Anda di halaman 1dari 9

TINDAK PIDANA

EKONOMI
SYENIA CORDELLIA PUTRI AZHARI 211081005
A.PENGERTIAN TINDAK PIDANA EKONOMI

 Tindak pidana ekonomi adalah tindakan yang dilakukan oleh


seseorang atau kelompok yang merugikan negara atau masyarakat
dalam bidang ekonomi. Pengertian tindak pidana ekonomi secara luas
mencakup semua tindak pidana di luar Undang-Undang Darurat.
Pengertian Tindak Pidana Ekonomi pada Pasal 1 Undang-undang
Tindak Pidana Ekonomi bersifat prospektif artinya tidak ada definisi
yang bersifat limitative mengenai tindak pidana ekonomi. Tindak pidana
ekonomi secara umum adalah suatu tindak pidana yang mempunyai
kemampuan intelektual dan mempunyai posisi penting dalam
masyarakat atau pekerjaannya.
B.PENGATURAN TINDAK PIDANA
EKONOMI
 Tindak pidana ekonomi di Indonesia diatur dalam Undang-Undang
Darurat No. 7 tahun 1955 tentang Pengusutan, Penuntutan dan
Peradilan Tindak Pidana Ekonomi
 UU No. 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana (KUHP)
secara limitatif, dan beberapa peraturan perundangan lainnya di luar
KUHP.
 Undang-Undang Penimbunan Barang 1951 Lembaran negara tahun
1953 No 4
 Undang-Undang Darurat Kewajban Penggilingan Padi Tahun 1952
No.33
C.TINDAK PIDANA EKONOMI SEBAGAI
TINDAK PIDANA KHUSUS
Tindak pidana khusus adalah merujuk pada jenis perkara pidana
yang pengaturan hukumnya berada di luar Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP), yang merupakan sebuah kitab undang-undang yang
terkodifikasi. Tindak pidana khusus memiliki karakteristik dan penanganan
perkara yang bersifat khusus dan spesifik, baik dari segi aturan hukum
yang diterapkan, hukum acara yang digunakan, penegak hukum yang
terlibat, maupun pengacara yang menanganinya.
Awalnya, istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis ini
adalah “hukum pidana khusus,” namun kemudian berubah menjadi
“hukum tindak pidana khusus.” Beberapa contoh tindak pidana yang
termasuk dalam kategori tindak pidana khusus adalah tindak pidana
ekonomi, tindak pidana psikotropika, tindak pidana narkotika, dan lain
sebagainya.
C.TINDAK PIDANA EKONOMI SEBAGAI
TINDAK PIDANA KHUSUS
KUHP pun mempunyai beberapa pasal yang berkaitan dengan
bidang perekonomian seperti delik kecurangan yang tercantum dalam Pasal
378 sampai dengan Pasal 481. Delik-delik tersebut selain mengatur
mengenai penipuan secara umum juga mengatur beberapa hal seperti
kecurangan di bidang kesusasteraan (Pasal 380), penipuan terhadap
asuransi (Pasal 381 KUHP), kecurangan terhadap pembeli (Pasal 383
KUHP), delik ikatan kredit (Pasal 385 KUHP), delik penjualan makanan,
minuman dan obat palsu (Pasal 386 KUHP), pemborong melakukan
perbuatan curang (Pasal 388 KUHP), memindahkan batas pekarangan
(Pasal 389 KUHP), menyiarkan kabar bohong (Pasal 390 KUHP),
kecurangan surat utang (Pasal 391 KUHP), kecurangan daftar neraca (Pasal
392 KUHP), memasukkan barang palsu ke Indonesia (Pasal 393 KUHP), dan
pengacara memberikan keterangan tidak benar (Pasal 393 KUHP).
C.TINDAK PIDANA EKONOMI SEBAGAI
TINDAK PIDANA KHUSUS
Keseluruh delik-delik tersebut dianggap sebagai delik umum
karena penempatannya di dalam KUHP yang bersifat umum. Hal ini
berarti bahwa delik tersebut walaupun mengatur hal yang khusus namun
karena KUHP merupakan kitab umum dan dasar dari hukum pidana,
maka berlaku juga seluruh teori dan dasar-dasar yang berlaku di buku I
dan hukum acara biasa.
Sementara itu, hukum pidana khusus sering kali diartikan sebagai
ketentuan pidana yang mengatur khusus yaitu menyimpang dari
ketentuan pidana umum.Aspek penyimpangan tersebut penting dalam
pidana khusus karena apabila tidak ada penyimpangan tidaklah dapat
disebut hukum pidana khusus
D.TINDAK PIDANA EKONOMI DALAM
RKUHP BARU
RKUHP dibagi menjadi dua buku: buku kesatu mengenai ketentuan
umum dan buku kedua mengenai mengenai tindak pidana. RKUHP tidak lagi
membagi tindak pidana ke dalam dua kategori yaitu kejahatan dan
pelanggaran. Hal ini dikarenakan banyak sekali pelanggaran yang diatur
dalam buku ketiga KUHP saat ini dipandang tidak lagi relevan sebagai suatu
tindak pidana.
Oleh karena itu, buku ketiga dilebur dengan buku kedua. Buku
kesatu terdiri dari enam bab yang terdiri dari semua teori-teori pidana seperti
berlakunya ruang lingkup berlakunya pidana, pertanggungjawaban pidana,
pemidanaan, gugurnya kewenangan penuntutann dan pelaksanaan pidana,
serta pengertian umum. Kesemuanya terdiri dari 218 pasal.33 Buku kedua
terdiri dari 39 bab dan 568 pasal yang berisi daftar tindak pidana yang
dilarang.
D.TINDAK PIDANA EKONOMI DALAM
RKUHP BARU
Berdasarkan sistematika RKUHP, tindak pidana ekonomi tidak
diatur secara khusus dalam suatu bab tersendiri. Namun demikian, ada
beberapa bab dan pasal yang dapat dikaitkan dengan tindak pidana
ekonomi atau minimal berhubungan dengan tindak pidana ekonomi baik
dalam arti sempit maupun luas. Pasal-pasal tersebut berkaitan dengan
pertanggungjawaban korporasi (Pasal 48-54), tindak pidana lingkungan
hidup (Pasal 394), tindak pidana pemalsuan materai, segel, cap negara,
dan merek (Pasal 451 – 453), tindak pidana perbuatan curang (Pasal 622
– 648), dan tindak pidana terhadap kepercayaan dalam menjalankan
usaha (Pasal 649 – 657)
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai