Anda di halaman 1dari 23

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum wr.wb.

Alhamdulillah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas perkenan-Nya maka
Panduan Indikator Mutu Keperawatan dan Kebidanan dapat diselesaikan. Panduan ini
disusun sebagai panduan untuk mengukur indikator mutu keperawatan dan kebidanan di RSU
PKU Muhammadiyah Kutowinangun.
Tujuan utama panduan ini agar dapat menjadi acuan bagi petugas rumah sakit dalam
mengukur indikator mutu keperawatan dan kebidanan terkait dengan pelayanan keperawatan
dan kebidanan.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim penyusun
dan semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan panduan ini, kami
menyadari bahwa panduan tidak luput dari kekurangan, namun upaya penyempurnaan akan
terus dilaksanakan dan saran dari pembaca dan pengguna panduan ini akan sangat kami
perhatikan guna penyempurnaan panduan ini.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
SK PERATURAN..................................................................................................... iii
BAB I DEFINISI ..................................................................................................... 1
BAB II RUANG LINGKUP ................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA...................................................................................... 4
BAB VII DOKUMENTASI .................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 10
LAMPIRAN ............................................................................................................ 11
1. Form Laporan Tiap shift RI
2. Form indikator mutu keperawatan
PERATURAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN
Nomor : 574/PERDIR/IV.6.AU/2019

TENTANG

PANDUAN INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN


RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN


Menimbang : a. Bahwa sebagai panduan dalam mengukur mutu pelayanan
keperawatan dan kebidanan di Rumah Sakit Umum PKU
Muhammadiyah Kutowinangun maka perlu dibuat Panduan
Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan di Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Kutowinangun;
b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada pasal (a) diatas perlu
ditetapkan Panduan Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan dan
Kebidanan di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Kutowinangun dengan Peraturan Direktur Rumah Sakit Umum
PKU Muhammadiyah Kutowinangun;

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 36 Tahun 2009


Tentang Kesehatan;
2. Undang–undang Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit;
3. Undang–undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014
Tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang–undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014
Tentang Keperawatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
147/MENKES/PER/I/2010 Tentang Perijinan Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 56
Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan RS;
7. Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah;
8. Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor :
01/PED/I.0/B/2011 tentang Amal Usaha Kesehatan
Muhammadiyah;
9. Surat Keputusan Pimpinan Cabang Muhammadiyah Kutowinangun
Nomor : 054/KEP/IV.0/2015 tanggal 02 November 2015 tentang
Pengangkatan Direktur Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah
Kutowinangun;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM PKU


MUHAMMADIYAH KUTOWINANGUN TENTANG PANDUAN
INDIKATOR MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DAN
KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH
KUTOWINANGUN.

Pertama : Memberlakukan Panduan Indikator Mutu Pelayanan Keperawatan dan


Kebidanan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Kutowinangun
sebagaimana terlampir.

Kedua : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya dan apabila di


kemudian hari terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Di tetapkan di: Kutowinangun


Pada tanggal : 28 Dzulqaidah 1440 H
31 Juli 2019

PLT Direktur,

dr. Rio Dimas Sugiarta


BAB I
DEFINISI

1. Mutu
Beberapa pengertian tentang mutu secara umum, yaitu :
a. Kesesuain dengan kebutuhan pasar atau konsumen (deming).
b. Kepuasan pelanggan sepenuhnya yaitu sesuai dengan apa yang diharapkan
konsumen atas suatu produk (Feigenbaum).
c. Pemenuhan terhadap kebutuhan/keperluan sesuai dengan apa yang
dipersyaratkan atau distandarkan (Crosby).
d. Produk yang berorientasi pada pelanggan (Martinich, 1997:563).
e. Kemampuan dari suatu produk atau pelayanan dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan pelanggan (Jay Heizer & Barry Render, 2001 : 171)
2. Indikator klinik keperawatan
Indikator klinik keperawatan adalah suatu variabel untuk mengukur dan mengevaluasi
kualitas pelayanan keperawatan dan berdampak terhadap pelayananan kesehatan.
BAB II
RUANG LINGKUP

Indikator mutu pelayanan keperawatan klinik meliputi :


1. Keselamatan pasien (Patient Safety)
a. Tingkat kejadian dekubitus
b. Tingkat kejadian kesalahan pada pemberian obat
1) Tingkat KTD dalam pemberian obat
2) Tingkat KNC dalam pemberian obat
c. Tingkat kejadian pasien jatuh
2. Keterbatasan perawatan diri
a. Tingkat tidak terpenuhinya kebutuhan mandi, berpakaian, toileting yang
disebabkan oleh keterbatasan perawatan diri.
3. Kepuasan pasien
a. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan.
4. Kecemasan
a. Tingkat kejadian cemas
5. Kenyamanan
a. Tingkat tatalaksana pasien nyeri
b. Tingkat kenyamanan nyeri
6. Pengetahuan
a. Tingkat pengetahuan tentang perawatan penyakitnya.
b. Perencanaan pasien pulang
BAB III
TATA LAKSANA

Karakteristik dari suatu indikator adalah :


1. Sahih (Valid)
2. Dapat dipercaya (Reliable)
3. Peka (Sensitive)
4. Spesifik (Specivic)
5. Behubungan (Relevan)
Jenis –jenis indikator :
1. Keselamatan pasien (Patient Safety)
Pasien aman dari kejadian jatuh, dekubitus, kesalahan pemberian obat dan cidera
akibat restrain.
a. Tingkat kejadian dekubitus
Pasien yang berisiko terjadi dekubitus adalah pasien baru setelah dilakukan
pengkajian memiliki satu atau lebih faktor resiko.
Factor risiko terjadi dekubitus adalah :
1) Usia lanjut.
2) Ketidakmampuan bergerak pada bagian tertentu dari tubuh tanpa
bantuan, seperti pada cidera medula spenalis atau cidera kepala atau
mengalami penyakit neuromuskular.
3) Malnutrisi / status gizi.
4) Berbaring lama, mengalami penekanan disalah satu/ lebih area tubuh
lebih dari 2 jam di TT / penggunaan kursi roda.
5) Mengalami kondisi kronik seperti DM, Penyakit vaskuler.
6) Inkontinen urine dan feses, yang dapat menyebabkan iritasi kulit
akibat kulit yang lembab.
Lokasi presure ulcer yang sering terjadi :
1) Belakang kepala
2) Sikut
3) Sacrum dan Coccyx
4) Tumid
5) Trochanter
b. Tingkat kejadian kesalahan pada pemberian obat
Kejadian salah pemberian obat meliputi :
1) Salah pasien
Dikarenakan salah nama dan tidak sesuai identitas pada medical
record.
2) Salah waktu
a) Terlambat pemberian obat (30 menit setelah jadual)
b) Pemberian obat yang terlalu cepat (30 menit sesudah jadual)
c) Obat stop tetap dilanjutkan
3) Salah cara pemberian/route
adalah salah cara memberikan obat (Oral, Intravena, Intra musculer,
Subcutan, Supositoria, Drip). Misal: Pemberian Intramuskuler
diberikan secara Intravena, dll.
4) Salah dosis
Dosis berlebih : adalah jika obat diberikan melebihi dosis obat yang
diresepkan dokter. Dosis Kurang adalah jika dosis obat yang diberikan
kurang dari dosis yang diresepkan dokter.
5) Salah obat
adalah obat yang diberikan kepada pasien tidak sesuai dengan yang
diresepkan oleh dokter.
6) Salah dokumentasi
adalah dokumentasi yang dilakukan tidak sesuai dengan pelaksanaan.
7) Salah informasi
Adalah informasi obat (efek dan kegunaan) yang disampaikan ke
pasien tidak tepat.
c. Tingkat kejadian pasien jatuh
Pasien berisiko jatuh diketagorikan pasien mempunyai sau atau lebih faktor
berisiko jatuh pada saat pengkajian :
1) Faktor risiko intrinsik
a) Karakteristik pasien dan fungsi fisik umum
b) Diagnosis/perubahan fisik
c) Medikasi dan interaksi obat
d) Kondisi mental/gangguan alkohol
2) Faktor extrinsik
a) Tingkat pencahayaan
b) Permukaan lantai
c) Furniture
d) Ketinggian TT, kunci TT
e) Call bell
f) Penggunaan alat bantu
g) Lama dirawat
d. Tingkat kejadian cidera akibat restrain
Perhatian pada restrain:
1) Sirkulasi ekstremitas adekuat tidak
2) Ada tau tidak gangguan ekstremitas
3) Keluarga mengerti tentang perlunya restrain
4) Jangan posisikan supine posision
5) Cek posisi restrain
6) Jangan dipasang pada ekstremitas yang tidak bisa bergerak.

2. Keterbatasan perawatan diri


Kebersihan dan perawatan diri merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus
terpenuhi agar tidak timbul masalah lain sebagai akibat dari tidak terpenuhinya
kebutuhan kebersihan dan perawatan diri, misalnya penyakit kulit, rasa tidak nyaman,
infeksi saluran kemih, dll.
Keterbatasan diri dibagi menjadi keterbatasan sebagian dan total, sehingga
menyebabkan tingkat ketergantungan sebagian dan total pada asuhan keperawatan.
Sub Indikator terpenuhinya perawatan diri adalah
a. Mandi : kulit, gigi, mata, rambut, tidak bau badan, perineum bersih.
b. Berpakaian dan berhias : Baju bersih dan kering, rambut rapih, wajah segar
c. Toileting: berkemih (b.a.k) dan defekasi (b.a.b) pola normal.
3. Kepuasan pasien
Tingginya tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan tercapai bila
terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap pelayanan keperawatan yang
diharapkan.
Elemen indikator terdiri dari:
a. Kelengkapan dan ketepatan informasi
b. Penurunan kecemasan
c. Perawat trampil profesional
d. Pasien merasa nyaman
e. Terhindar dari bahaya
f. Perawat ramah dan empati
Kriteria pasien yang dilakukan survey adalah setiap pasien baru yang telah dirawat :
a. Selama 3 hari
b. Tidak pulang paksa
c. Pulang hidup
4. Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman seakan-akan terjadi
sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. Cemas yang masih ada setelah intervensi
menurunkan kecemasan, yang diukur menjadi indikator klinik.
5. Kenyamanan
Rasa nyaman (Comfort) adalah bebas dari rasa nyeri atau nyeri terkontrol.
6. Pengetahuan
a. Tingkat pengetahuan tentang penyakitnya
b. Perencanaan pasien pulang (Discharge Planning)
Discharge Planning adalah suatu proses yang dipakai sebagai pengambilan
keputusan dalam hal memenuhi kebutuhan pasien untuk kesempurnaan
kepindahan pasien dari satu tempat perawatan ke tempat lainnya. Dalam
perencanaan pemulangan, pasien dapat dipindahkan ke rumahnya sendiri atau
keluarga, fasilitas rehabilitasi, nursing home, hospice, hospice, homecare atau
tempat-tempat lain di luar rumah sakit.
BAB IV
DOKUMENTASI

Pengumpulan data dilakukan setiap hari oleh perawat/bidan penanggung jawab shift
tersebut (Koordinator Shift/kepala tim). Pelaporan dilakukan setiap bulan oleh Asisten
Manajer Ruangan ke Manajer Keperawatan. Manajer Keperawatan melaporkan setiap bulan
ke Komite PMKP dan setiap 3 bulan ke Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang diteruskan
ke Direktur.
DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan, 2008, Pedoman Indikator Mutu Pelayanan


Keperawatan Klinik di Sarana Kesehatan, Jakartan.
2. Salemba Medika, 2011, Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 3, Jakarta.
3. http://dokumen.tips/documents/indikator-mutu-pelayanan-keperawatan-
klinikdocx.html
LAMPIRAN
PROFIL INDIKATOR KLINIK MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN

A. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


1. Tingkat kejadian dekubitus
Topik Indikator Tingkat Kejadian Dekubitus
Rasional Dekubitus adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan gangguan integritas kulit. Terjadi
akibat tekanan, gesekan dan atau kombinasi di daerah
kulit dan jaringan di bawahnya.
Formula ∑ kejadian dekubitus x 100 %
∑ pasien berisiko terjadi dekubitus

Definisi Operasional Jumlah kejadian dekubitus adalah yang merupakan


jumlah kejadian baru dekubitus yang terjadi selama
periode waktu tertentu.
Numerator Jumlah kejadian baru dekubitus selama dalam
perawatan (insiden)
Denumerator Jumlah pasien berisiko terjadi dekubitus, yaitu jumlah
pasien yang mempuyai risiko terjadi dekubitus selama
periode waktu tertentu.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

2. Tingkat Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh Perawat/bidan


Topik Tingkat Kejadian Kesalahan pada Pemberian Obat oleh
Indikator Perawat/bidan
Rasional Kejadian kesalahan yang terjadi dalam pengobatan pasien.
Kejadian kesalahan pengobatan pasien yang dirawat inap dapat
mengakibatkan keadaan fatal atau kematian. Kejadian nyaris
cidera (KNC) pada pasien (Near Miss), kejadian ini sebagai
tanda bahwa adanya kekurangan dalam sistem pengobatan
pasien dan mengakibatkan kegagalan dalam keamanan pasien.
Formula Angka KTD dalam pemberian obat :
∑ pasien yang terkena KTD dlm pemberian obat x 100 %
∑ pasien pada hari tersebut
Angka KNC dalam pemberian obat :
Jumlah pasien yang terkena KNC dlm pemberian obat x 100 %
Jumlah pasien pada bulan tersebut

Definisi Kejadian tidak diharapkan (KTD) atau adverse event adalah


Operasional suatu kejadian salah pemberian obat yang mengakibatkan
cidera yang tidak diharapkan, karena suatu tindakan atau karena
tidak bertindak.
Kejadian nyaris cidera (Near Miss) adalah Suatu Insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak menyebabkan
cedera pada pasien.
Numerator Jumlah pasien yang mengalami KTD atau KNC yang terjadi
dalam 1 hari
Denumerator Jumlah pasien dalam sehari.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

3. Tingkat Kejadian Pasien Jatuh


Topik Indikator Identifikasi Pasien Jatuh
Rasional Kejadian yang tidak diharapkan yang berhubungan
dengan pasien jatuh meliputi : patah tulang, injuri
jaringan lunak, dan ketakutan jatuh kembali. Intervensi
yang didasarkan pada pengkajian proactive, antisipasi
kebutuhan pasien, dan partisipasi dari tim multidisiplin
dalam pencegahan pasien jatuh adalah kritis.
Formula ∑ pasien jatuh x 100 %
∑ pasien yang berisiko jatuh

Definisi Operasional Pasien jatuh adalah jatuhnya pasien di unit perawatan


pada saat istirahat maupun saat pasien terjaga yang
disebabkan oleh serangan stroke, epilepsy, seizure,
bahaya karena terlalu banyak aktifitas.
Angka kejadian pasien jatuh adalah presentasi jumlah
insiden pasien jatuh yang terjadi di unit perawatan pada
periode waktu tertentu setiap bulan.
Numerator Jumlah pasien jatuh yang dirawat di unit perawatan
selama waktu tertentu setiap bulan.
Denumerator Jumlah pasien yang berisiko jatuh (faktor intrinsik dan
ekstrinsik) yang dirawat di unit perawatan selama periode
waktu tertentu setiap bulan.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

4. Tingkat Kejadian Cidera Akibat Restrain


Topik Indikator Tingkat Kejadian Cidera Akibat Restrain
Rasional Pasien yang dipasang restrain sangat berpotensi terjadi
cidera, bisa beruoa lecet pada kulit, terjatuh atau
aspirasi.
Formula ∑ pasien dengan cidera akibat restrain x 100 %
∑ pasien yang dipasang restrain

Definisi Operasional Cidera akibat restrain adalah cidera berupa lecet pada
kulit, terjatuh atau aspirasi yang diakibatkan oleh
pemasangan restrain.
Pengecualiannya adalah semua pasien yang sudah
cidera sebelum dilakukan pemasangan restrain, seperti
lecet atau luka.
Numerator Jumlah pasien yang cidera saat dipasang restrain .
Denumerator Jumlah pasien yang terpasang restrain pada periode
waktu tertentu.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

B. KETERBATASAN PERAWATAN DIRI


a. Tingkat Tidak Terpenuhinya kebutuhan mandi, berpakaian, toileting
(eliminasi) yang disebabkan oleh keterbatasan perawatan diri.
Topik Tingkat Tidak Terpenuhinya kebutuhan mandi, berpakaian,
Indikator toileting (eliminasi) yang disebabkan oleh keterbatasan
perawatan diri.
Rasional Mandi, berpakaian, dan toileting (eliminasi) merupakan
kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi agar tidak
timbul masalah-masalah lain sebagai akibat dari tidak
terpenuhinya kebutuhan kebersihan dan perawatan diri,
misalnya penyakit kulit, rasa tidak nyaman, infeksi saluran
kemih, dll.
Pasien yang dirawat karena penyakitnya dapat mengalami
keterbatasan perawatan diri. Keterbatasan perawatan diri
tergantung tingkat ketergantungan diri klien pada asuhan
keperawatan sebagian-total.
Formula ∑ pasien yg tdk trpenuhi kebutuhan diri x 100 %
∑ pasien dirawat dg tk.ketergantungan sebagian&total

Definisi Tingkat tidak terpenuhinya kebutuhan pasien terhadap


Operasional kebutuhan diri untuk mandi, berpakaian, dan toileting
(eliminasi).
Numerator Jumlah pasien tidak terpenuhi kebutuhan diri pada bulan
pengukuran .
Denumerator Jumah pasien dirawat dengan tingkat ketergantungan
sebagian & total.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

C. KEPUASAN PASIEN
a. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan
Topik Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan
Indikator keperawatan.
Rasional Pelayanan keperawatan sebagai pemberi jasa pelayanan
kesehatan sehingga kepuasan merupakan tujuan utama dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas. Kepuasan
merupakan bagian yang penting dan hal tersebut akan
terwujud bila ada komitmen persistensi dan determinasi
mulai dari top manajer perawatan dan staf.
Formula ∑ pasien yg menyatakan puas thd yankep x 100 %
∑ pasien yang dilakukan survey pada periode tertentu

Definisi Kepuasan pasien adalah :


Operasional  Terpenuhinya kebutuhan pasien/keluarga terhadap
pelayanan keperawatan yang diharapkan.
 Persentase kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan.

Elemen indikator adalah kriteria yang memperlihatkan


tingkat kepuasan pasien, yaitu :
 Kelengkapan dan ketepatan informasi.
 Penurunan kecemasan.
 Perawat terampil dan profesional.
 Pasien merasa nyaman.
 Terhindar dari bahaya.
 Perawat ramah dan empati
Numerator Jumlah pasien pulang yang menyatakan puas terhadap
pelayanan keperawatan yang diberikan.
Denumerator Jumah pasien pasien yang dilakuka survey pada periode
tertentu.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

D. KENYAMANAN
1. Tingkat tatalaksana pasien nyeri
Topik Tatalaksana Pasien Nyeri
Indikator
Rasional  Tatalaksana nyeri adalah merupakan inti dari pelayanan
keperawatan. Buruknya pelayanan keperawatan dalam
penatalaksanaan nyeri adalah merupakan indikator
buruknya kualitas pelayanan.
 Penatalaksanaan nyeri ditujukan untuk mempertahankan
kenyamanan dan memperbaiki kualitas kehidupan pasien.
Tujuan  Paling sedikit 90 % askep yang terdokumentasi akan
mencakup skala nyeri yang dialami pasien seperti yang
didefinisikan dalam standar nyeri.
 Paling sedikit 90 % tindakan yang dilakukan
perawat/bidan adalah respon terhadap nyeri yang
dikemukakan oleh pasien untuk mencapai kriteria
nyaman/nyeri terkontrol.
Formula Tingkat pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam
askep :
∑ total pasien nyeri yg terdokumentasi x 100 %
∑ total pasien perperiode waktu tertentu
Persentase tatalaksana pasien nyeri :
∑ total tindakan prwt/bidan sbg respon nyeri x 100 %
∑ total ps terdok. nyeri skala ≥4 perperiode waktu tertentu
Definisi  Tindakan perawat adalah sebagai tindakan keperawatan
Operasional yang dilakukan oleh perawat/bidan untuk merepon nyeri
sesuai ambang skala yang ditetapkan dan sesuai denga
rencana perawatan yang dibuat, termasuk kunjungan
yang dilakukan oleh tenaga kesehatan lain.
 Nyeri adalah sensasi atau perasaan tidak nyaman yang
bersifat subyektif yang diutarakan/digambarkan oleh
pasien dan perlu ditangani/dilakukan tatalaksana nyeri.
 Untuk tujuan indikator ini, yang dimaksud dengan
tindakan adalah berbagai tindakan yang dilakukan
sebagai respon terhadap ambang nyeri pada skala nyeri 4
atau lebih tidak termasuk follow-up pengkajian karena
termasuk pada kewajiban.
Numerator Jumlah total tindakan perawat sebagai respon nyeri.
Denumerator Jumah total pasien terdokumentasi nyeri pada skala ≥4
perperiode tertentu.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

2. Tingkat kenyamanan pasien


Topik Pasien merasa nyaman: Pasien dengan rasa nyeri terkontrol
Indikator
Rasional Nyeri mengakibatkan ketidaknyamanan pasien. Pasien akan
puas dengan mempertahankan tingkat kenyamanan (nyeri
terkontrol) pada skala nyeri kurang dari 4 pada skala 0-10,
dengan, dengan mengidentifikasikan 0 sebagai skala nyeri
terendah (tidak nyeri).
Formula ∑ pasien dengan nyeri terkontrol x 100 %
∑ pasien yang terdok. nyeri per periode waktu tertentu

Definisi  Nyeri adalah suatu kondisi yang lebih dari sekadar sensasi
Operasional tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu, bersifat
subjektif dan sangat individual.
 Pasien dengan nyeri terkontrol adalah pasien yang
menunjukkan skala nyeri dibawah 4 sampai dengan 0 pada
skala 0-10 atau dengan gold standard : pasien menyatakan
tidak merasakan nyeri, tidak ada ketakutan, kecemasan dan
depresi setelah diberikan tindakan keperawatan selama
periode waktu tertentu.
Numerator Jumlah pasien dengan nyeri terkontrol.
Denumerator Jumlah pasien yang terdokumentasi nyeri per periode waktu
tertentu.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

E. KECEMASAN
1. Tingkat kejadian cemas
Topik Identifikasi kecemasan pasien
Indikator
Rasional Kejadian cemas dapat mempengaruhi status kesehatan pasien
karena dapat menyebabkan ketidaknyamanan, bertambahnya
hari rawat dan pasien dapat mencederai diri, orang lain dan
lingkungan.
Formula Angka kenyamanan pasien =
∑ pasien cemas x 100 %
∑ pasien yang dirawat

Definisi  Cemas adalah perasaan was-was, kuatir atau tidak nyaman


Operasional seakan-akan terjadi suatu yang dirasakan sebagai ancaman.
 Angka Kejadian Pasien Cemas adalah presentasi jumlah
prevalensi pasien cemas (dari rata-rata identifikasi aspek:
materi pendidikan/penyuluhan kepada pasien yang
diberikan diulang/review oleh pasien, materi
pendidikan/penyuluhan direview kembali oleh perawat dan
dilakukan tanya jawab, informasi yang cukup diberikan
untuk mengurangi cemas) yang dirawat di sarana
kesehatan selama periode waktu tertentu setiap bulan.
Numerator Jumlah pasien cemas adalah total/jumlah pasien cemas
bedasarkan hasil identifikasi pasien cemas (dari rata-rata
identifikasi aspek : materi pendidikan/ penyuluhan kepada
pasien yang diberikan diulang/review oleh pasien, materi
pendidikan/ penyuluhan direview kembali oleh perawat dan
dilakukan tanya jawab, informasi yang cukup diberikan
untuk mengurangi cemas) yang dirawat disarana kesehatan
selama waktu tertentu setiap bulan
Denumerator Jumlah pasien yang dirawat adalah total/ jumlah pasien
dirawat di sarana kesehatan selama periode waktu tertentu
setiap bulan.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

F. PENGETAHUAN
1. Tingkat pengetahuan tentang perawatan penyakitnya
Topik Pengetahuan tentang perawatan penyakitnya
Indikator
Rasional Indikator ini menunjukkan kemungkinan masalah dalam
memberikan informasi pengetahuan kepada pasien di ruang
perawatan. Informasi yang diterima oleh pasien berhubungan
dengan kondisi dan perawatan yang diterimanya.
Formula Angka kenyamanan pasien =
∑ pasien yang kurang pengetahuan x 100 %
∑ pasien yang dirawat pada periode tertentu

Definisi Pengetahuan adalah kemampuan pasien mengetahui


Operasional informasi tentang perawatan penyakitnya
Numerator Jumlah pasien yang kurang pengetahuan adalah jumlah
pasien yang setelah dikaji menunjukkan bahwa
pasien/keluarga kurang pengetahuan tentang penyakitnya
dan perawatannya.
Denumerator Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu adalah
jumlah pasien yang dirawat di ruang tertentu dan dihitung
pada periode tertentu.
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

2. Perencanaan pasien pulang


Topik Perencanaan pemulangan pasien (Discharge Planning)
Indikator
Rasional Waktu rawat pasien di ruang emergency menjadi lebih
pendek berkaitan dengan pembiayaan, meskipun demikian
pasien tetap membutuhkan perawatan bila pulang kerumah.
Dischard planning merupakan proses antisipasi dan
perencanaan kebutuhan pasien setelah pulang atau bila
dirujuk ke sarana kesehatan lain. Perencanaan pemulangan
dimulai sejak pasien masuk, bahkan dapat dilakukan
sebelumnya, sebagai contoh untuk pasien yang akan
dilakukan operasi, dokter telah memberikan penjelasan
berapa lama pasien akan dirawat
Formula Angka kenyamanan pasien =
∑ ps yg tdk dibuat discharge planning pd periode ttt x 100 %
∑ pasien yang dirawat pada periode tertentu

Definisi Discharge Planning adalah suatu proses yang dipakai


Operasional sebagai pengambilan keputusan dalam hal memenuhi
kebutuhan pasien untuk kesempurnaan kepindahan pasien
dari satu tempat perawatan ke tempat lainnya.
Numerator Jumlah pasien yang tidak dibuat discharge planning pada
periode tertentu adalah jumlah pasien yang dirawat pada
periode tertentu tidak dibuatkan discharge planning.
Denumerator Jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu adalah
jumlah pasien yang dirawat pada periode tertentu
Frekuensi  Pengumpulan data dilakukan setiap hari.
 Pelaporan dilakukan setiap bulan

Anda mungkin juga menyukai