PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian hak dan kewajiban warga negara.
b. Untuk mengetahui pengertian pelanggaran hak warga negara dan faktor-faktor
penyebabnya.
c. Untuk mengetahui pengertian pengingkaran kewajiban warga negara dan
faktor-faktor penyebabnya.
d. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara.
e. Untuk mengetahui penyelesaian kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan
a. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak adalah sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga negara
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hak warga negara diperoleh setelah
melaksanakan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya sebagai warga Negara
Hak-hak warga negara tercantum dalam UUD 1945 pasal 26-34. Contoh:
Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2
UUD 1945)
“Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan”
Hak berpendapat, berserikat dan berkumpul (pasal 28 UUD 1945)
“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan
pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”
3
Faktor-faktor penyebab:
a. Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran hak yang
berasal dari diri pelaku pelanggar, diantaranya adalah:
1) Sikap egois atau terlalu mementing diri sendiri.
Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya,
sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai
sikap seperti ini, akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa
terpenuhi.
2) Rendahnya kesadaran akan hak orang lain
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran hak berbuat seenaknya.
Pelaku tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang
yang harus dihormati.
3) Sikap tidak toleran.
Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak menghargai dan
tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong
seseorang atau sekelompok orang melakukan pelanggaran hak, diantaranya:
1) Penyalahgunaan kekuasaan
Di masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan
disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga
bentuk kekuasaan lain yang terdapat di masyarakat.
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum
Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap
pelanggaran hak, tentu saja akan mendorong timbulnya pelanggaran
hak lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan
menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain.
3) Penyalahgunaan teknologi
Apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang
sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab timbulnya pelangaran
hak.
4
Faktor-faktor penyebab:
1. Tingginya egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara.
2. Rendahnya kesadaran hukum warga negara.
3. Aparat penegak hukum yang tidak tegas.
5
tetapi sepertinya karena faktor kesengajaan. Jadi kalaupun banyak kabar
yang beredar seputar kasus di Sampang Madura, hal yang harus disorot
adalah kaitan telah terjadi Intoleransi dan pelanggaran hak asasi manusia
yang mengakibatkan hilangnya nyawa.
Kasus ini meninggalkan bekas yang dalam bagi korban yang
kesemuanya adalah kaum Syiah, mungkin alasan beberapa pihak yang
mengatakan bahwa kasus Sampang disebabkan oleh persoalan asmara atau
keluarga atau lainnya. Masyarakat juga harus memahami dan melihat benar
bahwa peristiwa ini telah membuat masyarakat Syiah Sampang Madura,
mengungsi dan kehilangan tempat tinggal. Bahkan perhatian pemerintah
yang datangpun sepertinya baru diberikan setelah peristiwa itu meluas,
andai masih peristiwanya seperti beberapa bulan yang lalu maka
pemerintah tidak akan ambil pusing terutama pemerintah pusat. Bahkan
respons pemerintah yang menyatakan bahwa intelijen lemah melakukan
deteksi, hanya untuk menyelamatkan citra pemerintah di mata
internasional, bukan pembelaan terhadap korban penyerangan.
Cara seperti itu adalah lalim karena semata-mata demi pemerintah yang
tidak mau kehilangan muka. Respon reaktif bukan untuk memperbaiki
kinerja menjamin kebebasan warga, tapi hanya untuk merawat paras
pemerintah. Untuk mengacu pada pengembalian hak-hak masyarakat sipil
dalam hal ini kaum Syiah, maka pemerintah ditantang untuk bertindak
tegas. Tidak memberikan kekawatiran terhadap masyarakat, melakukan
pengamanan terhadap masyarakat dan melibatkan semua elemen yang
berwenang untuk mempercepat rekonsiliasi. Pemerintah harus menjamin
peristiwa ini tidak berkepanjangan dan sudah seharusnya untuk menindak
tegas pelaku dibelakangnya. (Kompas.com Selasa, 28 Agustus 2012)
Kasus diatas menunjukkan adanya berbagai pelanggaran hak yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Islam Suni terhadap Islam Syiah
antara lain:
Menuduh keyakinan yang dianut warga Islam Syiah adalah sesat. Hal
ini bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28E ayat 2.
Pembakaran beberapa bangunan milik warga Islam Syiah oleh Islam
Suni dan pengusiran warga Islam Syiah dari daerah tempat tinggalnya
yang bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28E ayat 1.
6
Pembiaran dan penelantaran warga Islam Syiah selama berada di
pengungsian. Hal ini bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28G ayat 3.
8
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara
seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena
dibatasi oleh hak orang lain. Pelanggaran hak dan Pengingkaran kewajiban terjadi
karena ketidak seimbangan dari pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
9
DAFTAR PUSTAKA
10