2.1. Pelaksanaan
2.1.1. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan
Berdasarkan hasil Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), ada
beberapa dampak yang harus dipantau dan dikelola pada kegiatan operasional
pabrik peleburan dan pemurnian bijih timah, yaitu :
1. Penurunan kualitas udara dan Peningkatan kebisingan
2. Penurunan kualitas air
3. Limbah padat dan Radioaktif Tenorm
4. Potensi Kebakaran
5. Gangguan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
6. Gangguan kesehatan masyarakat dan karyawan
7. Sikap dan Persepsi Masyarakat
8. Adanya Peluang Kerja
Dalam upaya meminimalisirkan dampak negatif serta meningkatkan
dampak positif dari operasional pabrik peleburan dan pemurnian timah PT. Prima
Timah Utama, maka dilakukan pengelolaan lingkungan hidup sesuai dengan
dampak yang ditimbulkannya. Pengelolaan lingkungan hidup diuraikan
berdasarkan urutan komponen kegiatan yang telah dilaksanakan.
Satua
No Parameter Kadar Maksimum
n
1 pH - 6–9
2 TSS mg/L 200
3 Cu mg/L 2
4 Zn mg/L 5
5 Pb mg/L 0,1
6 As mg/L 0,1
7 S+2 mg/L 0,05
8 Fe mg/L 5
9 Mn mg/L 2
10 Sn+ mg/L 2
11 Cr Total mg/L 0,5
Tabel 2.2. Tolok Ukur /Indikator Pencemaran Air Limbah Domestik
Kegiatan Pengolahan Bijih Timah (Smelter ) PT.Prima Timah Utama
N
Parameter Satuan Baku Mutu
o
1 Temperatur °C -
2 TSS - 30
3 pH mg/L 6.0-9.0
4 BOD mg/L 30
Tabel 2.3.
5. COD mg/L 100
Tolok 6. Amoniak (NH3) mg/L 10
7. Oil & Grease m/s 5
8. Debit - 100
PT. Prima Timah Utama ǀ Laporan Pelaksanaan RKL-RPL 21
MPn/100
9. TotalColiform Periode Semester II Tahun 30002019
ml
Ukur/Indikator Pencemaran Air Permukaan Kegiatan Pengolahan Bijih Timah
(Smelter ) PT. Prima Timah Utama
Kriteria Baku Mutu Air
No Parameter Sat
I II III IV
I. FISIKA
0
1 Temperatur C ±3 ±3 ±3 ±5
2 Residu Terlarut (TDS) mg/L 1000 1000 1000 2000
Residu Tersuspensi
3 mg/L 50 50 400 400
(TSS)
II. KIMIA
4 pH 6–9
5 Tembaga (Cu) mg/L 0,02 0,02 0,02 0,2
6 Seng (Zn) mg/L 0,05 0,05 0,05 2
7 Kromium 6 (Cr6+) mg/L 0,05 0,05 0,05 1
9 Kadmium (Cd) mg/L 0,01 0,01 0,01 0,01
10 Timbal (Pb) mg/L 0,03 0,03 0,03 1
11 Arsen (As) mg/L 0,05 1 1 1
12 Selenium (Se) mg/L 0,01 0,05 0,05 0,05
13 Kobalt (Co) mg/L 0,2 0,2 0,2 0,2
14 Total Fosfat (P) mg/L 0,2 0,2 1 5
15 Nitrat (NO3-N) mg/L 0,06 0,06 0,06 -
15 BOD5 mg/L 2 3 6 12
16 COD mg/L 10 25 50 100
17 Oksigen Terlarut (DO) mg/L 6 4 3 0
c) Tolak ukur
- Terkendalinya limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan smelter
- Terlaksananya penanganan limbah padat yang tergolong kategori
limbah padat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku
- Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 16 Tahun
2013 tentang Keselamatan Radiasi dalam Penyimpanan
Technologically Enhanced Naturally Occurring Radioactive
Material (TENORM)
- Peraturan Kepala BAPETEN No 9 Tahun 2009 tentang Intervensi
terhadap paparan yang berasal dari TENORM
d) Lokasi pengelolaan
Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan dalam lingkungan pabrik
PT Prima Timah Utama
e) Periode pengelolaan
Pengelolaan lingkungan dilakukan mulai bulan Juli s/d Desember
2019.
2.1.1.4. Jenis dampak : Potensi Kebakaran
a) Sumber dampak
Terjadinya insiden kebakaran pada operasional peleburan dan
pemurnian timah PT. Prima Timah Utama dapat terjadi sewaktu-
waktu selama proses produksi berlangsung. Proses pembakaran
mencapai suhu 1300°C dalam furnace maupun konseleting listrik
d) Lokasi pengelolaan
Seluruh areal kegiatan peleburan dan pemurnian PT. Prima Timah
Utama terutama lokasi penyimpanan BBM, saluran BBM dan ruang
produksi.
e) Periode pengeloaan
Tabel 2.4.
Lokasi pemantauan
Genset
Genset LS BT Merk Kapasitas Ket.
Tidak dipantau
karena belum
Genset I 627018 9766330 Perkin 140 KVA mencapai 1000
jam
operasional
Genset II 627018 9776320 Perkin 140 KVA Tidak Terpakai
Genset III 627102 9776222 Perkin 160 KVA Tidak Terpakai
Genset IV 627176 9766178 Cummins 350 KVA Tidak Terpakai
Genset V 627175 9766169 Cummins 350 KVA Tidak Terpakai
Cerobong
Nama
LS BT Keterangan
Cerobong
Tidak
Cerobong E -2,114413889 106,1436111
beroperasi
Tidak
Cerobong D -2,114413888 106,1436111
beroperasi
Cerobong Tidak
-2,114827500 106,1433083
Refineri beroperasi
Udara Ambien
Nama Lokasi LS BT Keternagan
Kawasan
Kantor
02°06’52,1” 106°08’33,6” Terpantau
b) Lokasi pemantauan
Tabel 2.5.
Lokasi pemantauan
Tabel 2.6.
Parameter potensi kabakaran yang dipantau
2) Analisis Data.
Prakiraan dampak sikap kerjasama dan akomodasi masyarakat
terhadap kegiatan pabrik pengolahan bijih timah dapat dihitung
dengan pendekatan sebagai berikut:
Dimana :
Dimana :
3) Penarikan Kesimpulan
Dimana :
PKLK : peluang kerja masyarakat lokal (%)
KTKL : Kebutuhan tenaga kerja yang akan direkrut dari
masyarakat lokal (jiwa)
KTK : kebutuhan total tenaga kerja (jiwa)
C : konstanta (100%)
Dimana :
TPKLK : tingkat partisipasi kerja masyarakat local (%)
KTKL : Kebutuhan tenaga kerja yang akan direkrut dari
masyarakat lokal (jiwa)
K15-54 : jumlah penduduk produktif siap kerja (jiwa)
C : konstanta (100%)
Dimana :
BP = tingkat beban pekerja (%)
PKK = jumlah kepala keluarga
Ptotal = jumlah total penduduk
K = konstanta (100)
3) Penarikan Kesimpulan
Metode penarikan kesimpulan dilakukan dengan tata ukuran
sebagai berikut:
1. Baik = peningkatan partisipasi kerja > 50%
2. Sedang = peningkatan partisipasi kerja 25-50%
3. Buruk = peningkatan partisipasi kerja <
25%.
d) Lokasi Pemantauan
Lokasi pemantauan di wilayah pemukiman masyarakat Kelurahan
Temberan, Kecamatan Bukit Intan.
e) Jangka Waktu dan Frekuensi Pemantauan
Kegiatan pemantauan lingkungan dilaksanakan mulai kegiatan
berlangsung dan berakhir pada akhir masa izin usaha perusahaan.
2.2. Evaluasi
Evaluasi hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
diperlukan untuk :
1) Identifikasi penataan PT. Prima Timah Utama terhadap peraturan
lingkungan hidup
2) Evaluasi kinerja pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
sebagai perbaikan secara terus menerus.
3) Mengukur kecenderungan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup suatu kegiatan untuk pengendalian dampak lingkungan dan
perencanaan pengelolaan lingkungan dalam skala lebih besar.
4) Mengukur kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang telah
dilakukan oleh PT. Prima Timah Utama untuk program penilaian
peringkat kinerja.
Tabel 2.7.
Evaluasi kualitas udara ambient
Hasil Lab
Baku
No Parameter Satuan SMT II SMT I SMT II
Mutu
2018 2019 2019
1 Sulfur dioksida (SO2) µg/Nm3 21,2 <25 19 900/1H
2 Nitrogen dioksida (NO2) µg/Nm3 <13,67 20,6 17 400/1H
3 Karbon monoksida (CO) µg/Nm3 2301 <1150 1200 30000/1H
4 TSP µg/Nm3 19,97 85 53 230/24H
5 Timbal (Pb) µg/Nm3 <0,0031 <0,1 <0,001 2/24H
6 Hidrokarbon (HC) µg/Nm3 <0,7654 <100 29,4 160/3H
7 Oksidan (O3) µg/Nm3 <0,781 <20 12,4 235/1H
8 Kebisingan dbA 66,7 68,5 57,4 70
9 PM10 µg/Nm3 <0,1034 <1 24 150/24H
A. FISIKA
1. Suhu °C - 28,7
2. Residu terlarut mg/L 1000 142
3. Residu tersuspensi mg/L 400 <5
Tabel 2.11
Penilaian kecendrungan
Tabel 2.12.
Tingkat potensi resiko dampak
Konsekuensi Potensi
No Dampak Kecendrungan
1 2 3 4 5 resiko
1 kualitas udara dan 64 256
kebisingan
2 Kualitas air 27 108
3 Limbah padat dan 48 192
Radioaktif Tenorm
4 Potensi kebakaran 36 144
5 Sikap dan pesepsi 16 48
mayarakat
6 Keselamatan dan kesehatan 36 144
kerja
7 Gangguan kesehatan 36 144
masyarakat dan karyawan
8 Adanya Peluang Kerja 36 144
Sesuai dengan rincian dan uraian pada tabel diatas dapat dinyatakan
bahwa berdasarkan tingkat kekritisan dampak yang perlu mendapatkan perhatian
utama dalam pengelolaan lebih lanjut adalah dampak negatif terhadap kualitas
udara, kualitas air dan intensitas kebisingan beserta dampak lanjutannya terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja. Perhatian berikutnya juga harus diarahkan untuk
pengelolaan aspek potensi kebakaran, Keselamatan dn Kesehatan Kerja,
Gangguan Kesehatan Kerja, adanya peluang kerja serta sikap dan persepsi
masyarakat disekitar lokasi kegiatan.
%C Solar =
= 0,857
Emisi CO2
Total
Pemakaian Faktor Kandungan Mr Jumlah
Solar Oksidasi Karbon CO2 CO2
Tahun
(Ton/SMT II (%) Solar (%) /ArC (Ton)
2019)
A b C d Axbxcxd
2019 0,1247 0,99 0,857 3,7 0,3914
Emisi CH4
Total
Nilai
Pemakaian Faktor Jumlah Jumlah
Kalor
Solar Emisi CH4 CH4 CO2
Tahun Solar
(Liter/SMT II (Kg/Tj) (Ton) (Ton)
(Tj/L)
2019)
A b C axbxc X21
0,0156 0,3276
2019 145 36x10-6 3
x10-3 x10-3
Emisi N2O
Total
Nilai
Pemakaian Faktor Jumlah Jumlah
Kalor
Solar Emisi N2O N2O CO2
Tahun Solar
(Liter/SMT II (Kg/Tj) (Ton) (Ton)
(Tj/L)
2019)
A b C axbxc X298
0,00313 0,933
2019 145 36x10-6 0,6
x10-3 x10-3
Jadi Berdasarkan Perhitungan Gas Rumah Kaca dari aktivitas Genset sebesar
Emisi CO2+Emisi CH4+ Emisi N2O =0,3926 Ton CO2/SMT II 2019
%C Solar =
= 0,857
Emisi CO2
Total
Pemakaian Faktor Kandungan Mr Jumlah
Solar Oksidasi Karbon CO2 CO2
Tahun
(Ton/SMT II (%) Solar (%) /ArC (Ton)
2019)
A B C d Axbxcxd
2019 0,172 0,99 0,857 3,7 0,539
Emisi CH4
Total
Nilai
Pemakaian Faktor Jumlah Jumlah
Kalor
Solar Emisi CH4 CH4 CO2
Tahun Solar
(Liter/SMT II (Kg/Tj) (Ton) (Ton)
(Tj/L)
2019)
A B c axbxc X21
0,028 x 10- 0,588 x 10-
2019 200 36x10-6 3,9 3 3
Emisi N2O
C. Perhitungan beban GRK dari sumber emisi Tanur dan aktivitas peleburan (per
Tahun 2019)
Pada tahun 2019 PT. Prima Timah Utama tidak ada aktivitas peleburan
Total GRK semester II Tahun 2019 = A+B = 0,9405 Ton CO2/SMT II 2019