Anda di halaman 1dari 34

DIAGENESIS

BATUPASIR
Artedi Sutanto, Dian Z. Hakim, Idham Andri K.
Program Studi Teknik Geologi, FIKTM-ITB

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Tinjauan Diagenesis
Diagenesis : semua perubahan aspek fisika, kimia, dan biologi pada
sedimen sesaat setelah terjadinya pengendapan butiran, akan
tetapi sebelum mengalami proses metamorfosis (temperatur <150200C). Perubahan terjadi ketika interface antara air-sedimen dan
setelah burial.
Proses Diagenesis :
Kompaksi,
Pelarutan,
Rekristalisasi,
Autigenesis,
Sementasi, dan
Penggantian (replacement).

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

REZIM DIAGENESIS

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

REZIM DIAGENESIS
2. Tahapan diagenesis :
secara umum : 2 tahapan/stages
tahap awal (early diagenesis) : setelah sedimentasi hingga
shallow burial (sekitar 100m); antara 1000-1 jt tahun
tahap akhir (late diagenesis) : deep burial hingga pengangkatan
deep burial :kedalaman hingga 10000 m; puluhan jt tahun.
berdasarkan atas terjadinya proses pengangkatan : 3 tahap
(a.l. Choquette & Pray, 1970)
eodiagenesis : regim sedimentasi diatas permukaan atau dekat
permukaan dimana komposisi kimiawi air antar butiran terutama
dipengaruhi oleh lingkungan permukaan sebelum terjadinya
effective burial.
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

REZIM DIAGENESIS

mesodiagenesis : regim dibawah permukaan, selama terjadi


Effective burial
telodiagenesis : mewakili regim diatas permukaan, setelah effective
burial
3. Effective burial :
is considered as burial under strata that seal the sandstone from a
predominant influence of surface agents on the chemistry of
the interstitial water.
4. Faktor - faktor yang berpengaruh
- primer : lingkungan pengendapan, iklim, komposisi dan tekstur
sedimen
- sekunder : a.l. pore-fluid migration, burial history
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Kompaksi
Proses kompaksi menyebabkan:
Hubungan antar butir semakin mendekat
(grain packing dan grain fabric berubah),
Mengurangi jarak antar pori (porositas
berkurang) dan mengurangi kandungan air
yang terdapat pada sedimen.

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Kompaksi
Kompaksi pada batupasir dapat terjadi pada
dua kondisi, yaitu :
Kondisi Un-Cemented sediment at grain to

grain contact .
Kondisi cemented sediments along irregular
surfaces (stylolites)

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Kompaksi
Kompaksi antar butiran (Tucker
and Bathurst, 1990 op. cit.,
Immenhauser, 2002).
a. Point grain to grain contact;
b. Stressed grain to grain

contact, leading to dislocation


in grain lattice and
subsequent dissolution, with
later fluid transport of solutes;
c. Planar grain to grain contact;
d. Interpenetrating grain to
grain contacts;
e. Sutural grain to grain
contacts.
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Kompaksi
Tipe kontak butir
(Taylor 1950 and Kahn
1956, op. cit.,
Immenhauser, 2002)

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Kompaksi
Model peningkatan
intensitas rekahan
yang diakibatan oleh
peningkatan volume
strain, dipengaruhi oleh
adanya kompaksi
(Chester et. al., 2004)

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Pelarutan
Proses pelarutan dapat terjadi akibat adanya
pressure dissolution
Pelarutan dapat menyebabkan terjadinya porositas
sekunder, diantaranya:
Pelarutan butiran detritus: khususnya fragmen felspar
atau karbonat
Pelarutan mineral autigenik atau sekunder : semen
karbonat
Shrinkage: pengkerutan dari mineral atau butiran,
khususnya pada mineral lempung selama
pengurangan air.
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Pelarutan
Pembentukan
porositas
sekunder
oleh
pelarutan
(Tucker, 1988 op.
cit. Immenhauser,
2002)

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Authigenesis
Felspar: KNaCaAl(Al,Si)3O8

pembentukan di sekitar daerah water table. Pada kondisi lebih


dalam terbentuk oleh albitisasi plagioklas
Mineral Lempung
Mineral lempung merupakan material silikat berlapis. Kristal
tersusun atas dua lapisan, yaitu seperti lapisan silikat (SiO2)
dan alumina( Al2O3). Jenis-jenis mineral lempung berasal dari
pelapukan felspar.
Pembentukan zeolit yang merupakan hasil ubahan dari material
volkanik (gelas dan felspar).

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Authigenesis
Diagram stabilitas berbagai
mineral sebagai fungsi dari
Konsentrasi SiO2 dan rasio
konsentrasi K+/H+
(Bjorlykke, 1989 op. cit. Hirasaki,
2002)

pembentukan
mineral
autigenik dari
pelapukan
felspar mikroklin

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Sementasi
pengisian sebagian atau keseluruhan pori dan/ atau antar butir

oleh presipitasi mineral.


Presipitasi semen: biasanya menyelubungi butiran (coat grains),
kontak antar butir, dan menyebabkan terjadinya pengurangan pori
(porositas).
Mineral yang bertindak sebagai semen umumnya berupa Kwarsa
(SiO2), Karbonat (CaCO3), Hematit (Fe2O3), mineral lempung
(illite, kaolinit, montmorilonit).
Kategori umum dari semen, rim dan occluding cement (Wilson
and Stanton, 1994 op. cit. Kameda, 2004). Rim cement berada di
sekitar butiran, sedangkan occluding cement mengisi pori /
rongga

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Sementasi
Kategori umum dari
semen, rim dan
occluding cement
(Wilson and Stanton, 1994 op.
cit. Kameda, 2004)

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Kwarsa SiO2


Semen kwarsa umumnya menyelubungi

butiran kwarsa
SiO2 berasal dari air dalam pori yang
mengalir pada batupasir
Semen kwarsa umumnya ditemukan sebagai
kwarsa overgrowth
Umumnya ditemukan kandungan butiran
kwarsa melimpah

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Kwarsa.
(Helen Lang, 2005)

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Karbonat CaCO3


Semen karbonat (umumnya berupa kalsit dan

dolomit) akan mengisi pori dan/atau antar


butiran dengan bentuk mozaik kristal ataupun
sebagai individu kristal (Kameda, 2004).
Semen kalsit dapat membentuk tekstur
poikilotopik yaitu butiran penyusun seperti
plagioklas maupun mineral lainnya
mengambang dalam semen kalsit.
Semen dolomit umumnya terjadi pada
batupasir dengan lingkungan kontinen arid,
dan diasosiasikan dengan endapan evaporit.
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Kalsit
(Helen Lang, 2005)

Semen Dolomit
(Helen Lang, 2005)
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Hematit Fe2O3


Semen hematit berwarna merah dan akan

membentuk red beds


Berasal dari pelarutan mineral dengan kandungan
besi tinggi atau ferromagnesian minerals seperti
magnetit, ilmenit, biotit dan hornblenda, dapat juga
dari augit dan olivin, dan iron-bearing clay minerals.
Hematit mengisi pori / rongga sebagai kristal dengan
ukuran 1 m
Sementasi hematit terjadi pada lingkungan kontinen
(sungai, floodplain, alluvial fan, desert, dan lain-lain)
dan menunjukkan lingkungan oksidasi.
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Hematit (Helen Lang, 2005)


GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Mineral Lempung


Semen mineral lempung biasanya akan berupa clay

coats. Dengan adanya clay coats maka tidak akan


terbentuk kwarsa overgrowth
Kehadiran mineral lempung yang melingkupi butiran
(clay coating) terbentuk oleh infiltrasi mekanik air
kaya kandungan lempung pada zona soil yang
porous (Galloway, 1974 op. cit. Said, 1998).
Geometri semen mineral lempung: inter-pore
spaceclogging (kaolinit), book-like shape (dickite)
atau konsentrik di sekitar butiran (illite). Perbedaan
geometri berdampak pada pengaliran fluida antar
butir (Kameda, 2004).
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Low - Mag

Med - Mag

(Semen Mineral
lempung.Helen Lang,
2005)

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Mineral Lempung

Kehadiran mineral lempung dalam pori berdampak pada permeabilitas. Pore


linning dan pore filling akan memiliki efek terhadap pengurangan besaran
permeabilitas relatif signifikan. Sedangkan replacement dan fracture filling
memiliki sedikit pengaruh terhadap pengurangan permeabilitas

Tipe semen mineral


lempung autigenik
pada batupasir
(Bjorlykke, 1989 op. cit.
Hirasaki, 2002).

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Semen Siderit - iron calcite FeCO3


Siderit berasal dari penggantian semen kalsit.

Kalsit akan terlarut dan digantikan oleh siderit


jika terjadi kontak dengan larutan yang
mengandung ion besi yang ferrous.

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Rekristalisasi
Photograph chert terlipat
dari breksiasi dari berbagai
fragment dari Miocene
Formasi Monterey.
Transformasi dari opal-CT
(light gray/white) menjadi
quartz (black) diliputi
dalam fragments
terisolasi. (Boggs, 1992 op. cit.
Kameda, 2004).

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Penggantian (Replacement)
Penggantian meliputi pelarutan
satu mineral dan presipitasi.
Contohnya batupasir adalah
penggantian mineral silikat oleh
kalsit atau dolomit,
penggantian feldspar oleh
lempung dan albitisasi feldspar
(Boggs, 1992 op. cit. Kameda, 2004)

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Lingkungan Diagenesis
Tiga tatanan tektonik yang dikenal dalam studi (Dickinson et al, 1983) :
Blok Kontinen
Batuan sedimen dicirikan dengan banyak kuarsa dan felspar (felspar
alkali/plagioklas tinggi), fragmen batuan sedimen dan metamorf.
Batupasir tipe arenit (arenit kuarsa), mendekati basement uplift
batupasirnya berupa arkosic rocks, lithic arenites.
Busur Magmatik
Batuan asalnya yang berasal dari lingkungan volkanogenik, yang terdiri
dari fragmen litik volkanik, dominan fragmen kwarsa dan felspar alkali
Recycled Orogenik
Sedimen yang banyak mengandung kuarsa, felspar, rasio K-felspar
dengan plagioklas tinggi, fragmen batuan metamorf dan fragmen
batuan sedimen (yg berasal dari arenit kuarsa, arenit litik), ke arah
basement uplift : batuan arkosik dan arenit litik.

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Beberapa reaksi
kimia/fisika yang
terjadi di batupasir,
dibawah
peningkatan
kedalaman burial
dan temperatur.
(Blatt et al. 1980, op. cit.
Immenhauser, 2002).

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Fabrik dari butiran kuarsa


yang digunakan untuk
indikator provenance
(Tucker, 1988 op. cit. Immenhauser,
2002).

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Kesimpulan
Diagenesis merupakan proses perubahan secara fisika, kimia

dan biologi yang segera terjadi setelah butiran terendapkan dan


sebelum terjadinya metamorfosis.
Diagenesis secara fisika meliputi bioturbasi dan kompaksi.
Sedangkan secara kimia yaitu sementasi, pelarutan
(dissolution), penggantian (replacement), rekristalisasi, dan
generasi hidrokarbon
Kompaksi terjadi karena adanya pertambahan pembebanan
material sehingga menyebabkan hubungan antar butir menjadi
lebih baik (grain packing dan grain fabric), mengurangi porositas
dan mengurangi kandungan air dan fluida dalam pori.
Pelarutan akan menyebabkan terjadinya porositas sekunder.
Yang termasuk dalam pelarutan diantaranya adalah pelarutan
butiran detritus, shrinkage (pengkerutan) dan pelarutan mineral
autigenik atau sekunder.
Rekristalisasi merupakan proses perubahan dari mineral yang
kurang stabil menjadi lebih stabil.
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Kesimpulan
Dalam authigenesis mineral yang terlibat adalah

felspar, mineral lempung dan zeolit.


Dalam diagenesis batupasir terdapat berbagai jenis
semen yaitu semen kwarsa, semen karbonat (kalsit,
dolomit), semen hematit, semen mineral lempung,
semen siderit dan lain-lain.
Penggantian meliputi pelarutan satu mineral dan
presipitasi, contohnya adalah pengantian silika oleh
kalsit atau dolomit.
Terdapat tiga tatanan tektonik untuk provenance
batupasir yaitu blok kontinen, busur magmatik dan
recycled orogenik.
Temperatur dan kedalaman burial dalam diagenesis
akan berpengaruh terhadap tekstur dan mineralogi.
GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

GL 5042 - PETROLOGI BATUAN SEDIMEN

Anda mungkin juga menyukai