Anda di halaman 1dari 162

DIKLAT PENGAWAS OPERASIONAL MADYA

ASPEK KESELAMATAN PERTAMBANGAN


MINERAL DAN BATUBARA

1 | Company Name | Annual Report 2018


KESELAMATAN PERTAMBANGAN

adalah segala kegiatan yang meliputi pengelolaan keselamatan dan


kesehatan kerja pertambangan dan keselamatan operasional
pertambangan .
K3 dan KO

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KESELAMATAN OPERASI

adalah segala kegiatan untuk menjamin dan adalah segala kegiatan untuk
melindungi pekerja tambang agar selamat dan menjamin dan melindungi
sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, operasional tambang yang
kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem aman,
efisien, dan produktif
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Pertambangan

Usaha Pertambangan adalah kegiatan dalam rangka pengusahaan Mineral atau


Batubara yang meliputi tahapan kegiatan Penyelidikan Umum, Eksplorasi, Studi
Kelayakan, Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan/atau Pemurnian,
Pengangkutan dan Penjualan, serta pascatambang.
TAHUN 2020

100

90

80

70

60
Axis Title

50

40

30

20

10

0
Ringan Berat Mati
STATISTIK KECELAKAAN 2012 – 2020

Chart Title
120

111
100 105 105
95
80 82
78 78 79
75
71 71
60 61
59
52 55
46 49
40
32 33
29
20 25 22 24
16 17 17
11
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Ringan Berat Mati
FATALITY

46

32
29
25 24

16 17 17

11

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020


Kejadian Akibat Penyakit Tenaga
Kerja Berakibat Mati Tahun
2018
NO TANGGAL KEJADIAN KEJADIAN

1. 7 FEBRUARI 2018 PECAH PEMBULUH DARAH DI KEPALA

2. 27 FEBRUARI 2018 JANTUNG

3. 21 JUNI 2018 JANTUNG


4. 18 AGUSTUS 2018 JANTUNG

5. 19 SEPTEMBER 2018 JANTUNG

6. 7 OKTOBER 2018 JANTUNG

Berdasarkan Kepmen 1806/30/ Akiba


MEM/2018 bahwa Kejadian Penyakit Tenaga Kerja t
WAJIB DILAPORKAN kepada KAIT.
Kita Butuh Perlindungan
Keselamatan dan Kesehatan
di Pertambangan
PENGELOLAAN
KESELAMATAN PERTAMBANGAN
I. K3 PERTAMBANGAN II. KESELAMATAN OPERASI
(Pasal 26 PP Nomor 55 Tahun 2010) (KO)
 Sasaran: PERTAMBANGAN
(Pasal 27 PP Nomor 55 Tahun 2010)
Menghindari Kecelakaan dan  Sasaran:
Penyakit Akibat Kerja. Terciptanya kegiatan operasi
pertambangan yang aman dan selamat.
 Objek:
a. Kesela matan  Objek:
Kerja b. Kesehatan a. Sistem dan Pelaksanaan
Kerja Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
c. Lingkungan Prasarana, Instalasi dan
Kerja Peralatan Pertambangan;
d. Sistem b. Pengamanan Instalasi;
Manajemen K3 c. Kelayakan Sarana, Prasarana,
Instalasi, dan Peralatan Pertambangan
d. Kompetensi Tenaga Teknik
e. Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis
Pertambangan

12
Peraturan Kaidah Pertambangan yang
Baik Permen ESDM No 26 Tahun
2018
Pelaksanaan Pertambanga Yan
Baik
Kaidahdan n Pertambanga
g
Pengawasan Mineral n
dan Batubara

Kepmen ESDM No 1827K/30/MEM/2018


Pedoman PelaksanaanKaidah
Teknik Pertambangan yang Baik

18
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pasal 95
Pemegang IUP dan IUPK wajib
• menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik
• mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia
• meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara
• melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
setempat; dan
• Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan

Dasar

Huku
1. Undang-Undang Nomor3 Tahun 2020 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara

Pasal 96
Penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,
pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:

a. ketentuan keselamatan Pertambangan;


b. pemantauan lingkungan Pertambangan, termasuk kegiatan
Reklamasi dan/atau Pascatambang;
c. upaya konservasi Mineral dan Batubara; dan
d. pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan Usaha Pertambangan
dalam bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku

Dasar mutu lingkungan sebelum dilepas ke media lingkungan

Huku
BAB III
BAB IV
BAB II PELAKSANAAN
PENGAWASAN
PELAKSANAAN TATA KELOLA
BAB I KETENTUAN PENYELENGGARAAN
9 BAB KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN
UMUM PENGELOLAAN
PERTAMBANGA PERTAMBANGA
USAHA
N YANG BAIK N MINERAL DAN
PERTAMBANGAN
BATUBARA

Permen ESDM No 26 Tahun 2018


Pelaksanaan Kaidah Pertambangan yang Baik dan
Pengawasan Pertambangan Mineral dan
Batubara

BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATI LAIN PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN F
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
I. BAB I : KETENTUAN UMUM
II. BAB II : PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
a.Bagian Kesatu : Umum
b.Bagian Kedua : Teknis Pertambangan
c.Bagian Ketiga : Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
d.Bagian Keempat: Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi,
dan Pasca Tambang, serta Pascaoperasi
e.Bagian Kelima : Konservasi Mineral dan Batubara
f.Bagian Keenam : Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang
Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi
Pertambangan
g.Bagian Ketujuh : Standar Kompetensi Kerja Khusus, Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia, serta Standar Nasional Indonesia
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
III. BAB III : PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Pemasaran
c. Bagian Ketiga : Keuangan
d. Bagian Keempat : Pengelolaan Data
e. Bagian Kelima : Pengutamaan Pemanfaatan Barang, Jasa, dan Teknologi
dalam Negeri
f. Bagian Keenam : Pengembangan Tenaga Kerja Teknis Pertambangan
g. Bagian Ketujuh : Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Setempat
serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
h. Bagian Kedelapan : Kegiatan lain di Bidang Usaha Pertambangan Menyangkut
Kepentingan Umum
i. Bagian Kesembilan : Pelaksanaan Kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK
j. Bagian Kesepuluh : Jumlah, Jenis, dan Mutu Hasil Usaha Pertambangan
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
IV. BAB IV : PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN
USAHA PERTAMBANGAN
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Ruang Lingkup Pengawasan

V. BAB V : PENGAWASAN TERHADAP KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN


a. Bagian Kesatu : Pengawasan terhadap pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan yang baik
b. Bagian Kedua : Pengawasan terhadap Pelaksanaan Tata
Kelola Pengusahaan Pertambangan
VI. BAB VI : SANKSI ADMINISTRATIF
VII. BAB VII : KETENTUAN LAIN-LAIN
VIII. BAB VIII : KETENTUAN
PERALIHAN
Kewajiban Penerapan untuk IUP

Pasal 3
ayat ( 1 )

Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan
Kaidah pertambangan yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUP Olah Murni

Pasal 4
ayat ( 1 )

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dalam
kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan Kaidah pertambangan
yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUJP
Pasal 5

(1)
(2)
Pemegang IUJP wajib melaksanakan
Kaidah Pertambangan yang baik sebagaimana
kaidah pertambangan yang baik dimaksud pada ayat (1) meliputi:
sesuai dengan bidang usahanya a. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan
yang baik, dan
b. Tata Kelola Pengusahaan Jasa
Pertambangan
RESUME ASPEK PELAKSANAAN
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK

IUP Eksplorasi, IUP Operasi Pemegang IUP Operasi IUJP


Produksi, IUPK Ekplorasi dan IUPK Produksi khusus untuk
Operasi Produksi pengolahan dan/atau
pemurnian
1.teknis pertambangan; 1. teknis kegiatan 1. upaya pengelolaan lingkungan
2.konservasi sumber daya Mineral dan Pengolahan dan/atau hidup, keselamatan
Batubara; Pemurnian; pertambangan, konservasi
3.keselamatan dan kesehatan kerja 2. Keselamatan Pengolahan Mineral dan Batubara, dan teknis
Pertambangan; dan/atau Pemurnian; pertambangan sesuai dengan
4.keselamatan operasi Pertambangan; 3. pengelolaan lingkungan bidang usahanya; dan
5.pengelolaan lingkungan hidup hidup dan pascaoperasi; dan 2. kewajiban untuk mengangkat
pertambangan, reklamasi, dan 4. konservasi Mineral dan Batubara penanggung jawab operasional
pascatambang serta pascaoperasi; dan sebagai pemimpin tertinggi di
6.pemanfaatan teknologi, kemampuan lapangan.
rekayasa,rancangbangun,
pengembangan dan penerapan
teknologi pertambangan
BAB II BAGIAN KESATU
UMUM

Dalam pelaksanaan kaidah teknik Dalam hal pemegang IUP Dalam pelaksanaan kaidah
teknik pengolahan
pertambangan yang baik, Pemegang Operasi Produksi atau IUPK pemurnian, Pemegang IUP dan./atau
OPK
IUP wajib Operasi
Produksi melakukan Penambangan Pengolahan dan/atau Pemurnian
dengan metode wajib
• Mengangkat KTT sebagai • Mengangkat PTL
bawah Penambangan tanah,
pemimpin tertinggi di lapangan sebagai pemimpin
Operasi Produksi Pemegang IUP tertinggi untuk mendapatkan
lapangan di
untuk pengesahan
atau
Operasi Produksi IUPK
wajib menunjuk pengesahan dari KaIT
mendapatkan
dari KaIT • Memiliki teknis
Kepala Tambang Bawah
• Memiliki pertambangan
tenaga yang
tenaga Tanah
berkompeten sesuai
teknis pertambangan yang (KTBT)
pengesahan untuk
dari KaIT dengan
ketentuan perundang-
berkompeten
sesuai dengan ketentuan mendapatkan
(Pasal 7 ayat 2) undangan
perundang-undangan
(Pasal 8 ayat
(Pasal 7 ayat 1) 1)
Kepala Inspektur Tambang yang selanjutnya disebut
KaIT adalah pejabat yang secara ex officio menduduki
jabatan Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
di bidang keteknikan dan lingkungan pertambangan
Mineral dan Batubara pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
pertambangan Mineral dan Batubara. bidang

Inspektur adalah aparatur sipil


Tambang
negara yang diberi tugas, tanggung jawab, dan
wewenang untuk melakukan pengawasan
terhadap kaidah teknik
pertambangan
pelaksanaan yang baik serta kaidah
teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian.
30
Kepala Teknik Tambang yang selanjutnya
disingkat KTT adalah seseorang yang memiliki
posisi tertinggiorganisasi lapangan pertambangan
dalam
strukturmemimpin
yang dan jawab atas
terlaksananya operasional
bertanggung
pertambangan
dengan kaidah teknik pertambangan yang baik. sesuai

Kepala Tambang Bawah Tanah yang selanjutnya


disingkat KTBT adalah seseorang yang memiliki posisi
tertinggi dalam struktur tambang bawah tanah yang
bertugas memimpin dan bertanggung jawab
terlaksananya operasional tambang bawah atas
tanah sesuai dengan kaidah teknik pertambangan
yang baik.

Penanggungjawab Tekni dan yang


selanjutnya k PTL adalah
Lingkungan
seseorang
disingkat posisi tertinggi dalam struktur organisasi
memiliki yang
lapangan memimpin dan bertanggung
jawab atas
yang terlaksananya
bertugas operasional
Pengolahan
kegiatan dan/atau Pemurnian sesuai dengan
kaidah teknik Pengolahan dan/atau Pemurnian. 32
Pedoman Permohonan, Evaluasi, dan/Atau
Pengesahan KTT, PTL, KTBT, Pengawas
LAMPIRAN I KEPMEN 1827 Operasional, Pengawas Teknis,
dan/atau PJO

Kriteria KTT
• KTT Kelas IV Kriteria PTL
• PTL Kelas III
• KTT Kelas III • PTL Kelas II
• KTT Kelas II • PTL Kelas I
• KTT Kelas I
KTT Kelas IV

• Untuk Pemegang IPR


• Mempunyai sertifikat kualifikasi yang diakui KAIT

KTT Kelas III


a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Semprot, Bor, Terbuka Berjenjang Tunggal, Kuari, dan
Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap
b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
1) Tambang terbuka berjenjang tunggal, untuk batubara kurang dari atau sama dengan 150 metrik ton per
hari
2) Mineral logam meliputi
i. Tambang semprot kurang dari atau sama dengan 1 ton bijih per hari
ii. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan menggunakan ponton kurang dari atau sama dengan 1
ton bijih per hari
3) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 250 ton batuan
ii. Mineral bukan logam dengan produksi kurang dari atau sama dengan 250 ton/hari
c. Tanpa menggunakan bahan peledak
d. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 50 orang
KTT Kelas II KTT Kelas I
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang
Semprot
(hidrolis), Tambang Terbuka, Tambang Bawah Tanah, Kuari, dan
a. Tahap Eksplorasi, Tahap OP dengan metode Tambang Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap
Semprot (hidrolis), Tambang Terbuka, Kuari, dan b. Jumlah Produksi Rata-Rata:
Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap
1) Tambang terbuka untuk batubara lebih dari 500
b. Jumlah Produksi Rata-Rata: metrik ton per hari
1) Tambang terbuka batubara kurang dari atau 2) Tambang bawah tanah untuk batubara pada
sama dengan 500 metrik ton per hari semua kapasitas produksi
2) Mineral logam meliputi 3) Mineral logam meliputi
i. Tambang terbuka untuk mineral logam i. Tambang semprot lebih dari dengan 5 ton bijih
kurang dari atau sama dengan 1500 ton bijih per hari
per hari ii. Tambang terbuka untuk mineral logam lebih
ii. Tambang semprot kurang dari atau dari 1500 ton bijih per hari
iii. sama dengan 5 ton bijih per hari iii. Tambang bawah tanah untuk mineral logam
Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap dengan pada semua kapasitas produksi
menggunakan ponton kurang dari atau iv. Kapal Keruk dan/atau Kapal Isap lebih dari 5
3) Mineralsama dengan
batuan dan5mineral
ton bijihbukan
per hari
logam ton bijih per hari
meliputi: 4) Mineral batuan dan mineral bukan logam meliputi:
i. Kuari kurang dari atau sama dengan 500 ton i. Mineral batuan atau bukan logam dengan
ii. Mineral bukan logam dengan produksi produksi lebih dari 500 ton/hari
kurang dari atau sama dengan 500 ton/hari ii. Tambang bawah tanah mineral bukan logam
c. Jumlah pekerja kurang dari atau sama dengan 200 pada semua kapasitas produksi
orang c. Jumlah pekerja lebih dari 200 orang
PTL KELAS II
PTL KELAS I
PTL KELAS III PTL Kelas II memenuhi kriteria
PTL Kelas I memenuhi kriteria
PTL Kelas III memenuhi kriteria sebagai berikut:
sebagai berikut:
sebagai berikut: • Bekerja pada pengolahan • Bekerja pada pengolahan
• Bekerja pada pengolahan dan/atau pemurnian mineral
dan/atau pemurnian mineral
mineral bukan logam dan logam atau pengolahan
logam atau pengolahan batubara
batuan batubara • Jumlah produksi sama dengan
• Memiliki Sertifikat • Jumlah produksi di bawah
atau lebih dari 100.000 ton per
Kompetensi POP Pengolahan 100.000 ton per tahun
tahun
dan/atau Pemurnian atau • Jumlah pekerja kurang dari
• Jumlah pekerja sama dengan
sertifikat kualifikasi yang 1.000 orang
atau lebih dari 1.000 orang
diakui oleh KAIT • Memiliki Sertifikat POM • Memiliki Sertifikat POU
Pengolahan dan/atau
Pengolahan dan/atau Pemurnian
Pemurnian atau sertifikat
atau sertifikat kualifikasi yang
kualifikasi yang diakui oleh
diakui oleh KAIT
KAIT

Kriteria PTL
Bagaimana Persyaratan KTT untuk
Warga Negara Asing?
• Memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan kelas KTT yang diajukan atau
memiliki Mine Manager Certificate atau
sertifikat sejenis yang diterbitkan oleh
negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
• Telah memiliki pendidikan dan pelatihan
terkait peraturan perundang-undangan dan
kebijakan mengenai penerapan kaidah
teknik pertambangan yang baik

Bila WNA yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan
predikat paling kurang madya dalam jangka 6 (enam) bulan).

KAIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
WAKIL KEPALA TEKNIK TAMBANG/PENANGGUNG JAWAB
TEKNIK DAN LINGKUNGAN

Kriteria : Tugas dan fungsi:


Ketentuan Umum:

Pemegang IUP/IUP Operasi 1. menduduki jabatan tertinggi di Wakil KTT/PTL memiliki tugas dan
Produksi/IUP Operasi Produksi wilayah kerjanya atau satu fungsi membantu KTT/PTL dalam
tingkat di bawah jabatan menerapkan kaidah teknik
khusus untuk Pengolahan
KTT/PTL; dan pertambangan yang baik.
dan/atau Pemurnian dapat
2. memiliki sertifikat kompetensi
mengangkat Wakil KTT atau
sesuai dengan klasifikasi
Wakil PTL apabila dianggap
KTT/PTL atau satu tingkat di
perlu dan berdasarkan bawah kompetensi KTT/PTL
pertimbangan dari KaIT.
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis (Kepdirjen 308.K/30/DJB/2018)
Kepala Teknik Tambang/Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan/Kepala
Tambang Bawah Tanah

Permohonan Permohonan
Ketentuan Pengesahan Pengesahan Ketentuan Evaluasi Format
Umum KTT atau Wakil KTT Wakil PTL Pergantian KTT Permohonan KTT Persyaratan
PTL, KTBT, dan
atau PTL, atau PTL, KTBT, Permohonan KTT
Wakil KTT atau
KTBT, serta dan Wakil KTT atau PTL, KTBT,
Wakil PTL, yang
Wakil KTT atau atau Wakil PTL dan Wakil KTT
meliputi
Wakil PTL atau Wakil PTL
kewajiban
umum
KETENTUAN UMUM KTT ATAU PTL , KTBT, DAN WAKIL KTT ATAU WAKIL PTL
1. Kegiatan usaha pertambangan dapat dimulai 4. Setiap perusahaan pemegang Izin IUP
setelah pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, Izin
Produksi, Izin Pertambangan Rakyat, IUP Khusus Pertambangan Rakyat, IUP Khusus
Eksplorasi, IUP Khusus Operasi Produksi untuk Eksplorasi, atau IUP Khusus Operasi
Pengolahan dan/atau Pemurnian, Kontrak Karya Produksi untuk Pengolahan dan atau
(KK), dan Perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pemurnian hanya boleh memiliki satu
Pertambangan Batubara (PKP2B)  telah memiliki orang KTT untuk setiap satu izin usaha
KTT atau PTL Untuk KK/PKP2B. pertambangan.
5.Pengusaha dapat mengajukan
permohonan kepada KaIT untuk
2.Pengusaha wajib menunjuk KTT atau PTL serta mengangkat lebih dari seorang KTT
mendapat pengesahan berupa surat keputusan yang apabila dianggap perlu atau berdasarkan
diberikan oleh KaIT/ Kadis a.n KaIT. pertimbangan tertentu dari KaIT/ Kadis
a.n KaIT.
3. KTT atau PTL dapat disahkan apabila sudah
memenuhi persyaratan secara administrasi dan 6. Setiap pimpinan perusahaan harus
lulus uji aspek-aspek yang ditetapkan KaIT/ Kadis melaporkan kepada KaIT secara resmi
a.n KaIT. apabila KTT atau PTL sudah tidak
bekerja lagi di perusahaan tersebut.

33
KETENTUAN UMUM KTT ATAU PTL , KTBT, DAN WAKIL KTT ATAU WAKIL PTL
7. KTT atau PTL yang sudah mendapatkan surat
pengesahan dari KaIT wajib berada di perusahaan
tersebut sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sejak
surat pengesahan ditetapkan, kecuali terdapat
alasan-alasan tertentu yang menyebabkan KTT
atau PTL tidak bekerja lagi pada perusahaan
tersebut.

8.Perusahaan pertambangan yang melakukan


penambangan dengan metode tambang bawah tanah
wajib mengangkat KTBT.

9.Pengusaha dapat mengajukan permohonan kepada


KaIT untuk mengangkat dan mengesahkan satu atau
lebih Wakil KTT atau Wakil PTL untuk membantu
KTT atau PTL apabila dianggap perlu berdasarkan
pertimbangan tertentu dari KaIT/ Kadis a.n KaIT.

34
Lampiran I Kepmen ESDM No. 1827 terkait:

1. Pengawas Operasional
2. Pengawas Teknis
3. Penanggung Jawab Operasional
Pengawas Operasional

Tugas dan tanggung jawab : Pengangkatan


Kriteria :
1. bertanggung jawab kepada 1. KTT/ menunjuk calon
1. memiliki sertifikat kompetensi
KTT/PTL untuk keselamatan PTL Operasional
Pengawas Operasional atau
dan kesehatan semua pekerja Pengawas kriteria dan yang
sertifikat kualifikasi yang
tambang yang menjadi dengan suratdibuktikan
penunjukkan;
diakui oleh KaIT sesuai
bawahannya; 2. memenuhi
KTT/PTL melakukan evaluasi
jenjang jabatannya;
2. melaksanakan inspeksi, terhadap calon
2. menduduki jabatan di dalam
pemeriksaan, dan pengujian; Operasional, apabila Pengawas
divisi atau departemen
3. bertanggung jawab kepada laik, maka KTT/ menerbitkan
operasional pertambangan;
KTT/PTL atas keselamatan, PTL penunjukan dinyatakan
dan kesehatan, dan kesejahteraan surat
operasional; pengawas
3. memiliki anggota yang dari semua orang yang 3. KTT/PTL sewaktu-waktu
berada di bawahnya ditugaskan kepadanya; atauberkala mengevaluasi kinerja;
dan/atau melakukan 4. membuat dan
pengawasan terhadap divisi 4. Pengawas Operasional
menandatangani
atau departemen lainnya; yangmemenuhi syarat ketentuan sesuai
laporan pemeriksaan, inspeksi,
dengan ketentuan peraturan
dan pengujian;
perundang-undangan akan
mendapatkan KPO yang disahkan
oleh KaIT/Kepala Dinas atas nama
KaIT sebagai bukti pengesahan.
PENGESAHAN PENGAWAS OPERASIONAL
Persyaratan Administratif :
a. salinan sertifikat kompetensi operasional
yang dikeluarkan oleh lembaga yang
Permohonan KPO dapat dilakukan secara menangani sertifikasi, dan
sistem dalam jaringan (online) melalui teregistrasi di DJMB. sudah
b. pas foto latar belakang biru ukuran 2 x 3
yang telah
website (dua kali tiga) cm sebanyak 1
atau secara offline
ditentukan (satu)
lembar;
Kepala
kepada c. salinan Kartu Tanda Penduduk;
d. daftar riwayat hidup paling kurang meliputi
Dinas. data diri, jabatan struktural di perusahaan,
dan pengalamanbekerja sebagai
pengawas;
e. surat pernyataan KTT/PTL
menyatakan
yang yang bersangkutan
menjabat
bahwa pengawas di
dengan nama
perusahaan,
area
menjadi menyertakan
tanggung jawab masingmasing
yang
pengawas tersebut;
f. surat pernyataan bermaterai
dokumen dari manajemen;
kebenaran
g. softcopy dokumen sebagaimana dimaksud
dalam huruf a sampai dengan huruf f
Pengawas Teknis
Tugas dan tanggung jawab : Pengangkatan
Kriteria : 1. bertanggung jawab kepada KTT/PTL untuk
1. memiliki sertifikat kompetensi keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta 1. KTT/PTL menunjuk calon
Pengawas Teknis sesuai dengan pemeliharan yang benar semua sarana, Pengawas Teknis yang memiliki
prasarana, instalasi, dan peralatan
bidang pekerjaannya; pertambangan yang menjadi tugasnya;
kompetensi sesuai bidang kerja
2. memiliki kewenangan dan 2. merencanakan dan menekankan dan dibuktikan dengan hasil uji
bertanggung jawab terhadap dilaksanakannya jadwal pemeliharaan yang kompetensi oleh lembaga
telah direncanakan serta semua perbaikan
suatu peralatan, permesinan, dan sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan sertifikasi profesi atau sertifikat
kelistrikan; dan pertambangan yang dipergunakan. kualifikasi yang diakui oleh KaIT.
3. syarat lain yang ditentukan oleh 3. mengawasi dan memeriksa semua sarana,
prasarana, instalasi, dan peralatan 2. KTT/PTL melakukan evaluasi
KTT/PTL sesuai dengan pertambangan dalam ruang lingkup yang
kebutuhan kegiatan operasional menjadi tanggung jawabnya;
terhadap calon Pengawas Teknis,
tambang. 4. menjamin bahwa selalu dilaksanakan apabila dinyatakan laik, KTT/PTL
penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian menerbitkan surat pengesahan
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan; pengawas teknis.
5. melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan
pengujian sarana, prasarana, instalasi, dan
3. KTT/PTL sewaktu-waktu atau
peralatan Pertambangan sebelum digunakan, berkala mengevaluasi kinerja
setelah dipasang kembali, dan/atau diperbaiki; Pengawas Teknis.
dan
6. membuat dan menandatangani laporan dari
penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian
sarana, prasarana, instalasi, dan peralatan
pertambangan;
Penanggung Jawab Operasional

Penanggung Jawab Operasional yang selanjutnya disingkat PJO adalah orang yang
menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan jasa pertambangan di
wilayah kegiatan usaha pertambangan, dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas
dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.
Penanggung Jawab Operasional
Persyaratan Administrasi
1. Pekerja perusahaan jasa pertambangan
2. Riwayat hidup calon PJO
3. Jabatan tertinggi di site
4. Surat dukungan dari Direksi Perusahaan Jasa Pertambangan
5. Surat pernyataan komitmen calon PJO
6. Uji kemahiran berbahasa Indonesia (madya) untuk TKA
7. Syarat lain yang ditentukan oleh KTT

Persyaratan Teknis
1. Memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan
2. Memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan
pertambangan, dan perlindungan lingkungan
3. Memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan
4. Jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT
PERMEN ESDM NO 26 TAHUN 2018
BAB II BAGIAN KETIGA
PENGELOLAAN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN DAN KESELAMATAN
PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN
MINERAL DAN BATUBARA

Par agr a f 1 Par agr a f 2 Par agr a f 3


Keselamatan dan Pengelolaan Sistem Manajemen
Kesehatan Kerja dan Keselamatan Keselamatan
Keselamatan Operasi Pengolahan dan/atau Pertambangan
Pertambangan Mineral dan Pemurnian Pasal 18 dan Pasal
Batubara Pasal 16 dan Pasal 17 19
Pasal 14 (2)
Pasal 14 (1)
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi
Produksi, dan IUPK Operasi Produksi dalam melaksanakan
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP
ketentuan keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud
Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
pada ayat (1) wajib:
Produksi wajib melaksanakan ketentuan
keselamatan
pertambangan sebagaimana dimaksud a. menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung
dalam Pasal 3 ayat (3) huruf c dan huruf d. diri, fasilitas, personil, dan biaya yang diperlukan untuk
terlaksananya ketentuan keselamatan pertambangan; dan

b. membentuk dan menetapkan organisasi bagian keselamatan


pertambangan berdasarkan pertimbangan jumlah pekerja,
sifat, atau luas area kerja.
Keselamatan Pertambangan

Pasal 15

Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan keselamatan pertambangan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 14.
Keselamatan Pengolahan dan/atau Pemurnian

Pasal 16

 Pemegang IUP Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian.
 Menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung diri, fasilitas, personil, dan biaya untuk menerapkan keselamatan pengolahan
dan/atau pemurnian.
 Membentuk dan menetapkan organisasi keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian.
 Ketentuan keselamatan pertambangan terdiri dari keselamatan dan kesehatan kerja, serta keselamatan operasi pengolahan dan/atau pemurnian
Keselamatan Pertambangan

Pasal 17

Menteri menetapkan pedoman pelaksanaan keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16.
Kepmen 1827 K/30/MEM/2018
Lampiran I Lampiran II Lampiran III Lampiran IV

Pedoman Permohonan, Evaluasi


dan/atau Pengesahan Kepala Teknik
Pedoman Pedoman Pelaksanaan
Pedoman
Tambang, Penanggung Jawab Pengelolaan Teknis Keselamatan Penerapan SMKP
Teknik dan Lingkungan, Kepala Pertambangan dan
Tambang Bawah Tanah, Pengawas Pertambangan Minerba
Operasional, Pengawas Teknis, Keselamatan
dan/atau Penanggung Jawab Pengolahan dan/atau
Operasional
Pemurnian Minerba

Lampiran V Lampiran VI Lampiran VII Lampiran VIII

Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan


Pedoman Pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Konservasi Pedoman Kaidah Teknik
Lingkungan Hidup Pertambangan
Mineral dan Batubara
Minerba Reklamasi dan Usaha Jasa
Pascatambang serta Pertambangan dan
Pascaoperasi pada Evaluasi Kaidah Teknik
Kegiatan Usaha Usaha Jasa
Pertambangan Mineral Pertambangan
dan Batubara
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja

Inspeksi Penyelidika
Administrasi Manajemen
n
Keadaan Keselamatan
Kecelakaan
Keselamatan Darurat Kerja
dan
Kerja
Kejadian
Berbahay
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko merupakan suatu aktivitas dalam
mengelola risiko yang ada, terdiri atas:
komunikasi dan
konsultasi

penetapan
konteks,

identifikasi
bahaya

penilaian dan
pengendalian risiko, dan
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI RISIKO

• Komunikasi dan konsultasi


dengan para pemangku
kepentingan baik internal dan
eksternal sejauh yang
diperlukan harus
pada setiap tahapdilakukan
proses manajemen risiko.
• Oleh karena rencana
itu, untukberkomunikasi dan
berkonsultasi dengan para
pemangku kepentingan bai
internal maupun eksternalk
harus dikembangkan pada
tahap awal.
PENETAPAN KONTEKS RISIKO

Penetapan konteks risiko


terkait dengan pemantauan
batasan-batasan risiko yang
akan dikelola dan menentukan
lingkup proses manajemen
risiko selanjutnya.

Konteks tersebut mencakup


penetapan
faktor eksternal, konteksinternal,
dalam
proses manajemen risiko, dan
penetapan kriteria risiko.
PENETAPAN KRITERIA RISIKO

Perusahaan harus menetapkan kriteria


yang digunakan untuk mengevaluasi
risiko.
Kriteri dapat mencerminkan
a
sumber daya,
tujuandan
, nilai nilai perusahaan.

Faktor-faktor yang harusdip ertimbangkan


minimal terdiri atas:
• Jenis risiko
• Konsekuensi /keparahan dapat
yang terjadi dan cara
mengukurnya dapat
• Kemungkinan / probabilitas
yang terjadi dan cara
mengukurnya
• Penentuan tingkat risiko
• Tingka t risiko yang dapat diterim a
atau ditoleransi dan
• Tingka t risiko yang
memerlukan pengendalian .
Contoh pembuatan konteks perusahaan yang menjadi bagian manual K3
Perceived
No. Stakeholder Risk / Opportunities
Expectations and Goals
a. Perusahaan mematuhi peraturan terkait K3
1. Pemerintah Menc abut izin yang telah diberikan
yang berlaku
a. Tidak ada masalah terkait keselamatan pada Demonstrasi, komentar negatif di
2. Masyarakat lokal
lingkungan dan CSR media massa
a. Infrastruktur dan peralatan yang dapat
menjamin keselamatan kerja.
3. Karyawan Mogok , Demonstrasi
b. Prosedur kerja yang memenuhui persyaratan
K3 yang baik

a. Adanya persyaratan K3 yang implementatif


dan
Contra c tor & cukup jelas dalam kontrak
4. Late delivery, poor quality of product
Sub-contra ctors b. Dapat memenuhi persyaratan K3
yang ditetapkan perusahaan
c. tidak terjadi masalah K3
a. Tidak terjadinya kasus kecelakaan besar yang
6. Share holders dapat mengganggu presepsi public yang Menarik kepemilikan saham
IDENTIFIKASI BAHAYA DAN PENILAIAN RISIKO

Proses Identifikasi Bahaya dan Penilaian


Risiko harus dilakukan secara menyeluruh
dan
terintegrasi .

mengid yang
Proses entifikasi sumber
semua disini
dilakukan , tindakan
harus mampu
dan kondisi yang ada dalam semua
perusahaan yang dapat proses
menim bulkan
bahaya terhadap kecelakaan maupun
penyakit akibat
kerja .

Faktor yang dipertimbangkan dala m


mengidentifikasi bahaya antara lain
• Kegiatan rutin dan non-rutin
• Akses personel ketempat kerja
• Faktor manusia
BAHAYA VS RISIKO

BAHAY RISIKO
A Kemungkinan kecelakan yang berakibat cidera pada
sesuatu yang berpotensi untuk manusia, kerusakan peralatan/proses/lingkungan,
Segala
menyebabkan kecelakaan berakibat yang dapat terjadi karena suatu bahaya.
yang cidera pada manusia,
peralatan/proses/lingkungan kerusakan

Manajemen Risik adalah ke giatan


yang terkoordinir
o untuk
suatumengarahkan dan
mengendalikan suat organisasi berkaitan
dengan risiko. u
Bahaya vs Risiko
Sebuah Lubang Besar pada lantai kerja di processing plant
adalah Suatu Bahaya. Apabila tidak ditutup atau diberi
pagar pengaman akan menjadi sebuah resiko.

Risiko bukan terletak pada teta pad kemungkina


lubang pemaparan terhadap lubang pi a n
tersebut.
JENIS POTENSI BAHAYA

FISIK BISING, TEKANA SUH


GETARAN, PENCAHAYAAN
RADIASI, N U,
A BAHAN BERACUN, PARTIKEL
DEBU
KIMIA
BIOLOG
VIRUS, JAMUR, BAKTERI, CACING,
SERANGGA
I PERMESINAN, PERALATAN, BAGIAN
MEKANI YANG
BERPUTAR, BAGIAN YANG TAJAM, TITIK JEPIT PADA
S MESIN

PSIKOSOSI POLA SHIFT, ORGANISASI, INTIMIDASI


AL
LINGKUNGA GELAP, BASAH/ KERING,
KEMIRINGAN
WARNA PADA PANEL KONTROL, POSISI TOMBOL,
N BENTUK KURSI, TINGGI BIDANG KERJA, POSISI
ERGONOMI KERJA
57
58
BAHAYA ERGONOMIC

59
60
LINGKUNGAN SEKITAR

61
Identify Hazard Baru
Hazard Setelah
Kontrol

Assess Resiko

Acceptable Pilih Kontrol


NO
Risk ? Bahaya

YES

Lakukan Kontrol
62
PEKERJA RESIKO TINGGI
Pekerja dgn ketidak mampuan
Pekerja dgn usia muda
Pekerja Baru dan Ibu sedang mengandung
Pekerja tidak berpengalaman
Personil yg immune-compromised, -
(Penderita HIV)
Personil dgn kondisi kesehatan khusus
(Penderita Asma)
63
PENILAIAN RISIKO
Penilaian Risiko adalah proses evaluasi risiko – risiko dengan memp erhatikan
kecukupan pengendalian yang sudah ada dan menentukan risiko yang dapat diterima
atau tidak.

Tujuan dari penilaian risiko adalah untuk


menghasilkan output dapat digunakan untuk
mengembangkan yang strateg ya tepat
mengelola risiko, yaitu
i hal – halngapa saja yangdala
harus
m
dilakukan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
insiden dan atau mengurangi kerugian yang
diakibatkan oleh insiden .

Sebuah Insiden dengan konsekuensi dan


kemungkinan lebih signifikan dise bu
"risiko
yang tinggi" dan memilik t
prioritas tindakan
sebagai
pengendalian/ kontrol i yang lebih tinggi untuk
menurunkan kemungkinan terjadinya peristiwa
tersebut
Risk Diagram – Severity vs Likelyhood

Severity
1 ( Insignificant - 3 ( Moderate - 5 ( Catastrophic -
2 ( Minor - Rendah ) 4 ( Major - Besar )
Sangat Rendah ) Sedang ) Sangat Besar )
likelyhood

1 ( Rare/Sangat Jarang ) Low Low Low Low Moderate

2 ( Unlikely / Jarang ) Low Low Moderate Moderate High

3 ( Moderate / Sedang ) Low Moderate Moderate High High

4 ( Likely / Mungkin Terjadi ) Low Moderate High High Extreme

5 ( Almost certain / Terjadi ) Moderate High High Extreme Extreme


PENGENDALIAN RISIKO

Berdasarkan Penilaian Risiko dan evaluasi terhadap pengendalian risiko yang


sudah ada, dan apabila pengendalian tersebut belum memadai maka
perusahaan harus menetapkan langkah – langkah pengendalian lanjutan
terhadap risiko tersebut dengan mengikuti hirarki pengendalian risiko.

Perusahaan harus menerapkan dan mendokumentasikan langkah – langkah


pengendalian risiko yang sudah ditetapkan.

Dalam memilih tindakan pengendalian perusahaan perlu mempertimbangkan


faktor biaya dan manfaat, keefektifan dan keterkaitannya dengan kegiatan
perusahaan, pertimbangan hukum, sosial, politik dan ekonomi.
HIRARKI KONTROL BAHAYA
1. Primary Control
Methods Engineering
Control
2. Secondary Control
Methods Administrative
Control
3. Tertiary Control
Methods Work Practices,
….
4. Personal
Protective
HIRARKI KONTROL BAHAYA
Primary Control Methods /Engineering Control
Contoh Kontrol:
1.Memasang peredam suara di sekeling peralatan yg bising
2.Memasang pelindung (guards) di sekeliling pinch point
&
rotating couplings.
3.Merelokasi katup (valves) switches and shutdown
devices
dari area yg berbahaya.
4.Memasang pelindung lampu pada mesin-mesin
69
HIRARKI KONTROL BAHAYA
Secondary Control / Administrative Control
Contoh Kontrol;

1.Mengendalikan jalan masuk dari peninjau/ pengamat dan


orang lainnya ke area kerja
2.Mengontrakan pekerjaan kepada kontraktor yang
ahli/berpengalaman dgn bukti-bukti kesuksesan.
HIRARKI KONTROL BAHAYA
Tertiary Control methods
/Work Practice ;
1.Merevisi langkah-langkah kerja pada prosedur kerja
2.Mengurangi penggunaan tenaga fisik dalam setiap
langkah kerja.
3.Mengubah syarat-syarat kepegawaian/ ketenaga kerjaan
4.Mengidentifikasi dan memberikan/menyediakan
peralatan baru yang lebih baik.
5.Membuat tempat kerja yang lebih aman.
HIRARKI KONTROL BAHAYA
Personal Protective Equipment

PPE tidak pernah menjadi kebijakan yang pertama atau


kedua dalam kontrol bahaya di tempat kerja/

Bahaya harus dihilangkan dengan kebijakan kontrol


pertama, kedua, dan ketiga sedangkan PPE digunakan
sebagai suatu kemungkinan dari metode kontrol langkah
terakhir.
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja

Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Program Keselamatan
Kerja
Program keselamatan kerja dibuat
dan dilaksanakan untuk
mencegah kecelakaan, kejadian
berbahaya, kebakaran, dan
kejadian lain yang berbahaya
serta menciptakan budaya
keselamatan kerja.
Program keselamatan kerja disusun
dengan mengacu kepada
peraturan perundang-undangan,
kebijakan, kebutuhan, dan proses
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja

Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan
kerja

Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada pekerja baru,


pekerja tambang untuk tugas baru, pelatihan untuk
menghadapi bahaya dan pelatihan penyegaran tahunan
atau pendidikan dan pelatihan lainnya.

Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan disesuaikan dengan


kegiatan, jenis, dan risiko pekerjaan pada kegiatan usaha
pertambangan atau pengolahan dan/atau pemurnian dan
mengacu kepada standar kompetensi yang berlaku atau
kualifikasi yang ditetapkan oleh Kepala Inspektur Tambang
(KaIT).
Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan
kerja
Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan
kerja
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja

Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Kampany
e

#1 #2 #3 #4 #5

Kampanye keselamatan kerja direncanakan dan dilaksanakan sesuai


dengan kebutuhan dan ketentuan peraturan perundangundangan.
Pelaksanaan kampanye keselamatan dievaluasi sebagai bahan
peningkatan kinerja keselamatan kerja.
Kampany
e
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja

Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Administrasi Keselamatan
Kerja
Buku Daftar Pelaporan Keselamatan
Buku Kecelakaan Kerja
Tambang Tambang
Pemegang izin usaha Pemegang izin usaha Pelaporan keselamatan
pertambangan memiliki Buku pertambangan memiliki Buku kerja dilakukan sesuai
Tambang disimpan dan
Daftar Kecelakaan dengan
yang
selalu tersedia di Kantor KTT/PTL
serta salinannya disimpan di Tambang yang disimpan
Kantor KaIT/Kepala Dinas. dan selalu tersedia di format dan dilaksanakan
Kantor KTT/PTL. sesuai dengan ketentuan

RKAB Keselamatan Prosedur dan peraturan


Kerja Instruksi perundang-
RKAB Keselamatan disusun Kerja
KTT/PTL menyusun undangan.
sesuai dengan format dan menetapkan, , sosialisasikan,
dilaksanakansesuai laksanakan, dokumentasika Dokumen dan
ketentuan
dengan seluruh prosedur dan/atau
n Laporan Pemenuhan
peraturan perundang-
instruksi kerja untuk
Kompetensi; dan
undangan. menjamin ketentuan Peraturan
setiap kegiatan dapat
Perundang-undangan
dijalankan secara aman. serta
persyaratan lainnya. 2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Buku Tambang

2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Buku Daftar Kecelakaan Tambang

2
Peraturan Pelaporan Keselamatan
Pertambangan

PERMEN ESDM NO. 7 TAHUN 2020 KEPMEN ESDM NO. 1806.K/30/MEM/2018

KETENTUAN UMUM FORMAT PENYUSUNAN


LAPORAN BERKALA
LAPORAN
FORMAT PENYUSUNAN
SANKSI LAPORAN KHUSUS
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan

2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan

2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan

2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan

2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan

2
Administrasi Keselamatan
Kerja
RKAB Keselamatan Kerja Pertambangan

2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Dokumen dan Laporan Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan serta Persyaratan lainnya

2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Dokumen dan Laporan Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan serta Persyaratan lainnya

2
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja

Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Inspeksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pemeriksaan, pengawasan dan
pengendalian terhadap
penyimpangan-penyimpangan kondisi
baik
tidak aman maupun tindakanyang
tidak
Inspeksi Keselamatan Kerja
rekomendasi dan tindak
perencanaan inspeksi; lanjut hasil inspeksi;

persiapan inspeksi;
evaluasi inspeksi;

laporan dan
pelaksanaan inspeksi penyebarluasan hasil
inspeksi.
Objek Inspeksi

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL DAN BATUBARA


DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

HAMPIR SEMUA KECELAKAAN AKIBAT


TINDAKAN TIDAK AMAN

APD
12 %

PROSEDUR/ KETE-
RATURAN 12 %

TINDAKAN POSISI
TIDAK AMAN 96% 30 %

REAKSI
SESEORANG 14 %

PERALATAN
28 %
DU - PONT
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

POSISI SESEORANG

 Terbentur – Terkena Benturan


 Terkait atau Terjepit
 Jatuh
 Suhu Terlalu Panas/Dingin
 Arus Listrik
 Menghirup/Menyerap/Menelan
 Terlalu Memforsir Tenaga
(mengangkat, mendorong, menjangkau)
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PERKAKAS DAN PERALATAN

 SUDAH SESUAI DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKUKAN

 SUDAH DIPERGUNAKAN DENGAN BENAR

 APAKAH AMAN KONDISINYA


DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

REAKSI / PERBUATAN SESEORANG

• MEMBETULKAN APD
• MERUBAH POSISI
• MENGATUR KEMBALI PEKERJAAN
• MENGHENTIKAN PEKERJAAN
• MEMASANG PEMBUMIAN
• SISTEM PENGGEMBOKAN

(TTA DALAM WAKTU SEKEJAP LENYAP DARI PANDANGAN)


DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PROSEDUR DAN TATACARA

 APAKAH TATA CARA/PROSEDUR KERJA

TELAH MEMADAI

 APAKAH TATA CARA/PROSEDUR KERJA

TELAH DITETAPKAN DAN DIMENGERTI

 APAKAH TATA CARA/PROSEDUR KERJA

DIIKUTI DAN DIPERTAHANKAN


DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

APD

KEPALA

MATA DAN MUKA

TELINGAN / ALAT PENDENGARAN

HIDUNG /ALAT PERNAFASAN

TANGAN

KAKI

BADAN
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

KONDISI FISIK UMUM

Pelindung Mesin
Pemasangan Listrik
Tabung Gas Bertekanan
Bahan Mudah Menyala
Jalan Keluar
Alat Pemanjat/Tangga
Perkakas Tangan
Gang/ (Walk Way)
Gudang/Penyimpanan
Label dan Kunci
Sisa Bahan/Material
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN KEBAKARAN

Sistem Alarm & Deteksi

Sistem Penyiraman
FIREMAN
Evakuasi Kebakaran

Pemadam Api Portabel

Pengurungan Kebakaran

Pemberitahuan Kebakaran

Pelayanan Kebakaran

Peralatan Kebakaran
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

LINGKUNGAN DAN KESEHATAN

 Korosi, Material Beracun


 Ventilasi
 Kebisingan
 Radiasi
 Temperatur
 Penerangan
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja

Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamata n
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Kecelakaa
n
Kejadian yang:
• Tidak direncanakan
• Tidak diinginkan
• Tidak diduga
• Terjadi kapan saja, dimana
saja dan dapat menimpa
siapa saja

Mengakibatkan cideranya
seorang kerusakan alat,
produksi terhenti atau
ketiganya

Kontak langsung dengan suatu


Kriteria Kecelakaan Tambang
akibat kegiatan usaha pertambangan atau
pengolahan dan/atau pemurnian atau
akibat kegiatan penunjang lainnya

mengakibatkan terjadi pada jam kerja pekerja


cidera pekerja tambang tambang yang mendapat cidera
atau orang yang diberi atau setiap saat orang yang
izin oleh diberi izin; dan
KTT atau PTL
terjadi di dalam
benar-benar terjadi,
wilayah kegiatan
yaitu tidak diinginkan,
usaha pertambangan
tidak direncanakan, dan
atau wilayah proyek
tanpa unsur
Kriteria Cidera Akibat Kecelakaan Tambang

Cidera Ringan Cidera Berat Mati


• cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan
Cidera akibat kecelakaan Kecelakaan
pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas semula
tambang yang selama sama dengan atau lebih dari 3 (tiga) minggu tambang
yang mengakibatkan
termasuk hari minggu dan hari libur;
pekerja tambang menyebabkan
tidak mampu • cidera akibat kecelakaan tambang yang menyebabkan pekerja tambang
melakukan tugas semula lebih pekerja tambang cacat tetap (invalid); dan
• cidera akibat kecelakaan tambang tidak tergantung dari
akibat matikecelakaan
dari 1 (satu) hari dan kurang lamanya pekerja tambang tidak mampu melakukan tugas tersebut
semula, tetapi mengalami seperti salah satu di bawah ini:
dari 3 (tiga) minggu, termasuk
punggung, pinggul, lengan bawah sampai ruas jari,
hari minggu dan hari libur. lengan atas, paha sampai ruas jari kaki, dan lepasnya
tengkorak bagian, pendarahan di dalam atau pingsan
disebabkan kekurangan oksigen, luka berat atau luka
terbuka/terkoyak yang dapat mengakibatkan
ketidakmampuan tetap; atau persendian yang lepas
dimana sebelumnya tidak pernah terjadi.
KEJADIAN BERBAHAYA

Merupakan kejadian yang dapat


membahayakan jiwa atau terhalangnya
produksi

(Kepmen ESDM No 1827/30/MEM/2018)


INVESTIGASI / PENYELIDIKAN
KECELAKAAN
“Suatu proses yang sistematis untuk
menemukan / mengungkap
penyebab dasar / akar masalah
dari suatu masalah (kecelakaan)
dengan tujuan untuk menentukan
tindakan perbaikan,
menentukan perbaika
tindakan
masalah (kecelakaan) n, dengan
penyebab yang dapa
sama
dicegah terulang t
kembali”.
TEORI DOMINO TERJADINYA
KECELAKAAN

LACK OF BASIC IM M E D IA T E ACCIDENT LOSSES


CAUSE
CONTROL CAUSE
1. P R O G R A M
1 .T IN D A K A N KON TAK
KURANG 1. FAKTOR 1. CI DERA
TDK DG N
PRIBADI
2. STANDAR AMAN BEN DA 2. KERUSAKAN
K U R AN G ATAU AL AT
2. FAKTOR 2.KONDISI SU M BER
3. P E N E R A P A N P E K E R JAAN TDK ENER 3. P R O D U K S I
STANDAR AMAN GI TE R H E N TI
KURANG /
ZAT
ANALISIS PENYEBAB
KECELAKAAN
LACK OF BASIC IM M E D IA T E ACCIDENT LOSSES
CAUSE
CONTROL CAUSE
1. P R O G R A M
1 .T IN D A K A N KO NTAK
KURANG 1. FAKTOR 1. CI DERA
TDK DG N
PRIBADI
2. STANDAR AMAN BEN DA 2. KERUSAKAN
KURANG ATAU AL AT
2. FAKTOR 2.KONDISI SU M BER
3. P E N E R A P A N P E K E R JAAN TDK ENER 3. P R O D U K S I
STANDAR AMAN GI TE R H E N TI
KURANG /
ZAT

WHY ?
MENGAPA?
IMMEDIATE CAUSES
(PENYEBAB
TINDAKAN TIDAK AMAN
LANGSUNG)
KONDISI TIDAK AMAN
• Mengoperasikan alat tanpa izin
• Perkakas atau peralatan rusak
• Mengoperasikan alat diluar
batas kecepatan maksimal • Pengaman/pelindung mesin tidak
lengkap
• Menggunakan alat yang tidak
lengkap • Peringatan/rambu-rambu tidak lengkap
• Menggunakan alat yang rusak • Tatapapan (Housekeeping) tidak baik
• Tidak memakai APD • Prosedur penggembokan (lock out)
• Merokok ditempat terlarang tidak sesuai

• Penggunaan alat yang tidak tepat • Batu menggantung tidak digugurkan

• Bekerja dengan posisi tidak • Penerangan kurang


benar • Kebisingan tinggi
• Bekerja dibawah pengaruh • Konsentrasi Debu Tinggi
alkohol
• Ventilasi tidak memadai
BASIC CAUSES
(PENYEBAB
FAKTOR PRIBADI
DASAR)FAKTOR PEKERJAAN

 K U R A N G KEMAMPUAN: KEPEMIMPINAN DAN PENGAWASAN KURANG


 SECARA FISIK REKAYASA KURANG
 SECARA MENTAL PEMELIHARAAN KURANG
 KURANG PENGETAHUAN MATERIAL,PERKAKAS, DAN PERALATAN
KURANG
 KURANG KETERAMPILAN
STANDAR KERJA KURANG
 S T R E S: PENGADAAN KURANG
 SECARA FISIK SALAH PENGGUNAAN
 SECARA MENTAL

 MOTIVASI KELIRU/KURANG
LACK OF CONTROL
(KURANG KENDALI
MANAJEMEN)
KEPEMIMPINAN DAN ADMINISTRASI
PELATIHAN MANAGEMEN
INSPEKSI TERENCANA
PEMERIKSAAN KECELAKAAN
ANALISA KECELAKAAN
PERSIAPAN KEADAAN DARURAT
PERATURAN PERUSAHAAN
/ORGANISASI
PELATIHAN KARYAWAN
TEORI GUNUNG ES Injury & Illness Cost
(Nilai suatu kecelakaan) •Medical
•Lost Time
1

Property, Process,
Material & Others
6 - 53 Cost

Production
•Building or Plant
•Tool & Equiepment
•Legal Fees
•Emergency Supplies
•Others
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Kesehatan Kerja
Kesehatan adalah keadaan baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
(Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)

Kesehatan Kerja adalah aspek kesehatan yang berkaitan erat dengan lingkungan
kerja dan pekerjaan yang mempengaruhi kondisi fisik, mental, spiritual dan sosial
pekerja pada semua jenis pekerjaan.

Pengelolaan Kesehatan Kerja Pertambangan didefinisikan sebagai segala upaya


untuk memelihara kesehatan pekerja tambang dalam rangka menjaga tingkat
kesehatan secara fisik dan mental di setiap jenis pekerjaan, untuk meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja.

6 | Company Name | Annual Report 2018


Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, KESDM
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi

Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Program Kesehatan Kerja

Dilaksanakan melalui pendekatan 4 (empat) pilar yaitu promotif,


preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
I. Promotif dan Preventif
 Penyuluhan hidup sehat, meyediakan fasilitas olahraga dan
pendidikan dan pelatihan kesehatan
 Pencegahan penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan zat
aditif lainnya dengan penyuluhan dan tes laboratorium
 Pekerjaan hanya dapat dilakukan oleh pekerja yang bebas dari
alkohol narkotika, psikotropika, dan zat aditif lainnya
 Menetapkan kawasan tanpa asap rokok
Program Kesehatan Kerja

I. Kuratif
 Menyediakan akses untuk pelayanan kesehatan seperti
penanganan medis ( penyakit tenaga kerja, penyakit akibat
kerja, cidera akibat kecelakaan)
 Penanganan medis meliputi penanganan gawat darurat, proses
evakuasi ketempat pelayanan medis rujukan yang lebih tinggi
Program Kesehatan Kerja

I. Rehabilitatif
 Melaksanakan upaya rehabilitasi dengan melakukan pemulihan
dan perawatan bagi pekerja
 Dilakukan oleh tim rehabiltasi yang di pimpin dokter
perusahaan
Program Kesehatan Kerja

a) Pemeriksaan Kesehatan Kerja

 pemeriksaan kesehatan awal

 pemeriksaan kesehatan berkala

 pemeriksaan kesehatan khusus

 pemeriksaan kesehatan akhir


Program Kesehatan Kerja

Tindak lanjut pemeriksaan kesehatan pekerja yang memiliki risiko


tinggi dilakukan dengan

 menginformasikan kepada pekerja terkait kondisi pekerja


yang bersangkutan
 menempatkan pekerja pada pekerjaan yang disesuaikan
dengan kondisi pekerja yang Bersangkutan
 melakukan pemantauan, pengobatan, dan rehabilitasi
terhadap pekerja yang bersangkutan
Program Kesehatan Kerja

b) Pelayanan Kesehatan Kerja


disediakan Tenaga Kesehatan Kerja, sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan
Kualifikasi sarana pelayanan kesehatan :
 Pelayanan kegawatdaruratan
keterisoliran rendah, jarak tempuh kurang dari 60 menit
 Pelayanan pratama (medis dasar)
keterisoliran menengah,jarak tempuh kurang dr 60-120 menit
 Pelayanan utama (medis dasar , medik spesialitik)
keterisoliran tinggi jarak tempuh lebih dr 120 menit
Program Kesehatan Kerja

Pelayanan Kesehatan Kerja dapat di selenggarakan


 Sendiri
 Bekerjasama dengan tenaga kesehatan kerja yang kompeten
ataupun pelayanan kesehatan lain yang memiliki izin resmi
 Bersama-sama oleh beberapa pemegang IUP/K, IUP OPK
pengolahan pemurnian
Program Kesehatan Kerja

c) Pertolongan Pertama pada Kecelakaan


 menyediakan petugas yang memiliki kompetensi
 fasilitas dan peralatan untuk melakukan P3K
 pelatihan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
Program Kesehatan Kerja

d) Pengelolaan Kelelahan Kerja (fatigue)

 Melakukan identifikasi, evaluasi, dan pengendalian faktor yang


dapat menimbulkan kelelahan pekerja tambang
 memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada semua pekerja
tambang tentang pengetahuan pengelolaan dan pencegahan
kelelahan khususnya bagi pekerja dengan waktu kerja bergilir
(shift)
 mengatur pola gilir kerja (shift) pekerja tambang; dan
 melakukan penilaian dan pengelolaan tingkat kelelahan pada
pekerja tambang sebelum awal gilir kerja (shift) dan saat
pekerjaan berlangsung
Program Kesehatan Kerja

e) Pengelolaan pekerja tambang yang bekerja pada tempat yang


memiliki risiko tinggi

 memastikan risiko yang ada sudah dikendalikan


 memberikan pemahaman cara kerja aman dan konsekuensi
bekerja di area
 bertanggung jawab terhadap efek yang ditimbulkan akibat
pekerjaan tersebut
Program Kesehatan Kerja

f) Rekaman Data Kesehatan Kerja


Meliputi :
 Data hasil pemeriksaan awal, berkala, khusus dan akhir
 Riwayat pekerjaan pekerja
 Data indikator kinerja kesehatan kerja pertambangan
 Data hasil pemeriksaan lingkungan kerja pertambangan dalam
rangka pengelolaan kesehatan kerja pertambangan
Program Kesehatan Kerja

KTT/PTL melakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan dua


indikator :
a) Indikator proses (leading indicator)
Berupa realisasi pelaksanaan program kesehatan kerja
pertambangan

b) Indikator hasil akhir (lagging indicator)


 Rasio kecelakaan kerja
Program Kesehatan Kerja

 Angka kesakitan kasar (crude morbidity rate)

 Tingkat kekerapan kesakitan (morbidity frequency rate)


Program Kesehatan Kerja

 Tingkat keparahan penyakit (spell severity rate)

 Tingkat keparahan penyakit berdasarkan absensi


(absense severity rate)
Program Kesehatan Kerja

 Penyakit akibat kerja


Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi

Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Higiene dan Sanitasi
Menyediakan fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta
melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja
 Tempat sampah
 Toilet dan wastafel
 Kebersihan lantai dan bangunan
 Ruang ganti pakaian dan kamar mandi
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi

Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Pengelolaan Ergonomi
Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola kesesuaian
antara pekerjaan, lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja tambang

Upaya pengelolaan ergonomi :


 Identifikasi dan penilaian resiko ergonomi dan pengendaliannya
 Menyediakan sarana dan prasarana , instalasi dan peralatan yang
sesuai dengan kemampuan, kondisi, dan postur pekerja
 Menyesuaikan prosedur kerja dan kapasitas pekerja
 Menyediakan perlengkapan penunjang
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi

Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Pengelolaan Makanan, Minuman
dan Gizi Pekerja Tambang

memastikan bahwa penyediaan makanan dan minuman telah


memenuhi syarat keamanan, kecukupan, dan higienitas sesuai
dengan ketentuan yang berlaku serta mempertimbangkan aspek
keseimbangan gizi pekerja
Pengelolaan Makanan, Minuman
dan Gizi Pekerja Tambang
Persyaratan Penyediaan Makanan
 Penyedian makanan bagi pekerja memenuhi syarat higiene
yang berlaku dan telah mengikuti pelatihan tentang higiene
dan sanitasi
 Proses penyediaan makanan diawasi
Persyaratan penyediaan Minuman
 Tersedia dalam jumlah yg cukup
 Air minum kemasan sesuai dengan SNI
 Air yg dikelola sendiri atau dr pihak lain harus sesuai regulasi
 Tempat air minum dijaga agar selalu bersih dan dilengkapi
tutup
Pengelolaan Makanan, Minuman
dan Gizi Pekerja Tambang

Gizi Kerja
 Zat gizi berasal dari sumber penghasil tenaga/kalori
(karbohidrat,lemak, protein) dan sumber zat pengatur (vitamin
dan mineral)
 Jumlah kalori yang yang dibutuhkan pekerja disesuaikan dengan
pekerjaan, jenis kelamin, dan angka kecukupan gizi
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi

Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi

Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Diagnosis dan Pemeriksaan
Penyakit Akibat Kerja

Penegakan diagnosis Penyakit Akibat Kerja


 KTT/PTL melaporkan PAK kepada KaIT atau Kepala Dinas atas
nama KaIT
 ditegakkan melalui serangkaian tahapan pemeriksaan klinis,
kondisi pekerja tambang, serta lingkungan kerja
 Penyakit akibat kerja ditetapkan oleh dokter perusahaan
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis (Kepdirjen 309.K/30/DJB/2018)
Persyaratan Teknis Keselamatan Bahan Peledak dan Peledakan

Tahapan
Pembangunan
Ketentuan
Gudang Bahan
Umum dan Ketentuan
Pengaturan Peledak (Evaluasi,
Keselamatan Pengangkutan
Ruangan dan Uji Kelayakan)
Pembangunan Bahan Peledak
Persyaratan Bahan Peledak Persyaratan
Gambar dan Pekerjaan
Teknis Gudang Peledakan
Gudang Bahan Bahan Peledak
Peledak
Alur Proses Kelayakan Gudang Bahan Peledak (Baru)

Persetujuan RKAB Pemeriksaan

Pengajuan Dokumen
Tindak Lanjut Temuan
Kelengkapan ke KaIT / Kadis

Verifikasi Dokumen Oleh Pembangunan 100%


Evaluator (Inspektur Tambang) (Tindak Lanjut)

Surat Hasil Evaluasi


(KaIT / Kadis) Dapat Digunakan

Pembangunan 80%
(Surat Pemberitahuan)
Alur Proses Kelayakan Gudang Bahan Peledak
(Existing)
Surat Pemberitahuan Habis
Masa Kelayakan & Dokumen
Kelengkapan ke KaIT / Kadis

Pemeriksaan

Tindak Lanjut Temuan

Dapat Digunakan
KPP dan KIM Pada Kegiatan Peledakan
1. KPP Pertama disahkan oleh KTT/PTL, sedangkan KPP
Madya dan KIM disahkan oleh KaIT/Kepala Dinas atas
nama KaIT dengan masa berlaku:
a.KPP Pertama diberikan untuk 2 tahun;

b.KPP Madya diberikan untuk 2 tahun; dan

c. KIM diberikan untuk 2 tahun.


2. Pemegang KPP Pertama yang disahkan dan
dikeluarkan oleh KTT/PTL harus dilaporkan kepada
KaIT.
3. Pengajuan perpanjangan masa berlaku KIM dan KPP
Madya diajukan oleh KTT/PTL kepada KaIT dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan sebelumnya.
KPP dan KIM Pada Kegiatan Peledakan
4. Apabila pekerja peledakan yang memiliki KPP Madya atau
KIM tidak bekerja lagi di tempat semula, maka KTT/PTL
mengembalikan KPP Madya atau KIM yang bersangkutan
kepada KaIT dengan menyertakan surat pernyataan paling
lambat dalam jangka waktu 1 (satu) bulan.
5. Format KPP Pertama, KPP Madya dan KIM diatur sebagai
berikut:
a. kartu dicetak dengan bahan plastic pvc atau
sejenis dengan ukuran 85,6 mm x 54 mm;
b. KPP pertama dikeluarkan oleh KTT/PTL;
c. KPP Madya dan KIM dikeluarkan oleh KaIT;
dan
d. format kartu seperti gambar disamping.
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis (Kepdirjen 309.K/30/DJB/2018)
Persyaratan Teknis Penyimpanan/Penimbunan Bahan Bakar Cair

Pembangunan dan Tangki Portable dan


Kelayakan Fasilitas
Stasiun Pengisian
Penyimpanan/
Penimbunan Bahan
Bahan Bakar Cair
Bakar Cair
Pelaporan dan
Ketentuan Umum dan
Pengelolaan Fasilitas
Keselamatan
Penimbunan/
Penyimpanan /
Penyimpanan Bahan
Penimbunan Bahan
Bakar Cair
Bakar Cair

Perawatan, Pemeliharaan, Penanganan


Fasilitas Penimbunan Bahan Bakar
Cair
Alur Proses Kelayakan Tempat Penimbunan Bahan Bakar Cair (Baru)

Persetujuan RKAB Pemeriksaan

Pengajuan Dokumen
Tindak Lanjut Temuan
Kelengkapan ke KaIT / Kadis

Verifikasi Dokumen Oleh Pembangunan 100%


Evaluator (Inspektur Tambang) (Tindak Lanjut)

Surat Hasil Evaluasi


(KaIT / Kadis) Dapat Digunakan
Khusus Untuk Kapasitas:
1. Mudah terbakar > 40.000 Liter
Pembangunan 80% 2. Mudah menyala > 10.000 Liter
(Surat Pemberitahuan)
Alur Proses Kelayakan Tempat Penimbunan Bahan Bakar Cair (Existing)

Surat Pemberitahuan Habis


Masa Kelayakan & Dokumen
Kelengkapan ke KaIT / Kadis

Pemeriksaan

Tindak Lanjut Temuan

Dapat Digunakan

Anda mungkin juga menyukai