Anda di halaman 1dari 17

Journal Reading

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit.


Anesthesiology
2019

Fluid Therapy For Septic Shock Resuscitation:


Which Fluid Should Be Used?

Jens Martensson
VICKLEN SENTIASA PESIWARISSA
2018-84-081

PEMBIMBING:

dr. Ony W. Angkejaya, Sp.An., M.Kes


dr. Fahmi Maruapey, Sp.An

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA BAGIAN ILMU ANESTESI DAN REANIMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2
2019
Jens Martensson
3
PENDAHULUAN

About Fluid
• Diketahui bahwa 45-80% dari
tubuh kita berupa cairan.
• Cairan tubuh berada dalam dua

Jens Martensson
kompartment utama yaitu CIS
(40%/BB) yang dominan K+ &
protein serta CES (20%/BB)
yang dominan Na+ & Cl-,
HCO3-.

4
PENDAHULUAN

About Shock
• Sindrom klinis akibat kegagalan
Tanda dan gejala klinik syok.
sistem sirkulasi dengan akibat
Sistem Neurologi Perubahan status mental hingga penurunan
ketidakcukupan pasokan kesadaran
oksigen dan substrat metabolik
Sistem Hipotensi, takikardia
lain menuju jaringan serta

Jens Martensson
Kardiovaskular
kegagalan pembuangan sisa Sistem Respirasi Takipneu
metabolisme. Sistem Urologi Oligouri
• Berdasarkan komponen sistem Kulit Akral dingin, sianosis
sirkulasi, terdapat 3 jenis syok Lainnya Demam (syok septik), asidosis laktat
yaitu: syok hipovolemik,
kardiogenik, dan distributif
(septik, anafilaktik, neurogenik).

5
SYOK SEPTIK

• Syok septik didefinisikan sebagai


sindrom respons inflamasi sistemik, yang

Jens Martensson
dipicu oleh infeksi.
• Tanda syok septik adalah hipotensi
(MAP <65 mmHg), vasodilatasi, dengan
berbagai tingkat hipovolemia.

6
Jenis cairan
• Cairan resusitasi dapat dibagi menjadi dua
kategori besar: kristaloid dan koloid
(Tabel 1 dan 2).(9)

Jens Martensson
7
KRISTALOID

1. Isotonik (RL dan NS 0,9%)


2. Hipertonik (NS 3%)

Jens Martensson
8
KRISTALOID

• Jenis cairan ini telah direkomendasi


sebagai pilihan utama untuk resusitasi
pasien syok septik.
• Kristaloid sendiri mengandung air, ion-
ion inorganik dan molekul-molekul
organik. Kristaloid disusun dari glukosa

Jens Martensson
atau solusio NaCl dan bersifat isotonik
dan hipertonik. Beberapa dari jenis
cairan ini dapat mengandung, seperti K+
atau Ca2+.
• NS 0,9% adalah sebuah solusio isotonik,
dengan osmolalitas mendekati plasma.
• NS kemudian disebut juga solusio non-
balanced. Yang dapat dijelaskan dengan
pendekatan SID.
9
KOLOID

1. Hipoonkotik (Gelatin, Albumin 4% dan


5%)
2. Hiperonkotik (Dextran, HES, Albumin
20% dan 25%)

Jens Martensson
10
KOLOID

• Didefinisikan sebagai substansi non-


kristaloid homogen yang mengandung
molekul-molekul besar atau partikel
ultramikroskop dari sebuah substansi
yang diurai menjadi molekul substansi
dengan berat molekul yang besar.

Jens Martensson
• Cairan ini memiliki durasi yang relatif
lebih panjang dan kapasitas dari ekspansi
intravaskular yang juga tinggi.
• Koloid tidak dapat melewati membran
vaskular semipermeabel karena berat
molekulnya.
• Ada dua macam:Alami dan semisintetis.

11
Mengapa cairan
diberikan?
• Pemberian cairan diperlukan untuk
meningkatkan volume intravaskular dan
merupakan intervensi yang penting dan
paling sering digunakan pada syok.
• Cairan harus diberikan berdasarkan dua

Jens Martensson
asumsi: adanya gangguan perfusi jaringan
(hipoksia stagnan) yang membutuhkan
augmentasi aliran darah dan dengan
adanya respons cairan (fluid
responsiveness), yaitu ketika diberikan
cairan akan meningkatkan CO (C. Output).
• Mediator inflamasi menyebabkan
vasokonstriksi.
• Penggantian cairan yang memadai sangat
penting untuk menjaga tekanan perfusi
• Tatalaksana cepat  perbaikan signifikan 12
Jens Martensson
13
Jens Martensson
14
Comparison
Compare A Compare B
• Lorem ipsum Nulla a erat eget nunc • Lorem ipsum Nulla a erat eget nunc
hendrerit ultrices eu nec nulla. Donec hendrerit ultrices eu nec nulla. Donec

Jens Martensson
viverra leo aliquet, auctor quam id, convallis viverra leo aliquet, auctor quam id, convallis
orci. orci.
• Sed in molestie est. Cras ornare turpis at ligula • Sed in molestie est. Cras ornare turpis at ligula
posuere, sit amet accumsan neque lobortis. posuere, sit amet accumsan neque lobortis.
• Maecenas mattis risus ligula, sed ullamcorper • Maecenas mattis risus ligula, sed ullamcorper
nunc efficitur sed. nunc efficitur sed.

15
Kesimpulan
• Kristaloid dan koloid berfungsi mempertahankan volume intravaskular.
• Pada kondisi syok septik, toksin yang dikeluarkan antigen mengakibatkan vasodilatasi arteri.
• Cairan koloid bertahan lebih lama di intravaskular. Sehingga, penggunaan koloid dapat
menunjukkan perbaikan lebih cepat dengan volume pemberian yang sedikit. Tapi dengan akibat lain
seperti reaksi alergi dan masalah faktor pembekuan darah.

Jens Martensson
• Penggunaan kristaloid dalam jumlah banyak dapat meningkatkan tekanan hidrostatik. Cairan
banyak ke interstisial sehingga dapat mengakibatkan komplikasi lain karena akumulasi cairan dan
beberapa akibat lain, sehingga penggunaannya dibatasi maksimal 3 liter dalam 6 jam pertama
• Tidak ada penelitian lebih lanjut mengenai jenis cairan apa yang harus digunakan sebagai terapi lini
pertama untuk pasien syok septik.
• Namun pemberiannya masih menjadi pilihan utama. Albumin hipoonkotik dapat digunakan sebagai
alternatif lanjut bagi pasien yang membutuhkan jumlah cairan lebih banyak selama fase resusitasi
awal.

16
Thank You

Anda mungkin juga menyukai