Anda di halaman 1dari 9

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data Percobaan


Adapun hasil data eksperimen yang digunakan pada praktikum kali ini dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4. 1 Hasil Data Eksperimen

No. Variabel Nilai Satuan Keterangan


1. Length of Packed Bed 0.5 meter (s) -
2. Nominal Bed Diameter 0.25 Inch -
3. Actual Bed Diameter 0.92 Cm -
4. Packing Material 25 Mm Berl saddle
5. Sphericity 0.33 - -

6. Specific Surface Area 190 𝑚2 -


𝑚3
7. Void Volume 24.26 mL -
8. Process Fluid - - Water
𝑘𝑔
9. Density of Process Fluid 1000 -
𝑚3
10. Viscosity of Process Fluid 0.85 centiPoise -
11. Manometric Fluid - - Carbon tetrachloride
𝑘𝑔
12. Manometric Fluid Density 1600 -
𝑚3

Adapun hasil data observasi yang diperoleh pada praktikum kali ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4. 2 Hasil Data Observasi

Flowrate h1 (cm of h2 (cm of


Rotameter ∆Hm = h1-h2
No. (Liter per manometer manometer
Reading (LPM) (cm)
Minute) fluid) fluid)
1. 0.08 0.08 35.3 34.7 0.6

Adapun hasil data perhitungan yang telah dilakukan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4. 3 Hasil Data Perhitungan

𝒎̇ 𝑫𝑷 ∆𝑷 𝑭𝒑
𝑮, ∆𝑯𝒎 𝑵𝑹𝒆
(𝒌𝒈⁄𝒔) (𝒌𝒈⁄𝒎𝟐 𝒔) (𝒎) (𝑵⁄𝒎𝟐) 𝑬𝒌𝒔𝒑𝒆𝒓𝒊𝒎𝒆𝒏 𝑻𝒆𝒐𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔
0.0013 19.5783 0.0036 35.32 594.259 4.2419 2.0652
0.0258

4.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum “Aliran Melalui Packed Bed”, diperoleh nilai flow rate dari
pembacaan pada rotameter dan nilai head sebelum dan sesudah aliran melalui packed bed
dari pembacaan manometer. Dengan menggunakan seluruh nilai ini, maka dapat dilakukan
perhitungan untuk menentukan variabel lainnya berupa pressure drop (∆P), kecepatan massa
superfisial (𝐺 ,), bilangan Reynolds (NRe) dan friction factor (f). Adapun pembahasan
lebih lanjut mengenai hubungan antara masing-masing variabel sebagai berikut.
4.2.1 Hubungan antara Pressure Drop dan Kecepatan Massa Superfisial di dalam
Packed Bed
Adapun grafik hubungan antara pressure drop dan kecepatan massa superfisial di dalam
packed bed adalah sebagai berikut.

Hubungan Pressure Drop dan Kecepatan Massa Superfisial


120
Kecepatan Massa Superfisial

100

80

60

40

20

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Pressure Drop

Gambar 4. 1 Hubungan Pressure Drop dan Kecepatan Massa Superfisial


Berdasarkan grafik pada Gambar 4. 1, ditunjukkan hubungan antara pressure drop
dan
kecepatan massa superfisial dimana semakin besar kecepatan massa superfisial dari suatu
packed bed, maka semakin besar pressure drop yang dialami. Hal ini sesuai dengan
Persamaan 2.10 dimana nilai pressure drop berbanding lurus dengan nilai kecepatan massa
superfisial. Hubungan pressure drop dan kecepatan massa superfisial juga dapat dijelaskan
oleh hasil penelitian oleh Kadarjono (2020) yang menyatakan bahwa semakin besar
kecepatan massa superfisial aliran suatu fluida maka akan tercipta gaya friksi yang besar
sepanjang aliran pipa. Gaya friksi ini akan mengurangi tekanan masuk dari aliran fluida yang
masuk ke packed bed sehingga tekanan aliran yang keluar setelah melalui packed bed akan
mengalami penurunan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya pressure drop terjadi pada
aliran fluida. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pressure drop dan
kecepatan massa superfisial adalah berbanding lurus.
4.2.2 Hubungan antara Friction Factor dan Bilangan Reynolds
Adapun masing-masing grafik hubungan antara friction factor eksperimen dan teoritis
terhadap bilangan Reynolds adalah sebagai berikut.

Adapun grafik hubungan antara pressure drop dan kecepatan massa superfisial di dalam
packed bed adalah sebagai berikut.

Hubungan Pressure Drop dan Kecepatan Massa Superfisial


120
Kecepatan Massa Superfisial

100

80

60

40

20

0
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
Pressure Drop

Gambar 4. 1 Hubungan Pressure Drop dan Kecepatan Massa Superfisial


Berdasarkan grafik pada Gambar 4. 1, ditunjukkan hubungan antara pressure drop
dan
kecepatan massa superfisial dimana semakin besar kecepatan massa superfisial dari suatu
packed bed, maka semakin besar pressure drop yang dialami. Hal ini sesuai dengan
Persamaan 2.10 dimana nilai pressure drop berbanding lurus dengan nilai kecepatan massa
superfisial. Hubungan pressure drop dan kecepatan massa superfisial juga dapat dijelaskan
oleh hasil penelitian oleh Kadarjono (2020) yang menyatakan bahwa semakin besar
kecepatan massa superfisial aliran suatu fluida maka akan tercipta gaya friksi yang besar
sepanjang aliran pipa. Gaya friksi ini akan mengurangi tekanan masuk dari aliran fluida yang
masuk ke packed bed sehingga tekanan aliran yang keluar setelah melalui packed bed akan
mengalami penurunan. Hal ini yang menyebabkan terjadinya pressure drop terjadi pada
aliran fluida. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pressure drop dan
kecepatan massa superfisial adalah berbanding lurus.
4.2.3 Hubungan antara Friction Factor dan Bilangan Reynolds
Adapun masing-masing grafik hubungan antara friction factor eksperimen dan teoritis
terhadap bilangan Reynolds adalah sebagai berikut.
semakin besar friction factor eksperimen dan teoritis, maka nilai bilangan reynold (NRe) semakin kecil.
Hubungan antara friction factor dan bilangan Reynolds (NRe) berbanding terbalik. Berdasarkan persamaan
(2.3), nilai friction factor dipengaruhi oleh pressure drop, sphericity, kecepatan massa superficial, nilai DP ,
epsilon dan Nre. Akibat adanya gesekan antara fluida dengan permukaan pipa maka fluida akan mengalami
penurunan tekanan. Gaya gesekan tersebut dipengaruhi oleh panjang pipa, diameter pipa, kekasaran permukaan
pipa, dan viskositas fluida. Besar kecilnya bilangan Reynolds berbanding lurus dengan kecepatan aliran fluida,
sedangkan besar kecilnya nilai faktor gesekan berbanding 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 1.75 1.8 1.85
1.9 1.95 2 2.05 1/Nre FP Eksperimental 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 1.75 1.8 1.85 1.9 1.95 2 2.05 Nre
FP Teoritis 14 terbalik dengan kecepatan aliran (Chasanch, 2014). Oleh karena itu, semakin besar bilangan
Reynolds, semakin cepat pula laju aliran yang ditimbulkan, sehingga menghasilkan area kontak yang lebih
kecil antara fluida dan pipa, yang dapat mengakibatkan faktor gesekan juga semakin kecil.
4.2.4 Perbedaan antara Friction Factor Eksperimen dan Friction Factor Teoritis
Adapun tabulasi dari perbedaan antara friction factor eksperimen dan teoritis adalah
sebagai berikut.
Tabel 4. 4 Perbedaan Friction Factor Eksperimen dan Teoritis

𝑭𝒑
𝑬𝒌𝒔𝒑𝒆𝒓𝒊𝒎𝒆𝒏 𝑻𝒆𝒐𝒓𝒊𝒕𝒊𝒔
4.2419 2.0652

Berdasarkan nilai friction factor eksperimen dan teoritis yang tertera pada Tabel 4. 4,
dapat dilihat perbedaan nilai dimana nilai friction factor teoritis lebih kecil dari nilai friction
factor eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa data yang tertera pada Tabel
4. 4 sudah sesuai dengan Persamaan Ergun yang tertera pada Persamaan 2.12 dan Persamaan
2.13 dimana menyatakan bahwa nilai pressure drop teoritis akan lebih kecil daripada
pressure drop eksperimen. Nilai dari pressure drop berbanding lurus dengan nilai friction
factor, sehingga nilai friction factor teoritis akan lebih kecil daripada nilai friction factor
eksperimen. Selain itu, menurut Subagyo (2011), perbedaan nilai ini juga bisa disebabkan
oleh pengukuran yang kurang presisi, pembacaan nilai pengukuran debit yang kurang teliti
karena ketidakstabilan air dan pembacaan nilai tekanan pada manometer yang kurang tepat
karena adanya gelembung udara pada manometer. Selain itu, menurut Subagyo (2011),
pengaruh perbedaan nilai friction factor ini juga disebabkan banyaknya faktor eksternal yang
tidak diperhitungkan secara teoritis, dimana selama eskperimen banyak faktor lain yang
menghambat aliran fluida.
LAMPIRAN

A.1 Tabulasi Hasil Data Percobaan


Adapun tabulasi hasil data percobaan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut,
a. Tabulasi Data Eksperimen

No. Variabel Nilai Satuan Keterangan


1. Length of Packed Bed 0.5 meter (s) -
2. Nominal Bed Diameter 0.25 Inch -
3. Actual Bed Diameter 0.92 Cm -
4. Packing Material 25 Mm Berl saddle
5. Sphericity 0.33 - -

6. Specific Surface Area 190 𝑚2 -


𝑚3
7. Void Volume 24.26 mL -
8. Process Fluid - - Water
𝑘𝑔
9. Density of Process Fluid 1000 -
𝑚3
10. Viscosity of Process Fluid 0.85 centiPoise -
11. Manometric Fluid - - Carbon tetrachloride
𝑘𝑔
12. Manometric Fluid Density 1600 -
𝑚3

Adapun hasil data observasi yang diperoleh pada praktikum kali ini dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 4. 2 Hasil Data Observasi

Flowrate h1 (cm of h2 (cm of


Rotameter ∆Hm = h1-h2
No. (Liter per manometer manometer
Reading (LPM) (cm)
Minute) fluid) fluid)
1. 0.08 0.08 35.3 34.7 0.6
A.2 Perhitungan Satu Data
Adapun contoh perhitungan satu data pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Menghitung nilai flow rate.
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
𝑘𝑔 𝑘𝑔
𝑚̇
= 𝑄 × 𝜌 = 0.08 × 1000 3 = 0.0013
𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑚 𝑠
2. Menghitung nilai luas penampang saluran.
2 (0.92
𝐴=𝜋𝐷 =𝜋 𝑐𝑚)2 = 0.0000664 𝑚 2
4
4
3. Menghitung nilai kecepatan massa superfisial.
𝑘𝑔
0.0013
� 𝑠 𝑘𝑔
𝐺, = � = =
19.5783 𝑚2𝑠
̇ 0.0000664 𝑚 2
𝐴
4. Menghitung nilai perbedaan head.
𝑘𝑔 𝑘𝑔
(1600 − 1000 )
∆𝐻
= (𝜌𝑚 − 𝜌) ∆𝐻
= 𝑚3 𝑚3 0.6 𝑐𝑚 = 0.0036 𝑚
𝑤 𝑚 𝑘𝑔
𝜌 1000
𝑚3
5. Menghitung nilai volume.
𝑉 = 𝐴 × 𝐿 = 0.0000664 𝑚 2 × 0.5 𝑚 = 0.0000332 𝑚 3
6. Menghitung nilai porositas.
𝑣𝑜𝑖𝑑 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 24.26 𝑚𝐿
𝜀= = = 0.73
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑜𝑓 𝑏𝑒𝑑 0.0000332 𝑚 3
7. Menghitung nilai diameter partikel.
6(1 − 𝜀) 6(1 − 0.73)
𝐷𝑝 = =
𝜑𝑠 𝑎 2 = 0.0258 𝑚
𝑚
0.33 × 190 3
𝑚
8. Menghitung nilai perbedaan tekanan.
𝑘𝑔 𝑚 𝑁
∆𝑃 = 𝜌𝑔∆𝐻𝑤 = 1000 3 × 9.81 2 × 0.0036 𝑚 = 35.32 2
𝑚 𝑠 𝑚
9. Menghitung nilai bilangan Reynolds.

𝐷𝑝 𝐺 , 0.0258 𝑚 ×
𝑘𝑔
𝑁𝑅𝑒 = = 19.5783
𝜇 𝑚 𝑠
2 = 594.259
0.85 𝑐𝑃
10. Menghitung nilai friction factor ekperimen.
∆𝑃𝜌𝜑𝑠𝐷𝑝𝜀
𝑁 𝑘𝑔
35.32 × 1000 × 0.33 × 0.0258 𝑚 × 0.73
𝐹𝑝 = 𝑚2 𝑚3
𝑘𝑔 2

(19.5783 ) × 0.5 𝑚 × (1 − 0.73)


𝑚2𝑠

Fp = 4.2419

Anda mungkin juga menyukai