rizkiamaliautami.riris@gmail.com
edwinsijabat@itsb.ac.id
Sifat permukaan yang baik merupakan parameter utama yang harus dimiliki oleh kertas
greaseproof terutama porositas yang rendah dan kit level yang tinggi namun kekuatan kertas
juga harus diperhatikan. Porositas rendah pada base paper bertujuan agar larutan surface sizing
tidak banyak terserap oleh kertas dan dapat tertahan di permukaan kertas sehingga diperoleh
nilai kit level yang tinggi. Sebagai upaya memperbaiki properties kertas greaseproof, maka
penelitian ini memanfaatkan penambahan bacterial cellulose (BC) dari nata de banana sebagai
bahan baku kertas greaseproof. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis
penambahan BC dengan proses dispersi menggunakan disintegrator dan beater terhadap
properties kertas greaseproof serta jumlah fluorochemical yang dapat dikurangi. Penelitian
dilakukan dengan memvariasikan dosis BC dengan dispersi menggunakan disintegrator dan
beater terhadap berat kering handsheet sebesar 5%, 10%, 15%, dan 20%. Berdasarkan
percobaan yang telah dilakukan dengan membuat sampel handsheet yang telah diaplikasikan
larutan surface sizing, dapat diketahui bahwa BC dapat memperbaiki sifat fisik dan permukaan
pada kertas greseproof serta dapat mengurangi penggunaan fluorochemical.
Kata Kunci : bacterial cellulose, sifat fisik, sifat permukaan, kertas greaseproof
Abstract
Good surface properties are the main parameters that must be owned by greaseproof paper,
especially low porosity and high kit level, but paper strength must also be considered. Low
porosity on the base paper aims that surface sizing solutions are not absorbed by the paper and
can be held on the surface of the paper so that a high kit level value is obtained. In an effort to
improve the properties of greaseproof paper, this study utilizes the addition of bacterial
cellulose (BC) from nata de banana as raw material for greaseproof paper. This study aims to
determine the effect of variations in the addition of BC with the dispersion process using
disintegrator and beater on the properties of greaseproof paper and the amount of
fluorochemical that can be reduced. The study was conducted by varying the dose of BC with
dispersion using a disintegrator and beater on the dry weight of the handsheet by 5%, 10%,
15%, and 20%. Based on experiments carried out by making handsheet samples that have been
applied to surface sizing solutions, it can be seen that BC can improve the physical and surface
properties of greseproof paper and can reduce fluorochemical use.
Metode
Tahap awal penelitian ini adalah penyiapan alat dan bahan percobaan yaitu seperti pada tabel
berikut.
Kemudian kedua bahan tersebut dicampur dan dibuat handsheet 60 gsm dengan komposisi
sebagai berikut.
Tabel 3 Komposisi Pembuatan Handsheet
Cato Wt Wh Fl
Variasi Properties
(kg/ton) (kg/ton) (kg/ton) (kg/ton)
1200
1000
521.9
800 R² = 0.799797012786162
600 1295.9
0.777692680454378
160 pengeringan permukaan kertas menjadi
400 67.9
200
0
464.1
151.6
21
semakin rapat serta semakin sulit ditembus
59.3
0 5 10
Dosis Bacterial Cellulose (%)
15 13.620
oleh udara dan air.
80 73.8 74.1
70.1 72.7
Dosis Bacterial Cellulose terhadap Cobb 75
21.9 R² = 0.912457086807258
24 70
20.7 R² = 0.968725220822807 72.4
22 19.5 65 70.1 71.2
0.953185027515315
R² = 0.956953642384106 17.1 69.3
20
Cobb (gr/cm2)
16.9 60 65.1
18 21.9 0 5 10 15 20
16 19.5
17.1 Dosis Bacterial Cellulose (%)
14
12
10 12.25
11.975
0 5 10 15 20
Disintegrator
Dosis Bacterial Cellulose (%)
Polynomial (Disintegrator)
Beater
Linear (Beater)
Disintegrator Linear (Disintegrator)
Beater Linear (Beater)
Dosis Bacterial Cellulose terhadap Tearing Index
Tearing Index (gf.m2/g)
0 5 10 15 20
bahwa porosity dipengaruhi oleh proses Dosis Bacterial Cellulose (%)
m2 lembaran kertas dalam waktu tertentu Gambar 2. Grafik Hasil Uji Tensile dan
diukur pada kondisi standar. Semakin tinggi Tearing Index
nilai cobb maka daya serap kertas terhadap Faktor utama yang mempengaruhi
air semakin tinggi. indeks tarik adalah jalinan serat dan panjang
Dari data percobaan, diketahui nilai serat sedangkan indeks sobek kertas lebih
porosity dan cobb pada handsheet dengan dipengaruhi oleh keterpaduan dan
proses pendispersi menggunakan beater kelenturan serat dibandingkan dengan
lebih rendah daripada menggunakan besarnya ikatan antar serat (Haygreen dan
disintegrator. Hal ini menunjukkan bahwa Bowyer, 1996). Bacterial Cellulose
mempunyai beberapa keunggulan antara Dosis Bacterial Cellulose terhadap a* 0.35
-0.30
-0.87
-0.15
R² = 0.777615044716537
0.06 0.17
a*
-0.70 -0.20
b*
5.0 6.7
5.6
sangat kecil sehingga memiliki luas 4.0
3.0
4.6
R² = 0.896667754156542 70.5
75 82.3 0.936575680880541
Terdapat perbedaan hasil antara 70
73.3
68.7 67.6
65
handsheet dengan proses pendispersi 60
68.8
65.5 62.7
55
dengan disintegrator dan dengan beater. 0 5 10 15 20
Nilai tensile dan tearing index dengan Dosis Bacterial Cellulose (%)
kenaikan hingga titik optimum. Hal ini Gambar 3. Grafik Hasil Uji L*, a*, b* dan
dikarenakan bacterial cellulose yang brightness
didisintegrator tidak terjadi fibrilasi serat Gambar 3 menunjukan bahwa warna
dan memiliki distribusi serat yang tidak rata, dan brightness handsheet dengan
serat masih menggumpal (aglomerasi) menggunakan disintegrator maupun beater
sehingga tidak dapat membentuk kombinasi tidak jauh berbeda, semakin banyak
yang baik dengan stok LBKP. penambahan bacterial cellulose maka nilai
L semakin rendah, a* semakin tinggi, b*
Hasil Uji L*, a*, b* dan Brightness akan semakin tinggi dan brightness
Dosis Bacterial Cellulose terhadap L*
semakin rendah. Terjadi perubahan warna
99.0 95.2
97.0 dan penurunan nilai brightness dikarenakan
95.0
93.0 R²
92.8
R² == 0.967825189263592
0.947562894279895
91.0
90.3 88.7 warna dasar bacterial cellulose adalah
91.0 95.2
cenderung kekuningan.
L*
89.0
91.9 90.2
87.0 88.8
85.0 87.8
0 5 10 15 20
Dosis Bacterial Cellulose (%) Hasil Uji Kit Level
Dosis Bacterial Cellulose terhadap Kit Level
10
Disintegrator Linear (Disintegrator)
Beater Linear (Beater) 9
Kit Level
6
0 5 10 15 20
Dosis Bacterial Cellulose (%)
Disintegrator Beater
Gambar 4. Grafik Hasil Uji Kit Level mengakibatkan kurang optimalnya larutan
Giatti (1996) mengatakan bahwa pulp surface sizing tertahan di permukaan
dengan derajat giling tinggi dapat membuat handsheet.
kertas dengan jaringan yang lebih rapat, Dosis penggunaan fluorochemical di
menurunkan daya tembus udara dan plant untuk pembuatan kertas greaseproof
meningkatkan ketahanan terhadap penetrasi dengan nilai kit level 8 adalah 14kg/ton dan
minyak. Porositas handsheet yang semakin kit level 9 adalah 19kg/ton. Penambahan
kecil dapat menghemat bahan surface sizing bacterial cellulose dengan proses dispersi
yang digunakan karena semakin kecil menggunakan disintegrator pada dosis 20%
porositas handsheet maka tidak banyak bacterial cellulose dapat mencapai kit level
larutan surface sizing yang terserap dalam 8 sehingga dapat mengurangi penggunaan
handsheet melainkan tetap tertahan di fluorochemical sebanyak 4kg/ton.
permukaan handsheet dan dapat secara Sedangkan penambahan bacterial cellulose
optimal menahan penetrasi air dan minyak dengan proses dispersi menggunakan beater
pada handsheet. pada dosis 5% dan 10% dapat mencapai kit
Handsheet dengan menggunakan beater level 8 sehingga dapat mengurangi
menghasilkan kit level yang lebih tinggi penggunaan fluorochemical sebanyak
daripada menggunakan disintegrator pada 4kg/ton, namun pada dosis ini porositas
masing-masing dosis bacterial cellulose. handsheet masih tinggi serta pada dosis
Hal ini dikarenakan bacterial cellulose 15% dan 20% bacterial cellulose dapat
yang didisintegrator memiliki distribusi mencapai kit level 9 sehingga dapat
serat yang tidak rata, serat masih mengurangi penggunaan
95% BC fluorochemical
menggumpal (aglomerasi) sehingga sebanyak 9kg/ton.
90% BC
100% BC
kertas greaseproof memiliki sifat fisik dan
85% BC permukaan lebih baik, namun warna kertas
berubah. Sifat fisik dan permukaan
handsheet dengan proses dispersi bacterial
cellulose dengan beater lebih baik jika
dibandingkan dengan proses dispersi
menggunakan disintegrator. Variasi pertama
yaitu penambahan bacterial cellulose
dengan proses dispersi menggunakan
disintegrator, kit level mencapai 8 pada
dosis bacterial cellulose 20% sehingga
dapat mengurangi pemakaian florochemical
sebesar 4kg/ton sedangkan variasi kedua
80% BC yaitu penambahan bacterial cellulose
dengan proses dispersi menggunakan
beater, kit level mencapai 8 pada dosis 5%
dan 10% sehingga dapat mengurangi
pemakaian florochemical sebesar 4kg/ton
serta mencapai 9 pada dosis 15% dan 20%
dan dapat mengurangi pemakaian
florochemical sebesar 9kg/ton.
SARAN