BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan air mineral merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, hal ini
dikarenakan air merupakan kebutuhan dasar bagi tubuh manusia. Namun seperti
yang kita ketahui, bahwa ketersedia air bersih menjadi salah satu polemik. Salah
satu yang menyebabkan adalah kondisi lingkungan yang juga semakin memburuk.
Disamping itu jumlah penduduk yang dari waktu ke waktu juga semakin
bertambah. Tentu ini menyebabkan semakin meningatkan permintaan akan air
bersih.
Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) mempermudah manusia untuk
memperoleh air bersih. Air minum dalam kemasan mudah ditemukan diberbagai
tempat seperti di swalayan, toko kelontong, warung, dan lain-lainnya. Di Indonesia
industri air minum dalam kemasan banyak tersebar dengan berbagai merek.
Terdapat ratusan bahkan ribuan perusahaan yang bergerak di industri AMDK
dimana sebagian besar merupakan pemain berskala sedang kecil yang wilayah
pemasarannya bersifat lokal.
Banyaknya perusahaaan air minum dalam kemasan, maka persaingan dalam
merebut konsumen juga aka semakin besar. Disamping mengedepankan aspek
kualitas produk, perusahaaan juga dituntut agar memiliki strategi pemasaran yang
tepat sehingga dapat menggaet konsumen. Strategi pemasaran perusahaan tidak
hanya pada aspek segmentasi pasar saja. Namun juga dari segi bauran pasar
dimana penetapan harga produk dapat memberikan dapak positif terhadap
pendapatan perusahaan.
2
Penetapan harga merupakan salah satu keputusan yang penting bagi manajemen
suatu perusahaan. Harga yang ditetapkan harus dapat menutup investasi secara
berangsur-angsur, untuk mengembalikan investasi yang diambil dari laba
perusahaan dan laba hanya biasa diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari
jumlah biaya seluruhnya. Tapi jika harga ditetapkan terlalu tinggi aka barakibat
kurang menguntungkan. Dalam hal ini pembeli akan berkurang, volume penjualan
berkurang, semua biaya mungkin tidak dapat di tutupi dan akhirnya perusahaan
biasa menderita rugi.
Harga tidak hanya menyangkut penjualan melainkan mempengaruhi pembeli,
begitu pula harga suatu barang dapat pula mempengaruhi tingkat upah, sewa dan
laba atas pembayarannya, sehingga di dalam penetapan harga harus diperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi harga. Setelah mengetahui masalah penetapan
harga, misalnya kekuatan pembeli, selera konsumen dan tingkat persaingan, maka
barulah kita dapat menentukan harga suatu produk.
Sekaitan dengan harga, menurut Kotler dan Armstrong ( 2004: 73 ) Harga
adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh
produk. Dalam kebijakan harga, manajemen harus menentukan harga dasar dari
produknya, kemudian menentukan kebijaksanaan menyangkut potongan harga,
pembagian ongkos kirim, dan hal-hal lain yang berhubungan dengan harga.
Swastha ( 2003: 147 ); Harga adalah jumlah uang ( ditambah beberapa barang
kalau mungkin ) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya.
Harga yang kemudian telah ditetapkan oleh perusahaan akan mempengaruhi
keputusan konssumen untuk membeli prodduk yang ditawarkan oleh perusahaan.
Namun perlu pula diingat bahwa perusahaan yang telah menetapkan harga
terhadap suatu produk perlu mempertimbangkan bahwa apakah harga tersebut
mampu bersaing dengan produk sama yang ditawarkan oleh perusahaan lain.
Selain itu harga yang telah ditetapkan oleh perusahaan juga dapat mendatangkan
keuntungan baik berupa laba maupun mampu menutupi biaya pemasaran,
produkssi distribusi serta ssecara kontinyu dapat berpengaruh terhadap tingkat
penjualan prodduk.
3
dalam kemasan gelas, galon dan botol . Harga yang bandrol ketiga jenis kemasan
air minum tersebut berbeda-beda tentunya. Kemasan gelas seharga Rp.
14.000/dos, kemasan galon seharga Rp. 5000 per galonnya.
Harga produk air minum dalam kemasan yang ditawarkan oleh PT. Tirta
Marwah Mandiri masih terbilang lebih murah dibandingkan dengan produk serupa
yang di tawarkan oleh perusahaan lainnya. Walaupun harga produk yang
ditawarkan lebih murah, namun secara signifikan masih belum mempengaruhi
penguasaan pasar oleh PT. Tirta Marwah Mandiri.
Salah satu yang menjadi tantang utama dalam pemasaran produk PT. Tirta
Marwah adalah persaingan produk di pasaran. Perusahaan yang menawarkan
produk air minum alam kemasan yang ada ddi Wilayah Luwu Raya saja sudah
cukup banyak. Sehingga persaingan produk dipasaran juga cukup tinggi.
Sementara dari sisi harga produk yang ditawarkan pun hanya memilki perbedaan
jumlah yang tidak begitu jauh.
Esensi dari rancangan penelitian ini adalah hendak melakukan sebuah
penelitian dengan menitik beratkan pada tingkat penjualan air minum dalam
kemasan yang iproduksi oleh PT. Tirta Marwah Mandiri yang dipengaruhi oleh
harga yang ditetapka oleh pihak perusahaan. Berdasarkan hal diatas, maka penulis
bermaksud untuk melakukan sebuah peelitian yang yang dituangkan dalam sebuah
judul Pengaruh Harga Terhadap Kuputusan Pembelian Pada Perusahaan Air
Mineral PT. Tirta Marwa Mandiri Bua Desa Puty
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang penelitian diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah harga berpengaruh secara signifikan terhadap
Kuputusan Pembelian pada PT. Tirta Marwah Mandiri Bua Desa Puty?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga
terhadap Kuputusan Pembelian pada PT. Tirta Marwah Mandiri Bua Desa Puty.
D. Manfaat Penelitian
5
BAB II
TINJAUAAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Prajawantoro dan Monicha R yang berjudul
Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Penjualan Tepung Tapioka
Pada CV. Srikandi Di Gaya Baru Lampung Selatan (2015), memberikan
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh antara harga jual perusahaan, harga jual
pesaing, biaya distribusi dan biaya promosi terhadap nilai penjualan tepung
tapioka pada CV. Srikandi sehingga hipotesis yang ditetapkan dapat diterima
kebenarannya. Secara statistik bahwa terdapat pengaruh antara variabel bebas
yaitu Harga Jual Perusahaan, Harga Jual Pesaing, Biaya Saluran Distribusi, Biaya
Promosi terhadap Nilai Penjualan (Y) tepung tapioka pada CV.Srikandi di Gaya
Baru Lampung Selatan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa faktor
Harga Jual Perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Penjulan
Tepung Tapioka pada CV.Srikandi di Gaya Baru Lampung Selatan. Penguji
parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel nilai penjualan juga
berpengaruh secara signifikan terhadap Nilai Penjualan Tepung Tapioka
Cv.Srikandi.
6
premium, komisi, upah, gaji, honor, SPP, dan sebagainya. Harga dapat dilihat
dari sudut pandang lain seperti pemasaran, harga merupakan satuan moneter
atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar
memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa.7
Harga sangat penting bagi perekonomian, karena harga sangat berperan
dalam bisnis dan usaha yang dijalankan. Dengan kata lain tingkat harga yang
ditetapkan mempengaruhi perputaran barang yang dijual. Kuantitas barang
yang dijual berpengaruh terhadap biaya yang ditimbulkan dalam kaitannya
dengan pengadaan barang bagi perusahaan dagang dan efisiensi produksi bagi
perusahaan manufaktur. Maka harga berpengaruh terhadap pendapatan,
sehingga harga berpengaruh terhadap laba usaha dan posisi dari keuangan
perusahaan. Tjiptono mengungkapkan bahwa harga dijadikan sebagai indikator
dari manfaat yang diperoleh konsumen atas barang dan jasa yang diterima, hal
ini erat kaitan nya dengan sebuah nilai yang didapat konsumen atas harga. Nilai
dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan terhadap harga
atau dapat dirumuskan sebagai berikut:
Manfaat Yang Dirasakan
Nilai =
Harga
Dari persamaan di atas, suatu nilai barang atau jasa yang dirasakan oleh
konsumen dipengaruhi oleh manfaat yang diterima yang meningkat pada harga
tertentu, demikian sebaliknya. Dapat dikatakan dari berbagai penafsiran di atas
bahwa harga merupakan sebuah elemen termudah dalam pemasaran. Harga juga
mengkomunikasikan positioning nilai yang dimaksud dari produk perusahaan
ke pasar, karena produk yang baik akan dijual dengan harga yang tinggi dan
menhasilkan keuntungan yang besar. Harga bukan hanya sekedar angka, harga
mempunyai bentuk dan fungsi seperti sebagai sewa, ongkos dan upah.
Sepanjang sejarah harga ditetapkan berdasarkan negosiasi antara penjual dan
pembeli pada saat tawar menawar masih sering dilakukan. Harga memiliki dua
peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu
peranan alokasi dan peranan informasi :
a) Peranan alokasi dari harga, yaitu fungsi harga dalam membantu para
pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas
9
ROI merupakan target laba suatu produk yang dinyatakan sebagai rasio
laba terhadap investasi total yang dilakukan perusahaan dalam fasilitas
produksi dan aset yang mendukung produk tersebut.
Tujuan berorientasi pada laba ini mengandung makna bahwa perusahaan
akan mengabaikan harga pesaing. Pilihan ini cocok pada kondisi sebagai
berikut:
1. Tidak ada pesaing
2. Perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum
3. Harga bukan merupakan atribut yang penting bagi pembeli.
b. Tujuan yang berorientasi pada volume (volume pricing objectives)
Dalam tujuan ini harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai
target penjualan, nilai penjualan atau pangsa pasar 1(absolute maupun
relative). Tujuan ini biasanya dilandaskan strategi mengalahkan atau
mengatasi persaingan.
c. Tujuan yang berorientasi pada citra
Citra perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga.
Penetapan harga, baik itu penetapan harga tinggi maupun penetapan
harga rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap
keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan. Dalam tujuan
ini perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan
melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan melayani segmen pasar
khusus.
d. Tujuan stabilisasi harga
Tujuan stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk
mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan
dengan harga pemimpin industri (industry leader). Dalam tujuan ini
harga didasarkan pada strategi menghadapi atau memenuhi tuntutan
persaingan.
Contoh: Pada industri–industri yang produknya sangat terstandarisasi,
misalnya minyak bumi.
e. Tujuan-tujuan lainya
12
bahwa untuk mendapatkan market share yang lebih besar ditunjang oleh
kegiatan promosi dan kegiatan lain dari persaingan non harga, disamping
dengan penentuan harga tertentu.
d) Strategi harga
Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar terdapat beberapa
strategi harga yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai target pasar
yang sesuai, yaitu :
1) Penetapan harga penyaringan (skimming price)
Strategi ini berupa penetapan harga yang ingin mencapai setinggi-
tingginya. Kebijaksanaan ini memiliki tujuan untuk menutupi biaya
penelitian, pengembangan dan promosi. Oleh karena itu, strategi ini
cocok untuk produk baru, karena :
a. Pada tahap perintisan (daur hidup produk)
Harga bukan merupakan suatu faktor penting karena masih sedikit
sekali. Kesendirian produk yang terdapat di pasar merupakan
kesempatan dalam pemasaran yang lebih efektif.
b. Perusahaan dapat membagi pasar berdasarkan tingkat penghasilan
yakni menjual barang baru tersebut pada pasar yang kompetitif .
c. Dapat pula berfungsi sebagai usaha berjaga-jaga terhadap kekeliruan
dalam penetapan harga. Apabila penetapan harga pertama terlalu tinggi
dan pasar tidak dapat menyerapnya maka perusahaan dapat dengan
mudah untuk menurunkan nya.
d. Harga perkenalan atau promosi. Yang tidak dapat memberikan
penghasilan dan laba yang tinggi.
e. Harga yang tinggi dapat membatasi permintaan terhadap batas-batas
kapasitas produksi dalam perusahaan.
2) Penetapan harga penetrasi (penetration price)
Penetapan harga penetrasi merupakan strategi penetapan harga yang
serendah-rendah nya untuk mencapai volume penjualan yang relatif
singkat. Strategi ini cenderung lebih bermanfaat dibanding dengan
15
Dalam menetapkan harga, ada berbagai macam metode yang dapat dapat
digunakan. Penetapan harga biasanya dilakukan untuk menambah nilai atau
besarnya biaya produksi yang diperhitungkan terhadap biaya yang dikeluarkan
dan pengorbanan tenaga dan waktu dalam memproses barang ataupun jasa.
Dalam menetapkan harga jual suatu produk, suatu perusahaan harus
memperhatikan berbagai pihak seperti konsumen akhir, penyalur, pesaing,
penyuplai dana, para pekerja, dan pemerintah. Karena tingkat harga tidak
terlepas dari daya beli konsumen, reaksi para pesaing, jenis produk dan
elastisitas permintaan serta tingkat keuntungan perusahaan.
Kotler dan Keller (2009:76) menyebutkan beberapa rincian pada prosedur
enam langkah dalam menetapkan harga:
a) Memilih Tujuan dalam Penetapan Harga
Pada awalnya perusahaan harus memposisikan penawaran pada pasar,
karena semakin jelas tujuan perusahaan maka semakin mudah perusahaan
menetapkan harga. Tujuan tersebut adalah :
1) Kemampuan Bertahan
Tujuan ini digunakan saat perusahaan mengalami kondisi yang mendesak
seperti kelebihan kapasitas, persaingan ketat dan keinginan konsumen
yang berubah. Selama harga menutupi biaya variabel dan beberapa biaya
tetap dalam hal ini keuntungan tidak begitu terlihat menonjol demi
bertahan dalam menghadapi kepunahan.
2) Laba Saat Ini Maksimum
Biasanya perusahaan menetapkan haga yang akan memaksimalkan laba
saat ini. Mereka memperkirakan permintaan dan biaya yang berasosiasi
dengan harga alternatif dan memilih harga yang menghasilkan harga saat
ini.
3) Pangsa Pasar Maksimum
Dengan memaksimalkan pangsa pasar, maka akan semakin tinggi volume
penjualan, biaya unit akan semakin rendah dan laba jangka panjang
semakin tinggi. Saat menetapkan harga terendah asumsi nya pasar sensitif
18
terhadap harga, hal ini disebut dengan praktik penetapan harga penetrasi
pasar. Hal ini dapat diterapkan dengan kondisi berikut :
a. Pasar sangat sensitif terhadap harga dan harga rendah merangsang
pertumbuhan pasar.
b. Biaya produksi dan distribusi menurun seiring terakumulasinya
pengalaman produksi.
c. Harga rendah mendorong persaingan aktual dan potensial.
4) Pemerahan Pasar Maksimum
Pada mulanya harga ditetapkan tinggi dan turun secara perlahan seiring
berjalan nya waktu atau penetapan harga memerah pasar. Hal ini akan
gagal bila pesaing besar yang memutuskan untuk menurunkan harga.
Memerah pasar dapat dilakukan dengan kondisi :
a. Terdapat cukup banyak pembeli yang memiliki permintaan yang cukup
tinggi saat ini.
b. Biaya satuan memproduksi volume kecil yang tidak begitu tinggi
hingga menghilangkan keuntungan dari mengenalkan harga
maksimum yang mampu diserap pasar.
c. Harga awal yang tinggi tidak menarik lebih banyak pesaing ke pasar.
d. Harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang unggul.
5) Kepemimpinan Kualitas Produk
Perusahaan berusahaan menjadi pemimpin kualitas produk di pasar
dengan mengedepankan merek “kemewahan terjangkau” produk dan jasa
yang ditentukan oleh tingkat kualitas anggapan, selera, dan status yang
tinggi dengan harga yang dapat dijangkau konsumen.
6) Tujuan Lain
Apapun tujuan khususnya, bisnis yang menggunakan harga sebagai alat
strategis akan menghasilkan lebih banyak laba dibandingkan bisnis yang
hanya harga atau pasar menetukan penetapan harga mereka.
b) Menentukan Permintaan
Setiap harga mengarah ke tingkat permintaan yang berbeda dan karena itu
akan memiliki berbagai dampak pada tujuan pemasaran perusahaan. Umum
19
nya permintaan berhubungan terbalik atau semakin tinggi harga maka akan
semakin rendah permintaan. Kadang konsumen menerima harga mahal
untuk mengindikasikan produk yang lebih baik, meskipun jika harga terlalu
tinggi, tingkat permintaan mungkin akan turun.
c) Memperkirakan Biaya
Permintaan menetapkan batas atas harga yang dapat dikenakan perusahaan
untuk memproduksinya. Karena perusahaan ingin mengenalkan harga yang
dapat menutupi biaya produksi, distibusi, penjualan termasuk tingkat
pengembalian yang wajar untuk usaha dan resikonya. Tetapi ketika
perusahaan menetapkan harga produk yang dapat menutupi biaya penuh
mereka, profitabilitas tidak selalu menjadi hasil akhirnya. Adapun jenis –
jenis biaya dan tingkat produksinya antara lain:
1) Biaya tetap (fixed cost)
2) Biaya variable (variable cost)
3) Biaya total (total cost)
4) Biaya rata – rata (average cost)
d) Menganalisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing
Perusahaan harus mempertimbangkan harga pesaing terdekat jika penawaran
dari perusahaan tidak mengandung fitur yang tidak ditawarkan oleh pesaing
terdekat, peusahaan harus mengevaluasi nilai mereka bagi pelanggan dan
menambahkan nilai itu ke harga pesaing. Jika penawaran pesaing
mengandung beberapa fitur yang tidak ditawarkan oleh perusahaan,
perusahaan harus mengurangkan nilai mereka dari harga perusahaan. Maka
saat ini perusahaan dapat menentukan apakah perusahaan dapat
mengenalkan lebih banyak, sama, atau kurang dari pesaing. Pengenanalan
harga baru perubahab harga lama dapat memprovokasi respons dari
pelanggan, pesaing, distributor bahkan pemerintah. Salah satu cara untuk
mengasumsikan pesaing bereaksi dalam cara standar terhadap harga standar
terhadap harga yang ditetapkan atau diubah. Sekarang perusahaan harus
meneliti situasi keuangan saat ini, penjualan terbaru, pasar, pesaing akan
menyesuaikan diri dengan perubahan harga.
20
Karena konsumen memiliki arti yang penting bagi suatu perusahaan yaitu sebagai
pembeli.
Pemahaman mengenai perilaku konsumen ini meliputi bagaimana individu,
kelompok dan organisasi, memilih, membeli, menggunakan dan tidak
menggunakan barang dan jasa. Tidaklah mudah dalam memahami perilaku
konsumen, karena konsumen memutuskan pembelian tertentu yang berbeda setiap
hari, dan sangat bervariasi dalam usia, pendapatan, tingkat pendidikan, dan selera.
Setiadi (2010:332) menyatakan bahwa “inti dari pengambilan keputusan
konsumen (cunsumer decision making) adalah proses pengintegrasian yang
mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif, dan memilih salah satu diantaranya”. Pemasar juga perlu mengetahi apa
saja yang menjadi bahan pertimbangan orang dalam keputusan pembelian dan
peran apa yang dimainkan masing-masing orang. Peran-peran pembelian
konsumen tersebut, yaitu:
a) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama-tama memberikan
pendapat atau pikiran untuk membeli produk atau jasa tertentu.
b) Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan/nasihatnya
memberi bobot dalam pengambilan keputusan akhir.
c) Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang sangat menentukan
sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian, misalnya apakah membeli,
apa yang akan dibeli, kapan hendak membeli, dengan cara bagaimana
membeli, atau di mana akan membeli.
d) Pembeli (buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian nyata.
e) Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk
atau jasa.
1. Jenis-Jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian.
Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak
pertimbangannya untuk membeli. Menurut (Kotler, 2000:160): adapun jenis-
jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan
tingkat perbedaan antara merek, yaitu:
a) Tingkah laku membeli yang kompleks
22
HARGA
(Variabel X)
Kotler dan Amstrong (2012 : 314)
Keterjangkauan Harga
Harga sesuai kemampuan atau daya saing harga;
Kesesuaian harga dengan kualitas prodduk
Kesesuaian Harga dan Manfaat
KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Variabel Y)
Setiadi (2003: 14)
Menganalisis Kebutuhan;
Pencarian Informasi;
Evaluasi Alternatif
Keputusan Membeli
Perilaku pasca pembelian
REKOMENDASI
E. Hipotesis
Hipotesis yang akan dipecahkan dalam penelitian ini adalah seagai berikut:
Diduga bahwa harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk air
minum dalam kemasan PT. Tirta Marwah Mandiri Bua Desa Puty.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk
melakukan pengumpulan data dilapangan nantinya. Instrumen tersebut akan
menggunakan skala likert dengan bobot masing-masing jawaban antara lain
sebagai berikut:
a. Sangat Setuju
27
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
e. Ragu-Ragu
Namun sebelum instrumen penelitian tersebut digunakan, terlebih dahulu akan
dilakukan uji validitas dan uji realibilitas. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui
kehandalan dan kevalidan instrumen penelitian. Untuk lebih jelasnya mengenai uji
validitas dan realibilitas insstrumen dapat dilihat pada bahasan analisis data.
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang akan diolah dan disajikan dalam penelitian ini nantinya adalah
data kuantitatif. Data kuantitatif umumnya adalah data yang berupa angka yang
diperoleh dari hasil perhitungan statistik. Data penelitian akan disajikan dalam
bentuk tabel ataupun diagram yang merupakan output atau hasil pengolahan
data. Kemudian data akan dipaparkan sebagaimana adanya.
2. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terbagi atas sumber data primer dan sumber
data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung
oleh peneliti tanpa adanya perantara dari pihak ketiga. Termasuk dalam sumber
data primer yaitu kuesioner yang merupakan instrumen penelitian dalam
mengumpulkan data. Sementara itu sumber data sekundder adalah data yang
diperoleh dari pihak ketiga seperti arsip maupun dokumen yang berkenaan
dengan penelitian, misalnya adalah profil perusahaan lokasi penelitian, data
penjualan/pemasaran, profil manajemen perusahaan dan sebagainya.
E. Metode Pengumpulan Data
Dalam rangka pelaksanaan penelitian, pengumpulan data akan dilakukan
dengan menggunakan 2 metode pengmpulan data, yaitu kuesioner/angket, dan
dokumentasi.
1. Kuesioner/Angket
Kuesioner atau angket merupakan metode pengumpulan data yang dilakkan
dengan cara mengajukan sejumlah pertanyaan kepada responden untuk dijawab.
28
5-1
P=
5
= 0,79
Maka interval dari kriteria penilaian adalah sebagai berikut :
1,00 - 1,80 = Sangat tidak setuju
1,81 – 2,60 = Tidak setuju
2,61 – 3,40 = Kurang setuju
3,41 – 4,20 = setuju
4,21 – 5,00 = Sangat setuju
Berguna untuk menetapkan instrument yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan
lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama akan menghasilkan data
yang konsisten. Dengan kata lain, reliabilitas instrument mencirikan tingkat
konsistensi kriteria suatu instrument penelitian dikatakan reliable dengan
menggunakan teknik ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6 (Sugiyono, 2014).
3. Regresi Linear Sederhana
Menurut Sugiono (2005:89), apabila data sudah terkumpul, maka diadakan analisis
data kualitatif yaitu menjelaskan (mendeskripsikan) pengaruh antara data yang di
peroleh dengan landasan teori yang dipakai, melalaui uraian-uraian yang sistematik
dan logis, selain itu juga diadakan analisis secara kuantitatif artinya memakai uji
statistik dengan metode regresi linear sederhana.
Mode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linear berganda
dengan furmula sebagai berikut:
Y= a+bx+e
Keterangan:
Y= Volume Penjualan
x= Bauran Promosi
a= konstanta
e= standar error
b= koefisien regresi
a. Uji t
Uji T dalam analisis regresi menurut Sarwono dalam Permana (2010), bertujuan
untuk menghitung apakah variabel bebas (X) secara parsial (sendiri) berpengaruh
signifikan terhadap variabel (Y). Jika nilai sig. < 0,05 maka variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Sedangkan jika nilai sig. > 0,05
maka variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
b. Analisis Determinasi (R2)
Menurut Tjiptono dalam Suprapti (2010) koefisien determinasi pada regresi linear
diartikan sebagai beberapa seberapa besar kemampuan semua variabel bebas dalam
menjelaskan varians dari variabel terikatnya. Secara sederhana koefisien determinasi
dihitung dengan mengkuadratkan koefisien korelasi (R2)
31
F. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam sebuah penelitian umumnya bertujuan untuk
memberikan penjelasan mengenai definisi dari variabel yang diteliti oleh seorang
peneliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian yaitu Harga yang
merupakan variabel indepen (X) dan Penjualan yang merupakan veriabel
dependen (Y). Adaapu definissi dari kedua variabel penelitian tersebut adalah:
1. Harga
Harga dalam penelitian ini adalah jumlah atau nilai yang ditetapkan terhadap
produk air minum dalam kemasan yang kemudian menjadi pendapatan dari
hasil penjualan produk PT. Tirta Marwah Mandiri.
2. Penjualan
Penjualan dalam penelitian ini adalah keseluruhan aktivitas memasarkan produk
dari PT. Tirta Marwah Mandiri berupa produk air minum dalam kemasan
sehingga menjadi laba/keuntungan bagi perusahaan.
32
BAB IV
2. Pengemasan 12 Orang
3. Operator 2 Orang
4. Pengantaran/Distribusi 8 Orang
DIREKTUR
OPERATOR
BAGIAN
PENGEMAS
34
Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
21 – 25 8 25.8 25.8 25.8
26 – 30 7 22.6 22.6 48.4
31 – 35 3 9.7 9.7 58.1
Valid
36 – 40 9 29.0 29.0 87.1
> 40 4 12.9 12.9 100.0
Total 31 100.0 100.0
Sumber: Analisis Data, 2019
BAB V
HASIL PENELITIAN
Jumlah Jawaban
NO PERNYATAAN Perse
SS S RR TS STS Ket
ntase
5 4 3 2 1
2 Konsumen bersedia
membeli produk iar
minum marwah
berdasarkan harga yang
telah ditetapkan.
JUMLAH RATA-RATA
dengan persentase 4,03 berada pada interval 3,41- 4,20 dengan kriteria setuju.
Karena
Tabel 5 : Distribusi jawaban responden mengenai harga sesuai kemampuan
atau daya saing harga
Jumlah Jawaban
NO PERNYATAAN Perse
SS S RR TS STS Ket
ntase
5 4 3 2 1
2 Konsumen
membandingkan air
minum marwah dengan
produk lain,
JUMLAH RATA-RATA
Jumlah Jawaban
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS Prese Ket
ntase
5 4 3 2 1
3 Konsumen memutuskan
membeli air minum
marwah karena harga
sesuai dengan kualitas
produk.
JUMLAH RATA-RATA
5 4 3 2 1
ntase
1 Harga jual produk air
marwah disesuaikan
dengan manfaat dari
penggunaan produk.
3 Pembeli cenderung
membeli air minum
marwah karena harga yang
ditawarkan telah sesuai
deangan manfaat yang
didapatkan.
JUMLAH RATA-RATA
Jumlah Jawaban
Pers
SS S RR TS STS entas Ket
NO PERNYATAAN
e
5 4 3 2 1
41
1 Keterjangkauan harga
JUMLAH RATA-RATA
Jumlah Jawaban
NO PERNYATAAN Perse
SS S RR TS STS Ket
ntase
5 4 3 2 1
JUMLAH RATA-RATA
Jumlah Jawaban
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS Perse Ket
ntase
5 4 3 2 1
JUMLAH RATA-RATA
Jumlah Jawaban
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS Perse Ket
ntase
5 4 3 2 1
1 Saya berusaha
mengevaluasi produk lain
dengan produk marwah.
2 Saya melakukan
perbandingan harga
produk lain dengan produk
marwah,
3 Saya melakukan
perbandingan kualitas
marwah dengan produk
lain.
JUMLAH RATA-RATA
Jumlah Jawaban
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS Perse Ket
ntase
5 4 3 2 1
JUMLAH RATA-RATA
Jumlah Jawaban
NO PERNYATAAN
SS S RR TS STS Perse Ket
ntase
5 4 3 2 1
JUMLAH RATA-RATA
Jumlah Jawaban
1 Menganalisis kebutuhan
2 Pencarian informasi
3 Evaluasi alternative
4 Keputusan Membeli
JUMLAH RATA-RATA
Correlations
Pearson
Correlations
Indikator Pernyataan r tabel Keterangan
(r hitung)
Indikator X
Indikator Y
Indikator 4 Y10
Keputusan Y11
membeli
Y12
Indikator 5 Y13
promotion
.547 .069 .790 7.936 .000
mix
a. Dependent Variable: Peningkatan Penjualan
Uji Determinan R
Mode l S ummary
Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 ,790a
.624 .614 3.780
a. Predictors: (Constant), promotion mix
A. Pembahasan
Variabel promotion mix (X) berpengaruh terhadap peningkatan
penjualan (Y). Besarnya presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat yang disebut koefisien determinasi yang merupakan hasil dari
penguadratan Rkofesien determinasi (R2) sebesar 0.624, yang mengadung
pengertian bahwa pengaruh variabel bebas (promotion mix) terhadap variabel
terikat (peningkatan penjualan) adalah sebesar 62,4% sedangkan sisanya
37,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Variabel promotion mix (x), nilai t hitung untuk variabel ini sebesar
7,936. Maka t hitung (7,936) > t tabel (2.024). Hal ini berarti tingkat
promotion mix (x) mempunyai pengaruh yang positif. Hal ini juga dapat
diperkuat dengan nilai signifikan (pada tabel 17, kolom 6) 0.000 < 0.05
52
VI. PENUTUP
53
A. Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan atau positif mengenai promotion mix terhadap peningkatan
penjualan pada PT. Suracojaya Abadi Motor Palopo dikarenakan mempunyai
suatau produk yang berkualiatas dipromosikan secara bertahap dan membuat
konsumen tertarik unruk membeli produk.
Variabel promotion mix (x), nilai t hitung untuk variabel ini sebesar
7.936. Maka t hitung (7.936) > t tabel (2.024). Hal ini berarti tingkat
promotion mix (x) mempunyai pengaruh yang positif. Hal ini juga dapat
diperkuat dengan nilai signifikan (pada tabel 17, kolom 6) 0.000 < 0.05
artinya variabel promotion mix (x) berpengaruh signifikan terhadap
peningkatan penjualan (y) pada PT. Suracojaya Abadi Motor palopo.
Besarnya presentase pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
yang disebut koefisin determinasi yang merupakan hasil dari penguadratan R
kofesien determinasi (R2) sebesar 0.624, yang mengadung pengertian bahwa
pengaruh variabel bebas (promotion mix) terhadap variabel terikat
(peningkatan penjualan) adalah sebesar 62,4% sedangkan sisanya 37,6%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
B. Saran
PT. Suracojaya Abadi Motor Palopo harus meningkatkan kegiatan dalam melakukan
promosi sehingga konsumen mengetahui tentang motor yang dijual dan tertarik
untuk membelinya.
54
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat di simpulkan bahwa
harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk air minum dalam kemasan
(AMDK) PT.Tirta Marwah Mandiri. Dengan taraf Signifikansi sebesar 0,039 < 0,05
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan dari hasil penelitian ini adalah:
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
58
BIODATA RESPONDEN
Diploma S1/S2
59
TANGGAPAN RESPONDEN
NO. VARIABEL KEPUTUSAN TOTAL JUMLA
RES. HARGA PEMBELIAN H
1 2 3 4 5 6 7 8 9 X Y
1 5 4 5 5 5 5 5 4 4 19 23 42
2 4 2 4 4 4 4 2 4 4 14 18 32
3 5 4 4 5 4 4 3 5 4 18 20 38
4 5 4 4 4 5 2 2 4 4 17 17 34
5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 17 21 38
6 4 3 4 4 4 4 2 4 4 15 18 33
7 5 2 5 5 4 4 2 5 2 17 17 34
8 4 4 5 5 5 4 4 5 4 18 22 40
9 4 2 3 3 3 4 3 4 3 12 17 29
10 4 2 4 4 4 4 2 4 2 14 16 30
11 4 4 5 4 4 3 2 5 2 17 16 33
12 5 4 4 4 4 4 4 4 2 17 18 35
13 4 4 5 5 3 5 2 5 1 18 16 34
14 4 4 5 5 4 5 2 4 4 18 19 37
15 4 2 4 4 5 2 2 4 5 14 18 32
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 16 20 36
17 5 5 5 5 4 5 4 5 5 20 23 43
18 5 4 4 4 4 4 5 4 4 17 21 38
19 5 4 5 4 4 4 4 4 2 18 18 36
20 4 5 5 5 4 2 4 4 2 19 16 35
21 5 4 5 5 5 5 4 4 4 19 22 41
22 4 4 4 4 5 5 5 5 5 16 25 41
23 5 4 4 5 4 4 5 5 5 18 23 41
24 4 2 4 4 4 2 2 4 4 14 16 30
25 4 4 5 4 5 4 4 4 4 17 21 38
61
26 5 4 4 5 4 4 4 4 4 18 20 38
27 5 4 4 5 5 4 4 4 2 18 19 37
28 4 3 4 4 4 4 2 4 4 15 18 33
29 5 2 4 4 4 4 4 5 4 15 21 36
30 5 4 4 4 5 4 2 4 4 17 19 36
31 5 4 4 4 5 4 2 2 2 17 15 32
62
Sig. (2-tailed) 0.228 0.182 0.325 0.172 0.606 0.061 0.425 0.726 0.002
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Item_7 Pearson Correlation .366* .477** 0.094 0.238 0.161 0.341 1 0.208 0.275 .757**
Sig. (2-tailed) 0.043 0.007 0.616 0.196 0.386 0.061 0.261 0.134 0.000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Item_8 Pearson Correlation -0.065 0.009 0.274 0.345 -0.263 0.148 0.208 1 0.174 .365*
Sig. (2-tailed) 0.728 0.960 0.136 0.057 0.152 0.425 0.261 0.349 0.043
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Item_9 Pearson Correlation 0.015 -0.007 -0.211 -0.017 0.317 0.066 0.275 0.174 1 .451*
Sig. (2-tailed) 0.936 0.969 0.255 0.926 0.083 0.726 0.134 0.349 0.011
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Skor_Total Pearson Correlation .446* .667** .423* .598** .362* .535** .757** .365* .451* 1
Sig. (2-tailed) 0.012 0.000 0.018 0.000 0.045 0.002 0.000 0.043 0.011
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
64
Reliability Statistics
Cronbach's
N of Items
Alpha
0.646 9
Item-Total Statistics