Anda di halaman 1dari 4

BAB II

Percobaan 2

PENYELIDIKAN TANAH DENGAN SONDIR

(PB – 0101 – 76 )

2.1 Teori

Alat sondir adalah alat untuk mengetahui nilai hambatan ujung (konis) serta
nilai hambatan lekat tanah pada kedalaman tertentu. Sedangkan nilai konus adalah
merupakan suatu angka empiris yang mungkin dapat dihubungkan secara empiris
dengan sifat-sifat lain dari tanah tersebut.

Pengamatan alat ini adalah dengan menekan ujungnya secara langsung kedalam
tanah sehingga penggunaan bertambah untuk membuka jalan bagi masuknya
konus tidak diperlukan. Ujung alat ini berbentuk kerucut( konus) dihubungkan
pada rangkaian stang dalam, dan casing luar (disebut pipa sondir) ditekan kedalam
tanah dengan pertolongan rangka dan dongkrak yang dijangkarkan pada
permukaan tanah. Ujung konus adalah kerucut yang sudutnya 60o dengan luas
penampang 10 cm2. Gaya yang dibutuhkan untuk menekan kerucut tersebut
kedalam tanah ukur dengan alat ukur yang ditempatkan pada kerangka dongkrak
dipermukaan tanah. Hasil-hasil penyelidikan biasanya dinyatakan secara grafis.
Nilai digambar dalam kg/cm2 dan hambatan lekat digambar sebagai jumlah untuk
kedalaman per cm keliling, yaitu dalam kg/cm 2. Hambatan pelekat setempat
diperoleh dari kemiringan kurva tersebut pada sumbu vertical.

Setelah hasil sondir ditabelkan, kita akan mengetahui lapisan tanah yang kita
selidiki serta kedalaman masing-masing lapisan tersebut. Alat ini sangat cocok
untuk menyelidiki tanah lunak, sehingga memungkinkan ujung

2.2 Tujuan

Untuk mengetahui keadaan tanah pada kedalaman tertentu dan untuk mengetahui
nilai konus pada daerah kedalan tertentu.
2.3 Alat Dan Bahan

1. Alat sondir kapaistas 2,5 ton.


2. Mata bor (conus dan biconus)
3. Stang pemutar
4. Pipa sondir
5. Angker pakubumi, linggis, cangkul
6. Kunci baut

2.4 Langkah Kerja

1. Semua alat yang diperlukan dipersiapkan.


2. Angker pakubumi ditancapkan ditanah dan peralatan sondir diletakkan
diatasnya dengan landasan balok.
3. Kanal besi dipasang untuk menjepit kaki-kaki alat sondir dengan cara
mengunci dengan baut pada angker pakubumi.
4. Mata bor conus biconus dipasang pada pipa bor
5. Bila peralatan sudah siap, maka stang pemutar diputar agar dapat
menekan ujung conus/biconus masuk kedalam tanah.
6. Pembacaan nilai conus dapat dilakukan pada kedalam tertentu bilaperlu
sampai kedalam tanah keras/padas.

2.5 Cara Pembacaan

1. Setelah pembacaan pada nilai conus pada kedalaman nol cm stang diputar
pada posisi kunci sehingga jarum tidak bergerak sampai kedalaman per 20
cm pemutaran stang dihentikan sementara.
2. Kunci dibuka dan stang diputar turun 6 cm sehingga stang dalam akan
menekan pada lubang yang menghubungkan dengan manometer lalu
dibaca manometer tersebut. Angka ini adalah nilai conus.
3. Hubungan tangkai dilepaskan, lalu stang pemutar diputar lagi.
Pemutaran dilakukan sampai kedalaman bertambah 6 cm, baru angka pada
manometer dibaca, nilai yang dibaca adalah nilai biconus ditambahkan
nilai hambatan lekatnya.
4. Tangkai pemutar dikunci, pipa dalam di tekan sampai kedalaman 40 cm
5. Nilai conus dan biconus dibaca.
6. Langkah ini dilakukan sampai kedalaman yang diinginkan atau nilai conus
tertentu.

Tabel 2.1. Percobaan Sondir

Kedalaman (m) Nilai konus(kg/cm2) Nilai bikonus (kg/cm2)


0 0 0
0.20 5 10
0.40 10 20
0.60 10 20
0.80 10 20
1.00 20 30
1.20 20 40
1.40 20 40
1.60 20 40
1.80 30 40
2.00 30 40
2.20 30 50
2.40 30 50
2.60 40 55
2.80 45 60
3.00 60 80
3.20 70 90
340 80 100
3.60 90 110
3.80 120 150
4.00 250 -
2.7 Perhitungan :

Rumus : HL x (AD / 10 )

Dimana : HL ; hambatan lekat = JP - PK(kg/cm2)

: PK: Perlawanan konus (kg/cm2)

JP : Jumlah Perlawanan (kg/cm2)

AD : interval kedalaman ( 20 cm)

JHL ; Jumlah hambatan lekat (kg/cm)

HS : Hambatan setempat HL / 10 (km/cm)

. Data Perhitungan Sondir terlampir

Anda mungkin juga menyukai