Anda di halaman 1dari 12

PROSEDUR TETAP MENGOPERASIKAN

AMBULANS GAWAT DARURAT


Jika Anda akan mengemudikan sebuah ambulans, diperlukan suatu pengetahuan
dan
keterampilan khusus dalam mengemudi ambulans sehingga meskipun respon
harus
dilakukan secara cepat namun perlu dihindari kecerobohan yang mungkin akan
membahayakan pasien, orang lain maupun kru ambulance itu sendiri.
A. Syarat Pengemudi Ambulans
Untuk menjadi seorang pengemudi ambulans yang aman, Anda harus :
1. Sehat secara fisik.
2. Anda tidak boleh memiliki kelainan yang dapat menghambat. Anda dalam mengoperasikan
ambulans, tidak juga kondisi medis yang mengganggu Anda saat mengemudi.
3. Sehat secara mental.
4. Emosi terkontrol.
5. Mengemudikan ambulans bukanlah perkerjaan bagi seseorang yang gemar memainkan lampu
dan sirine.
6. Bisa mengemudi di bawah tekanan
7. Memiliki keyakinan positif atas kemampuan diri sebagai seorang pengemudi tapi jangan terlalu
percaya diri dengan menantang resiko.
8. Bersikap toleran dengan pengemudi lain. Selalu ingat bahwa orang akan bereaksi berbeda ketika
melihat kendaraan emergensi. Terima dan toleransi kebiasaan buruk pengemudi lain tanpa harus marah.
9. Tidak dalam pengaruh obat-obat yang berbahaya. Alkohol, obat-obatan terlarang seperti
marijuana dan kokain, obat-obatan seperti antihistamin dan obat penenang lainnya.
10. Mempunyai Surat Izin mengemudi yang masih berlaku.
11. Pakai selalu kaca mata atau lensa kontak jika dibutuhkan saat menyetir.
12. Evaluasi kemampuan diri dalam menyetir berdasarkan respon diri Anda terhadap tekanan
perorangan, penyakit, kelelahan, dan mengantuk.

B. Aturan ambulans gawat darurat di jalan raya


Setiap negara memiliki undang-undang yang mengatur pengoperasian kendaraan emergensi.
Pengemudi ambulans umumnya dibebaskan dari aturan kecepatan, parkir, larangan menerobos lampu
lalu lintas, dan arah jalan. Namun demikian, peraturan juga menggariskan bahwa jika seorang pengemudi
ambulans mengemudikan kendaraannya tanpa memperdulikan keselamatan orang lain, maka harus siap
membayar konsekuensinya - bisa berupa surat tilang, gugatan pengadilan, atau bahkan ditahan untuk
beberapa waktu. Berikut adalah beberapa hal yang mencakup peraturan pengoperasian ambulans:

1. Pengemudi ambulans harus memiliki lisensi mengemudi yang sah dan harus menyelesaikan
program pelatihannya.
2. Hak-hak khusus memperbolehkan pengemudi ambulans untuk tidak mematuhi peraturan ketika
ambulans digunakan untuk respon emergency atau untuk transportasi pasien darurat. Ketika ambulans
tidak dalam respon emergency, maka peraturan yang berlaku bagi setiap pengemudi kendaraan non-
darurat, juga berlaku untuk ambulans.
3. Walaupun memiliki hak istimewa dalam keadaan darurat, hal tersebut tidak menjadikan
pengemudi ambulans kebal terhadap peraturan terutama jika mengemudikan ambulans dengan ceroboh
atau tidak memperdulikan keselamatan orang lain.
4. Hak istimewa selama situasi darurat hanya berlaku jika pengemudi menggunakan alat-alat
peringatan (warning devices) dengan tata cara yang diatur oleh peraturan.
5. Sebagian besar undang-undang memperbolehkan pengemudi kendaraan emergensi untuk :
Memarkir kendaraannya di manapun, selama tidak merusak hak milik atau membahayakan
nyawa orang lain.
Melewati lampu merah dan tanda berhenti. Beberapa negara mengharuskan pengemudi
ambulans untuk berhenti terlebih dahulu saat lampu merah, lalu melintas dengan hati-hati. Negara lain
hanya menginstruksikan pengemudi untuk memperlambat laju kendaraan dan melintas dengan hati-hati.
Melewati batas kecepatan maksimum yang diperbolehkkan selama tidak membahayakan nyawa
dan hak milik orang lain.
Mendahului kendaraan lain di daerah larangan mendahului setelah memberi sinyal yang tepat,
memastikan jalurnya aman, dan menghindari hal-hal yang membahayakan nyawa dan harta benda.
Mengabaikan peraturan yang mengatur arah jalur dan aturan berbelok ke arah tertentu, setelah
memberi sinyal dan peringatan yang tepat.
Apabila terjadi kecelakaan/tabrakan ambulans, sebagian besar peraturan perundangan- undangan
yang menyidangkan pengemudi di pengadilan akan mengemukakan dua hal penting. Apakah pengemudi
telah memperdulikan keselamatan orang lain selama mengemudi? Dan apakah saat itu panggilan benar-
benar dalam keadaan darurat?

C. Menggunakan Alat-alat Peringatan


Pengoperasian kendaraan emergensi yang aman dapat dicapai hanya jika alat-alat peringatan dan
sirine emergensi digunakan dengan tepat dan dengan mengemudikan kendaraan secara difensif/hati-
hati. Penelitian menunjukkan bahwa supir kendaraan lain bisa saja tidak melihat atau mendengar suara
ambulans hingga berada dalam jarak 50 sampai 100 kaki. Jadi jangan pernah beranggapan bahwa Anda
berada dalam keadaan aman jika sudah menyalakan lampu peringatan dan sirine.

Sirine adalah alat peringatan audio yang paling banyak digunakan dalam pratek ambulans dan juga
paling sering disalahgunakan. Saat menyalakan sirine, pertimbangkan efeknya yang bisa terjadi baik
pada pengendara bermotor lainnya, pasien dalam ambulans, maupun pengemudi ambulans itu sendiri. Di
bawah ini beberapa aturan penggunaan sirine ambulans gawat darurat.

1. Gunakan sirine secara bijak, dan gunakan hanya ketika perlu. Sirine hanya digunakan jika
pengemudi dalam respon emergency, Suara sirine yang dinyalakan terus menerus dapat menambah rasa
takut dan cemas pasien, dan kondisi pasien dapat memburuk jika mulai timbul stress. Pengemudi
kendaraan bermotor
2. Cenderung untuk tidak memberikan jalan pada ambulans jika sirine terlalu sering dinyalakan.
Beberapa pengemudi menganggap bahwa ambulans seringkali menyalahgunakan sirine dalam keadaan
non-emergensi.
3. Selalu waspada meski sudah membunyikan sirine. Jangan pernah beranggapan bahwa semua
pengendara kendaraan bermotor akan mendengar sinyal Anda. Adanya bangunan, pepohonan, dan
semak belukar, radiotape dalam mobil dapat menghalangi suara sirine.
4. Bersiaplah terhadap manuver aneh pengemudi lain, karena beberapa pengemudi menjadi panik
jika mendengar bunyi sirine.
5. Jangan berada di dekat kendaraan lain lalu membunyikan sirine tiba-tiba. Hal ini dapat
menyebabkan pengemudi lain menginjak rem mendadak dan Anda tidak bisa berhenti tepat pada
waktunya. Gunakan klakson ketika Anda berada dekat dengan kendaraan di depan Anda.
6. Jangan menggunakan sirine sembarangan, dan jangan digunakan untuk menakuti orang lain.

Klakson adalah perlengkapan standar pada setiap ambulans. Pengemudi yang berpengalaman
menyadari bahwa penggunaan klakson dengan bijak dapat membuka jalur lalu lintas secepat sirine.
Petunjuk penggunaan sirine diaplikasikan juga untuk penggunaan klakson.
Peralatan Peringatan Visual. Dimanapun ambulans berada di jalan, siang ataupun malam, lampu depan
harus selalu dinyalakan. Hal ini dapat meningkatkan jarak pandang kendaraan terhadap pengemudi lain.
Ketika ambulans berada pada keadaan emergensi untuk pasien dengan prioritas tinggi, baik dalam
perjalanan menuju lokasi kejadian maupun transportasi ke rumah sakit, semua lampu emergensi harus
digunakan. Kendaraan harus bisa terlihat dari setiap sudut 360 derajat.

GUNAKAN LAMPU DAN SIRINE HANYA UNTUK KEADAAN DARURAT YANG


MENGANCAM NYAWA ATAU BAGIAN TUBUH.

D. Kecepatan dan Keselamatan


Sebagai pengemudi ambulans, Anda pasti sering sekali diingatkan untuk mengemudi dengan pelan
dan hati-hati. Mungkin Anda akan berkelit dengan mengatakan seperti, Bagaimana aku dapat membawa
pasien dengan cedera serius tepat waktu ke rumah sakit bila aku mengulur waktu? Kami tidak meminta
Anda untuk mengulur waktu. Tetapi kemudikanlah ambulans dengan mengingat hal-hal yang tertera di
bawah ini:
1. Kecepatan yang berlebihan dapat menigkatkan kemungkinan terjadinya tabrakan.
2. Kecepatan yang tinggi membutuhkan jarak yang labih panjang untuk berhenti, sehingga dapat
mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan. Ingatlah bahwa peraturan di beberapa negara mungkin
memperbolehkan Anda untuk tidak mematuhi peraturan lalu lintas dalam keadaan emergensi yang
sebenarnya dan dengan memperdulikan keselamatan orang lain. Pengecualian dalam hal ini, mencakup
aturan batas kecepatan, lampu merah dan tanda berhenti, dan peraturan lain serta sejumalh batasan
larangan. Namun jangan lupa untuk selalu melintasi persimpangan dengan lampu peringatan peringatan,
hindari menikung tiba-tiba, dan selalu menyalakan lampu penunjuk arah. Pastikan bahwa pengemudi
ambulans dan semua penumpang menggunakan sabuk pengaman saat ambulans sedang berjalan.

E. Pengiriman Ambulans Lebih Dari Satu atau dengan Kendaraan Pengiring


Ketika polisi mengiringi ambulans mengantar ke lokasi kejadian, mungkin akan timbul beberapa
bahaya tambahan. Seringkali terjadi, pengemudi ambulans yang tidak berpengalaman mengikuti mobil
pengiring terlalu dekat dan tidak bisa menghentikan ambulans saat kendaraan di depannya berhenti
mendadak. Pengemudi ambulans yang tidak berpengalaman bisa saja memiliki anggapan yang keliru
bahwa pengemudi kendaraan lain mengetahui bahwa ambulans yang dikendarainya tengah mengikuti
mobil pengiring. Pada kenyataannya, pengemudi lain akan berhenti tepat di depan ambulans sesaat
setelah kendaraan pengiring melintas. Karena bahaya yang timbul akibat adanya pengiring, sebagian
besar sistem EMS tidak merekomendasikan pengiriman ambulans dengan kendaraan pengiring kecuali
pengemudi ambulans tidak mengenal lokasi pasien (atau rumah sakit) sehingga harus dipandu oleh
polisi. Pada pengiriman ambulans lebih dari satu, bahaya yang timbul dapat serupa seperti yang
ditimbulkan kendaraan pengiring, terutama ketika iringan kendaraan melaju pada satu arah yang sama,
dengan jarak yang terlalu berdekatan. Bahaya besar juga terjadi ketika dua ambulans melintasi
persimpangan jalan pada saat yang sama. Tidak hanya mereka akan kesulitan untuk saling menghindar,
tetapi pengemudi kendaraan lain mungkin akan dapat menghindar mobil pertama tapi tidak mobil kedua.
Pada intinya, pengemudi ambulans harus memberikan perhatian lebih saat melintasi persimpangan untuk
pengiriman ambulans lebih dari satu.

F. Mencari Jalur Alternatif


Jika diperkirakan bahwa ambulans akan terlambat mencapai lokasi pasien, pengemudi ambulans harus
mempertimbangkan sebuah jalur alternatif atau meminta pengiriman ambulans lain. Beberapa tip untuk
antisipasi adanya kemacetan:
1. Perkirakan waktu-waktu di mana perubahan keadaan dapat mempengaruhi kecepatan
pengiriman.
2. Dapatkan peta detail wilayah pelayanan Anda. Kemudian tandai titik-titik pada peta yang biasa
timbul masalah lalu lintas seperti area sekolah, jembatan, terowongan, persimpangan rel kereta api, dan
area-area padat.
3. Tandai juga keadaan-keadaan lain yang bisa timbul sewaktu-waktu seperti lokasi pembangunan
dan perbaikan jalan ataupun adanya jalan memutar yang panjang maupun pendek.
4. Gunakan warna yang berbeda, tandai jalur alternatif, jalur salju, dan lain sebagainya.
5. Gantung sebuah peta di pangkalan dan letakkan sebuah peta lain di dalam ambulans. Sehingga
jika Anda kelak menghadapi wilayah yang bermasalah, Anda akan dapat memilih jalur alternatif yang
mampu mengantarkan Anda ke tujuan dengan lebih cepat dan lebih aman.

G. Menempatkan Ambulans di Lokasi Kejadian Kecelakaan/Tabrakan


Ketika mengirimkan ambulans ke lokasi kejadian kecelakaan/tabrakan kendaraan, pastikan untuk
mengambil segala tindakan guna melokalisir tempat kejadian.
1. Lakukan penilaian keamanan lokasi dan tentukan area-area berbahaya di sekitar lokasi kejadian.
2. Parkirlah ambulans sekurang-kurangnya 100 kaki dari rongsokan kendaraan, jika terlihat ada
nyala api, atau kebocoran cairan dan asap yang berbahaya. Jika tidak tampak nyala api atau kebocoran
cairan dan asap, parkir sekurang-kurangnya 50 kaki dari rongsokan. set rem parkirnya dan letakkan baji
pengganjal roda di bawah ban sedemikian rupa sehingga pergerakan maju akan tertahan bila ambulans
terdorng.
3. Parkirlah ambulans Anda di belakang rongsokan kendaraan (dari arah keadatangan Anda) jika
Anda adalah kendaraan emergensi pertama yang ada di lokasi kejadian sehingga lampu peringatan anda
dapat memperingatkan kendaraan bermotor lain yang mendekat sebelum nyala api atau tanda lain
diletakkan.
4. Jika lokasi kejadian telah diamankan oleh polisi atau pihak lain
5. parkirlah di depan rongsokan kendaraan untuk mencegah ambulans Anda tertabrak arus lalu
lintas yang datang dari belakang.
6. Minta seseorang berada di belakang ambulans untuk bertindak sebagai pengarah dan pemandu
Anda ketika memundurkan ambulans untuk mengambil pasien, anda memiliki keterbatasan pandangan
jika sekedar mengandalkan spion dan kemungkinan resiko menabrak pejalan kaki, benda, atau kendaran
lain.
PELAYANAN AMBULAN RUMAH SAKIT

PELAYANAN AMBULAN RUMAH SAKIT

A. STANDAR PELAYANAN AMBULAN DAN PERSYARATAN


Landasan Hukum :
1. Undang undang Penanggulangan Bencana Nomor 24 tahun 2007
2. Undang undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009
3. Undang undang Rumah Sakit No 44 tahun 2009
4. S.K. MENKES No, 856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar IGD RUMAH SAKIT
5. Kepmenkes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik.
6. Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang Standarisasi Kendaraan Pelayanan Medik.

Diperlukan standarisasi perlengkapan umum dan medik pada kendaraan ambulans AGDT, khususnya
untuk keseragaman dan peningkatan mutu pelayaan rujukan kegawatdaruratan medik.

Acuan lain :
Surat Ketua IKABI, nomor 005./IKABI/PP/VIII/2002, tanggal 12 Agusutus 2002, perihal : Spesifikasi AGD
118 Homepage : http://www.ikabi.or.id
Diperlukan rekomendasi komisi trauma IKABI atas ambulans yang dibuat atau di supplay oleh
perusahaan karoseri lokal.

Yang diatur dalam Kepmenkes 143/Menkes-Kesos/SK/II/2001 adalah jenis kendaraan :


1. Ambulans Transportasi;
2. Ambulans Gawat darurat;
3. Ambulans Rumah sakit lapangan;
4. Ambulans Pelayanan medik bergerak;
5. Kereta Jenazah.
6. Ambulans Udara.

B. PELAYANAN AMBULAN DAN PRA RUMAH SAKIT


Proses penanggulangan penderita Gawat Darurat harus dimulai dari tempat kejadian, Tindakan darurat
harus dilakukan dari tempat kejadian sebagai langkah awal dikenal dengan BHD. BHL oleh tenaga yang
terlatih dan professional Di Intra Rumah Sakit.
TUJUAN :
1. Mencegah kematian
2. Mencegah kecacatan
3. Merujuk
4. Tindakan pertama gawat darurat (PPGD/BHD), bukan hanya di RS atau Puskkesmas atau Institusi
Pelayanan Kesehatan, sebaiknya di TKP.
5. Memberikan pertolongan awal serta memindahkan penderita gawat darurat dengan aman tanpa
memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan/rumah sakit yang memadai (Lih.Pedoman
pelayanan gawat darurat Depkes RI 1995:9)
6. Persyaratan yang harus dipenuhi untuk transportasi penderita gawat darurat atau sebelum ke rumah
sakit yang lebih lengkap adalah :
a. Sebelum diangkat dibawa ke dalam mobil AGD/dirujuk yang harus diperhatikan adalah :
Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah ditanggulangi (ABC)
Perdarahan telah dihentikan
Luka luka telah ditutup
Patah tulang telah di fiksasi
b. Selama perjalanan ( Dalam Mobil AGD) SELALU diperhatikan:
ABC(Kesadaran dan KU)
Pernafasan
Tekanan darah
Denyut Nadi
Keadaan luka

C. PEDOMAN PELAYANAN AMBULANCE DI RUMAH SAKIT


I. Pelayanan :
a. Rumah Sakit menyelenggarakan pelayanan ambulance kepada masyarakat secara terus menerus
selama 24 jam, 7 hari kerja.
b. Pelayanan Ambulance Rumah Sakit Sari adalah Ambulance Gawat Darurat untuk melakukan evakuasi
pasien gawat darurat, yaitu evakuasi pasien yang tidak mengalami ancaman jiwa dan korban dalam
keadaan cukup baik/stabil/sudah memungkinkan untuk dipindahkan.
c. Pendamping pasien adalah petugas medis (perawat), jika perlu didampingi oleh dokter sesuai dengan
kondisi medis pasien
II. Pengorganisasian
Pelayanan ambulance berada di bawah organisasi Unit Gawat Darurat.
III. Ketenagaan
Petugas ambulance terdiri dari dokter, perawat dan supir ambulance yang telah memenuhi kualifikasi
tertentu.
IV. Fasilitas
1. Persyaratan kendaraan dan fasilitas ambulance mengikuti persyaratan dari
Departemen Kesehatan RI.
2. Ambulance merupakan kendaraan roda empat dengan luas ruangan yang cukup
memadai untuk membawa pasien dalam keadaan berbaring beserta petugas medis
dan dapat melakukan tindakan medis yang diperlukan.
3. Ambulance dilengkapi peralatan untuk monitoring dan pelayanan Bantuan Hidup
Dasar.
4. Ambulance harus memiliki penampilan dan dilakukan pemeliharaan yang baik karena merupakan media
promosi rumah sakit.
5. Pemeliharaan kendaraan dikelola oleh bagian rumah tangga

V. Pencatatan dan Pelaporan


1. Seluruh tindakan medis yang dilakukan di ambulance harus dilakukan pencatatan
pada berkas rekam medis pasien.
2. Seluruh kegiatan ambulance dilakuan kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi
secara rutin dan merupakan bagian dari pelaporan IGD

D. PERSYARATAN UMUM MOBIL AMBULANCE


Menurut Depkes RI tahun 2004:
1. Kendaraan roda empat / lebih dengan suspensi lunak.
2. Warna kendaraan putih dengan pengenal khusus (pada tulisan nama rumah sakit dan
ambulance) yang memantulkan cahaya
3. Tulisan AMBULANCE pada bagian depan kendaraan ditulis terbalik dan memantulkan
cahaya
4. Di belakang dan di samping kiri dan kanan kendaraan terdiri dari : logo dan nama
rumah sakit
5. Logo Rumah Sakit di pintu depan kanan dan kiri.
6. Pintu belakang tidak mengganggu keluar masuknya stretcher.
7. Lampu rotator warna biru terletak di tengah atap kendaraan.
8. Dinding dan lantai kendaraan tidak membentuk sudut, dengan lantai landai.
9. Ruang dalam kendaraan cukup luas untuk bekerja dan infus dapat menetes dengan
baik.
10. Tempat duduk bagi petugas / pendamping di ruang penderita dapat dibuka / dilipat
(captain seat).
11. Ruangan penderita mempunyai akses dengan tempat pengemudi.
12. Gantungan infus 2 (dua) buah terletak sekurang-kurangnya 90 cm di atas tempat tidur
penderita.
13. Didalam ambulance terdapat peta wilayah setempat.
14. Tulisan sponsor (jika ada) hanya boleh diletakkan di samping belakang kiri dan kanan
dengan ukuran maksimal 10 x 50 cm.

E. PENGERTIAN PENGERTIAN AMBULANCE


1. Ambulance Transport
Tujuan Penggunaan :
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/ tindakan darurat untuk
menyelamatkan nyawa dan diperkirakan tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
Persyaratan Kendaraan, Secara tekhnis :
a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
b. Warna kendaraan : putih (DKI warna hijau lapis )
c. Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri tertulis :
ambulans dan logo : bintang enam biru dan ular tongkat.
Ruang penderita mudah dicapai dari tempat pengemudi
d. Tempat duduk bagi petugas dan keluarga di ruangan penderita
Dilengkapi sabuk pengaman untuk petugas dan penderita
e. Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya satu tandu
Ruangan penderita berhubungan langsung dengan tempat pengemudi
f. Gantungan infus terletak sekurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya/bukan neon, dan lampu sorot yang dapat digerakan
g. Lemari obat dan peralatan, Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
h. Sirine dua nada, Lampu rotator warna merah dan biru, di tengah atas kendaraan
Radio komunikasi dan atau radio genggam di ruang kemudi Tersedia peta wilayah
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
Tanda pengenal ambulans transportasi dari bahan pemantul sinar
i. Kendaraan mudah dibersihkan, lantai landai dan batas dinding dengan lantai tidak menyudut
j. Dapat membawa inkubator transport Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang berlaku

Sarana Medis :
a) Tabung oksigen dengan peralatannya
b) Alat penghisap cairan/lendir 12 Volt DC
c) Peralatan medis PPGD (tensimeter dengan manset anak-dewasa, dll)
d) Obat-obatan sederhana, cairan infuse secukupnya

Petugas :
a) 1 (satu) supir dengan kemampuan BHD (bantuan hidup dasar) dan berkomunikasi
b) (satu) perawat dengan kemampuan PPGD
Tata tertib :
Sewaktu menuju tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan rotator
Selama mengangkut penderita hanya menggunakan lampu rotator .
Mematuhi semua peraturan lalu lintas
Kecepatan kendaraan maksimum 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita
yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
Petugas memakai seragam awak ambulans dengan identitas yang jelas.

2. Ambulance Gawat Darurat


Tujuan Penggunaan :
Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Rumah Sakit
Pengangkutan penderita dawat darurat yang sudah distabilkan dari lokasi kejadian ke tempat tindakan
definitif atau ke Rumah Sakit
Sebagai kendaraan transport rujukan.

Persyaratan :
a. Teknis Kendaraan :
a) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : kuning muda
c) Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri tertulis :
Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
d) Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
e) Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat
Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
f) Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat.
Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan
g) Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
h) Meja yang dapat dilipat, Lemari obat dan peralatan
i) Tersedia peta wilayah dan detailnya
Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
j) Sirine dua nada , Lampu rotator warna merah dan biru , Radio komunikasi dan telepon genggam di
ruang kemudi , Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
k) Peralatan rescue, Lemari obat dan peralatan
Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
Peta wilayah setempat Jabotabek
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
Lemari es/freezer, atau kotak pendingin.

Sarana Medis :
1. Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
Peralatan medis PPGD
2. Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC
3. Peralatan monitor jantung dan nafas
Alat monitor dan diagnostik
4. Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
5. Minor surgery set, Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
Entonok , Kantung mayat Sarung tangan disposable , Sepatu boot

Persyaratan Petugas :
1. 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
2. 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD
3. 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS

Tata tertib berkendaraan :


1. Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator. Selama mengangkut
penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan
2. Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
3. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita
yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
4. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.

3. Ambulance Rumah Sakit Lapangan


Tujuan Penggunaan :
Merupakan gabungan beberapa ambulans gawat darurat dan ambulans pelayanan medik bergerak.
Sehari-hari berfungsi sebagai ambulans gawat darurat

Persyaratan :
a. Teknis Kendaraan
a) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak Warna kendaraan : kuning muda
b) Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda :
Ambulans dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
c) Kendaraan menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di ruang pengemudi. Pintu belakang
dapat dibuka ke arah atas.
Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
d) Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/ dilipat Dilengkapi sabuk pengaman bagi
pengemudi dan pasien Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu. Tandu dapat dilipat.
Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri tegak untuk melakukan tindakan
e) Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas tempat penderita
Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
f) Meja yang dapat dilipat , Lemari obat dan peralatan
g) Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Sirine dua nada , Lampu rotator warna merah dan biru terletak di atap sepertiga depan. , Radio
komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa Indonesia
h) Peralatan rescue, Lemari obat dan peralatan, Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar , Peta wilayah
setempat Jabotabek dan detailnya Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku Lemari es/
freezer, atau kotak pendingin.

Medis :
a) Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang Peralatan medis PPGD
b) Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
Suction pump manual dan listrik 12 V DC Peralatan monitor jantung dan nafas
c) Alat monitor dan diagnostic, Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
Minor surgery set
d) Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
e) Entonok, Kantung mayat , Sarung tangan disposable , Sepatu boot

Petugas :
a) 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
b) 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD BTLS/BCLS
c) 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS

Tata tertib :
1. Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan sirine dan lampu rotator
Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang dihidupkan
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80
km di jalan bebas hambatan.
2. Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang disebut dengan lembar catatan penderita
yang mencakup identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit. Petugas memakai seragam
ambulans dengan identitas yang jelas.
4. Ambulance Pelayanan Medik Bergerak
Tujuan Penggunaan :
Melaksanakan salah satu upaya pelayanan medik di lapangan
Digunakan sebagai ambulans transport.

Persyaratan Teknis Kendaraan :


a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak. Berbentuk kontainer dan berfungsi sebagai
poliklinik Warna kendaraan : kuning muda
b. Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/ emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda :
Poliklinik dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat. Sirine satu atau dua nada
c. Lampu rotator warna merah dan biru di atap sepetiga depan
Kendaraan berpengatur udara /AC dengan pengendali di ruang pengemudi.
Ruang kerja cukup luas dan atap tinggi sehingga petugas dapat berdiri untuk melakukan tindakan dan
gantungan infus tinggi sehingga cairan infus dapat menetes dengan lancar. Meja kerja yang dapat dilipat
d. Tempat duduk petugas di ruang periksa yang dapat diatur/ dilipat
Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan penderita
Tempat tidur atau tandu dapat dilipat sekurangnya untuk satu pasien.
e. Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita Generator 220/240 Volt AC dengan peralatannya, dan
alih tegangan arus Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot yang dapat digerakan
Lemari obat dan peralatan
f. Kapasitas penyimpanan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi , Peralatan rescue
g. Peta wilayah setempat Jabotabek , Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku Lemari es/
freezer, atau kotak pendingin.

Sarana Medis :
a. Tabung oksigen dengan peralatan., Peralatan medis PPGD
b. Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi
c. Suction pump manual dan listrik 12 V DC
d. Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya Sarung tangan disposable Sepatu boot

Petugas :
a. 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan berkomunikasi
b. Perawat berkemampuan PPGD dengan jumlah sesuai kebutuhan
c. Paramedis lain sesuai kebutuhan
d. Dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS

Tata tertib berkendaraan :


a. Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu
rotator boleh dihidupkan.
b. Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
c. Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
d. Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita. Petugas memakai seragam ambulans dengan
identitas yang jelas.

5. Ambulan Gawat Darurat Medik Sepeda Motor


Tujuan Penggunaan :
Pertolongan Penderita Gawat Darurat pra Rumah Sakit, sebagai kendaraan pendahulu.

Persyaratan Teknis Kendaraan :


a. Kendaraan roda dua, bahan bakar minyak/ bensin , Silinder 100 cc atau lebih
Warna kendaraan : kuning muda hijau , Tempat duduk dua orang Sirine satu atau dua nada , Lampu
rotator warna biru Radio komunikasi atau radio genggam ,Helmet, jaket dengan identitas dibuat dari
bahan pemancar cahaya
b. Tanda pengenal tertulis gawat darurat/ Emergency dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular
tongkat.

Medis :
a. Tabung oksigen dengan peralatan.
b. Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan anak/ bayi.
c. Alat pertolongan luka (terlampir)
d. Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
e. Sarung tangan disposable
f. Sepatu boot

Petugas :
a. 2 (dua) orang perawat berkemampuan PPGD dan yang mempunyai SIM C sebagai pengemudi.

Tata tertib berkendara :


a. Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu
rotator boleh dihidupkan Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
b. Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.
c. Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita.
d. Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang jelas.

6. Kereta Jenasah
Tujuan Penggunaan :
Merupakan kendaraan yang digunakan khusus untuk mengangkut jenazah

Tekhnis Persyaratan Kendaraan :


a. Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
Warna kendaraan : hitam, di kanan-kiri bertulis : Kereta Jenazah
Dilengkapi sabuk pengaman bagi penumpang
b. Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
Lampu ruangan secukupnya, dan lampu sorot yang dapat digerakan
Sirine satu atau dua nada , Lampu rotator warna merah dan biru
Dapat mengangkut sekurangnya satu peti jenazah, dan ada sabuk pengaman peti jenazah.
c. Ruang jenazah terpisah dari ruang kemudi. Tempat duduk/ duduk lipat bagi sekurang-kurangnya 4
(empat) orang di samping jenazah.
d. Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan air limbah
Tanda pengenal kereta jenazah dari bahan pemantul sinar
Gantungan karangan bunga di depan, samping kiri dan kanan.
Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku

Petugas :
a. 1 (satu) pengemudi yang dapat berkomunikasi
b. 1 (satu) pengawal jenazah atau lebih

Tata tertib berkendaraan :


a. Sirine hanya digunakan saat bergerak dalam iringan jenazah dan mematuhi peraturan lalau lintas
tentang konvoi
b. Bila tidak dalam iringan hanya boleh menghidupkan rotator.
Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
c. Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80 km di jalan bebas hambatan.

DAFTAR PUSTAKA :
1. Buku Seri PPGD GELS Departemen Kesehatan RI tahun 2004 http://indofirstaid.com/ppgd/isi.php?
subaction=showfull&id=1073569635&archive=&start_from=&ucat=1& -
2. dokumen.tips Documents
3. akreditasi.web.id/2012/?p=2704

Anda mungkin juga menyukai