NO BP : 2010003600115
A. Delik umum
Delik umum adalah semua tindak pidana yang dimuat dalam KHUP sebagai
kodifikasi hukum ppdn materiil. Sementara itu delik khusus adalah semua tindak
pidana yang terdapat dalam kodifikasi tersebut. Walaupun telah ada kodifikasi
(KUHP), tetapi adanya tindak pidana diluar KHUP merupakan suatu keharusan yang
tidak dapat dihindari. Perbuatan-perbuatan tertentu yang dinilai merugikan
masyarakat dan patut diancam dengan pidana itu terus berkembang, sesuai dengan
perkembangan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan, yang tidak cukup efektif
dengan hanya menambahkannya pada kodifikasi (KUHP).
B. Delik khususu
Delik khusus atau tindak pidana khusus hanya dapat dilakukan oleh orang
tertentu dalam kualitas tertentu dalam kualitas tertentu, misalnya tindak pidana
korupsi, ekonomi, subversi dan lain-lain.
Delik-delik khusus :
Delik khusus selain kejahatan yang ditunjukkan terhadap kepentingan hukum negara
termasuk pula kejahatan sebagai berikut :
– Pidana ekonomi
– Pidana subversi
– Pidana korupsi
Berisi : Asas-asas hukum pidana (beginsel) dan pengertian hukum pidana (begripen).
Berlaku untuk keseluruhan hokum pidana positif baik yang ada di dalam KUHP
maupun yang ada diluar KUHP
Pasal 1 ayat (1) asas legalitas, tujuannya untuk kepastian hokum yang menganut
lairan Positivisme (Hans Kelsen) terkenal dengan teori pyramidal (Stuppen Baud as
Recht) atau serine disebut juga Grand Norm.
Kejahatan (perbuatan asosial, perbuatan yang dilarang oleh hukum publik untuk
melindungi masyarakat dan diberi sanksi berupa pidana oleh negara)
D. Delik berulang
b. Voortgezette delict, atau delik berlanjut terdiri atas dua atau lebih delik yang
karena kaitannya yang erat mengakibatkan dikenakannya satu sanksi atau pidana
kepada terdakwa.
Menurut Hezwinkel Suringa pendapat pada butir b yang paling banyak dianut,
yang sangat penting hubungannya dengan locus delicti tempat terjadinya delik) dan
konsekuensi yang bertalian dengan hal itu.
Selain itu delik berlanjut juga penting untuk penyertaan pasal 55 dan pasal 56
KUHP. Jikalau delik berlanjut dipandang sebagai gabungan beberapa delik, dan
bukan sebagai suatu kesatuan maka ia merupakan concursus realis yaitu
perbarengan beberapa delik yang diadili sekaligus oleh hakim.
F. Delik tunggal
Tindak pidana tunggal adalah tindak pidana yang cukup dilakukan dengan satu
kali perbuatan, misalnya penipuan, pencurian, pembunuhan. Sedangkan tindak
pidana berganda terjadi apabila terjadi apabila dilakukan beberapa kali perbuatan,
misalnya penadahan.
G. Delik aduan atau delik biasa
Delik komisi adalah delik yang berupa pelanggaran terhadap larangan, yaitu
berbuat sesuatu yang dilarang. Sedangkan delik omisi adalah delik yang berupa
pelanggaran terhadap perintah, yaitu tidak berbuat sesuatu yang diperintah. Tindak
pidana juga dibedakan atas delik dolus dan delik culpa. Delik dolus adalah delik yang
memuat kesengajaan, sedangkan delik culpa adalah delik yang memuat unsur
kealpaan.
Delik biasa adalah bentuk tindak pidana yang paling sederhana, tanpa adanya
unsur bersifat memberatkan. Sedangkan delik yang dikualifikasikan adalah tindak
pidana dalam bentuk pokok yang ditambah dengan adanya unsur pemberat, sehingga
ancaman pidananya menjadi diperberat.