Adrianus
Inspektur Tambang
Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja (K3) S : Sarana
(yang bergerak)
Lingkungan Kerja P : Prasarana
(tidak bergerak)
I : Instalasi
KESELAMATAN Pengelolaan Sistem dan Pelaksanaan
PERTAMBANGAN Pemeliharaan/Perawatan SPIP (terpasang pada peralatan
utama)
P : Peralatan
Pengamanan Instalasi
(pencarian bahan galian,
penambangan/penggalian,
Keselamatan Tenaga Teknis Pertambangan yang pemuatan, pengangkutan,
Operasional (KO) Berkompeten
pengolahan/pemurnian
dan pengangkatan)
Kelayakan SPIP
• Setiap peralatan tambang, sarana, prasarana dicatat dan diberi nomor register yang
unik. Setiap perusahaan memiliki standar nomor register yang berbeda-beda
• Biasanya nomor register menunjukkan tipe peralatan dan nomor urutan
• Contoh:
• T-01, T-02, T-03 huruf T: Truck
• DT-01, DT-02, DT-03 huruf DT: Dump Truck
• RDT-01, RDT-02 huruf RDT: Rigid Dump Truck
• EX-01, EX-02 huruf EX: Excavator
• B-002 huruf B: Backhoe
• GD-004 huruf GD: Grader
• DZ-005 huruf DZ: Dozer
• Nomor register unit disimpan di database.
TERMINOLOGI SARANA, PRASARANA, PERALATAN DAN INSTALASI
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
Light Vehicle (LV), Manhaul (bus), Lowboy untuk kepentingan mengangkut bahan non tambang
Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses
(usaha, pembangunan, proyek)
(a) bangunan kantor; Peralatan pertambangan, antara lain
(b) bengkel (workshop); (a) alat berat untuk pemindah tanah mekanis;
(e) bangunan genset; (b) alat penunjang Pertambangan;
(d) gudang penyimpanan (warehouse); (c) alat pemetaan dan pemantauan kestabilan lereng;
(e) bangunan tempat pembuangan sampah; (e) pesawat angkat danjatau angkut;
(f) tangki timbun; (f) peralatan perkakas tangan; dan
(g) bangunan tempat ibadah; (g) peralatan listrik,
(h) bangunan klinik;
(i) jembatan;
(j) menara telekomunikasi; Instalasi pertambangan, antara lain
(k) menara penyalur petir; (a) instalasi listrik;
(l) kolam pengendap (settling pond); (b) instalasi ban berjalan (conveyor);
(m) mess (camp) dan bangunan pendukung; (c) instalasi pneumatic dan/atau hydraulic;
(n) ruang kendali (control room); (d) instalasi bahan bakar cair;
(0) washing plant; (e) instalasi air;
(P) fuel station;
(f) instalasi komunikasi;
(q) jalan tambang;
(r) stockpile; dan (g) instalasi proteksi kebakaran; dan
(s) kolam pengelolaan air limbah; (h) instalasi gas,
KelaikanperalatanSPIPpertambangan
harusmemenuhi persyaratandan standar
yang ditentukan
Tanur (Smelter)
8
Jenis Peralatan dan/atau Instalasi yang didaftarkan dalam Lampiran RKAB
1. Pesawat Angkat dan Angkut, antara lain 2. Bejana Tekan (Pressure Vessel), dengan jenis antara lain 4. Peralatan Berputar (Rotating Equipment)
• Over Head Crane; a. bejana penyimpanan gas, campuran gas; • Kompressor
• Forklift; b. bejana penyimpanan bahan bakar gas yang digunakan • Pompa
• Mobile Crane; sebagai bahan bakar; (kapasitas terkecil sampai terbesar wajib dilakukan uji
• Truck Crane; c. bejana transport yang digunakan untuk penyimpanan atau kelayakan)
• Man hoist, pengangkutan;
• Trem / Lori; d. bejana proses; dan 5. lnstalasi Listrik
• Shaft Shinking; e. pesawat pendingin • Generator Alternating Current (AC)
(kapasitas terkecil sampai terbesar wajib Bejana Tekan tersebut yang dikategorikan diuji kelayakannya • Panel
dilakukan uji kelayakan) adalah mempunyai tekanan lebih dari 1 kg/cm 2 dan volume • Transformator
lebih dari 2,25 liter. Permenaker 36 Tahun 2018
6. lnstalasi Penyalur Petir
3. Katup Pengaman (Safety Valve), yang melekat pada jenis
bejana tekan tersebut
Rencana Pengujian Kelayakan Penggunaan Peralatan dan/atau Instalasi
Persetujuan Pengujian Kelayakan Penggunaan Peralatan dan/atau Instalasi
a. Kepala Teknik Tambang (KTT) melakukan pengujian kelayakan peralatan dan/atau instalasi
yang akan digunakan di tahun berjalan, dalam hal ini KTT menunjuk tim ahli internal
perusahaan yang bersertifikasi atau perusahaan jasa teknis terakreditasi yang mempunyai Izin
Usaha Jasa Pertambangan (IUJP) Minerba.
b. Berita acara hasil pengujian kelayakan penggunaan peralatan dan/atau instalasi yang
dilakukan oleh KTT, wajib dilaporkan kepada Kepala Inspektur Tambang selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari kerja setelah pemeriksaan selesai dilakukan, sebagai bahan laporan atas
peralatan dan/atau instalasi yang dinyatakan layak oleh KTT.
c. Peralatan dan/atau instalasi tersebut baru dapat digunakan setelah dinyatakan layak oleh KTT
berdasarkan hasil pemeriksaan, dan diberikan label pada peralatan dan/atau instalasi tersebut
sebagaimana format terlampir.
d. Ketentuan pengujian terdapat di Kepdirjen Minerba 185.K/37.04/DJB/2019 Lampiran I huruf
E.4.a.2.
Format Lampiran
Persetujuan Pengujian kelayakan penggunaan peralatan dan/atau instalasi
Keterangan:
1. Bahan harus tahan air, karat, dan tidak mudah rusak
2. Penulisan harus sesuai format di atas
3. Ukuran label minimal 120 x 150 mm (disesuaikan)
4. “Nama” adalah jenis dan tipe peralatan
5. “No. Reg.” adalah nomor registrasi alat tersebut
6. “Tgl. Inspeksi” adalah tanggal pelaksanaan inspeksi
7. “Tgl. Expired” adalah tanggal dilaksanakan inspeksi
kembali
8. “Pemeriksa” adalah nama pemeriksa & bagian atau
nama PJIT
Kelayakan Peralatan dan Instalasi (lanjutan)
1. Perencanaan Fabrikasi
2. Pengoperasian peralatan/intalasi
3. Peralatan Bukan dibuat Massal
4. Pembokaran Instalasi
5. Perhitungan sisa umur pakai
Kelayakan peralatan dan instalasi dilakukan melalui pemeriksaan keselamatan operasi terhadap bejana tekan
dan sejenisnya, pesawat angkat dan/ atau angkut, peralatan listrik, peralatan putar, pipa penyalur, tangki
timbun, katup pengaman, tanur (smelter).
2. Pengoperasian peralatan
• pemeriksaan /pengujian yang dilakukan oleh tim ahli
• menggunakan Tenaga Teknis Pertambangan yang Berkompeten
untuk mengoperasikan, memelihara, menginspeksi, dan
memperbaiki peralatan dan instalasi.
• melengkapi instalasi dengan safety device yang sesuai.
• menerapkan aturan area terbatas atau melakukan pemeriksaan dan
pengujian kelayakan instalasi dilakukan secara berkala dalam 1 (
satu) kali setiap 5 (lima) tahun untuk mendapatkan sertifikasi.
• melakukan pemeriksaan dan pengujian kelayakan peralatan berlaku
maksimum 3 (tiga) tahun untuk didapatkan sertifikasi sesuai hasil
pemeriksaan, dan dilakukan pemeriksaan secara berkala paling
sedikit 1 (satu) kali setiap 1 (satu) tahun oleh KTT .
1. Perencanaan Fabrikasi • selain melakukan pemeriksaan dan pengujian untuk sertifikasi dapat
melakukan pemeriksaan dan pengujian berdasarkan tingkat risiko.
• pembangunan dan konstruksi mengacu pada SNI yang diakui.
• instalasi yang telah selesai dibangun dilengkapi data DED.
• dibangun dan dipasang sesuai dengan peruntukannya.
• apabila instalasi mengalami perubahan, maka dilakukan
pemeriksaan dan pengujian terhadap kesesuaian terhadap standar,
fungsi, keselamatan operasi, dan spesifikasi yang berlaku.
• semua peralatan dan/atau instalasi dilengkapi penangkal petir
• instalasi dan peralatan bukan merupakan produksi massal,
• semua komponen dan peralatan yang sudah layak operasi diberi
label atau tanda
4. Pembongkaran instalasi
• Pekerjaan pelepasan dan pemotongan sebagian atau
keseluruhan instalasi yang sudah tidak
dipergunakan serta pemindahan/pengangkutan hasil
pembongkaran ke lokasi yang telah ditentukan :
• pembongkaran instalasi dilaksanakan dengan
menggunakan teknologi yang sesuai dengan standar
nasional Indonesia atau standar internasional dan
• evaluasi dan kajian teknis sebelum melaksanakan
pembongkaran oleh KTT atau PTL yang memenuhi
aspek keselamatan operasi Pertambangan.
3. Tidak dibuat secara massal
• Peralatan yang dibuat berdasarkan pesanan
dan bukan produksi massal maka KTT harus
menyampaikan dokumen teknis peralatan
tersebut yang telah dievaluasi oleh
perusahaan jasa inspeksi teknik kepada
KaIT nama KaIT
5. Perhitungan sisa umur pakai • KTT melakukan perhitungan sisa umur pakai terhadap
peralatan yang akan digunakan, termasuk peralatan
yang tidak memiliki data manufaktur.
• SLO merupakan menjadi bukti bahwa suatu instalasi listrik sudah memenuhi persyaratan untuk beroperasi atau sudah layak
diberi tegangan listrik yang dilakukan oleh Lembaga Inspeksi Teknik (LIT) yang ditunjuk Pemerintah untuk melakukan inspeksi
kelaikan operasi listrik. standar pemasangan listrik yang sudah ditentukan mengacu kepada permen ESDM no 38 tahun 2018.
• SLO untuk instalasi tenaga listrik, ada beberapa kaidah yang harus diterapkan untuk keselamatan ketenagalistrikan, seperti
Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk peralatan listrik, Sertifikat Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK) bagi
tenaga teknik ketenagalistrikan, dan Sertifikat Badan Usaha (SBU) bagi badan usaha penunjang tenaga listrik.
Kelayakan Instalasi Kelistrikan
keterangan yang ditulis pada label yang dapat dibaca lubang, tempat pemuatan, pembongkaran dan sebagainya,
dan tahan lama yang menunjukkan daya, tegangan, yang tanpa cahaya menimbulkan bahaya, disediakan lampu
arus, nama pabrik pembuat, jenis, dan nomor seri. darurat dalam jumlah yang cukup.
Kelaiakan Instalasi Peralatan Hidrolik dan Pneumatik
Kelayakan instalasi peralatan hidrolik dan pneumatik paling sedikit dengan ketentuan :
1. tangki penampungan sistem hidrolik dilengkapi indikasi level oli, suhu dan tekanan yang terlihatj elas serta tidak melebihi standar pabrik pembuatnya.
2. pemasangan hidrolik dilengkapi dengan pengaman terhadap bahaya kebakaran
3. terdapat gambar rangkaian hidrolik yang menjelaskan fungsi dan cara kerja dengan menggunakan simbol yang standar.
4. selang penyalur tenaga ke sistem dilengkapi dengan pengaman.
5. terdapat titik isolasi yang dapat digunakan untuk mematikan tenaga hidrolik dan terpasang di dekat sistem hidrolik tersebut.
6. control panel pneumatik terpasang regulator dan air filter yang dapat dikunci.
Kelayakan Instalasi Peralatan Hidrolik dan Pneumatik
Mengapa frekuensi radio wajib diatur? Alasannya karena sifat spektrum frekuensi radio dapat merambat ke segala
arah tanpa mengenai batas wilayah negara. Hal ini juga berlaku untuk radio komunitas.
Kelaikan Instalasi Komunikasi
Perencanaan Jaringan
Penentuan ketinggian antenna, verifikasi
lokasi untuk unit indoor dan outdoor,
Pengecekan propagasi dan kemungkinan
Penanganan permesinan bahwa sebelum mengerjakan perawatan dan perbaikan pada pesawat yang
digerakkan dengan listrik orang yang mengerjakannya bahwa sakelar atau sakelar penghubung arus
listrik ke pesawat tersebut telah diputus dan dikunci (LO-TO-TO) serta diberi tanda peringatan
Kelaikan Instalasi Perkakas
a. Jenis-jenis Perkakas yaitu Parkakas Tangan, listrik, hidrolik, dan bertenaga motor
bakar.
b. Pengelolaan keselamatan operasi dan kelayakan yaitu dilakukan oleh orang yang
kompeten atau berkemampuan, dilakukan uji kelayakan dari perkakas tersebut,
tersedia tempat penyimpanan (tool room), setiap modifikasi disetujui oleh KTT atau
PTL, pengunaan APD disesuaikan dengan jenis perkakas yang digunakan.
Kelayakan perkakas harus dipastikan terbebas dari arus listrik,
suatu mesin atau peralatan yang dapat berfungsi untuk
memotong atau mendeformasikan suatu material menjadi
suatu produk jadi maupun setengah jadi dalam bentuk dan
ukuran tertentu seperti yang dikendaki. Proses pemotongan
dan pembentukan ini mesin memerlukan alat bantu potong
yang sering dinamakan alat potong atau pahat potong
Kelayakan perkakas
apenggunaan ban berjalan hanya untuk keperluan produksi, ban berjalan yang digunakan untuk mengangkut
orang perlu mendapat persetujuan KTT atau PTL dan laporan hasil kajian teknis disampaikan kepada KalT
atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai kewenangannya
Kelaikan Instalasi Ban Berjalan (Conveyor)
Pipa penyalur atau pengangkutan material terutama di kegiatan pertambangan harus diuji kelaiakan melalui
proses komisioning oleh tenaga teknis yang berkompeten
Kelaikan Pipa Penyalur
Bejana Tekan merupakan suatu wadah untuk menampung energi berupa zat cair atau gas yang melebihi
tekanan udara luar (Atmosfer). Bejana tekanan merupakan peralatan teknik yang mengandung resiko
bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan atau peledakan.
Kelaikan Bejana Tekan dan Katup Pengaman
Pesawat uap adalah ketel uap dan peralatan lainnya baik tersambung langsung maupun tidak
langsung, berhubungan (atau tersambung) dengan suatu ketel uap dan diperuntukkan bekerja
dengan tekanan yang lebih besar (tinggi) dari tekanan udara, petugas ketel uap sesuai dengan
permenaker 01/1988 ada terdiri dari operator ketel uap kelas i&II
Kelayakan Operasi Pesawat Angkat dan/atau Angkut
kelayakan pesawat angkat dan/atau angkut dilakukan secara berkala paling lama 3 (tiga) tahun. Jika
ditemukan ketidaksesuaian terhadap spesifikasi, fungsi, dan pembebanan dari hasil uji kelayakan, KaIT
atau Kepala Dinas atas nama KaIT sesuai kewenangannya dapat meminta KTT atau PTL untuk
melakukan presentasi dan/atau menugaskan IT untuk melakukan verifikasi lapangan
Kelaikan Operasi Pesawat Angkat dan/atau Angkut