adalah segala kegiatan untuk menjamin dan adalah segala kegiatan untuk
melindungi pekerja tambang agar selamat dan menjamin dan melindungi
sehat melalui upaya pengelolaan keselamatan kerja, operasional tambang yang
kesehatan kerja, lingkungan kerja, dan sistem aman,
efisien, dan produktif
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.
Pertambangan
100
90
80
70
60
Axis Title
50
40
30
20
10
0
Ringan Berat Mati
STATISTIK KECELAKAAN 2012 – 2020
Chart Title
120
111
100 105 105
95
80 82
78 78 79
75
71 71
60 61
59
52 55
46 49
40
32 33
29
20 25 22 24
16 17 17
11
0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Ringan Berat Mati
FATALITY
46
32
29
25 24
16 17 17
11
12
Peraturan Kaidah Pertambangan yang
Baik Permen ESDM No 26 Tahun
2018
Pelaksanaan Pertambanga Yan
Baik
Kaidahdan n Pertambanga
g
Pengawasan Mineral n
dan Batubara
18
1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pasal 95
Pemegang IUP dan IUPK wajib
• menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik
• mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia
• meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara
• melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat
setempat; dan
• Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan
Dasar
Huku
1. Undang-Undang Nomor3 Tahun 2020 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara
Pasal 96
Penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik,
pemegang IUP dan IUPK wajib melaksanakan:
Huku
BAB III
BAB IV
BAB II PELAKSANAAN
PENGAWASAN
PELAKSANAAN TATA KELOLA
BAB I KETENTUAN PENYELENGGARAAN
9 BAB KAIDAH TEKNIK PENGUSAHAAN
UMUM PENGELOLAAN
PERTAMBANGA PERTAMBANGA
USAHA
N YANG BAIK N MINERAL DAN
PERTAMBANGAN
BATUBARA
BAB V
PENGAWASAN BAB VI BAB VII BAB VIII BAB IX
TERHADAP SANKSI KETENTUAN LAIN- KETENTUAN KETENTUAN
KEGIATAN USAHA ADMINISTRATI LAIN PERALIHAN PENUTUP
PERTAMBANGAN F
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
I. BAB I : KETENTUAN UMUM
II. BAB II : PELAKSANAAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
a.Bagian Kesatu : Umum
b.Bagian Kedua : Teknis Pertambangan
c.Bagian Ketiga : Pengelolaan Keselamatan Pertambangan dan Keselamatan
Pengolahan dan/atau Pemurnian Mineral dan Batubara
d.Bagian Keempat: Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan, Reklamasi,
dan Pasca Tambang, serta Pascaoperasi
e.Bagian Kelima : Konservasi Mineral dan Batubara
f.Bagian Keenam : Pemanfaatan Teknologi, Kemampuan Rekayasa, Rancang
Bangun, Pengembangan, dan Penerapan Teknologi
Pertambangan
g.Bagian Ketujuh : Standar Kompetensi Kerja Khusus, Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia, serta Standar Nasional Indonesia
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
III. BAB III : PELAKSANAAN TATA KELOLA PENGUSAHAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN
BATUBARA
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Pemasaran
c. Bagian Ketiga : Keuangan
d. Bagian Keempat : Pengelolaan Data
e. Bagian Kelima : Pengutamaan Pemanfaatan Barang, Jasa, dan Teknologi
dalam Negeri
f. Bagian Keenam : Pengembangan Tenaga Kerja Teknis Pertambangan
g. Bagian Ketujuh : Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Setempat
serta Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
h. Bagian Kedelapan : Kegiatan lain di Bidang Usaha Pertambangan Menyangkut
Kepentingan Umum
i. Bagian Kesembilan : Pelaksanaan Kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK
j. Bagian Kesepuluh : Jumlah, Jenis, dan Mutu Hasil Usaha Pertambangan
STRUKTUR – PERMEN 26 TAHUN 2018
IV. BAB IV : PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN
USAHA PERTAMBANGAN
a. Bagian Kesatu : Umum
b. Bagian Kedua : Ruang Lingkup Pengawasan
Pasal 3
ayat ( 1 )
Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, dan IUPK Operasi
Produksi dalam setiap tahapan kegiatan Usaha Pertambangan wajib melaksanakan
Kaidah pertambangan yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUP Olah Murni
Pasal 4
ayat ( 1 )
Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/atau pemurnian dalam
kegiatan Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan Kaidah pertambangan
yang baik.
Kewajiban Penerapan untuk IUJP
Pasal 5
(1)
(2)
Pemegang IUJP wajib melaksanakan
Kaidah Pertambangan yang baik sebagaimana
kaidah pertambangan yang baik dimaksud pada ayat (1) meliputi:
sesuai dengan bidang usahanya a. Kaidah teknik usaha jasa pertambangan
yang baik, dan
b. Tata Kelola Pengusahaan Jasa
Pertambangan
RESUME ASPEK PELAKSANAAN
PENERAPAN KAIDAH TEKNIK PERTAMBANGAN YANG BAIK
Dalam pelaksanaan kaidah teknik Dalam hal pemegang IUP Dalam pelaksanaan kaidah
teknik pengolahan
pertambangan yang baik, Pemegang Operasi Produksi atau IUPK pemurnian, Pemegang IUP dan./atau
OPK
IUP wajib Operasi
Produksi melakukan Penambangan Pengolahan dan/atau Pemurnian
dengan metode wajib
• Mengangkat KTT sebagai • Mengangkat PTL
bawah Penambangan tanah,
pemimpin tertinggi di lapangan sebagai pemimpin
Operasi Produksi Pemegang IUP tertinggi untuk mendapatkan
lapangan di
untuk pengesahan
atau
Operasi Produksi IUPK
wajib menunjuk pengesahan dari KaIT
mendapatkan
dari KaIT • Memiliki teknis
Kepala Tambang Bawah
• Memiliki pertambangan
tenaga yang
tenaga Tanah
berkompeten sesuai
teknis pertambangan yang (KTBT)
pengesahan untuk
dari KaIT dengan
ketentuan perundang-
berkompeten
sesuai dengan ketentuan mendapatkan
(Pasal 7 ayat 2) undangan
perundang-undangan
(Pasal 8 ayat
(Pasal 7 ayat 1) 1)
Kepala Inspektur Tambang yang selanjutnya disebut
KaIT adalah pejabat yang secara ex officio menduduki
jabatan Direktur yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
di bidang keteknikan dan lingkungan pertambangan
Mineral dan Batubara pada kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
pertambangan Mineral dan Batubara. bidang
Kriteria KTT
• KTT Kelas IV Kriteria PTL
• PTL Kelas III
• KTT Kelas III • PTL Kelas II
• KTT Kelas II • PTL Kelas I
• KTT Kelas I
KTT Kelas IV
Kriteria PTL
Bagaimana Persyaratan KTT untuk
Warga Negara Asing?
• Memiliki sertifikat kompetensi sesuai
dengan kelas KTT yang diajukan atau
memiliki Mine Manager Certificate atau
sertifikat sejenis yang diterbitkan oleh
negara asal dan diakui oleh KaIT; dan
• Telah memiliki pendidikan dan pelatihan
terkait peraturan perundang-undangan dan
kebijakan mengenai penerapan kaidah
teknik pertambangan yang baik
Bila WNA yang sudah disahkan sebagai KTT maka dilanjutkan dengan lulus Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia dengan
predikat paling kurang madya dalam jangka 6 (enam) bulan).
KAIT dapat membatalkan kembali pengesahan KTT tersebut apabila KTT tersebut belum lulus Uji Kemahiran Berbahasa
Indonesia dalam jangka waktu yang telah ditetapkan
WAKIL KEPALA TEKNIK TAMBANG/PENANGGUNG JAWAB
TEKNIK DAN LINGKUNGAN
Pemegang IUP/IUP Operasi 1. menduduki jabatan tertinggi di Wakil KTT/PTL memiliki tugas dan
Produksi/IUP Operasi Produksi wilayah kerjanya atau satu fungsi membantu KTT/PTL dalam
tingkat di bawah jabatan menerapkan kaidah teknik
khusus untuk Pengolahan
KTT/PTL; dan pertambangan yang baik.
dan/atau Pemurnian dapat
2. memiliki sertifikat kompetensi
mengangkat Wakil KTT atau
sesuai dengan klasifikasi
Wakil PTL apabila dianggap
KTT/PTL atau satu tingkat di
perlu dan berdasarkan bawah kompetensi KTT/PTL
pertimbangan dari KaIT.
Ruang Lingkup Petunjuk Teknis (Kepdirjen 308.K/30/DJB/2018)
Kepala Teknik Tambang/Penanggung Jawab Teknik dan Lingkungan/Kepala
Tambang Bawah Tanah
Permohonan Permohonan
Ketentuan Pengesahan Pengesahan Ketentuan Evaluasi Format
Umum KTT atau Wakil KTT Wakil PTL Pergantian KTT Permohonan KTT Persyaratan
PTL, KTBT, dan
atau PTL, atau PTL, KTBT, Permohonan KTT
Wakil KTT atau
KTBT, serta dan Wakil KTT atau PTL, KTBT,
Wakil PTL, yang
Wakil KTT atau atau Wakil PTL dan Wakil KTT
meliputi
Wakil PTL atau Wakil PTL
kewajiban
umum
KETENTUAN UMUM KTT ATAU PTL , KTBT, DAN WAKIL KTT ATAU WAKIL PTL
1. Kegiatan usaha pertambangan dapat dimulai 4. Setiap perusahaan pemegang Izin IUP
setelah pemegang IUP Eksplorasi, IUP Operasi Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, Izin
Produksi, Izin Pertambangan Rakyat, IUP Khusus Pertambangan Rakyat, IUP Khusus
Eksplorasi, IUP Khusus Operasi Produksi untuk Eksplorasi, atau IUP Khusus Operasi
Pengolahan dan/atau Pemurnian, Kontrak Karya Produksi untuk Pengolahan dan atau
(KK), dan Perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pemurnian hanya boleh memiliki satu
Pertambangan Batubara (PKP2B) telah memiliki orang KTT untuk setiap satu izin usaha
KTT atau PTL Untuk KK/PKP2B. pertambangan.
5.Pengusaha dapat mengajukan
permohonan kepada KaIT untuk
2.Pengusaha wajib menunjuk KTT atau PTL serta mengangkat lebih dari seorang KTT
mendapat pengesahan berupa surat keputusan yang apabila dianggap perlu atau berdasarkan
diberikan oleh KaIT/ Kadis a.n KaIT. pertimbangan tertentu dari KaIT/ Kadis
a.n KaIT.
3. KTT atau PTL dapat disahkan apabila sudah
memenuhi persyaratan secara administrasi dan 6. Setiap pimpinan perusahaan harus
lulus uji aspek-aspek yang ditetapkan KaIT/ Kadis melaporkan kepada KaIT secara resmi
a.n KaIT. apabila KTT atau PTL sudah tidak
bekerja lagi di perusahaan tersebut.
33
KETENTUAN UMUM KTT ATAU PTL , KTBT, DAN WAKIL KTT ATAU WAKIL PTL
7. KTT atau PTL yang sudah mendapatkan surat
pengesahan dari KaIT wajib berada di perusahaan
tersebut sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun sejak
surat pengesahan ditetapkan, kecuali terdapat
alasan-alasan tertentu yang menyebabkan KTT
atau PTL tidak bekerja lagi pada perusahaan
tersebut.
34
Lampiran I Kepmen ESDM No. 1827 terkait:
1. Pengawas Operasional
2. Pengawas Teknis
3. Penanggung Jawab Operasional
Pengawas Operasional
Penanggung Jawab Operasional yang selanjutnya disingkat PJO adalah orang yang
menduduki jabatan tertinggi dalam struktur organisasi perusahaan jasa pertambangan di
wilayah kegiatan usaha pertambangan, dan bertanggung jawab kepada KTT/PTL atas
dilaksanakan dan ditaatinya peraturan perundang-undangan mengenai kaidah teknik
pertambangan yang baik.
Penanggung Jawab Operasional
Persyaratan Administrasi
1. Pekerja perusahaan jasa pertambangan
2. Riwayat hidup calon PJO
3. Jabatan tertinggi di site
4. Surat dukungan dari Direksi Perusahaan Jasa Pertambangan
5. Surat pernyataan komitmen calon PJO
6. Uji kemahiran berbahasa Indonesia (madya) untuk TKA
7. Syarat lain yang ditentukan oleh KTT
Persyaratan Teknis
1. Memahami aspek pengelolaan usaha jasa pertambangan
2. Memahami aspek teknis pertambangan, konservasi, keselamatan
pertambangan, dan perlindungan lingkungan
3. Memahami kewajiban dan sanksi usaha jasa pertambangan
4. Jenjang sertifikat kompetensi pengawas operasional atau sertifikat kualifikasi
yang diakui oleh KaIT
PERMEN ESDM NO 26 TAHUN 2018
BAB II BAGIAN KETIGA
PENGELOLAAN KESELAMATAN
PERTAMBANGAN DAN KESELAMATAN
PENGOLAHAN DAN/ATAU PEMURNIAN
MINERAL DAN BATUBARA
Pasal 15
Pasal 16
Pemegang IUP Operasi Produksi Khusus Pengolahan dan/atau Pemurnian wajib melaksanakan keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian.
Menyediakan segala peralatan, perlengkapan, alat pelindung diri, fasilitas, personil, dan biaya untuk menerapkan keselamatan pengolahan
dan/atau pemurnian.
Membentuk dan menetapkan organisasi keselamatan pengolahan dan/atau pemurnian.
Ketentuan keselamatan pertambangan terdiri dari keselamatan dan kesehatan kerja, serta keselamatan operasi pengolahan dan/atau pemurnian
Keselamatan Pertambangan
Pasal 17
Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Inspeksi Penyelidika
Administrasi Manajemen
n
Keadaan Keselamatan
Kecelakaan
Keselamatan Darurat Kerja
dan
Kerja
Kejadian
Berbahay
MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko merupakan suatu aktivitas dalam
mengelola risiko yang ada, terdiri atas:
komunikasi dan
konsultasi
penetapan
konteks,
identifikasi
bahaya
penilaian dan
pengendalian risiko, dan
KOMUNIKASI DAN KONSULTASI RISIKO
mengid yang
Proses entifikasi sumber
semua disini
dilakukan , tindakan
harus mampu
dan kondisi yang ada dalam semua
perusahaan yang dapat proses
menim bulkan
bahaya terhadap kecelakaan maupun
penyakit akibat
kerja .
BAHAY RISIKO
A Kemungkinan kecelakan yang berakibat cidera pada
sesuatu yang berpotensi untuk manusia, kerusakan peralatan/proses/lingkungan,
Segala
menyebabkan kecelakaan berakibat yang dapat terjadi karena suatu bahaya.
yang cidera pada manusia,
peralatan/proses/lingkungan kerusakan
59
60
LINGKUNGAN SEKITAR
61
Identify Hazard Baru
Hazard Setelah
Kontrol
Assess Resiko
YES
Lakukan Kontrol
62
PEKERJA RESIKO TINGGI
Pekerja dgn ketidak mampuan
Pekerja dgn usia muda
Pekerja Baru dan Ibu sedang mengandung
Pekerja tidak berpengalaman
Personil yg immune-compromised, -
(Penderita HIV)
Personil dgn kondisi kesehatan khusus
(Penderita Asma)
63
PENILAIAN RISIKO
Penilaian Risiko adalah proses evaluasi risiko – risiko dengan memp erhatikan
kecukupan pengendalian yang sudah ada dan menentukan risiko yang dapat diterima
atau tidak.
Severity
1 ( Insignificant - 3 ( Moderate - 5 ( Catastrophic -
2 ( Minor - Rendah ) 4 ( Major - Besar )
Sangat Rendah ) Sedang ) Sangat Besar )
likelyhood
Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Program Keselamatan
Kerja
Program keselamatan kerja dibuat
dan dilaksanakan untuk
mencegah kecelakaan, kejadian
berbahaya, kebakaran, dan
kejadian lain yang berbahaya
serta menciptakan budaya
keselamatan kerja.
Program keselamatan kerja disusun
dengan mengacu kepada
peraturan perundang-undangan,
kebijakan, kebutuhan, dan proses
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi
Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Pendidikan dan Pelatihan Keselamatan
kerja
Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Kampany
e
#1 #2 #3 #4 #5
Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Administrasi Keselamatan
Kerja
Buku Daftar Pelaporan Keselamatan
Buku Kecelakaan Kerja
Tambang Tambang
Pemegang izin usaha Pemegang izin usaha Pelaporan keselamatan
pertambangan memiliki Buku pertambangan memiliki Buku kerja dilakukan sesuai
Tambang disimpan dan
Daftar Kecelakaan dengan
yang
selalu tersedia di Kantor KTT/PTL
serta salinannya disimpan di Tambang yang disimpan
Kantor KaIT/Kepala Dinas. dan selalu tersedia di format dan dilaksanakan
Kantor KTT/PTL. sesuai dengan ketentuan
2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Buku Daftar Kecelakaan Tambang
2
Peraturan Pelaporan Keselamatan
Pertambangan
2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan
2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan
2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan
2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Pelaporan Keselamatan Kerja Pertambangan
2
Administrasi Keselamatan
Kerja
RKAB Keselamatan Kerja Pertambangan
2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Dokumen dan Laporan Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan serta Persyaratan lainnya
2
Administrasi Keselamatan
Kerja
Dokumen dan Laporan Pemenuhan Kompetensi; dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan serta Persyaratan lainnya
2
Pelaksanaan Keselamatan Kerja
Pertambangan Meliputi
Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamatan
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Inspeksi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam
rangka pemeriksaan, pengawasan dan
pengendalian terhadap
penyimpangan-penyimpangan kondisi
baik
tidak aman maupun tindakanyang
tidak
Inspeksi Keselamatan Kerja
rekomendasi dan tindak
perencanaan inspeksi; lanjut hasil inspeksi;
persiapan inspeksi;
evaluasi inspeksi;
laporan dan
pelaksanaan inspeksi penyebarluasan hasil
inspeksi.
Objek Inspeksi
APD
12 %
PROSEDUR/ KETE-
RATURAN 12 %
TINDAKAN POSISI
TIDAK AMAN 96% 30 %
REAKSI
SESEORANG 14 %
PERALATAN
28 %
DU - PONT
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POSISI SESEORANG
• MEMBETULKAN APD
• MERUBAH POSISI
• MENGATUR KEMBALI PEKERJAAN
• MENGHENTIKAN PEKERJAAN
• MEMASANG PEMBUMIAN
• SISTEM PENGGEMBOKAN
TELAH MEMADAI
APD
KEPALA
TANGAN
KAKI
BADAN
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Pelindung Mesin
Pemasangan Listrik
Tabung Gas Bertekanan
Bahan Mudah Menyala
Jalan Keluar
Alat Pemanjat/Tangga
Perkakas Tangan
Gang/ (Walk Way)
Gudang/Penyimpanan
Label dan Kunci
Sisa Bahan/Material
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Sistem Penyiraman
FIREMAN
Evakuasi Kebakaran
Pengurungan Kebakaran
Pemberitahuan Kebakaran
Pelayanan Kebakaran
Peralatan Kebakaran
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Pendidikan
Manajemen Program Kampanye
dan Pelatihan
Risiko Keselamatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
Penyelidikan
Administrasi Manajemen Inspeksi
Kecelakaan
Keselamata Keadaan Keselamata n
dan
n Kerja Darurat Kerja
Kejadian
Berbahaya
Kecelakaa
n
Kejadian yang:
• Tidak direncanakan
• Tidak diinginkan
• Tidak diduga
• Terjadi kapan saja, dimana
saja dan dapat menimpa
siapa saja
Mengakibatkan cideranya
seorang kerusakan alat,
produksi terhenti atau
ketiganya
WHY ?
MENGAPA?
IMMEDIATE CAUSES
(PENYEBAB
TINDAKAN TIDAK AMAN
LANGSUNG)
KONDISI TIDAK AMAN
• Mengoperasikan alat tanpa izin
• Perkakas atau peralatan rusak
• Mengoperasikan alat diluar
batas kecepatan maksimal • Pengaman/pelindung mesin tidak
lengkap
• Menggunakan alat yang tidak
lengkap • Peringatan/rambu-rambu tidak lengkap
• Menggunakan alat yang rusak • Tatapapan (Housekeeping) tidak baik
• Tidak memakai APD • Prosedur penggembokan (lock out)
• Merokok ditempat terlarang tidak sesuai
MOTIVASI KELIRU/KURANG
LACK OF CONTROL
(KURANG KENDALI
MANAJEMEN)
KEPEMIMPINAN DAN ADMINISTRASI
PELATIHAN MANAGEMEN
INSPEKSI TERENCANA
PEMERIKSAAN KECELAKAAN
ANALISA KECELAKAAN
PERSIAPAN KEADAAN DARURAT
PERATURAN PERUSAHAAN
/ORGANISASI
PELATIHAN KARYAWAN
TEORI GUNUNG ES Injury & Illness Cost
(Nilai suatu kecelakaan) •Medical
•Lost Time
1
Property, Process,
Material & Others
6 - 53 Cost
•
Production
•Building or Plant
•Tool & Equiepment
•Legal Fees
•Emergency Supplies
•Others
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Kesehatan Kerja
Kesehatan adalah keadaan baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
(Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)
Kesehatan Kerja adalah aspek kesehatan yang berkaitan erat dengan lingkungan
kerja dan pekerjaan yang mempengaruhi kondisi fisik, mental, spiritual dan sosial
pekerja pada semua jenis pekerjaan.
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Program Kesehatan Kerja
I. Kuratif
Menyediakan akses untuk pelayanan kesehatan seperti
penanganan medis ( penyakit tenaga kerja, penyakit akibat
kerja, cidera akibat kecelakaan)
Penanganan medis meliputi penanganan gawat darurat, proses
evakuasi ketempat pelayanan medis rujukan yang lebih tinggi
Program Kesehatan Kerja
I. Rehabilitatif
Melaksanakan upaya rehabilitasi dengan melakukan pemulihan
dan perawatan bagi pekerja
Dilakukan oleh tim rehabiltasi yang di pimpin dokter
perusahaan
Program Kesehatan Kerja
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Higiene dan Sanitasi
Menyediakan fasilitas untuk menunjang tercapainya higienitas, serta
melakukan pengelolaan sanitasi di area kerja
Tempat sampah
Toilet dan wastafel
Kebersihan lantai dan bangunan
Ruang ganti pakaian dan kamar mandi
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Pengelolaan Ergonomi
Pengelolaan ergonomi dilakukan dengan mengelola kesesuaian
antara pekerjaan, lingkungan kerja, peralatan, dan pekerja tambang
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Pengelolaan Makanan, Minuman
dan Gizi Pekerja Tambang
Gizi Kerja
Zat gizi berasal dari sumber penghasil tenaga/kalori
(karbohidrat,lemak, protein) dan sumber zat pengatur (vitamin
dan mineral)
Jumlah kalori yang yang dibutuhkan pekerja disesuaikan dengan
pekerjaan, jenis kelamin, dan angka kecukupan gizi
Pelaksanaan Kesehatan Kerja
Pertambangan Meliputi
Higiene Pengelolaan
Program
Kesehatan dan Ergonomi
Kerja
Sanitasi
Diagnosis Penyelidikan
Pengelolaan
Makanan, dan Kecelakaan
Minuman Pemeriksaan
dan
dan Gizi PAK
Kejadian
Berbahaya
Diagnosis dan Pemeriksaan
Penyakit Akibat Kerja
Tahapan
Pembangunan
Ketentuan
Gudang Bahan
Umum dan Ketentuan
Pengaturan Peledak (Evaluasi,
Keselamatan Pengangkutan
Ruangan dan Uji Kelayakan)
Pembangunan Bahan Peledak
Persyaratan Bahan Peledak Persyaratan
Gambar dan Pekerjaan
Teknis Gudang Peledakan
Gudang Bahan Bahan Peledak
Peledak
Alur Proses Kelayakan Gudang Bahan Peledak (Baru)
Pengajuan Dokumen
Tindak Lanjut Temuan
Kelengkapan ke KaIT / Kadis
Pembangunan 80%
(Surat Pemberitahuan)
Alur Proses Kelayakan Gudang Bahan Peledak
(Existing)
Surat Pemberitahuan Habis
Masa Kelayakan & Dokumen
Kelengkapan ke KaIT / Kadis
Pemeriksaan
Dapat Digunakan
KPP dan KIM Pada Kegiatan Peledakan
1. KPP Pertama disahkan oleh KTT/PTL, sedangkan KPP
Madya dan KIM disahkan oleh KaIT/Kepala Dinas atas
nama KaIT dengan masa berlaku:
a.KPP Pertama diberikan untuk 2 tahun;
Pengajuan Dokumen
Tindak Lanjut Temuan
Kelengkapan ke KaIT / Kadis
Pemeriksaan
Dapat Digunakan