Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara garis besar, hak merupakan semua hal yang harus diperoleh atau
didapatkan. Hak baru bisa diperoleh apabila kewajiban sudah dilakukan.
Sedangkan kewajiban merupakan segala sesuatu yang harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab. Hak seseorang dibatasi oleh hak orang lain
sehingga, seseorang tidak bisa semena-mena dalam menggunakan haknya.
Ada kalanya terjadi pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban yang
tentunya merugikan orang lain seperti pembunuhan dan tidak membayar pajak.
Kasus-kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban disebabkan oleh
faktor-faktor tertentu dan tidak jarang

kasus-kasus tersebut tidak dapat

terselesaikan oleh hukum di Indonesia.


Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara serta hal-hal lainnya yang menyangkut
tentang hak dan kewajiban. Penulis berharap agar makalah ini dapat dipelajari
dan dapat menambah pemahaman pembaca mengenai materi terkait makalah
ini.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan-rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
a. Apa pengertian hak dan kewajiban warga negara?
b. Apa pengertian pelanggaran hak warga negara dan faktor-faktor penyebabnya?
c. Apa pengertian pengingkaran kewajiban warga negara dan faktor-faktor
penyebabnya?
d. Apa saja contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara?
e. Bagaimana penyelesaian kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara?

1.3 Tujuan Kegiatan


Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
a. Untuk mengetahui pengertian hak dan kewajiban warga negara.

b. Untuk mengetahui pengertian pelanggaran hak warga negara dan faktor-faktor


penyebabnya.
c. Untuk mengetahui pengertian pengingkaran kewajiban warga negara dan faktorfaktor penyebabnya.
d. Untuk mengetahui contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara.
e. Untuk mengetahui penyelesaian kasus pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara.
1.4 Manfaat Kegiatan
Adapun manfaat dari makalah ini adalah :
a. Dapat menyebarluaskan informasi mengenai pengertian hak dan kewajiban
warga negara.
b. Dapat menyebarluaskan informasi mengenai pengertian pelanggaran hak warga
negara dan faktor-faktor penyebabnya.
c. Dapat menyebarluaskan informasi

mengenai

pengertian

pengingkaran

kewajiban warga negara dan faktor-faktor penyebabnya.


d. Dapat menyebarluaskan informasi mengenai contoh kasus pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara yang terjadi di Indonesia.
e. Dapat menyebarluaskan informasi mengenai penyelesaian kasus pelanggaran
hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
1.5 Metode Penulisan
Untuk mendapatkan informasi dan data yang diperlukan, penulis dalam
menjawab rumusan-rumusan masalah yang ada menggunakan beberapa metode
yaitu metode teknik studi kepustakaan dan metode surfing (mencari informasi dari
internet).

BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan
a. Pengertian Hak dan Kewajiban Warga Negara
Hak adalah sesuatu yang seharusnya dimiliki oleh setiap warga negara
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hak warga negara diperoleh setelah
melaksanakan segala sesuatu yang menjadi kewajibannya sebagai warga Negara
Hak-hak warga negara tercantum dalam UUD 1945 pasal 26-34. Contoh:

Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (Pasal 27 ayat 2


UUD 1945)
Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan
yang layak bagi kemanusiaan
Hak berpendapat, berserikat dan berkumpul (pasal 28 UUD 1945)
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan

pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan


undang-undang
Kewajiban adalah segala sesuatu yang seharusnya dilaksanakan oleh
setiap warga negara terhadap penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contoh:
Kewajiban mentaati hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1 UUD
1945)
Segala warga negara bersamaan kedudukannya d dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
b. Pengertian Pelanggaran Hak Warga Negara dan Faktor-Faktor Penyebabnya
Pelanggaran Hak adalah setiap perbuatan baik disengaja atau kelalaian
yang melawan hukum, mengurangi, menghalangi, dan atau mencabut hak
seseorang sebagai warga negara yang dijamin oleh UUD 1945 dan tidak
mendapatkan penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme
hukum yang berlaku.

Faktor-faktor penyebab:
a.

Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan

pelanggaran hak yang berasal dari diri pelaku pelanggar,


diantaranya adalah:
1) Sikap egois atau terlalu mementing diri sendiri.
Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu
menuntut

haknya,

sementara

kewajibannya

sering

diabaikan. Seseorang yang mempunyai sikap seperti ini,


akan menghalalkan segala cara supaya haknya bisa
terpenuhi.
2) Rendahnya kesadaran akan hak orang lain
Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran hak
berbuat seenaknya. Pelaku tidak mau tahu bahwa orang
lain pun mempunyai hak yang yang harus dihormati.
3) Sikap tidak toleran.

Sikap ini akan menyebabkan munculnya saling tidak


menghargai dan tidak menghormati atas kedudukan
atau keberadaan orang lain.
b. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia
yang

mendorong

seseorang

atau

sekelompok

orang

melakukan pelanggaran hak, diantaranya:


1) Penyalahgunaan kekuasaan
Di masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku.
Kekuasaan disini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan
pemerintah, tetapi juga bentuk kekuasaan lain yang
terdapat di masyarakat.
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum
Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas
terhadap setiap pelanggaran hak, tentu saja akan
mendorong

timbulnya

pelanggaran

hak

lainnya.

Penyelesaian kasus pelanggaran yang tidak tuntas akan


menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain.
3) Penyalahgunaan teknologi
Apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan untuk
hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi
penyebab timbulnya pelangaran hak.

c. Pengertian Pengingkaran Kewajiban Warga Negara dan Faktor-Faktor


Penyebabnya
Pengingkaran Kewajiban adalah pola tindakan warga negara yang tidak
melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Faktor-faktor penyebab:
1. Tingginya egoisme yang dimiliki oleh setiap warga negara.
2. Rendahnya kesadaran hukum warga negara.
3. Aparat penegak hukum yang tidak tegas.
d. Contoh kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
Kasus Syiah di Sampang Madura,
Negara Mengabaikan Prinsip Hak Asasi Manusia
Kekerasan yang berulang di Kabupaten Sampang, Pulau Madura, Jawa
Timur, menunjukkan negara gagal melindungi hak warganya sendiri. Akibat
pemahaman tidak utuh, agama mudah dimanipulasi untuk berbagai
kepentingan. Kekerasan berlatar agama yang terus berulang terjadi akibat

agama tidak dipahami secara utuh dalam konteks sosial politik dan budaya
zaman.
Di Sampang, konflik awalnya bisa disebabkan faktor pribadi. Namun,
akibat tafsir agama tunggal dan negara yang seharusnya menjadi penjaga
konstitusi gagal berperan, kondisi semakin buruk. Apa yang terjadi di
Sampang Madura terhadap kaum Syiah adalah bukti negara kembali
mengabaikan prinsip hak asasi manusia (HAM). Hal ini terlihat ketika ada
yang menjadi korban jiwa, luka-luka serta rumah warga dibakar oleh
sekelompok masyarakat.
Pertikaian di Sampang Madura adalah bentuk bagaimana sekelompok
mayoritas (Islam Suni) melakukan tindakan semena-mena, hanya karena
faktor satu kelompok masyarakat tidak berkeyakinan layaknya mereka.
Diperkuat dengan bukan kali pertama perisitiwa serupa terjadi, beberapa
bulan yang lalu peristiwa pembakaran rumah terhadap kaum Syiah juga
terjadi. Hal inilah menjadi sebuah tanda tanya besar bagi Pemerintah
khususnya pihak berwenang dalam hal ini kepolisian yang seharusnya
memberikan perlindungan terhadap warga masyarakat. Tetapi seiring
dengan adanya korban jiwa dan korban luka menunjukkan bahwa ada
terjadi

pembiaran yang sistematis. Pembiaran yang sangat diluar

prosedural, dimana peran kepolisian tidak optimal bukan karena tidak tahu,
tetapi sepertinya karena faktor kesengajaan. Jadi kalaupun banyak kabar
yang beredar seputar kasus di Sampang Madura, hal yang harus disorot
adalah kaitan telah terjadi Intoleransi dan pelanggaran hak asasi manusia
yang mengakibatkan hilangnya nyawa.
Kasus ini meninggalkan bekas yang dalam bagi korban yang
kesemuanya adalah kaum Syiah, mungkin alasan beberapa pihak yang
mengatakan bahwa kasus Sampang disebabkan oleh persoalan asmara atau
keluarga atau lainnya. Masyarakat juga harus memahami dan melihat benar
bahwa peristiwa ini telah membuat masyarakat Syiah Sampang Madura,
mengungsi dan kehilangan tempat tinggal. Bahkan perhatian pemerintah
yang datangpun sepertinya baru diberikan setelah peristiwa itu meluas,
andai masih peristiwanya seperti beberapa bulan yang lalu maka
pemerintah tidak akan ambil pusing terutama pemerintah pusat. Bahkan
respons pemerintah yang menyatakan bahwa intelijen lemah melakukan

deteksi,

hanya

untuk

menyelamatkan

citra

pemerintah

di

mata

internasional, bukan pembelaan terhadap korban penyerangan.


Cara seperti itu adalah lalim karena semata-mata demi pemerintah yang
tidak mau kehilangan muka. Respon reaktif bukan untuk memperbaiki
kinerja menjamin kebebasan warga, tapi hanya untuk merawat paras
pemerintah. Untuk mengacu pada pengembalian hak-hak masyarakat sipil
dalam hal ini kaum Syiah, maka pemerintah ditantang untuk bertindak
tegas. Tidak memberikan kekawatiran terhadap masyarakat, melakukan
pengamanan terhadap masyarakat dan melibatkan semua elemen yang
berwenang untuk mempercepat rekonsiliasi. Pemerintah harus menjamin
peristiwa ini tidak berkepanjangan dan sudah seharusnya untuk menindak
tegas pelaku dibelakangnya. (Kompas.com Selasa, 28 Agustus 2012)
Kasus diatas menunjukkan adanya berbagai pelanggaran hak yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Islam Suni terhadap Islam Syiah
antara lain:
Menuduh keyakinan yang dianut warga Islam Syiah adalah sesat. Hal

ini bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28E ayat 2.


Pembakaran beberapa bangunan milik warga Islam Syiah oleh Islam
Suni dan pengusiran warga Islam Syiah dari daerah tempat tinggalnya

yang bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28E ayat 1.


Pembiaran dan penelantaran warga Islam Syiah selama berada di
pengungsian. Hal ini bertentangan dengan UUD 1945 pasal 28G ayat 3.

Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Kecelakaan Maut di Tongas Probolinggo
Sabtu 28 Desember 2013 sekitar pukul 16.00 terjadi kecelakaan maut di
Tongas Probolinggo yang mengakibatkan 18 jiwa melayang. Sebuah Pick
Up B 2625 XCU yang mengangkut rombongan 32 warga desa Mentor
Sumber Asih Probolinggo bertabrakan dengan Truk pengangkut tepung
bernomor polisi P 8568 UL.
Rombongan berencana melayat saudara Nyai Huniah, pemilik Pondok
Pesantren Mihtahul Ulum yang meninggal di Bangil Pasuruan. Namun
sesampai di Desa Curah Tulis, Kecamatan Tongas, sopir pickup berusaha
menyalip dua mobil lain serta satu bus, hingga memotong marka jalan. Dari
arah berlawanan muncul Truk dengan kecepatan sedang, dan pickup tidak
mampu mengendalikan laju kendaraan sehingga beradu muka tidak

terelakkan dan menyebabkan penumpang pickup terlempar akibat benturan


yang sangat keras. Kondisi pickup rusak berat, dan sopir truk terjepit.
Kasus kecelakaan di atas berkaitan dengan pengingkaran kewajiban,
yaitu:
Pengingkaran kewajiban tertib berlalu lintas yang bertentangan
dengan UU No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan.
e. Penyelesaian kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara
Penyelesaian Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
Dalam kasus Syiah, penyelesaian yang dilakukan pemerintah yaitu telah
menunjuk Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel,
Profesor Abdul Ala sebagai ketua tim rekonsiliasi kasus Syiah.
Anggota Tim Rekonsiliasi Samsul Anam mengatakan
mengembalikan

bahwa

warga Syiah yang saat ini berada di pengungsian ke

kampung halaman mereka merupakan yang terbaik.


Langkah itu harus dilakukan secara hati-hati. Dalam dialog-dialog yang
dilakukan tim, penolakan dari masyarakat terhadap kedatangan warga
penganut Syiah ini masih tinggi sehingga pemulangan belum dapat
dilakukan. Tim rekonsisiliasi terus berupaya agar proses rekonsiliasi dapat
berjalan dengan lancar dan baik.
Penyelesaian Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
Dalam kasus kecelakaan yang terjadi di Tongas. Penyidikan tetap
dilakukan sesuai prosedur, tetapi penyidikan tidak dapat dilakukan dengan
tuntas karena sopir dari pick up (tersangka) telah meninggal.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan secara
seimbang. Setiap orang tidak bisa menggunakan haknya secara semena-mena karena
dibatasi oleh hak orang lain. Pelanggaran hak dan Pengingkaran kewajiban terjadi
karena ketidak seimbangan dari pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

DAFTAR PUSTAKA
Lubis,

Yusnawan-Sodeli,

Mohamad.2014.Pendidikan

Pancasila

dan

Kewarganegaraan SMA/MA/SMK Kelas XI Semester 1. Jakarta: Pusat Kurikulum dan


Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Sekretariat Jenderal MPR RI 2011.2011.Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia. Jakarta: Sekjen MPR RI.
Fatonix, Faqieh.Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga
Negara.https://id.scribd.com/doc/205005197/PELANGGARAN-HAK-DANPENGINGKARAN-KEWAJIBAN-WARGA-NEGARA-docx#scribd (Diakses tanggal
11 Agustus 2015)
Anonim.2013.

Mobil

Dan

Truk

Bak

Terbuka

Dilarang

Angkut

Manusia.http://borneonews.co.id/berita/399-mobil-dan-truk-bak-terbuka-dilarangangkut-manusia (Diakses tanggal 11 Agustus 2015)


Anonim.2013.

Polisi

Hentikan

Penyidikan

Kecelakaan

Probolinggo.

http://nasional.tempo.co/read/news/2013/12/29/058540820/polisi-hentikan-penyidikankecelakaan-probolinggo (Diakses tanggal 11 Agustus 2015)


Andre.2013.

Kecelakaan

Maut

di

Tongas

Probolinggo.

http://www.kangandre.web.id/2013/12/kecelakaan-maut-di-tongas-probolinggo.html
(Diakses tanggal 11 Agustus 2015)

Anda mungkin juga menyukai