Anda di halaman 1dari 66

PERATURAN

LALU LINTAS TAMBANG

PIT TRAFFIC RULES

SHE DEPARTMENT
PT. BARA ALAM UTAMA
VISI DAN MISI

VISI
SEBAGAI PERUSAHAAN KELAS DUNIA
DIBIDANG PENYEDIAAN BAHAN MINERAL
TAMBANG

MISI
SEBAGAI PERUSAHAAN LOW COST
SUPPLIER YANG MENGUTAMAKAN
KEPUASAN PELANGGAN SERTA TUJUAN
UNTUK MENCERDASKAN KEHIDUPAN
BANGSA DAN PEMERATAAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
SECARA BERKESINAMBUNGAN YANG
DIMULAI DARI TERCIPTANYA
LINGKUNGAN KERJA YANG AMAN,
PRODUKTIF DAN SEHAT
KEBIJAKAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN DAN LINGKUNGAN

KEBIJAKAN KESELMATAN PERTAMBANGAN


1. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan serta regulasi lain yang relevan
terhadap keselamatan pertambangan
2. Memenuhi harapan dan keinginan yang realistis dari semua pemangku kepentingan
termasuk karyawan, masyarakat setempat dan pemerintah.
3. Menerapkan sistem manajemen yang terus menerus mengendalikan resiko keselamatan
dan kesehatan kerja serta keselamatan operasi pertambangan.
4. Menjadikan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi prioritas dalam semua aspek
operasional perusahaan dalam upaya untuk mencegah kecelakaan tambang, penyakit
akibat kerja dan kejadian berbahaya.
5. Menciptakan kegiatan operasional tambang yang aman, efisien dan produktif dengan
pelaksanaan pemeliharaan, pemeriksaaan dan pemenuhan kelayakan sarana,
prasarana,instalasi dan peralatan pertambangan,
6. Secara berkala merencanakan, melaksanakan, mengukur dan mengkaji ulang tujuan,
sasaran dan program keselamatan pertambangan dan kesehatan kerja untuk
mempertahankan relevansinya.
7. Mendukung keterlibatan pekerja tambang untuk pencapaian pelaksanaan keselamatan
pertambangan

KEBIJAKAN LINGKUNGAN
1. Mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku serta regulasi
lainnya yang relevan terhadap keselamatan pertambangan
2. Mencegah Pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dengan menciptakan
sarana untuk terciptanya lingkungan yang baik
3. Mengembalikan fungsi lahan pasca tambang sesuai dengan peruntukkannya
4. Menciptakan kepedulian terhadap lingkungan lingkungan kepada karyawan dan
mitra kerja
BISNIS PROCESS
DEFINISI KENDARAAN
KENDARAAN RINGAN adalah kendaraan angkut ringan yang
umum digunakan di jalan raya seperti Ford ranger, Daihatsu
Strada atau Triton, Ford Everest, Fortuner, Pajero, Daihatsu
Rocky, Taft, Hi Line, Toyota Land Cruiser, Kijang, Suzuki, Isuzu,
dan jenis kendaraan lainnya.

TRUCK RINGAN adalah Semua truk seperti Dump Truck, Fuel


Truck, Water Truck atau kendaraan truk standar dengan
kapasitas di bawah 20 ton.

ALAT BERAT DAN PERALATAN KONSTRUKSI BERGERAK


adalah kendaraan yang dioperasikan di areal tambang dan
umumnya tidak boleh dioperasikan di jalan raya /umum
seperti Alat muat (Loader, Shovel, Backhoe,dll), Alat angkut
(Dump Truck baik articulated maupun Rigid kapasitas besar),
dan Alat lain (Dozer, Grader, Drill, Wheel Dozer, HD Water
Truck , HD Fuel Truck,Scraper, dll)
PERSYARATAN BAGI OPERATOR/PENGEMUDI

A. PERSYARATAN ADMINISTRATIF
1. Tanda pengenal / ijin / MINE PERMIT
sebagai karyawan untuk masuk area
tambang

2. Berlaku juga sebagai “SIMPER“ yaitu


Surat Ijin untuk Mengoperasikan Alat-alat
berat dan kendaraan sarana Perusahaan

3. Sebagai kartu ijin khusus


TERDAPAT 6 BULAT MERAH. JIKA
4. Setiap orang yang berkepentingan
DITEMUKAN PELANGGARAN MAKA SANKSI
memiliki SIMPER harus memenuhi PELUBANGAN DITERAPKAN BERDASARKAN
persyaratan dan dinyatakan kompeten JENIS PELANGGARANNYA
(misal : syarat SIM B2 untuk Driver DT)
MINE PERMIT HARUS DIPAKAI OLEH SEMUA ORANG
SELAMA BERADA DI AREA PT. BAU
PERSYARATAN BAGI OPERATOR / PENGEMUDI
C. PERSYARATAN KEBUGARAN
 Pengemudi wajib mengisi form Sleep Record
 Istirahat tidur cukup sebelum bekerja
 Tidak sedang minum obat
 Tidak ada permasalahan psikis
 Pengemudi dalam kondisi penyimpangan dari ke 4
permasalahan tersebut dilarang untuk melakukan
pengoperasian unit
 Semua form bugar selamat, baik untuk
pengoperasian alat berat harus ditandatangani oleh
pengawas
HANYA ORANG YANG SIAP BEKERJA DAN DALAM KONDISI
YANG “FIT TO WORK “ BOLEH MENGOPERASIKAN UNIT DI
TAMBANG
PERSYARATAN BAGI OPERATOR / PENGEMUDI

B. PERSYARATAN KOMPETENSI Operator / Driver


 Menghidupkan kendaraan termasuk kategori
mengendarai dan Persyaratan ini wajib
dipenuhi
 Proses kepemilikan SIMPER harus mengikuti
mekanisme yang telah ditentukan (pengajuan
dan persetujuan, pengetesan teori dan praktek)
 Kecuali Kendaraan sarana, Versatility diberikan
sesuai dengan type kendaraan seperti D85E SS,
D 155, PC 200, PC 300, PC 400, GD 501 , dll
SIMPER atau versatility yang dimiliki
DILARANG MENGOPERASIKAN UNIT PERUSAHAAN TANPA
SIMPER DAN DILARANG MENGOPERASIKAN KENDARAAN
UNTUK TUJUAN BELAJAR (KECUALI DIBERI IZIN OLEH KTT)

MENGENDARAI UNIT PERUSAHAAN TANPA SIMPER


DAPAT DIKENAKAN SANKSI PEMECATAN LANGSUNG
TANPA PEMBERIAN PERINGATAN SEBELUMNYA
FATIGUE/KELETIHAN

Tip pengendalian fatigue/ Keletihan?

• Pengelolaan istirahat dan tidur yang cukup


• Mengatur pola pengelolaan fisik / oleahraga
yang cukup
• Mengatur pola makan dan minum
• Menjaga Kebugaran mental
Hal yang harus dilakukan ketika
mengalami fatigue
• Segera parkir kendaraan ditempat yang aman jika
sedang berkendara
• Basuh wajah dengan air segar
• Lakukan gerak badan ringan (peregangan)
• Kembali melakukan pekerjaan setelah rasa fatigue
hilang
PERSYARATAN BAGI OPERATOR / PENGEMUDI
D. PERSYARATAN ORIENTASI
BAGI PEMEGANG SIMPER, SETELAH MENJALANI CUTI SITE / CUTI TAHUNAN /
MENINGGALKAN SITE LEBIH DARI 12 HARI DIWAJIBKAN UNTUK DILAKUKANNYA ORIENTASI
LAPANGAN SETELAH REFRESH INDUKSI DAN REFRESH PIT TRAFFIC RULES DAN TIDAK
DIPERKENANKAN LANGSUNG MASUK SHIFT MALAM

1 Sistem Orientasi yang ditetapkan dan dilakukan


 Orientasi di Backhoe adalah minimal 40 jam (untuk operator baru)
 Orientasi operator DT minimal 250 jam (untuk driver baru)
 Orientasi driver Unit Support dan LV baru ditambang minimal 1 minggu (baru)
2 Adanya sistem penandaan untuk masa TRAINING dan ORIENTASI bagi calon
operator / driver yang ditraining / skill up

TRAINING
RAMBU DAN PERSYARATAN
KENDARAAN
1. JALAN MASUK TAMBANG
Jalan masuk area yang didedikasikan
sebagai area PIT / Operasional tambang
diidentifikasi dengan papan rambu
persyaratan .

SEPEDA MOTOR DILARANG


MASUK KE AREAL TAMBANG
RAMBU DAN PERSYARATAN
KENDARAAN
2. SPESIFIKASI RAMBU
RAMBU PERINGATAN - menyatakan peringatan bahaya
atau tempat berbahaya – Warna dasar KUNING dengan
lambang atau tulisan HITAM

RAMBU LARANGAN - menyatakan perbuatan yang


dilarang dilakukan - Warna dasar PUTIH dan lambang
atau tulisan HITAM atau MERAH

RAMBU PERINTAH – pernyataan perintah yang wajib


dilakukan - Warna dasar BIRU dengan lambang atau
tulisan berwarna PUTIH serta MERAH untuk garis miring 2
sebagai batas akhir perintah.

RAMBU PETUNJUK / INFORMASI - menyatakan 1


petunjuk mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat,
pengaturan, fasilitas dan lain-lain - Warna dasar HIJAU
dengan lambang atau tulisan berwarna PUTIH atau
sebaliknya.

PATUHI RAMBU LALU LINTAS YANG ADA UNTUK


KESELAMATAN KITA BERSAMA
RAMBU DAN PERSYARATAN
KENDARAAN
3. GUIDE POST / DELINEATOR
 Guide post atau Deliniator digunakan untuk menandai sisi jalan
 Guide post harus dipasang pada semua jalan permanen
 Guide post dengan reflector warna kuning dipasang disisi kiri jalan, dan
dengan reflector merah dipasang disisi kanan jalan.
 Jarak pemasangan antar guide post di jalan tambang sejauh 40 meter, 15
meter untuk sisi tikungan dan 100 meter untuk jalan hauling (coal trailer).
 Tinggi guide post 1,5 meter dari tanah
RAMBU DAN PERSYARATAN
KENDARAAN
4. RAMBU TAMBANG
a. Ukuran Rambu adalah 60 cm dan 90 cm dengan
bahan Reflektor, jika rambu adalah tulisan maka
Ukuran perbandingan papan tambahan antara
panjang dan lebar adalah perbandingan 2 : 1
Jika jalan dilalui oleh unit >4 meter makan ukuran

200 – 265 cm
rambu yang dipakai adalah 60 / 90 cm
b. Bahan yang digunakan Rambu, baik daun maupun
tiang, harus dibuat dari bahann yang cukup kuat
dan tidak mudah rusak.
c. Ketinggian penempatan rambu dilokasi minimum
200 cm dan maksimum 265 cm. Khusus untuk
rambu peringatan “pengarah tikungan ke kanan”
atau “pengarah tikungan ke kiri”, ketinggian
penempatan rambu adalah 120 cm dari
permukaan jalan.
d. Perawatan Rambu harus dilakukan dengan adanya
PIC dan jadwal inspeksi
SARANA PENCEGAH BAHAYA
JALAN TAMBANG
1. BUNDWALL / SAFETY BERM
a. Bundwall dibangun disepanjang jalan tambang untuk menjaga
agar kendaraan yang melintas tidak jatuh kesisi jalan / lokasi
dengan beda ketinggian lebih dari 1 meter.

b. Material yang digunakan untuk membuat tanggul / bundwall


harus dari material yang stabil / bagus dengan ketinggian
minimal 3/4 kali dari tinggi ban unit yang terbesar yang
melintas di jalan tersebut.
c. Kemiringan slope bund wall tidak lebih dari 45 derajat, dan
setiap 25 – 50 meter dibuat gap / bukaan channel selebar 0,5
– 1 meter untuk drainage atau aliran air permukaan jalan.
d. Bundwall dibangun sebagai upaya terakhir untuk melindungi
kendaraan jatuh kesisi jalan dan sebisa mungkin juga dapat
menahan kendaraan untuk tidak melewatinya
SARANA PENCEGAH BAHAYA
JALAN TAMBANG
2. DEVIDER/MIDDLE ISLAND / PEMISAH JALAN

a. Median / Devider Jalan diperlukan di persimpangan


jalan ataupun tikungan jalan sebagai pemisah antara
kendaraan dari 2 arah (kosongan ataupun muatan).
b. Material yang digunakan untuk membuat median jalan
harus dari material yang stabil / bagus dengan panjang
5 meter dan ketinggian 1,5 meter dan median jalan
harus didesign untuk memudahkan penyaliran air saat
hujan.
c. Alternative lain selain penggunaan material tanah bisa
digunakan ban bekas unit. Pada median jalan di
persimpangan maupun di tikungan harus diberikan
rambu rambu yang memadai (penunjuk arah – untuk
median dipersimpangan, dan tambahan rambu
chevron untuk median di tikungan).
SARANA PENCEGAH BAHAYA
JALAN TAMBANG
3. PARIT / DRAINASE

 Drainage / Penyaliran Air adalah hal yang kritikal dalam pembuatan


jalan sehingga jalan tidak licin, jalan harus didesign untuk
kemudahan dalam penyaliran air baik dengan system kemiringan
jalan / cross fall maupun penyediaan puritan untuk penyaluran air.
 Paritan yang disediakan harus dilakukan perawatan secara rutin
untuk menjaga fungsi penyaliran air.
SARANA PENCEGAH BAHAYA
JALAN TAMBANG
4. SUDUT BELOKAN PADA PERTIGAAN JALAN

Sudut belokan pada


pertigaan jalan
tambang tidak boleh
kurang dari 70⁰

Ilustrasi Pertinggan Jalan Tambang


PERSYARATAN KENDARAAN
TAMBANG
Kendaraan ringan atau light vehicle (kecuali
disebutkan jenis kendaraan lain), yang akan masuk
ke Daerah Operasi tambang / pit wajib memenuhi
ketentuan berikut
a. Memiliki sistem four wheel drive (4WD) dan diaktifkan saat
ditemukan jalan / area dengan kondisi tertentu (4H untuk medan
yang berpasir dan basah, 4L untuk medan berat seperti lumpur
dan tanah lembek)

b. Truck ringan harus memiliki minimal enam roda, 2 di depan dan 4


di belakang, lebih baik lagi jika memiliki sistem penggerak empat
roda (4WD).

c. Semua kendaraan ringan / light vehicle (kecuali disebutkan


kendaraan khusus lainnya) wajib dipasangi tiang dan bendera
merah pada ujungnya yang ditempeli pita reflector dengan tinggi 4
meter dari tanah dan ditempatkan pada bagian depan kendaraan

d. Terpasang lampu berputar / rotary (jenis flash light / kilat)


berwarna kuning dan harus dinyalakan ketika memasuki dan
berada di daerah pit / tambang
PERSYARATAN KENDARAAN
TAMBANG
STANDAR NO. LAMBUNG KENDARAAN
e. Radio Komunikasi
f. Reflektor kiri, kanan dan belakang
g. lampu bagian atas dilengkapi dengan lampu
dan alarm mundur
h. Sabuk pengaman
i. Stiker uji Kelayakan / Commissioning
j. Alat pemadam api ringan
k. Towing hitch jika diperuntukkan untuk
menarik (jika diperlukan)
l. Berwarna terang (putih, silver, muda terang)
Belakang
m. Nomor lambung Kendaraan Depan
Samping kiri/kanan
HANYA ALAT YANG SUDAH LULUS COMMISIONING /
RECOMMISIONING DAN MEMPUNYAI STIKER KELAYAKAN
UNIT YANG BOLEH BEROPERASI DI LOKASI PT. MIP
PERSYARATAN KENDARAAN
TAMBANG
3. UJI KELAYAKAN / COMMISSIONING
Semua Peralatan yang akan dioperasikan di area kerja PT. Bara
Alam Utama harus melalui mekanisme uji kelayakan /
commissioning untuk memastikan bahwa peralatan yang akan
dioperasikan sudah memenuhi standar kelengkapan yang
ditetapkan perusahaan.
Stiker Commissioning akan di berikan dan diletakkan pada alat pada
posisi yang mudah diliat, dilepasa dan dipasang

ANDA HARUS MEMASTIKAN, APAKAH UNIT YANG AKAN


ANDA OPERASIKAN SUDAH DI COMMISSIOINING
(TERDAPAT STIKER COMMISSIONING), DAN MEMASTIKAN
STIKER COMMISSIONING SUDAH MASIH BERLAKU.

DILARANG MENGOPERASIKAN PERALATAN TANPA STIKER COMMISSIONING


DAN DILARANG MENGOPERASIKAN PERALATAN APABILA MASA BERLAKU
STIKER COMMISSIONING SUDAH HABIS
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
1. ALAT PELINDUNG DIRI
KENAPA PERLENGKAPAN PELINDUNG DIRI HARUS DI APD TAMBAHAN
PAKAI ? :
Untuk menjaga keselamatan kerja dari kemungkinan hal
hal yang bisa menyebabkan seseorang mengalami
kecelakaan.
Seperti : - Benturan di kepala, debu dimata,kebisingan di
telinga dsb.

APA SAJA APD Minimal YANG HARUS DIPERGUNAKAN DI DIMANAKAH APD BOLEH TIDAK
AREAL TAMBANG :
DIDALAM KANTOR
DIGUNAKAN ?
APD MINIMAL STANDAR DAN DALAM KENDARAAN,
DILUAR KETENTUAN TERSEBUT BILA TIDAK
MENGGUNAKAN AKAN DIKENAKAN
TINDAKAN DISIPLIN SESUAI PERATURAN
PERUSAHAAN.

Safety Helmet Safety Shoes Reflective vest


PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
2. PEMERIKSAAN DAN PERAWATAN HARIAN (P2H)
Pelaksanaan Perawatan Harian (P2H) harus dilakukan sebelum mengoperasikan
kendaraan. P2H dimaksudkan untuk melakukan pengecekan kendaraan sebelum
dioperasikan secara rutin sehingga kegagalan yang tidak direncanakan yang berpotensi
menimbulkan kecelakaan dapat dicegah
PELAKSANAAN P2H HARUS
MENGACU DAN MENGGUNAKAN
FORMULIR STANDAR YANG
DITETAPKAN
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
3. BATAS KECEPATAN
ATURAN KECEPATAN UMUM YANG BERLAKU • Peraturan kecepatan dijalan tambang / hauling
1 LOKASI PIT : 40 KM / Jam
adalah sesuai dengan kondisi jalan dan rambu
batas kecepatan yang ditetapkan.
2 AREA FRONT LOADING : 15 KM / Jam
• Pengemudi atau operator harus mengemudikan
3 AREA WORKSHOP : 10 KM / Jam kendaraan sesuai dengan kecepatan yang
ditentukan tersebut
4. AREA KANTOR : 20 Km / Jam
• Jika tidak mengetahui / ragu-ragu tanyakan
ATAU KETENTUAN KECEPATAN DI TENTUKAN kepada atasan
MELALUI MEKANISME ANALISA BAHAYA DAN
RESIKO SESUAI DENGAN KONDISI REAL
LAPANGAN (RISK ASSESSMENT) PELANGGARAN TERHADAP BATAS KECEPATAN AKAN
DIKENAKAN SESUAI DENGAN GARIS PEDOMAN
DISIPLIN YANG BERLAKU
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
4. SABUK PENGAMAN
 SEMUA PENGGUNA KENDARAAN ATAU UNIT HARUS MENGENAKAN SABUK PENGAMAN
SELAMA KENDARAAN SEDANG DIOPERASIKAN, TERMASUK UNTUK PENUMPANG BUS
 TIDAK DIIJINKAN UNTUK BERDIRI DALAM BUS SAAT BERGERAK / BERJALAN

BAGAIMANA SABUK PENGAMAN YG BERFUNGSI ITU ?


YANG BILAMANA KENDARAAN BERJALAN SABUK
PENGAMAN TIDAK BISA DI TARIK KARENA MENGUNCI
TETAPI BILA BERHENTI MUDAH DITARIK.
DILARANG KERAS MENGANGKUT PENUMPANG DI
DALAM BAK KENDARAAN
SANKSI TERHADAP PELANGGARAN TIDAK MENGGUNAKAN
SAFETY BELT ADALAH SURAT PERINGATAN
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
5. PENUMPANG / MENUMPANG UNIT
1. Setiap kendaraan mempunyai tempat duduk dan safety belt untuk jumlah penumpang yang tertentu. Sarana
termasuk Bus, hanya boleh mengangkut penumpang sesuai dengan jumlah bangku yang tersedia
2. DILARANG menumpang di kabin alat berat bergerak yang dioperasikan ditambang kecuali :Trainer atau
trainee yang ditunjuk / berwenang saat aktifitas pelatihan, Crew Maintenance yang sedang melakukan
pengecekan atau pengetesan, Pengawas yang berwenang dan petugas keselamatan (Safety officer / safety
crew) yang melakukan observasi terhadap perilaku pengemudi / operator saat menoperasikan alat Assistant
lowboy / Fuelman
3. Pengemudi tidak menjalankan kendaraan apabila ada penumpang yang memaksaan berdiri karena melebihi
kapasitas tempat duduk .
4. Penumpang dilarang mengganggu / melakukan tindakan – tindakan yang dapat mengganggu konsentrasi
pengemudi
5. Penumpang wajib mengingatkan pengemudi bila kecepatan kendaraan melebihi kecepatan yang diijinkan

DILARANG KERAS MENGANGKUT PENUMPANG DI


DALAM BAK KENDARAAN
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
6. MENDAHULUI
TMENDAHULUI KENDARAAN LAIN BOLEH DILAKUKAN HANYA JIKA AMAN UNTUK MELAKUKANNYA

Memberi isyarat dengan Lampu


Sein kiri bagi yang disalip dan
kanan bagi yang menyalip
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
7. KETENTUAN DILARANG MENDAHULUI
DILARANG MENDAHULUI PADA ZONA DILARANG MENDAHULUI
YANG DITETAPKAN RAMBU

MENDAHULUI WATER TRUCK YANG SEDANG MELAKUKAN


PENYIRAMAN KECUALI PENGEMUDI WATER TRUCK SUDAH Rambu Rambu batas akhir
MENGHENTIKAN PENYIRAMANNYA DAN MEMBERIKAN IJIN UNTUK Dilarang Mendahului Dilarang Mendahului
MENDAHULUI

DILARANG MENDAHULUI PADA KONDISI JALAN YANG BLIND SPOT


(TIDAK DAPAT MEMASTIKAN KONDISI DARI ARAH DEPAN), SERTA
KONDISI LINGKUNGAN YANG BERBAHAYA YANG MENGURANGI
DAYA VISIBILITAS SEPERTI HUJAN DERAS, DEBU, KABUT, DLL

DILARANG MENDAHULUI KETIKA SEDANG AKAN BERPAPASAN


DENGAN UNIT LAIN PADA JARAK KURANG DARI 100 METER DARI
ARAH DEPAN

DILARANG MENDAHULUI UNIT YANG SEDANG BERJALAN DENGAN


KECEPATAN MAKSIMAL SESUAI DENGAN KETENTUAN RAMBU
JALAN

TINDAKAN DISIPLIN AKAN DIKENAKAN UNTUK


PELANGGARAN INI
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
8. JARAK BERIRINGAN

Ketentuan ini tidak berlaku jika akan mendahului atau


berada dipersimpangan, di area loading dan dumping
D
Patok pemandu (guide post) dipasang per 40 meter
D = Jarak Aman = Jarak Pengereman + 10 meter
bisa dijadikan acuan untuk mengukur jarak beriringan.

DILARANG berada beriringan


dibelakang water truck yang sedang
melakukan penyiraman dengan tujuan
untuk mencuci unit

PERBESAR JARAK ANTAR UNIT APABILA JALAN


LICIN DAN BERDEBU
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
9. MEMUTAR
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
10. MUNDUR
Ketika memundurkan kendaraan pastikan area sekitar aman dengan menggunakan
kaca spion yang tersedia atau memastikan secara langsung kondisi dibelakang
kendaraan.

11. KODE PERINGATAN


• SEBELUM menghidupkan mesin – membunyikan klakson satu (1) kali
Tunggu beberapa saat ( minimal 5 detik)
• SEBELUM unit BERGERAK MAJU – membunyikan klakson 2 (dua) kali
• SEBELUM unit BERGERAK MUNDUR – klakson 3 (tiga) kali, jika unit sudah
dilengkapi dengan alarm mundur maka aturan klakson mundur ini dapat
diabaikan
• Informasi keadaan darurat – Klakson panjang dan bekali – kali
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
12. PRIORITAS JALAN
Kendaraan TIDAK BOLEH mengambil sisi jalan dan berhenti di samping
kendaraan lain yang sedang menunggu atau saat sedang mendekati Rambu
Stop atau Rambu Beri Kesempatan.
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
13. PRIORITAS JALAN
Kendaraan Pelayanan
Keadaan Darurat yang
menggunakan lampu
kedap-kedip (lampu
hazard / bahaya) dan
sirene HARUS diberikan
kesempatan (prioritas
jalan) .
Kendaraan pelayanan Keadaan Darurat tersebut termasuk
didalamnya adalah :
 Ambulance,
 Mobil Kebakaran
 Rescue
 Polisi
 Water truck dalam situasi keadaan darurat yang
akan menuju lokasi kebakaran
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
14. PARKIR
LOKASI PARKIR

a. Lokasi Parkir A2B adalah di:


 CSA (Change
D Shift Area)
 Pit Stop
 Lokasi yang ditentukan dengan dilengkapi rambu
Parkir
 Lokasi dekat dengan tower lamp untuk area disposal
dan front loading.

b. Lokasi Parkir Sarana adalah di:


 Lokasi yang ditentukan dengan dilengkapi rambu Parkir Sarana
 Lokasi dekat dengan tower lamp untuk area gelap
 Lokasi yang dengan jarak minimal 50 meter dari Operasional Dump Truck dan 30
meter dari operasional A2B
 Pada waktu memarkir kendaraan, para pengemudi A2B dan
Sarana HARUS mengetahui dan mamastikan bahwa
alat diparkir dilokasi yang aman dan telah ditetapkan.
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
14. PARKIR (Lanjutan…)
JARAK PARKIR

Untuk kendaraan Sarana / Light Vehiicle jarak parkir (seri dan


pararel) adalah 0.5 meter atau disesuaikan dengan kondisi lokasi
parkir.
Sarana / Light Vehicle sebaiknya diparkir mundur
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
14. PARKIR (Lanjutan…)
b. A2B dan Dump truck dengan Kabin di KIRI
MANUVER PARKIR
a. A2B dan Dump truck dengan Kabin di tengah,
D
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
15. LARANGAN PARKIR

D
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
16. LARANGAN PARKIR (Lanjutan….)
BILA KEADAAN MENDESAK ATAU EMERGENCY DAN HARUS BERHENTI
DITANJAKAN ATAU TURUNAN
D
 Roda depan harus diarahkan ke Windrow
 Mesin harus dimatikan
 Dengan Posisi perseneling satu atau mundur
 Gunakan Rem Parkir
 Ganjal & komunikasikan ke pengawas
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
16. LARANGAN PARKIR (Lanjutan …)

DALAM JARAK 30 METER DARI PERSIMPANGAN DAN TIKUNGAN ATAU PADA TEMPAT
YANG DTIDAK BISA DILIHAT OLEH PENGEMUDI KENDARAAN LAIN (AREAL BLIND SPOT)

DEKAT DINDING GALIAN YANG MUDAH LONSOR ATAU DUMPINGAN AKTIF. JARAK YANG
DIPERKENANKAN JIKA TERPAKSA HARUS PARKIR DIAREA TERSEBUT ADALAH 1.5 KALI
TINGGI DINDING TEBING.

PARKIR DENGAN MENGHALAGI MOBIL LAIN ATAU TIDAK MEMATUHI ATURAN PARKIR

PARKIR ATAU MENGHENTIKAN MOBIL PADA DAERAH SEPERTI TANJAKAN, JEMBATAN,


TIKUNGAN, TURUNAN, TENGAH JALAN, TEPI SLOPE/BAWAH SLOPE <5 METER

DILARANG MEMARKIR KENDARAAN PADA LINTASAN KERJA ALAT BERAT ATAU PADA
RADIUS BAHAYA SWING ATAU MANEUVER ALAT BERAT.
PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
17. BERHENTI DI JALAN
BERHENTI DI JALAN TAMBANG PADA
DASARNYA ADALAH TIDAK AMAN,
KOMUNIKASI DAN PEMBERIAN ALAT
D
PERINGATAN ADALAH UPAYA UNTUK
MENGURANGI RISIKO TABRAKAN /
DITABRAK SAAT BERHENTI DI JALAN
TAMBANG
 Arahkan kendaraan ketepi jalan pada tempat yang aman, aktifkan parking brake, ikuti aturan
parkir
jika kendaran rusak pada tanjakan / turunan, hidupkan lampu bahaya (hazard), amankan area unit
rusak dengan menggunakan pita demarkasi, segitiga pengaman atau traffic cone.

 Pita pengaman / segitiga pengaman atau traffic cone harus dipasang pada jarak ± 30 meter di
depan
dan 50 meter dibelakang kendaraan

 Jika dikawatirkan kendaraan berpotensi meluncur karena bermuatan saat terjadi kerusakan di
tanjakan atau turunan, arahkan ban kearah windrow / tanggul pengaman jalan

 Laporkan kepada pengawas perihal kerusakan kendaraan tersebut


PERATURAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN
18. MENDEKATI ALAT BERAT BERGERAK

JARAK AMAN YANG HARUS DIPERTAHANKAN SAAT AKAN MENDEKAT


ALAT BERAT BERGERAK ADALAH MINIMAL PADA RADIUS 30 METER
DILARANG PARKIR / BERDIRI PADA LINTASAN
KERJA / RADIUS MANUVER ALAT BERAT BERGERAK
PERSYARATAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN LAINNYA
1. PEMAKAIAN LAMPU KENDARAAN

KETENTUAN PEMAKAIAN LAMPU KENDARAAN :


LAMPU HARUS SELALU DALAM KONDISI HIDUP SELAMA OPERASI
D

LAMPU DEPAN (HEAD LAMP) DAPAT BERFUNGSI DENGAN BAIK (JAUH DAN DEKAT), JANGAN
MEMBUAT PENGLIHATAN PENGEMUDI LAIN TERGANGGU KARENA SOROTAN LAMPU JAUH.
GANTI LAMPU JAUH MENJADI DEKAT JIKA MELIHAT KENDARAAN YANG DATANG DARI ARAH
DEPAN / BERLAWANAN PADA JARAK ± 200 METER
PERSYARATAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN LAINNYA
2. BEROPERASI PADA KONDISI JARAK PANDANG TERBATAS

ATURAN BEROPERASI DENGAN JARAK PANDANG TERBATAS ADALAH SEBAGAI BERIKUT :

1. JARAK PANDANG TERBATAS DISEBABKAN KARENA DEBU, KABUT DAN ASAP.


2. JARAK PANDANG YANG NORMAL ADALAH > 100 METER KEDEPAN
3. DIKATAKAN JARAK PANDANG TERBATAS APABILA < 100 METER
4. JIKA JARAK PADANG < 50 METER MAKA OPERASI DINYATAKAN TIDAK AMAN ATAU
STOP
5. UNTUK MENGURANGI DEBU DAPAT DILAKUKAN DENGAN PENYIRAMAN,
MENGURANGI KECEPATAN DAN MENGURANGI FLEET
PERSYARATAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN LAINNYA
3. KERUSAKAN KENDARAAN
DILARANG MENGOPERASIKAN UNIT JIKA DITEMUKAN SALAH SATU ITEM INI RUSAK :

D
1. KERUSAKAN PADA SISTEM PENGEREMAN / BRAKING SYSTEM (SERVICE BRAKE, PARKING
BRAKE, FOOT BRAKE, HAND BRAKE, RETARDER, EXHOUST BRAKE, ENGINE BRAKE, DLL)
2. KERUSAKAN PADA SISTEM KEMUDI / STEERING (TIE ROD, KEBOCORAN OIL STEERING)
3. SABUK PENGAMAN / SEAT BELT

4. OPERASI KENDARAAN DILUAR PIT


KENDARAAN RINGAN YANG DIPERUNTUKKAN KHUSUS UNTUK MENDUKUNG
OPERASIONAL HARIAN DAN ATAU TIDAK MEMILIKI NOMOR POLISI TIDAK DIPERBOLEHKAN
KE LUAR WILAYAH OPERASIONAL PERUSAHAAN KECUALI DALAM KEADAAN DARURAT DAN
DENGAN BATASAN DAN KETENTUAN YANG BERLAKU.
PERSYARATAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN LAINNYA
5. BLIND SPOT / TITIK GELAP

Untuk meminimalkan bahaya bidang gelap / titik gelap (blind spot) maka pengemudi / operator HARUS
selalu memastikan
D kondisi disekitarnya sebelum dan saat mengoperasikan kendaraan.
Pemastian kondisi dapat dilakukan dengan memperhatikan spion kiri dan kanan kendaraan atau alat
bergerak serta spion yang dipasang untuk melihat kondisi dibelakang kendaraan.

Pemastian kondisi juga HARUS dilakukan secara langsung tanpa menggunakan media kaca
spion pada titik yang tidak dapat ditangkap oleh kaca spion.
PERSYARATAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN LAINNYA
5. BLIND SPOT / TITIK GELAP (LANJUTAN …..)
CAT785 (150T)

D
PERSYARATAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN LAINNYA
5. BLIND SPOT / TITIK GELAP (LANJUTAN …..)
CAT777 (100T)

D
PERSYARATAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN LAINNYA
5. BLIND SPOT / TITIK GELAP (LANJUTAN …..)
CAT775 (60T)

D
PERSYARATAN PENGOPERASIAN
KENDARAAN LAINNYA
7. PENGGUNAAN HP SAAT BERKENDARA
Penelitian internasional menunjukkan bahwa
menggunakan handphone saat mnegemudi
sama bahayanya dengan alkohol. Pengaruhnya
sama dengan bila terdapat 0.08% kadar
D alkohol dalam darah.

Bahaya handphone bukan pada cara kita


menggunakannya. Kita bisa mengemudi
dengan satu tangan tapi kita tidak bisa
mengemudi tanpa berpikir

JIKA HARUS MENELPON, MENERIMA TELPON, Jadi bahayanya adalah karena otak dipaksa
MENGIRIM PESAN SINGKAT DAN MENERIMA / berpikir hal penting lainnya
MEMBACA PESAN SINGKAT MAKA :

 MENEPILAH DAN ATAU BERHENTI PADA TEMPAT YANG AMAN


DENGAN MEMBERI SINYAL LAMPU SEIN KIRI
 AKTIFKAN PARKING BRAKE
 GEAR PADA POSISI NETRAL
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
1. AREA FRONT LOADING

D
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
2. RIPPING AND DOZING

D
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
3. AREA HAULING
Prosedur aktifitas di Hauling:
 Patuhi rambu yang ada di sepanjang jalur hauling
 Perhatikan jarak beriringan dan jangan mendahului
D
 Dipersimpangan / tanjakan utamakan unit bermuatan
 Hati-hati melintasi jalan basah dan licin ... Perhatikan
Jarak Aman !!!
 Untuk aturan teknis dan keselamatan pelaksanaan
hauling mengacu kepada Instruksi Kerja dan
PROSEDUR yang ditetapkan
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
4. AREA DISPOSAL / DUMPING
 Pengawas harus memastikan area dumping dalam
kondisi aman (terdapat tanggul penahan, tidak
terjadi retakan, dan cukup lebar untuk manuver
unit) D
 Memastikan hasil inspeksi pengawas telah di
komunikasikan kepada semua operator yang akan
beroperasi di lokasi tersebut
 Operator harus memastikan lokasi disposal stabil
dan cukup datar sebelum melakukan manuver
mundur untuk dumping dengan manuver searah
jarum jam
 Area manuver unit hauler tidak boleh dekat atau
berada di radius kerja dozer saat melakukan dozing
danselalu diusahakan di sisi kanan unit bulldozer
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
4. AREA DISPOSAL / DUMPING (LANJUTAN…)
 Dilarang memarkir LV di area lintasan manuver
unit bulldozer dan atau unit hauler
 PastikanD lampu penerangan tambang tersedia
dengan cukup untuk menerangi jalan masuk dan
area dumping
 Dilarang mengumpulkan unit hauler berbeda
type dalam satu lokasi disposal terdapat unit
yang berbeda jenis
 Bila kondisi terpaksa mengumpulkan unit hauler
berbeda type dalam satu lokasi disposal maka
harus dipisahkan area dumpingnya menggunakan
tanggul pemisah
 Untuk aturan teknis dan keselamatan
pelaksanaan pengelolaan disposal mengacu
kepada Instruksi Kerja dan prosedur yang
ditetapkan
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
5. HIGH FACE DUMPING / DUMPING INTO WATER (DUMPING
PADA DINDING TEBING TINGGI / KEDALAM AIR)
a. Kondisi normal (tidak ada turunan / Retakan
D

Syarat
Didedikasikan pengawas khusus area dumpingan
Dilakukan pemeriksaan kondisi dumpingan per jam
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
5. HIGH FACE DUMPING / DUMPING INTO WATER (DUMPING
PADA DINDING TEBING TINGGI / KEDALAM AIR)
b. Kondisi terdapat Turunan / Retakan
D
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
6. AREA PERBAIKAN DAN PERAWATAN JALAN
Jika dilakukan di jalan tambang, pastikan :
 Harus selalu mengikuti aturan lalu lintas yang
berlakuDdi area tersebut
 Pada jalan lurus panjang maksimal 500 meter untuk
melakukan grading
 Untuk jalan banyak tikungan / tidak lurus maksimal
200 meter untuk melakukan grading
 Unit grader selama beroperasi di jalan, semua
lampu operasi dan lampu putar harus dinyalakan,
lampu besar; 2 di depan, 2 di tengah, 1 di belakang
 Unit grader selalu nyalakan sein kiri atau kanan
ketika beroperasi untuk memberitahukan kepada
pengguna jalan tentang jalur yang harus diambil
untuk lewat
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
6. AREA PERBAIKAN DAN PERAWATAN JALAN (LANJUTAN)
Jika beroperasi di jalan khusus angkutan batu bara (bukan di
tambang), PASTIKAN !
 Rambu peringatan “Perawatan Jalan” di pasang 50 meter
D
di masing-masing ujung ruas pengerjaan Jika beroperasi bersama-sama grader dan
compactor, PASTIKAN !
 Rambu kecepatan maksimum 20 km/jam dipasang
1) Jarak aman grader dan compactor
setelah penempatan rambu peringatan peringatan jala (minimum 80 meter pada kecepatan
 Satu orang pemandu ditempatkan di masing-masing 40 km/jam)
ujung ruas pengerjaan 2) Posisi grader jangan menghalangi
 Pemandu harus berkomunikasi satu sama lain untuk manuver compactor
mengatur lalulintas yang melewati daerah pengerjaan
 Dilarang mendahului unit grader / water truck /
compactor sebelum diberi aba-aba aman oleh operator
 Agar tidak menabrak, perhatikan kondisi jalan dan lalu
lintas pada ruas pengerjaan. Konsentrasi pada tugas
yang dilakukan, sesekali amati keadaan di belakang
melalui kaca spion
 Selama travelling di jalan hauling, semua lampu operasi
dan lampu putar harus dinyalakan, lampu besar; 2 di
depan, 2 di tengah, 1 di belakang
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
6. AREA PERBAIKAN DAN PERAWATAN JALAN (LANJUTAN….)
Untuk menghindari unit grader terguling atau terperosok selama operasi,
maka aturan berikut ini harus dipatuhi :
D

 Selama berada dalam kabin selalu gunakan sabuk pengaman


 Saat operasi di jalan yang naik / turun (di jalan tambang), kombinasi gigi
saat turun adalah sama dengan saat naik
 Pastikan posisi fuel lever ada di low idle (min) jangan sampai pada OFF.
 Untuk aturan teknis dan keselamatan pelaksanaan perbaikan dan
perawatan mengacu kepada Instruksi Kerja dan prosedur yang ditetapkan
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
7. PELAPORAN DAN PENANGANAN KEADAAN DARURAT
Keadaan darurat di Tambang seperti :
 Insiden, termasuk kebakaran unit, dll
 Longsoran
 Banjir D
 Demonstrasi
 Dan Kondisi Kecelakaan lainnya

PROSEDUR PELAPORAN DAN PENANGANAN KEADAAN DARURAT :


1. JANGAN PANIK
Ketika menghadapi keadaan darurat, tetap tenang dan Jangan Panik.

2. INFORMASIKAN
Informasikan Kejadian keatasan atau mennghubungi team rescue / SHE
dengan cara memberikan kode ‘Emergency… 3 kali, kemudian
informasikan
Nama pelapor
Lokasi Kejadian
Jenis Kejadian atau kecelakaan
Jumlah dan kondisi korban
Bantuan pertolongan yang diharapkan  
PERATURAN OPERASIONAL
KHUSUS
7. PELAPORAN DAN PENANGANAN KEADAAN DARURAT (LANJUTAN)
EMERGENCY CALL CENTER
081271327744
D

3. TETAP DILOKASI INSIDEN


Jika tidak memahami prosedur pengangan Keadaan Darurat
secara benar, cukup amankan kondisi sekitar kecelakaan agar
tidak menimbulkan kecelakaan berikutnya. Jangan mengubah
posisi korban kecuali jika ada kondisi yang dapat membahayakan
jiwa korban.

4. PENYELAMATAN DIRI
Prinsip dalam melakukan pertolongan adalah ‘Jangan melakukan
pertolongan jika kita sendiri yang menjadi korban’. Jika kondisi
emergency yang ditemukan dinilai tidak bisa dikendalikan dan
membahayakan diri kita dan orang lain disekitarnya maka
tinggalkan tempat tersebut dengan tenang dan beritahu orang –
orang yang berada disekitarnya.
RAMBU – RAMBU
LALU LINTAS

D
RAMBU – RAMBU
LALU LINTAS

D
RAMBU – RAMBU
LALU LINTAS

D
RAMBU – RAMBU
LALU LINTAS

D
Hope you have a pleasant & safe join
to PT. BAU area Project….
Terima kasih atas perhatiannya….

Anda mungkin juga menyukai