Landasan Teori
1
Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010) hal. 182
menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka mampu
tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam
hidup mereka.
Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2002 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 ”Pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. dari kutipan di
atas dapat diartikan bahwa pendidikan Indonesia diupayakan dapat
mewujudkan suasana belajar yang aktif dan kreatif, serta dapat
menghasilkan peserta didik yang memiliki pribadi yang cerdas,
berakhlak mulia, dapat berguna untuk dirinya sendiri, lingkungan
masyarakat, serta berguna untuk agama, bangsa, dan negara.
3. Karakter
Karakter adalah sifat yang terdapat pada orang lain, serta dapat
dijadikan kualitas atau indentitas dari seorang individu tersebut.
Karakter atau sifat seseorang akan berbeda dengang orang lainnya,
karena setiap individu tumbuh dan berkembang ditempat yang berbeda
dan dengan pola kehidupan yang berbeda. Karakter juga dapat
diartikan sebagai perpaduan antara moral, etika, dan akhlak. Moral
lebih menitikberatkan pada kualitas perbuatan, perbuatan itu baik atau
tidak baik.
Dari segi etimologi, karakter berasal dari bahasa Yunani yang
memiliki arti “Mengukir corak, mengimplementasikan nilai-nilai
kebaikan dalam sebuah tindakan sesuai dengan kaidah moral, sehingga
dikenal sebagai individu yang berkarakter mulia”. Sedangkan dari segi
terminologi, karakter dipandang sebagai “Cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu dalam kehidupan
sehari-hari dan bekerjasama di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
lingkungan masyarakat.2
Dari pengertian di atas, karakter diidentifikasikan sebagai cara
berfikir setiap individu untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan pada
tindakan ataupun perilaku yang akan invidu tersebut lakukan, sehingga
akan menjadi ciri khas bagi setiap individu. Individu yang berkarakter
ialah individu yang bisa membuat sebuah keputusan serta dapat
mempertanggungjawabkan semua dampak dari keputusan yang telah
dibuat.
Setiap individu harus sadar pada dirinya sendiri bahwa ia hidup
terikat oleh norma-norma yang berlaku dimasyarakat, maka dari itu
setiap orang ataupun invidu diharapkan mampu melaksanakan dan
menerapkan norma-norma yang berlaku dalam kehidupannya sehari-
hari.
4. Implementasi pendidikan karakter
Implementasi pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan
yang menerapkan nilai-nilai karakter pada diri setiap individu peserta
didik, sehingga mereka memiliki sifat ataupun corak dirinya sendiri,
corak sebagai anggota masyarakat, dan corak sebagai warga negara
yang nasionalis, religius, kreatif dan produktif.3 Pribadi peserta didik
akan terus berubah karena menghadapi arus globalisasi yang terus
berjalan, hal tersebut akan berdampak pada diri invidu peserta didik,
sehingga penerapan pendidikan karakter harus dilaksanakan baik di
lingkungan sekolah maupun lingkungan keluarga.
B. Siswa sekolah Dasar
1. Siswa
Siswa dapat didefinisiskan sebagai seseorang yang dikehendaki
untuk mendapat ilmu pengetahuan, pengajaran, arahan yang baik oleh
pendidik dan memperoleh pengalaman yang terbaik untuk dirinya
2
Sofyan Mustoip, Muhammas Japar dan Zulela MS, Implementasi Pendidikan Karakter,
(Surabaya: CV. Jakad Publishing, 2018), hal. 39.
3
Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter (Jakarta:Prenadamedia Group,2014), hal. 82.
sendiri. Siswa dapat dikatakan menjadi peserta didik karena siswa
merupakan anggota masyarakat yang sedang berada ditahap
pengembangan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang
serta jenis pendidikan yang sedang siswa jalankan.
2. Siswa sekolah dasar
Menurut UUD 1945, pengertian Pendidikan Sekolah
Dasar merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan dan mencentak
kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa
dan negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti, dan santun serta mampu
menyelesaikan permasalahan dilingkungannya. Dapat diambil
kesimpulan bahwa siswa sekolah dasar adalah invidu yang berada di
tingkat pendidikan sekolah dasar yangberusia 7 sampai 13 tahun untuk
memperoleh ilmu pengetahuan, pengajaran, menjadi pribadi yang
berakhlak mulia dan memiliki kecerdasan.
Ada beberapa fungsi dari pendidikan dasar sebagai acuan sebelum
melangkah ke jenjang pendidikan selanjutnya:
a. Adanya pendidikan dasar, siswa atau peserta didik diharapkan
mampu dan memiliki kemampuan mendasar terkait dengan
kemampuan berpikir kritis, menulis, membaca berhitung serta
mampu menguasai komunikasi minimal dalam kehidupan
bermasyarakat.
b. Adanya pendidikan dasar dapat membekali peserta didiknya
memperoleh pengetahuan dasar dan dapat mengikti pendidikan
pada tingkat selanjutnya. Karena pada hakikatnya keberhasilan
mengikuti pendidikan di sekolah menengah dan perguruan tinggi
bisa dipengaruhi oleh keberhasilan dalam mengikuti pendidikan
dasar pada jenjang umur peserta didik.
C. Perspektif Pendidikan Agama Islam
1. Perspektif
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti perspektif
adalah sudut pandang manusia dalam memilih opini dan kepercayaan
mengenai suatu hal. Berdasarkan asal katanya, arti perspektif ini
adalah bagaimana cara berpandang atau melihat sesuatu secara
menyeluruh dan mendunia serta tidak hanya melihat atau berpandang
dari satu arah.
Menurut Martono “perpsektif adalah cara pandang yang digunakan
oleh manusia ketika melihat suatu fenomena atau suatu masalah yang
sedang terjadi”. Dapat disimpulkan bahwa perspektif adalah
bagaimana seseorang memandang, menilai serta mempercayai suatu
hal secara menyeluruh dengan mempertimbangakan apa yang sedang
terjadi dan tidak memandang hanya dari satu arah saja tetapi
menyeluruh dan meluas.
2. Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama islam adalah pendidikan yang di dalamnya
terdapat ajaran islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap
anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat
memahami, mengahayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam
yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran-
ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat
kelak.4 Pendidikan agama islam adalah sebuah sistem dalam
pembentukan pendidikan karakter.
Pendidikan agama Islam memuat aktivitas pendidikan yang dapat
mengembangkan, mendorong, serta mengajak peserta didik atau
pribadi siswa untuk lebih maju dari kehidupan yang ada saat ini.
Pendidikan Agama Islam berupaya menanamkan nilai-nilai akidah dan
4
Zakiah Daradjat, Dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), cet. VII, hal. 86.
akhlak pada diri peserta didik, serta berupaya melibatkan seluruh
potensi manusia, baik potensi kognitif, afektif dan psikomotorik yang
terdapat pada diri seorang peserta didik.
Artinya: “Wahai anakku, tegakkanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang
makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap
apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang
(harus) diutamakan.” (Q.S Luqman (17) )
Dari ayat diatas dapat disimpulkan bahwa dalam ayat ini memerintahkan setiap
peserta didik untuk menunaikan shalat dengan sebaik-baiknya, sehingga
mendapatkan Ridho Allah SWT, menjauhkan diri dari perbuatan keji dan
mungkar, dan janganlah merasa bersedih jika mendapatkan cobaan karena pada
dasarnya itu merupakan bentuk kasih sayang Allah terhadap hambanya.
Setiap pendidik di sekolah ataupun orang tua dirumah tidak dapat mengawasi
anak dan peserta didiknya secara terus menerus, maka dari itu dari diri seorang
peserta didik dan anak harus sudah diterapkan pendidikan karakter. Namun jika
dilihat dengan kenyataan yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri 003 Sungai
Kunjang, masih banyak peserta didik yang belum memiliki sikap saling
menghargai dan menghormati sesama peserta didik. Tidak semua peserta didik
melakukan hal tersebut, tetapi beberapa dari peserta didik yang masih
melakukannya, karena hal-hal mendasar yang ada dilingkungannya. Para pendidik
di sekolah sudah menerapkan pendidikan karakter pada peserta didik baik pada
bidang pendidikan Agama Islam maupun pendidik yang menjadi walikelas peserta
didik. Pihak sekolah juga sudah berkomunikasi dengan orang tua peserta didik di
rumah untuk sama-sama menerapkan pendidikan karakter.
Peran guru pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan dalam hal ini, namun
jika dilihat dari kenyataan yang ada bahwa pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Sekolah Dasar Negeri 003 Sungai Kunjang hanya 4 jam dalam 1 minggu,
sehingga implementasi pendidikan karakter dari guru Pendidikan Agama Islam
masih belum optimal. Sehingga peran utama yang dapat mengimplementasikan
pendidikan karakter pada siswa Sekolah Dasar adalah walikelas yang peserta
didik temui setiap harinya, walikelas bisa menerapkan pendidikan karakter
berupada kedisiplinan, seperti datang ke sekolah tepat waktu, mengerjakan dan
mengmpulkan tugas tepat waktu, mengikuti jadwal pemakaian seragam sekolah
dengan baik. Walikelas juga menerapkan sikap saling menghargai kepada yang
lebih tua dan kepada sesama.