Anda di halaman 1dari 5

STANDAR OPERASIONAL TRANSPORTASI PASIEN

DENGAN AMBULAN

RS Dharma Husada No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


Probolinggo 01.01.19 0/0 1/5
Prosedur Tetap Tanggal terbit : Ditetapkan,
14 oktober 2019 Direktur

Dr. Rosid Achmad, SpPK


Pengertian 1. Transportasi adalah pemindahan pasien dari tempat yang satu
ke tempat yang lain, dari ruang yang satu ke ruang yang lain,
dari RS ke RS rujukan
2. Alat transportasi adalah kendaraan yang dipergunakan untuk
mengangkut pasien dari RS ke tempat tujuan lain atau
sebaliknya. Misalnya:
a. Kendaraan milik pribadi
b. Kendaraan umum
c. Ambulance RS
3. Kontrak kerjasama adalah perjanjian penggunaan kendaraan
ambulance milik pihak lain yang dipergunakan untuk
pengangkutan pasien RS, dengan syarat dan ketentuan yang
dibuat oleh RS.

Tujuan Memberikan acuan bagi pelaksana RS dalam memindahkan


pasien dari RS ke tempat lain yang dikehendaki oleh pasien
dan keluarganya.

Kebijakan 1. Pengelolaan pelayanan ambulance menjadi tanggung jawab


Kepala Instalasi Gawat Darurat
2. Pelayanan ambulance yang diselenggarakan berdasarkan
kontrak sama kerjasama dengan pihak ketiga.
3. Selama transportasi, pasien wajib dilakukan monitoring atas
kondisi klinis pasien dan dicatat dalam berkas rekam medis
pasien

Prosedur
A. TATA LAKSANA PERMINTAAN TRANSPORTASI
AMBULANCE
1. Permintaan transportasi pasien dengan ambulance dilakukan
dengan mengisi Form Permintaan Ambulance dan diserahkan
ke perawat Instalasi Gawat Darurat
2. Form permintaan dilengkapi dengan identitas lengkap pasien,
diagnosis, tempat tujuan, dan informasi mengenai kondisi
khusus yang perlu dimonitor dan diwaspadai.
3. Perawat pendamping pasien yang akan menggunakan
ambulan menyerahkan form permintaan ambulan kepada igd
untuk ditanda tangani dan petugas igd menghubungi driver
untuk permintaan dan persiapan ambulan.

B. TATA LAKSANA SKRINING KEBUTUHAN PASIEN


UNTUK TRANSPORTASI
1. Sesuai dengan skrining, asesmen dan instruksi medis dokter,
maka perawat akan mempersiapkan segala keperluan pasien
selama transportasi.
2. Risiko atas kondisi klinis pasien misalnya adanya dugaan
fraktur tulang leher, maka perawat akan mempersiapkan
collar brace.
3. Perawat atau dokter perlu memastikan hal-hal berikut
sebelum pasien dimasukkan ke dalam ambulance:
a. Jalan napas, pernapasan dan sirkulasi
b. Periksa tanda-tanda vital
c. Periksa perlengkapan medis dan obat-obatan di dalam
ambulance

A. TATALAKSANA PEMINDAHAN PASIEN KE BRANKAR


AMBULANCE
1. Pasien dari ranjang pasien dipindahkan dengan menggunakan
alas papan keras dan atau kain sprei
2. Pasien diposisikan miring ke salah satu sisi, selanjutnya papan
atau kain sprei diletakkan di bawah tubuh pasien; kemudian
pasien diarahkan ke posisi sebaliknya.
3. Brankar ambulance didekatkan ke ranjang pasien, roda
brankar dikunci
4. Pasien dipindahkan dengan menarik kain sprei atau papan
tersebut ke arah brankar ambulance

B. TATA LAKSANA PENGOPERASIAN KENDARAAN


AMBULANS
1. Driver harus mengetahui kondisi klinis pasien untuk
menyesuaikan laju dan goncangan maksimal yang dapat
ditoleransi oleh pasien
2. Saat ambulance mengangkut pasien atau saat penjemputan
pasien dengan kegawatdaruratan:
a. Kecepatan maksimal 60 km/jam
b. Lampu merah (rotator) dinyalakan, sirene kalau perlu
dibunyikan
c. Saat melalui perempatan dapat melanggar traffic light
3. Saat ambulance kembali ke RS tanpa membawa pasien:
a. Kecepatan maksimal 40 km/jam
b. Lampu merah (rotator) dinyalakan; sirene tidak boleh
dibunyikan
c. Semua peraturan lalu lintas tidak boleh dilanggar.
4. Setelah ambulance selesai melaksanakan pengantaran pasien,
dalam perjalanan kembali ke RS kabarkan lewat radio atau
alat komunikasi lain bahwa ambulance dalam perjalanan
kembali ke RS dan bahwa Driver siap (atau tidak siap) untuk
pengantaran selanjutnya.

C. TATA LAKSANA MONITORING PASIEN SELAMA


TRANSPORTASI
1. Dokter atau perawat melakukan monitoring dan pencatatan
status fisiologis pasien selama transportasi:
a. Tanda vital (bila memungkinkan menggunakan monitor
pasien)
b. Bila pasien tidak sadar, pastikan pasien mendapatkan
suplai oksigen yang cukup dan adekuat
c. Beritahu fasilitas kesehatan tujuan mengenai kondisi
pasien selama dalam ambulance, khususnya untuk pasien
dengan kriteria berikut:
1) Henti jantung dan atau henti napas
2) Trauma mayor
3) Suspek CVA
4) Amputasi
5) Suspek infark miokard pada pasien di atas 40 tahun
6) Kejang yang sedang berlangsung atau berulang
7) Persalinan imminens
8) Luka bakar berat
2. Dicatat pada lokasi yang seragam
3. Catatan Monitoring pasien disimpan dalam berkas rekam
medis pasien

D. TATA LAKSANA PEMBERIAN INFORMASI DAN


EDUKASI KEPADA PASIEN & KELUARGA
1. Tenangkan emosi Anda terlebih dahulu
2. Mintalah keluarga pasien yang ikut bersama ambulance untuk
duduk di kabin depan
3. Sapa pasien, perkenalkan diri, sampaikan informasi bahwa
ambulance akan segera berangkat, dan tenangkan pasien
dengan mengucapkan kata-kata yang menenangkan.
4. Berikan senyuman selama perjalanan.

E. TATALAKSANA PENYAMPAIAN KELUHAN ATAS


PELAYANAN TRANSPORTASI
1. Keluhan yang disampaikan oleh pasien atau keluarga dapat
disampaikan secara lisan atau menggunakan Form
Penyampaian Keluhan Pelanggan secara tertulis
2. Mintalah keluarga pasien untuk mengisi Form Penyampaian
Keluhan Pelanggan setelah sampai di tempat tujuan, dan
pasien sudah dipindahkan ke RS tujuan atau sampai di tempat
tujuan lainnya.
3. Petugas menyampaikan permintaan maaf atas
ketidaknyamanan yang telah terjadi dan mengucapkan terima
kasih atas masukan yang telah diberikan, termasuk proses
penyampaian keluhan kepada Unit Humas yang akan segera
ditindaklanjuti.
4. Sampaikan keluhan baik lisan maupun tertulis kepada Unit
Humas.
5. Unit Humas selanjutnya menindaklanjuti keluhan yang telah
disampaikan.

F. TATALAKSANA MENGAKHIRI TRANSPORTASI SAAT


DI RS
1. Bersihkan kompartemen pasien dengan menggunakan sarung
tangan industry; darah, muntahan dan cairan tubuh pasien
lainnya yang tercecer atau mongering di lantai
2. Seka perlengkapan yang terkena percikan cairan tubuh pasien
3. Masukkan kain yang digunakan untuk membersihkan tadi ke
kantong sampah plastic warna kuning, termasuk perban dan
pembalut lainnya yang sudah terpakai maupun sudah terbuka
dari kemasannya namun belum digunakan; masukkan ke
dalam tempat penampungan sampah medis
4. Bersihkan kotoran non medis lain, seperti tanah, lumpur, air
atau debu
5. Gunakan pengharum ruangan untuk menetralkan bau yang
ada
6. Bersihkan dan lakukan prosedur disinfeksi pada barang non
disposable
7. Ganti barang-barang sekali pakai dengan cadangan
8. Periksa dan tutup aliran tabung oksigen
9. Tukarkan barang/peralatan yang melekat pada tubuh pasien;
jika memungkinkan pakai prinsip “satu untuk satu”
10. Periksa perlengkapan ambulance yang lain, laporkan bila ada
kerusakan
11. Selalu isi ulang bahan bakar hingga penuh.


Unit Terkait  Unit Rawat Jalan
 Unit Rawat Inap
 Rekam Medis
 Tempat Pendaftaran
 UGD

Anda mungkin juga menyukai