Anda di halaman 1dari 10

1.

Sifat

Ketrampilan Pengenalan

Pembuktian √ Percobaan

2. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan prinsip kerja D/P Cell Pneumatic Level Transmitter.
2. Mengidentifikasi elemen-elemen pada D/P Cell Pneumatic Level Transmitter.
3. Melakukan kalibrasi pada D/P Cell Pneumatic Level Transmitter.
4. Melakukan adjustment pada D/P Cell Pneumatic Level Transmitter.

3. Bahan/Reagen
Air
4. Peralatan
a) D/P Cell Pneumatic Level Transmitter
b) Pressure Gauge

c) Water Column & Water Tank/Reservoir

d) Kunci pas

e) Obeng
5. Keselamatan Kerja
a. Menggunakan APD yang sesuai
b. Jangan melakukan percobaan sebelum diberi perintah oleh instruktur
c. Melaporkan segera ke instruktur bila terjadi kegagalan alat dan kecelakaan
kerja.
d. Melalukan pekerjaan dengan serius dan konsentrasi

6. Dasar Teori
Transmitter pneumatik adalah suatu peralatan untuk mengukur level cairan dalam tangki,
dimana untuk mengetahui berapa ketinggian cairan tersebut sesuai yang telah ditentukan
berdasarkan kebutuhan. Transmitter pneumatik ini berfungsi untuk merubah sinyal proses
menjadi sinyal instrument serta mengirimkan sinyal tersebut ke alat penerima seperti
pencatat (recorder), penunjuk. Proses pengukuran dengan menggunakan transmitter
pneumatik dimana transmitter yang digunakan adalah Diferrential Pressure Transmitter yaitu
dengan pengukuran beda tekanan. Transmitter ini terdiri dari alat perasa (detektor) dan
pengirim, dimana transmitter ini mengukur besaran level yang diterima detektor dalam
bentuk sinyal proses kemudian pada bagian pengirim dari transmitter pneumatik ini merubah
sinyal proses tersebut menjadi sinyal instrument dan mengirimkannya ke kontroler. Sinyal
yang dihasilkan oleh transmitter pneumatik adalah 0,2 – 1,0 kg/cm2. apabila pada keadaan
0%, maka tekanan dari transmitter menunjukkan tekanan sebesar 0,2 kg/cm2. Apabila pada
keadaan 100%, maka tekanan dari transmitter menunjukkan tekanan sebesar 1,0 kg/cm2.
7. Langkah Kerja
1. Membuat rangkaian seperti gambar

2. Mengatur air supply dengan memutar regulator air supply sampai 20 psi.

Pressure Gauge Air


Supply

Regulator Air Supply

3. Atur regulator input sehingga level di water column pada posisi minimum (0 %).
Regulator Input

4. Amati pressure gauge output dan catat hasilnya

Pressure Gauge
Output

5. Atur regulator input sehingga level di water column pada posisi maksimum (100
%).
6. Amati pressure gauge output dan catat hasilnya.
7. Ulangi langkah 3 sampai dengan 6 untuk nilai 25%, 50% dan 75%.
8. Apabila terjadi deviasi lakukan adjustment dengan cara :
a. Lakukan langkah no 3 dan no 4, kemudian atur zero adjuster pada transmitter
menggunakan obeng.
Zero Adjuster

b. Lakukan langkah no 5 dan no 6, kemudian atur span adjuster pada transmitter


menggunakan kunci

Span adjuster

c. Ulangi langkah 8.a dan 8.b beberapa kali sehingga menunjukkan


hasil yang tepat.
d. Ulangi langkah no. d sampai dengan 8 dan catat hasilnya.

8. Pehitungan
Besarnya sinyal output transmitter, secara perhitungan dapat dicari dengan rumus :

𝒕𝒆𝒓𝒖𝒌𝒖𝒓 − 𝒎𝒊𝒏. 𝒓𝒂𝒏𝒈𝒆


𝑶𝒖𝒕𝒑𝒖𝒕 = ( 𝑺𝒑𝒂𝒏𝒔𝒊𝒈𝒏𝒂𝒍) + 𝒎𝒊𝒏. 𝒓𝒂𝒏𝒈𝒆
𝑺𝒑𝒂𝒏
𝒕𝒆𝒓𝒖𝒌𝒖𝒓 − 𝒎𝒊𝒏. 𝒓𝒂𝒏𝒈𝒆
= ( (𝟏𝟓 − 𝟑)) + 𝟑
𝒔𝒑𝒂𝒏

𝒕𝒆𝒓𝒖𝒌𝒖𝒓 − 𝒎𝒊𝒏. 𝒓𝒂𝒏𝒈𝒆


= ( (𝟏𝟐)) + 𝟑
𝒔𝒑𝒂𝒏
9. Tugas:
a. Mencatat hasilnya dan memasukkan ke dalam tabel
b. Membuat grafik hubungan antara input dan output.

10. Data hasil praktikum


 Data Kalibrasi Sebelum Adjustment
Output
Input
Persentase Percobaan Error
(inch Perhitungan
(%) (psi) (psi)
H2O) (psi)
Naik Turun Average

40 0 3.600 3.400 3.500 3.00 0.5

50 25 4.400 4.100 4.250 6.00 1.75

60 50 6.000 6.450 6.225 9.00 2.775

70 75 7.750 7.250 7.500 12.00 4.5

80 100 9.500 9.000 9.250 15.00 5.75

 Grafik Data Kalibrasi Sebelum Adjustment

Sebelum Adjustment
10,000
9,000
9,000
8,000 7,500
Tekanan Percobaan (Psi)

7,000 6,225
6,000
5,000 4,250
4,000 3,500 Sebelum Adjustment
3,000
2,000
1,000
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Tekanan Standar (Psi)
 Data Kalibrasi Setelah Adjustment
Output

Input Persentase Percobaan


Perhitungan Error (psi)
(inch H2O) (%) (psi)
(psi)
Naik Turun Average

10 0 3.100 3.100 3.100 3.00 0.100

20 25 6.100 6.150 6.125 6.00 0.125

30 50 9.100 9.100 9.100 9.00 0.100

40 75 12.100 12.200 12.150 12.00 0.150

50 100 15.000 14.950 14.974 15.00 0.026

 Grafik Data Kalibrasi Setelah Adjustment

Setelah Adjustment
16,000 14,974

14,000
12,150
Tekanan Percobaan (Psi)

12,000

10,000 9,100

8,000
6,125
Setelah Adjustment
6,000

4,000 3,100

2,000

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Tekanan Standar (Psi)
11. Pembahasan dan Kesimpulan

Secara umum, pengukuran level selalu didasarkan pada penentuan batas (interface) dari dua
fluida yang berbeda. Misalnya antara fluida cair satu dengan fluida cair yang lain, antara fluida
cair dengan gas/uap atau antara fluida gas dengan gas. Dengan mengetahui letak batas
tersebut, maka level dari fluida yang bersangkutan akan dapat diketahui. Metode pengukuran
level. Salah satu alat yang digunakan dalam pengukuran level adalah DP cell pneumatic level
tranmitter. pada dasarnya D/P Cell Pneumatic Level Transmitter adalah Differential
Cell Transmitter, yang bisa untuk mengukur ketinggian fluida berdasarkan prinsip beda
tekanan. Dalam hal ini menggunakan rumus P = ρgh. Sedangkan transmitter sendiri adalah
alat instrumen yang berfungsi untuk mengukur besaran proses sehingga menghasilkan
output berupa sinyal standar yang nilainya sebanding dengan besaran yang diukur. Instrumen
ini menggunakan sensor diafragma capsule yang tergantung range pengukuran. Besaran-
besaran fisis dari proses akan dikonversikan ke besaran sinyal standar pneumatik 3-15 psi. dari
hasil percobaan diatas terdapat beberapa perbedaan dalam hasil pengukuran dengan DP cell
level transmitter saat sebelum dan sesudah kalibrasi. Saat sebelum kalibrasi selisih antara nilai
yang terbaca pada alat dengan nilai perhitungan (error) cukup besar yaitu dengan rata-rata
3.05 psi. Namun saat alat itu sdah dikalibrasi error pada alat menjadi sangat kecil bahkan
beberapa data menunjukkan tidak ada error. Masih terdapatnya beberapa error dikarenakan
kesalahan alat itu sendiri.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil percobaan di atas adalah


1. Pada pengendalian level di atas, semakin banyak mengulang untuk men set setting point
nya maka error yang terjadi pada alat semakin berkurang
2. Semakin rendah level air pada pi[pa, maka nilai pressure pada DP transmitter akan
semakin kecil maupun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai