Anda di halaman 1dari 4

Pemanfaatan batu basalt sebagai bahan galian industri

dalam sektor pertambangan

Basalt adalah batuan beku

vulkanik, yang berasal dari hasil

pembekuan magma berkomposisi

basa di permukaan atau dekat

permukaan bumi. Biasanya

membentuk lempeng samudera di

dunia. Mempunyai ukuran butir

yang sangat baik sehingga

kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Basalt adalah ekstrusif batuan vulkanik umum.

Biasanya berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus karena pendinginan yang cepat dari lava

pada suhu permukaan. Menurut definisi resmi basal didefinisikan sebagai batuan beku

aphanitic yang mengandung volume kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10%

feldspathoid dan di mana setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas.

Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas

mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan mineral

Vulkanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu

jenis dari batuan bassalt yang bernama gabbro.

Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu

basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari
kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki

kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik.

KOMPOSISI KIMIAWI Al2O3,SiO2, TiO2, K2O, MnO2, MgO, CaO

CIRI BASALT : Secara petrografi, basalt alkali mengandung fenokris olivin,

titanium-augit, plagioklas dan oksida besi, serta nephelin. Sedang basalt tholeitik

mengandung plagioklas-Ca, augit subkalsik, pigeonit (piroksin miskin Ca), gelas antar kristal

(interstitial glass) dan struktur saling tumbuh kuarsa-feldspar. Basalt tholeitik adalah tipe

basalt yang lewat jenuh (oversaturated) dengan silika, sedang basalt alkali bersifat

underaturated dengan silika yang ditunjukkan dengan kehadiran nepheline.

PEMBENTUKAN BASALT : Basalt alkali khas dijumpai di daerah kerak benua

yang terangkat berbentuk kubah (updomed continental crust) dan kerak benua yang

mengalami rifting (rifted continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti Hawai.

Basalt tholeitik khas dijumpai di lantai samudera, atau sebagai lava ekstrusi yang sangat besar

sehingga membentuk plateau di kerak benua, contohnya Deccan Trap di India.

Teknik Penambangan

Batuan andesit dan basalt merupakan batuan yang cukup keras dan massif. Apabila

penambangan dilakukan oleh rakyat, karena keterbatasan modal dilakukan dengan peralatan

sederhana denganproduksi yang sangat terbatas. Apabila diinginkan produksi bongkah yang

cukup banyak dalam waktu yang relative singkat,penambangangan dilakukan dengan

peledakan, diawali dengan pembuatan lubang tembak yang sangat dianjurkan.Walaupun

demikian persyaratan keamanan harus tetap diperhatikan. Penggunaan backhoe, showel,

buldoser atau sraper pada pelaksanaan penambangan dianjurkan sedang pengangkutan

bongkah dari tempat penambangan ketempat pengumpulan dipergunakan dengan truck


ungkit. Apabila dikehendaki bentuk dan ukuran tertentu, penambangan awal yang

menghasilkan bentukan balok dapat dilakukan.

Pengolahan dan Pemanfaatan

Bentuk bongkah dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh manusia, andesit dan

basalt dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Apabila akan dibentuk menjadi batu candi

(bentuan empat persegi panjang/kubus dengan ukuran tertentu) atau dibentuk menjadi batu

temple dengan ukuran tertentu, penggergajian system basah pada balok hasil penambangan

dapat dilakukan. Andesit dan basalt apabila dimanfaatkan sebagai batu temple/hiasan pada

tembok luar/pengganti tegel, dan ditempatkan diluar (yang tidak terlindungi dari hujan dan

panas matahari) tidak ada masalah karena kedua jenis batuan tersebut cukup resisten.

Bentukan balok andesit dan basalt apabila telah disentuh oleh seniman patung dengan

rekayasa seni dapat dibentuk menjadi patung/relief yang tentu saja akan meningkatkan nilai

jual.

Untuk keperluan lainnya bongkah hasil peledakan yang ukurannya tidak sesuai

dengan ukuran konsumen dapat dipecah lagi dengan palu atau alat mekanis (breaker/crusher)

untuk disesuaikan ukurannya. Batu yang sudah sesuai ukurannya dimuat dengan alat muat

(wheel loader) dan diangkut dengan truk ungkit kekonsumen. Secara umum, kegiatan

peremukan terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu peremukan, pengayakan dan pengangkatan.

Bagan alir proses peremukan seperti berikut (gambar di bawah).

Hasil dari pengolahan ini berupa batu pecah yang terdiri dari berbagai ukuran, missal

< 10 mm, > 10 - < 20 mm, > 20 - < 30 mm, >30 50< mm dan sebagainya.

Sebagian batu pecah tersebut dipergunakan untuk pembangunan rumah (concrete

beton) atau pun untuk alas jalan.


Untuk batu pecah kebanyakan dipergunakan spesifikasi ukuran butir sebagai berikut:

untuk batu pecah berdasarkan ukuran yang dihasilkan terdiri dari:

- Abu dengan ukuran < 10 mm

- Split dengan ukuran (1 x 1 cm, 1 x 2 cm, 2 x 3 cm, 3 x 5 cm)

- Screening dengan ukuran 2 x 10 cm

Abu yang dihasilkan tidak tercampur bahan organik. Seperti halnya pasir andesit/pasir

basalt yang bersih (tidak tercampur bahan organik) baik digunakan untuk bahan adukan

beton. Ukuran split umumnya digunakan untuk campuran beton dan aspal. Sedangkan ukuran

yang lebih besar digunakan sebagai pelapis jalan dan pondasi.

Anda mungkin juga menyukai