploma, Institut Teknologi
BSN (1998) SNI 14–4737–1998. Cara Uji dan Sains Bandung.
Ketahanan Tarik Kertas dan Karton. Jonas,R. Farah,L. F. 1998.Production and
Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. application of microbial
Casey, James P. 1981. Pulp and Paper cellulose.Polymer Degradation and
Chemistry and Chemical Technology Stability.Biotechnology.59, 101–106.
Volume 3 (2nd ed.). New York: Kjellgren, Hendrik. 2007. Influence Of
Interscience Publishers. Paper Properties and Polymer
Chang, J., and Deisenroth, T. (1996). "Use Coating on Barrier Properties of
of fluorochemicals as a barrier Greaseproof Paper. Karlstad :
coating," Asian Paper ‘96 Conference, Universitetstryckeriet.
Singapore, April 24. Kjellgren, Hendrik. 2007. Barrier
FAO. 2018. The State of the World’s Properties of Greaseproof Paper.
Forests 2018 - Forest pathways to Karlstad : Universitetstryckeriet.
sustainable development. Rome: Food KLHK. 2018a. Data Perkembangan
and Agriculture Organization of the Deforestasi Tahun 1990-2017. Jakarta:
United Nations Direktorat Jenderal Planologi
Giatti, R. (1996). "New fluorochemicals for Kehutanan dan Tata Lingkungan,
greaseproof papers," Inv. Tec. Papel. Kementerian Lingkungan Hidup dan
128, 401-414 (1996). Kehutanan
Haygreen JG, Bowyer JL (1996) Hasil Krytynowicz A, Bieclecki S (2001) Biosyn-
Hutan dan Ilmu Kayu. Suatu thesis of Bacterial Cellulose and Its
Pengantar. Gajah Mada University Potential Application in the Different
Press, Yogyakarta. Industries. Pollish Biotechnology
Holik, Herbert. 2013. Handbook Of Paper News.
and Board (Second, Revisied, and
Englarged Edition). Germany:
WILEY-VCH Verlag GmBH &
Co.KhaA.
Lankinen, P. (2004). Ligninolytic Enzymes Teknologi Pengolahan Pulp dan
of The Basidiomycetous Fungi Kertas, Fakultas Program Diploma,
Agaricus Bisporus And Phlebia Institut Teknologi dan Sains Bandung.
Radiata on Lignocellulose-Containing Nuringtyas, T. R. (2010). Karbohidrat.
Media., Helsinski. Yogyakarta: Gajah Mada University
Minarti, Kattri. 2017. Pengaruh Modified Pelczar,j.Michael and Chan, E.C.S.
Guar Gum Terhadap Kekuatan Fisik Microbiology (McGraw Hill,1977),
dan Retensi Dalam Kertas Medium hal. 846-853
[Tugas Akhir]. Kota Deltamas :

Anda mungkin juga menyukai